Anda di halaman 1dari 14

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 6 No. 1, 2022

PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI UMKM


BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (SAK – EMKM) PADA
PERUSAHAAN JENANG TEGUH RAHARJO PONOROGO
Diah Kristina Arilia1; Munari2
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur1,2
Email : kristinadiah19@gmail.com1; munariupn@gmail.com2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)proses penyusunan laporan
keuangan perusahaan jenang Teguh Raharjo, (2) kendala yang dihadapi perusahaan
jenang Teguh Raharjo dalam menyusun laporan keuangan, (3) pemahaman perusahaan
jenang Teguh Raharjo terhadap penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan SAK -
EMKM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan analisis dokumen. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa: (1)
perusahaan jenang Teguh Raharjo belum menerapkan SAK – EMKM, (2) Laporan
keuangan disusun berdasarkan pemahaman pribadi, (3) perusahaan jenang teguh raharjo
tahu bahwa laporan keuangan yang disusun belum dapat digunakan untuk melihat
perkembangan usaha secara akurat.
Kata Kunci: penerapan SAK – EMKM; laporan keuangan UMKM; UMKM
ABSTRACT
This study describes: (1) the process financial statements preparation in Jenang
Teguh Raharjo company, (2) the obstacles that occurred during the preparation of
financial statements, (3) how the company comprehended the presentation of financial
statements based on SAK – EMKM or the Standard of Financial Accoutning for Micro
Scale and Medium Enterprises (MSME). This qualitative study was performed using a
descriptive design. Data of this study were collected through observation, interviews,
and document analysis. The results showed that; (1) Teguh Raharjo company did not
implement the SAK – EMKM standard, (2) financial statement was prepared based on
personal capability, (3) the company realized that the financial statement of the
company could not accurately project the business development.
Keywords : SAK – EMKM implementation; financial statement, MSME

PENDAHULUAN
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan kegiatan pelaku
ekonomi yang menjalankan suatu usaha sesuai dengan bidang yang dikehendakinya dan
dapat didirikan oleh perorangan maupun oleh badan usaha. Ada 3 bidang usaha di
Indonesia yaitu usaha barang, jasa, dan manufaktur. Menurut Kementrian Perindustrian
dalam Norkamsiah, dkk (2016), usaha barang adalah bidang usaha yang kegiatannya
menjual produk berwujud kepada konsumen atau pembeli sehingga dari kegiatan ini

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 563


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

terjadi adanya pemindahan kepemilikan produk tersebut dari penjual ke pembeli. Usaha
jasa adalah bidang usaha dimana para pelaku usaha lebih menekankan pada pejualan
produk yang tidak berwujud. Usaha manufaktur adalah bidang usaha yang kegiatannya
mampu menciptakan suatu barang dan jasa yang bukan tergolong sebagai produk primer,
dimana dalam kegiatannya tersebut mencakup selama proses awal sampai akhir menjadi
suatu produk jadi siap dijual.
UMKM berperan penting bagi Indonesia. Selain memiliki kontribusi yang besar
bagi PDB, UMKM menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan usaha skala besar.
(Tambunan, 2009:59). Sesuai dengan data yang disajikan Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil Mikro Kecil dan Menengah UMKM memiliki peran serta terhadap
penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang tercatat mengalami peningkatan dari tahun
2016 sampai 2017 sebesar 3.844.806 atau 3,41%. Tahun 2017 UMKM juga
berkontribusi dalam PDB Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 695.352,9
atau 9,92% dibandingkan dengan tahun 2016. (www.depkop.go.id ).
Dalam menghadapi krisis ekonomi, UMKM terbukti lebih tangguh daripada
perusahaan besar. Rohmad Hadiwijoyo, Ketua Dewan Direktur CIDES (Center for
Information and Development Studies) menyebutkan tiga hal yang membuat UMKM
lebih tahan menghadapi krisis ekonomi. (1) Produk UMKM lebih merakyat dan
dibutuhkan setiap hari, (2) Lebih banyak sumber daya lokal (sumber daya manusia,
bahan baku dan alat) yang terlibat dalam UMKM, (3) UMKM cenderung menggunakan
pembiayaan yang bersumber dari pemiliknya sendiri tidak ditopang pinjaman dari bank
(Indonesia.Go.Id).
Dilansir dari laman Kompasiana (01/01/2020), BPS melaporkan secara berturut-
turut penyerapan tenaga kerja pada tahun 1997 pada perusahaan kecil, sedang dan besar
mencapai 57.50 juta (87.62%), 7.7 juta (11.75%) dan 0.393 juta (0.61%) dan pada tahun
1998 menjadi 57.34 juta (88.66%), 6.9 juta (10.78%) dan 0.464 juta (0.56%).
Peran besar UMKM dalam membantu perekonomian Indonesia memang tidak
diragukan lagi. Sebagai bentuk dukungannya, pemerintah menyediakan program
pembinaan dan pelatihan untuk pelaku UMKM (www.modalrakyat.id). Menurut
Widyastuti (2017) pelaku UMKM seringkali terkendala dalam permodalan untuk
mengembangkan usaha yang lebih maju agar mampu menjangkau pangsa pasar yang
lebih luas demi meningkatkan penjualan produk mereka serta mampu terus bertahan di

