1 2 3
Mu’aini, Rosada, Sipa Sasmanda
1
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Mataram (email :
wirani.muaini@yahoo.com)
2,3
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Mataram
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk untuk mengetahui tradisi merariq dan akulturasi Islam dalam budaya lokal dalam tradisi
merariq masyarakat sasak di desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat Selebung
Kecamatan Janapria. Pengumpulan data dilakukan melalaui observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis
menurut Miles dan Huberman, yaitu (1). Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) penarikan simpulan. Hasil penelitian
Tradisi Merariq atau kawin lari Masyarakat Sasak memiliki banyak retual atau tahapan-tahapan sebagai berikut;
merariq atau kawin lari, melapor kepada kepala lingkungan, nyelabar, melakukan pernikahan, rebak pucuk, begawe,
sorong serah, nyongkolan, dan bales lampak. Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas
masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua
kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan
lokal. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, sistem pendidikan yang maju yang
mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal
baru dan toleransi terhadap perubahan. Akan tetapi dalam tradisi ada perbedaan pendapat dikalangan para tokoh
adat dengan tokoh agama di tengah-tengah masyarakat sasak. Tradisi merariq masyarakat sasak banyak mengubah
persepsi pelaksanaan merariq atau pernikahan sesuai dengan ajaran islam.
ajaran Islam dengan melakukan “Ijab Qobul”. tanggung jawab kepada keluarga laki-laki dan
Perkawinan dianggap sempurna apabila telah laki-laki yang sudah menikah, supaya dapat
dijalaninya tiga hal utama. (1). Sah secara menjaga dan merawat anak mereka dengan
Agama (akad Nikah). (2). Sah menurut adat baik, serta tanggung jawab baik yang jasmani
dengan dilaksanakannya ritual upacara tersebut dan rohani.
yang disaksikan oleh keluarga kedua belah Sorong serah terdiri dari dua kata yakni
pihak. (3). Sah secara hukum pemerintahan sorong dan serah. Dimana Sorong” maksudnya
yang dicatat oleh P3N (punya akta nikah). memberikan dan “Serah” maksudnya menerima.
Setelah menjalani ketiga kegiatan tersebut Sorong serah adalah keluarga prempuan
barulah perkawinan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab kepada keluarga
sempurna. (Wawancara 26 maret 2014). laki-laki untuk menjaga anak mereka dan
e. Rebak Pucuk keluarga laki-laki akan menerima tanggung
Setelah melakukan acara pernikahan maka jawab tersebut dan melaksanakannya. Sorong
prosesi selanjutnya adalah prosesi “rebak serah aji kerama biasanya dilakukan pada saat
pucuk” atau perjanjian. Perjanjian antara pernikahan telah dilakukan oleh kedua keluarga.
keluarga laki-laki dengan keluarga prempuan. Isi Prosesi sorong serah kedua keluarga akan
perjanjian tersebut adalah kesiapan keluarga menyiapkan pembayun untuk bewacan (balas
laki-laki dalam prosesi selanjutnya yakni “sorong pantun antara pihak laki-laki dan pihak
serah”. Setelah mendapat kepastian tentang perempua dengan bahasa jawa kuno)
kesiapan tersebut barulah dilanjutkan prosesi- Pembayun adalah orang yang berbicara dalam
prosesi selanjutnya. bahasa jawa kuno untuk saling bercakap-cakap
Rebak pucuk merupakan perjanjian antara antara kedua utusan keluarga dalam bewacan
kedua keluarga laki-laki dan prempuan. (bercakap-cakap) kedua pembayun akan
Keluarga prempuan mengatakan kepada menanyakan kesiapan kedua keluarga,
keluarga laki-laki, kapan keluarga laki-laki terutama kesiapan dari keluarga laki-laki.