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 564


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

pangsa pasar. Salah satu upaya untuk memperoleh suntikan dana yaitu dengan
melakukan pengajuan kredit perbankan. Hingga saat ini banyak program pemerintah
yang disediakan untuk mendukung permodalan sektor UMKM.
Sumber modal yang paling umum digunakan oleh UMKM adalah Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang merupakan program pendanaan pemerintah bagi perseorangan,
badan usaha dan kelompok usaha yang belum memiliki agunan tambahan serta
memenuhi kriteria tertentu. Namun, dalam realisasinya program Kredit Usaha Rakyat
(KUR) tidak sesuai dengan yang diharapkan para pelaku UMKM. Menurut Baas dan
Schrooten (2006) dalam Widyastuti (2017), program KUR masih sulit diperoleh pelaku
UMKM karena lembaga perbankan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk penyaluran
kredit usaha sangat berhati – hati. Mereka membutuhkan informasi yang jelas terkait
kondisi UMKM khususnya mengenai informasi akuntansi yang memadai, namun
pelaku UMKM belum mampu memberikan informasi akuntansi yang diminta oleh
pihak perbankan. Hal ini seringkali menyebabkan pengajuan kredit yang dilakukan oleh
pelaku UMKM sulit mendapatkan persetujuan atau bahkan ditolak.
Informasi akuntansi selain diperlukan sebagai syarat pengajuan kredit atau
pendanaan, juga memiliki peranan penting lainnya diantaranya yaitu dapat memberikan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang strategis oleh manajemen atau
pemilik perusahaan serta untuk mengetahui dan menganalisa perkembangan usaha
secara detail. Menurut Zuhdi (2011), manajemen informasi akuntansi yang baik akan
sangat berguna bagi usaha kecil untuk menentukan harga dan membuat berbagai
keputusan.
Menurut Widyastuti (2017) pentingnya informasi akuntansi masih kurang
disadari oleh para pelaku UMKM. Pencatatan atas laporan keuangan cenderung
dilakukan secara sederhana sesuai dengan pemahaman mereka. Oleh sebab itu, hal ini
menjadikan pelaku UMKM menetapkan suatu keputusan hanya berdasarkan perkiraan
dan pemikirannya tanpa adanya bukti dasar yang kuat atas penetapan keputusan
tersebut. Seringkali mereka belum mampu menerapkan standar akuntansi keuangan
untuk menyusun laporan keuangan.
Suhairi (2004) dalam Kurniawansyah (2016) menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang tidak komprehensif mengenai Standar
Akuntansi Keuangan menjadi titik lemah UMKM. Lebih lanjut, Adnrianto (2016)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 565


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

menyimpulkan bahwa pada umumnya, pelaku UMKM di Pasar Larangan – Sidoarjo


tidak memahami fungsi informasi akuntansi dalam pengembangan usahanya. Selain itu,
pelaku UMKM juga merasa kesulitan menerapkan pencatatan akuntansi sesuai dengan
standar karena terbatasnya pengetahuan mereka mengenai akuntansi. Hasil penelitian
Sularsih dan Sobir (2019) mengungkapkan bahwa pelaku UMKM melakukan
pembukuan dan pencatatan keuangan usaha secara sederhana hal ini terkendala
kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam membuat laporan keuangan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dewan Standar Akuntansi Ikatan
Akuntansi Indonesia membuat versi sederhana Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK –ETAP) yakni Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan menengah (SAK – EMKM) pada 24 Oktober 2016.
Subjek penelitian ini yaitu perusahaan jenang Teguh Raharjo yang bergerak di
bidang industri makanan yang berlokasi di Jl. Wibisono No. 90, Krajan, Kepatihan, Kec.
Ponorogo, Kabupaten Ponorogo dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
(1)proses penyusunan laporan keuangan perusahaan jenang Teguh Raharjo, (2) kendala
yang dihadapi perusahaan jenang Teguh Raharjo dalam menyusun laporan keuangan, (3)
pemahaman perusahaan jenang Teguh Raharjo terhadap penyajian laporan keuangan
yang sesuai dengan SAK - EMKM.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Akuntansi
Dijelaskan oleh Kieso, dkk. (2016:2) akuntansi diartikan sebagai serangkaian
proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi peristiwa ekonomi. Informasi akuntasi
dibuat oleh perusahaan maupun organisasi nirlaba untuk pihak yang berkepentingan.
Setiap peristiwa ekonomi akan diklasifikasi dan dicatat dalam laporan keuangan secara
kronologis dan sistematis dalam satuan mata uang.
Hans Kartikahadi, dkk. (2016:3) menyebut akuntansi sebagai sistem informasi
keuangan yang dijalankan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak
yang berkepentingan.
Jadi, berdasarkan kedua pengertian diatas akuntansi adalah kegiatan
mengidentifikasi kemudian mencatat peristiwa yang berkaitan dengan ekonomi
perusahaan secara kronologis dengan maksud memperoleh output berupa laporan
keuangan yang bermanfaat bagi pihak yang memerlukan informasi keuangan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 566


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Pengertian Laporan Keuangan


Dijelaskan dalam PSAK No. 1 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2017:3),
laporan keuangan didefinisikan sebagai kinerja dan posisi keuangan suatu entitas yang
ditulis secara terstruktur.
Kasmir (2016:7) menambahkan bahwa laporan keuangan menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu.
Secara garis besar, laporan keuangan berisi informasi terstruktur mengenai
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu.
Definisi SAK – EMKM
SAK EMKM berlaku secara efektif mulai 1 Januari 2018 bagi entitas mikro,
kecil, dan menengah yang belum memiliki akuntabilitas yang kuat dan belum mampu
membuat laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK – ETAP). Kriteria UMKM yang dapat menggunakan SAK –
EMKM dijelaskan dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2008.
Sesuai SAK – EMKM setidaknya ada tiga komponen laporan keuangan yang
harus disertakan, meliputi: (1) posisi keuangan akhir periode, (2) laporan laba rugi
periode berjalan, (3) pencatatan laporan keuangan. SAK EMKM mempermudah pelaku
UMKM dalam menyusun laporan keuangan.
Penelitian Terdahulu
Sebuah penelitian terdahulu berjudul “Analisis Pemahaman Literasi Pelaku
UMKM atas Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah (SAK EMKM) di Kabupaten Banyumas” menunjukkan data awal terkait
penerapan SAK-EMKM dan pemahaman UMKM mengenai hal tersebut. Walaupun
lebih banyak pelaku UMK yang cukup setuju atas penerapan SAK-EMKM dalam
laporan keuangan, tetapi banyak UMKM yang tidak mengetahui adanya SAK-EMKM
(Atiek Sri Purwati, dkk., 2018).
Putu Rika Yuliaryani juga melakukan penelitian dengan topik yang sama,
berjudul “Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis SAK – EMKM dan Dampaknya
Pada UD. Pak Gex Aluminium di Desa Menyali, Kecamatan Sawaan, Kabupaten
Buleleng”. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut menginfornasikan bahwa
laporan keuangan UD. Pak Gex masih berupa catatan yang sederhana sehingga setelah
peneliti melakukan penyusunan laporan laba rugi sesuai SAK – EMKM menunjukkan