melakukan upacara adat selanjutnya yakni Dalam prosesi sorong serah aji kerama
sorong serah aji kerama. Setelah mendapatkan terdiri dari aji kerama 33 orang dan aji kerama
kepastian dari keluarga laki-laki barulah prosesi 66 orang. Keluarga laki-laki bisa memilih salah
adat selanjutnya dilakukan. (Wawancara 28 satu sesuai dengan keadaan mereka. Prosesi
maret 2014). sorong serah aji kerama keluarga laki-laki akan
f. Begawe menyiapkan segala keperluan yang akan
Acara begawe atau sering disebut berpesta dibawa kerumah keluarga perempuan.
mengundang semua keluarga, kerabat, teman, Setelah persiapan selesai barulah utusan
tetangga, bahkan orang-orang disekitar dari keluarga laki-laki pergi kerumah keluarga
lingkungan untuk dapat menikmati kebahagiaan perempuan untuk menyerahkan semua
dan untuk memberikan ucapan selamat. Prosesi kebutuhan perempuan yang sudah ditetapkan
begawe juga menyambung silaturahmi antara oleh pemangku adat setempat selain itu juga
sanak saudara serta kerabat dan orang-orang harus menggunakan pakaian adat sasak apabila
dilingkungan tempat tinggal. tidak lengkap maka tembayun dari pihak laki-laki
Begawe merupakan acara syukuran yang akan didenda sesuai dengan hukum adat yang
dilakukan oleh kedua keluarga sebagai tanda berlaku.
syukur telah dilakukan prosesi pernikahan. Di Peralatan yang dibawa mulai dari daun
dalam prosesi begawe tetangga dari kiri dan sirih, tembakau, buah pinang, plocok, dan
kanan rumah akan datang kerumah orang yang tempatnya, serta diiringi dengan piring yang
melakukan begawe tanpa diundang untuk berjumlah 33 dan ada juga yang 66 sesuai
membantu keluarga yang melakukan prosesi dengan kerama yang dipilih. Di atas piring
begawe.(Wawancara 20 maret 2014). tersebut terdapat uang sekitar dua ribu rupiah.
g. Sorong Serah Kemudian ada juga koper, dimana didalam
Setelah melakukan pernikahan dan koper tersebut terdapat semua kebutuhan
perjanjian atau dalam bahasa sasaknya adalah prempuan mulai dari pakaian dalam dan luar
rebak pucuk barulah dilakukan prosesi sorong sampai alat kosmetik prempuan. Dari semua
serah. Sorong serah merupakan bentuk bawahan oleh keluarga laki-laki akan diberikan
penyerahan dan penerimaan yang dilakukan kepada pembayun utusan prempuan, yang
oleh kedua keluarga. Dimana penyerahan dan nantinya akan diberikan kepada keluarga
penerimaan yang dimaksud adalah keluarga prempuan.
prempuan akan memberikan atau menyerahkan
Awal mulai bewacana kedua pembayun bales dan lampak. Dimana bales diartikan
membicarakan kesiapan dari keluarga laki-laki. membalas atau mengulang sedangkan lampak
Bunyi wacana tersebut sebagai berikut. “hinggi diartikan dengan berjalan. Jadi bales lampak
bapak jero, qiai, penghulu, merebot tampa halim adalah mengulang kembali jalan yang sudah
tati tate tertip, tapsile menaq buling peruangse ditempuh untuk mempersatukan silaturrahmi
tiang sorong serahang dedare......oleh kambil antara kedua keluarga.
terune.......olen-olen 33 ajin kerame gubuk satak Bales lampak biasanya dilakukan pada
seket sen”. Kemudian tembayun dari pihak waktu malam hari antara habis sholat magrib
perempun bewacan sebagai jawaban dari atau isya. Para rombongan yang mengikuti
wacan pembayun pihak laki-laki sebagai berikut. kegiatan bales lampak terdiri dari kedua
“hinggi bapak jero, qiai, penghulu, merebot mempelai yang baru saja selesai menikah atau
tampa halim tati tate tertip, tapsile menaq buling sering disebut pengantin baru, orang tua pihak
peruangse tiang putusang tali jinah.....olen laki-laki, keluarga, kerabat dekat bahkan
kambil terune.....wantas sampun nike entan tetangga mereka. Rombongan bales lampak
tiang iring pelungguh ”. (Wawancara 26 maret akan pergi menuju rumah keluarga prempuan.