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 567


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

laba yang lebih kecil yaitu terdapat selisih Rp. 33.781.182 dibandingkan perhitungan
yang sebelumnya dilakukan oleh UD. Pak Gex, Putu Rika Yuliaryani, dkk (2018).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil bahwa laporan
keuangan dari mayoritas pelaku usaha kecil belum mengimplementasikan SAK –
EMKM maka fokus penelitian ini yaitu bagaimana proses pemilik UMKM dalam
menyusun laporan keuangan dan kendala apa yang mereka hadapi dalam penyusunan
laporan keuangan.
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu cara kerja yang dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu.
Sedangkan metode penelitian dapat diartikan sebagai tata cara kerja di dalam proses
penelitian, baik dalam pencarian data ataupun pengungkapan fenomena yang ada
(Zulkarnaen, W., et al., 2020:229).
Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif peneliti gunakan untuk
mengetahui hasil dari penelitian ini. Melalui pendekatan tersebut akan digunakan untuk
mengamati tindakan orang – orang di perusahaan jenang Teguh Raharjo yang memiliki
keterkaitan dalam kegiatan pembuatan laporan keuangan serta mendeskripsikan
kegiatan terkait cara serta proses dari awal sampai akhir yang dilakukan perusahaan
jenang Teguh Raharjo Ponorogo dalam peyusunan laporan keuangan dan
mendeskripsikan mengenai kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan dalam membuat
laporan keuangan.
Lokasi dan Informan Penelitian
Peneliti memilih perusahaan Jenang Teguh Raharjo Ponorogo.yang
beralamatkan di Jl. Wibisono No.90, Krajan, Kepatihan, Kec. Ponorogo, Kab. Ponorogo
sebagai lokasi penelitian. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball
sampling. Informan kunci yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Bapak
Rudy Hartono selaku penerus dari usaha jenang Teguh Raharjo dan Ibu Atina Abidah
yang ikut serta dalam menangani pencatatan keuangan di perusahaan jenang Teguh
Raharjo.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga serangkaian teknik pengumpulan data yang
meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 568


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

a. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu:
1. Observasi terus terang. Observasi terus terang digunakan untuk memberitahu
sedari awal kepada informan bahwa peneliti sedang melakukan penelitian pada
perusahaan jenang Teguh Raharjo terkait penyusunan dan penyajian laporan
keuangannya. Jadi, mereka mengetahui adanya aktivitas penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sejak awal sampai akhir.
2. Observasi partisipasi pasif. Observasi partisipasi pasif digunakan peneliti untuk
mengamati secara cermat dan detail terkait tindakan informan yang berkaitan
dengan kegiatan pencatatan keuangan dimana peneliti terjun langsung ke
lapangan namun tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Pengamatan ini kemudian
dituangkan ke dalam bahasa verbal.
b. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan yaitu semi terstruktur yang dilakukan dengan
kegiatan tanya jawab bersama informan.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk mendokumentasi segala bentuk
kegiatan maupun dokumen yang berkaitan dengan cara mencatat dan proses
penyusunan laporan keuangan di perusahaan jenang Teguh Raharjo Ponorogo.
Teknik Analisis Data
Analisis data penelitiain ini menggunakan analisis data kualitatif. Menurut
(Bogdan & Biklen) dalam Moleong (2010:248) “Analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain”.
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Profil Perusahaan Jenang Teguh Raharjo
Perusahaan jenang Teguh Raharjo merupakan salah satu UMKM di bidang
industri makanan yang berbentuk badan usaha perseorangan dengan Nomor Izin Usaha
Mikro Kecil yaitu 0220006372864. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Wibisono No. 90,
Krajan, Kepatihan, Kec. Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 569


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Perusahaan jenang Teguh Raharjo awalnya hanya memproduksi jenang ketan,


jenang beras, madu mongso, dan wajik dengan jumlah kecil kemudian menjual
produknya di pasar tradisional setiap hari. Berkat kegigihan dan keuletannya, pada
tahun 1982 Bapak Teguh Raharjo bersama istri mendirikan perusahaan jenang “Teguh
Raharjo” dan mulai berinovasi untuk memproduksi jenang dengan menambah berbagai
bahan baku utama dari aneka buah - buahan untuk memperbanyak varian rasa. Hingga
saat ini ada belasan varian rasa jenang yang telah diproduksi, diantaranya yaitu jenang
mangga, jenang apel, jenang pisang, jenang nanas, jenang tomat, dan masih banyak
varian lainnya. Rata – rata umur simpan dari produk jenang ini yaitu kisaran 2 – 5 bulan.
Saat ini, perusahaan jenang Teguh Raharjo memiliki 30 karyawan yang direkrut
dari lingkungan sekitar perusahaan. Jumlah tersebut terdiri dari 5 karyawan toko, 13
karyawan bagian produksi, dan 12 karyawan bagian pengemasan. Selain produksi dan
toko penjualannya berpusat di JL. Wibisono, kini memiliki 1 cabang toko yang terletak
di JL. Arif Rahman Hakim, Kniten, Kabupaten Ponorogo.
Proses Pencatatan Keuangan dan Kendala Yang Dihadapi
Melalui pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen yang telah peneliti
lakukan, diperoleh informasi bahwa perusahaan melakukan pencatatan transaksi secara
harian dengan rutin namun tidak detail, yang artinya tidak seluruh peristiwa atau
transaksi keuangan yang terjadi dilakukan pencatatan. Transaksi yang dicatat hanya
seputar pengeluaran kas untuk kebutuhan produksi, penjualan, dan hutang. Sehingga,
pencatatan ini dilakukan secara sederhana sesuai pemahaman pemilik perusahaan
dengan tujuan mereka dapat dengan mudah memahami apabila suatu hari catatan
keuangan tersebut dibutuhkan. Melalui informasi tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa perusahaan jenang Teguh Raharjo belum menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK – EMKM walaupun pemilik usaha memahami peran penting laporan
keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Pemilik usaha juga
mengakui bahwa laporan keuangan yang disusun saat ini tidak mampu memproyeksikan
perkembangan usahanya untuk tahun-tahun mendatang.
Siklus akuntansi merupakan tahapan pencatatan yang harus dilakukan dengan
benar dan secara berurutan sehingga dapat menghasilkan output berupa laporan
keuangan yang baik dan benar sesuai standar akuntansi. Proses pencatatan transaksi
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan jenang Teguh Raharjo yaitu:

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 570


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

1.Mengumpulkan bukti transaksi dari terjadinya hutang dan pengeluaran kas.


2.Mencatat terjadinya hutang dan pengeluaran kas berdasarkan bukti – bukti transaksi
ke dalam buku.
3.Hasil penjualan hanya tercatat di komputer toko (kasir)
Sedangkan siklus akuntansi yang seharusnya diterapkan yaitu:
1.Mengumpulkan bukti transaksi
2.Membuat buku jurnal berdasarkan bukti transaksi
3.Posting akun ke buku besar
4.Penyusunan neraca saldo
5.Membuat jurnal penyesuain (jik ada)
6.Menyiapkan kertas kerja (jika diperlukan)
7.Penyusunan laporan keuangan.
Pemilik usaha mengaku saat ini masih merasa kesulitan memisahkan antara
keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan hal ini dikarenakan belum ada karyawan
khusus yang bertanggungjawab terhadap pembukuan keuangan perusahaan. Tentu hal
ini menjadi salah satu kendala untuk dapat menerapkan SAK – EMKM. Padahal
pemisahan antara keduanya sangatlah penting karena akan menjadikan pembukuan
keuangan menjadi rapi dan lebih jelas sehingga dapat dengan mudah untuk menyusun
laporan keuangan dan menganalisis kesehatan keuangan perusahaan. Pemilik usaha juga
menjelaskan bahwa kendala lain yang saat ini mereka hadapi yaitu minimnya
pengetahuan mengenai standar akuntansi keuangan dan juga tidak adanya perangkat
lunak untuk mencatat keuangan perusahaan.
Penerapan SAK – EMKM
Setidaknya ada tiga komponen dalam SAK - EMKM meliputi laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Penyusunan laporan posisi keuangan bermanfaat untuk mengetahui posisi – posisi
keuangan dalam perusahaan yang berguna bagi kreditur untuk mengetahui modal
perusahaan, aset, serta hutang perusahaan kepada pihak terkait. Pada neraca total
aset serta total kewajiban dan total ekuitas harus berjumlah sama.
2. Laporan Laba Rugi

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 571


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Untuk memudahkan menyusun laporan laba rugi, perusahaan jenang Teguh Raharjo
terlebih dahulu dapat melakukan perhitungan harga pokok penjualan.

Setelah menghitung harga pokok penjualan, perusahaan jenang Teguh Raharjo dapat
menyusun laporan laba rugi yang meliputi akun pendapatan yang berasal dari
aktivitas penjualan, HPP (Harga Pokok Penjualan) dan beban. Laporan ini digunakan
untuk menyajikan jumlah pendapatan dan beban selama periode berjalan. Sehingga,
apabila laporan laba rugi telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan, pemilik
usaha dapat mengetahui laba atau rugi secara akurat. Selama ini pemilik usaha
jenang Teguh Raharjo menentukan laba hanya berdasarkan apabila hasil penjualan
masih dapat digunakan untuk membayar hutang, membayar beban, dan belanja
kebutuhan produksi mereka menganggap perusahaan memperoleh laba, namun tidak
mengetahui nominal pasti dari laba tersebut.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan bermanfaat sebagai pencegah kemungkinan
terburuk bagi pengguna laporan keuangan apabila terjadi kesalahpahaman. Catatan
Atas Laporan Keuangan yang seharusnya disusun oleh perusahaan jenang Teguh
Raharjo yaitu berisikan:
1)Umum atau penjelasan perusahaan.
Bagian ini mendeskripsikan informasi umum perusahaan terkait sejarah berdirinya,
visi dan misi, badan hukum, penyertaan dan penawaran saham, jajaran direksi dan
komisaris.
2)Kebijakan akuntansi penting beserta pos – pos laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi ini seperti asumsi dasar penyusunan laporan keuangan,
penggunaan multy currency, pengukuran laporan keuangan, serta kebijakan lainnya.
3)Kebijakan PSAK.
Pada bagian ini memuat tentang kepatuhan kepada Standar Akuntansi Keuangan.
4)Penggunaan laporan keuangan.
Bagian yang menyebutkan pihak – pihak yang berkepentingan sebagai pengguna
laporan keuangan yang disajikan perusahaan jenang Teguh Raharjo.
5)Pengungkapan lainnya.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 572


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

CALK juga harus berisikan informasi yang apabila tidak diungkapkan akan
menimbulkan kesalahapahaman atau bahkan dapat menyesatkan pembaca, misalnya
telah terjadinya penggantian manajemen, dan lain sebagainya.
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dengan hasil yang telah disajikan di atas, maka peneliti
mengambil gambaran kesimpulan sebagai berikut:
1.Perusahan jenang Teguh Raharjo mengetahui gambaran secara umum laporan
keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Namun, pemilik usaha
belum mampu menerapkan SAK – EMKM.
2.Laporan keuangan disusun atas dasar pemahaman pribadi pemilik perusahaan.
3.Walaupun memiliki pemahaman yang baik mengenai peran penting laporan keuangan,
pemilik usaha mengakui bahwa laporan keuangan perusahaannya tidak memenuhi
standard dan tidak dapat digunakan dalam menilai perkembangan usaha dengan
akurat.
4.SAK – EMKM belum diterapkan oleh perusahaan jenang Teguh Raharjo dikarenakan
adanya beberapa kendala yang dihadapi diantaranya:
a. Kurangnya pengetahuan terhadap SAK – EMKM.
b. Kurangnya ketelitian dan ketekunan perusahaan untuk mencatat secara detail
seluruh transaksi maupun peristiwa yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
c. Perusahaan jenang Teguh Raharjo masih kesulitan dalam memisahkan antara
keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi.

Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran yang sekiranya dapat membantu dalam pertimbangan di masa yang akan datang:
1.Sebaiknya penyusunan laporan keuangan dilakukan sesuai dengan SAK – EMKM.
2.Perusahaan jenang Teguh Raharjo dalam penyusunan laporan keuangan sebaiknya
lebih teliti dalam mencatat seluruh transaksi yang terkait dengan keuangan.
3.Sebaiknya perusahaan dapat memisahkan antara harta pribadi dan harta usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto. (2016). Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro,Kecil, Dan Menengah
(UMKM) Terhadap Implementasi Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik ( Sak-Etap) (Studi Kasus Pada PD. Pasar Larangan-Sidoarjo). XXI.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 573


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Deddy Kurniawansyah. (2016). Penerapan Pencatatan Akuntansi dan Penyusunan


Laporan Keuangan Berdasarkan SAK - ETAP Pada UMKM Desa Gembongsari
Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi.
Hans Kartikahadi, Sinaga, R., Syamsul, M., & Sylvia, V. (2016). Akuntansi Keuangan
Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. IAI.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah—Www.depkop.go.id. (t.t.).
Diambil 1 Januari 2020, dari http://www.depkop.go.id/
Kompasiana.com. (t.t.). UMKM Sebagai Tameng Perekonomian Indonesia di Tengah
Krisis Global. KOMPASIANA. Diambil 1 Januari 2020, dari
https://www.kompasiana.com/kanopi_feui/552052fda33311af4646cdf8/umkm-
sebagai-tameng-perekonomian-indonesia-di-tengah-krisis-global
Lexy J. Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Purwati, A. S., Suparlinah, I., & Putri, N. K. (2018). Analisis Pemahaman Literasi
Pelaku Umkm Atas Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil Dan Menengah (Sak Emkm) Di Kabupaten Banyumas. 9.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2017). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
Akuntansi Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil
dan Menengah.Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara
Sularsih, H., & Sobir, A. (2019). Penerapan Akuntansi Sak Emkm Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Pada Umkm Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. 4, 7.
Widyastuti, P. (2017). Pencatatan Laporan Keuangan Berbasis Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) di Bidang Jasa. 1(1), 14.
Yuliaryani, P. R., & Herawati, N. T. (2018). Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis
Sak Emkm Dan Dampaknya Pada Ud. Pak Gex Aluminium Di Desa Menyali,
Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. 9(2), 12.
Zuhdi, R. (2011). Makna Informasi Akuntansi Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Bisnis Usaha Kecil Dan Mikro (Ukm). 13.
Zulkarnaen, W., Fitriani, I., & Yuningsih, N. (2020). Pengembangan Supply Chain
Management Dalam Pengelolaan Distribusi Logistik Pemilu Yang Lebih Tepat
Jenis, Tepat Jumlah Dan Tepat Waktu Berbasis Human Resources Competency
Development Di KPU Jawa Barat. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 4(2), 222-243. https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp222-243.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 574


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

TABEL DAN GAMBAR


Tabel 1. Laporan posisi keuangan sesuai SAK – EMKM yang seharusnya diterapkan

Perusahaan jenang Teguh Raharjo


Laporan posisi Keuangan
31 Desember 2020

No.
Keterangan Tahun 2020 Tahun 2019
Akun
ASET
Aset Lancar:
Kas Rp xxx Rp xxx
Piutang Rp xxx Rp xxx
Persediaan Rp xxx Rp xxx
Total aset lancar: Rp xxx Rp xxx
Aset Tetap:
Peralatan produksi Rp xxx Rp xxx
Akumulasi penyusutan peralatan (Rp xxx) (Rp xxx)
Kendaraan Rp xxx Rp xxx
Akumulasi penyusutan kendaraan (Rp xxx) (Rp xxx)
Komputer Rp xxx Rp xxx
Akumulasi penyusutan komputer (Rp xxx) (Rp xxx)
Bangunan Rp xxx Rp xxx
Akumulasi penyusutan bangunan (Rp xxx) (Rp xxx)
Tanah Rp xxx Rp xxx
Total aset tetap: Rp xxx Rp xxx
Total Aset Rp xxx Rp xxx
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Utang usaha Rp xxx Rp xxx
Utang bank Rp xxx Rp xxx
Total kewajiban Rp xxx Rp xxx
Ekuitas
Modal Rp xxx Rp xxx
Saldo laba Rp xxx Rp xxx
Total ekuitas Rp xxx Rp xxx
Total kewajiban dan ekuitas Rp xxx Rp xxx

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 575


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 6 No. 1, 2022

Tabel 2. Format perhitungan harga pokok penjualan


HPP:
Persediaan awal bahan baku Rp xxxx
Pembelian bahan baku Rp xxxx
Biaya angkut pembelian Rp xxxx
(-) Retur pembelian (Rp xxxx)
(-) Diskon pembelian (Rp xxxx)
Bahan baku tersedia digunakan Rp xxxx
(-) Persediaan akhir bahan baku (Rp xxxx)
Bahan baku yang terpakai Rp xxxx
Upah tenaga kerja langsung Rp xxxx
Biaya OHP:
Pembelian bahan pembantu Rp xxxx
Upah tenaga kerja tidak langsung Rp xxxx
Biaya pemeliharaan mesin Rp xxxx +
Total biaya OHP Rp xxxx +
Harga pokok produksi Rp xxxx
Persediaan barang jadi awal periode Rp xxxx
Persediaan barang jadi akhir periode (Rp xxxx)
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

Tabel 4. Laporan Laba Rugi Berdasarkan SAK - EMKM

Perusahaan Jenang Teguh Raharjo


Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2020

PENDAPATAN Tahun 2020 Tahun 2019


Pendapatan penjualan Rp xxxx Rp xxxx
(-) Retur penjualan Rp xxxx Rp xxxx
(-) Diskon Penjualan Rp xxxx Rp xxxx
Penjualan bersih Rp xxxx Rp xxxx
(-) Harga pokok penjualan (Rp xxxx) (Rp xxxx)
Laba Usaha Rp xxxx Rp xxxx
BEBAN OPERASIONAL
Beban gaji Rp xxxx Rp xxxx
Beban listrik, air Rp xxxx Rp xxxx
Total beban usaha Rp xxxx Rp xxxx
Laba bersih sebelum pajak Rp xxxx Rp xxxx
Beban pajak penghasilan (Rp xxxx) (Rp xxxx)
Laba bersih setelah pajak Rp xxxx Rp xxxx

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 576

Anda mungkin juga menyukai