2014) Setiba dirumah prempuan rombongan akan
h. Nyongkolan disambut oleh keluarga prempuan yang sudah
Setelah prosesi seorang serah aji kerama menanti kedatangan mereka. setelah selesai
dilakukan barulah dilanjutkan dengan prosesi acara bales lampak maka selesai sudah
adat selanjutnya yakni nyongkolan. Nyongkolan kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh suku
merupakan acara arak-arakan untuk mengajak sasak. Maka sempurnalah kegiatan perkawinan
kedua pasangan yang baru saja menikah mereka. karena, sesuai dengan aturan adat,
berjalan-jalan mengelilingi kampung keluarga agama dan pemerintah. (Wawancara 29 maret
prempuan supaya masyarakat dikampung itu 2014).
tahu bahwa, ada keluarga baru yang akan
datang kekampung mereka. 2. Akulturasi Islam Dalam Tradisi Merariq
Prosesi nyongkolan rombongan dari Masyarakat Sasak Desa Selebung
keluarga laki-laki akan berjalan sekitar satu Masyarakat sasak pada umumnya sudah
sampai dua kilometer dari rumah keluarga lama merasakan proses dari akulturasi yaitu
prempuan. Setiba dirumah keluarga prempuan, setelah terusirnya atau ditaklukkannya kerajaan
rombongan keluarga laki-laki akan disambut karang Asem di Lombok, akan tetapi
oleh rombongan dari keluarga prempuan. masyarakat yang berpindah kepercayaan dari
Rombongan nyongkolan diiringi oleh makanan kepercayaan nenek moyang mereka tidak
tradisional khas suku sasak dan juga gendang menutup diri untuk tetap menjalankan budaya
beleq sebagai pengiring. Barisan terbagi yang sudah mendarah daging di sanubari
menjadi dua bagian yang paling depan adalah masyarakat sasak. Bentuk dari pertemuan dua
pengiring yang mambawa makanan tradisional kepercayaan (akulturasi) yang jauh berbeda
khas sasak kemudian, pengiring pengantin menuntut masyarakat sasak harus menerima
prempuan dan kemudian pengiring pengantin pengaruh yang lebih besar dalam kehidupan
laki-laki. dimana pengantin prempuan diikuti sosial budaya sasak saat ini dan bentuk-bentuk
oleh pengiring prempuan dan pengantin laki-laki akulturasi islam dan budaya sasak dalam tradisi
diikuti oleh pengiring dari laki-laki kemudian merariq sebagai berikut:
disambung oleh gendang beleq atau kecimol. 1. Melamar atau meminag
(Wawancara 26 maret 2014). Proses meminag merupakan salah
i. Bales Lampak satu sunnah yang diajarkan oleh nabi dalam
Setelah melakukan nyongkolan maka islam yang mengandung suatu tatacara atau
prosesi terakhir adalah bales lampak. proses pencerminan dari ahlakul karimah,
bales lampak keluarga laki-laki akan datang sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
kerumah keluarga prempuan untuk Jabir r.a telah berkata rasullulah telah
bersilaturahim, beserta kedua pembelai. Bales bersabda “apabila seseorang diantara kalian
lampak juga sebagai tanda telah dilakukannya meminang prempuan, kalau dapat dia lihat
semua prosesi adat. Bales lampak merupakan dari padanya apa-apa yang dapat menarik
prosesi terakhir dari semua rangkaian kegiatan akan mengawininya, lakukanlah.” Riwayat
adat budaya merariq. Serta merupakan bentuk imam Ahmad di perjelas oleh ibnu Umar r.a
kesiapan keluarga baru menjalani kehidupan Rosullulah bersabda janganlah seseorang
mereka. Bales lampak terdiri dari dua kata yakni diantara kalian meminang prempuan yang
telah dipinag oleh saudaranya, kecuali kalau suyukuran dilanjutkan dengan acara
peminag (pertama) meninggalkannya, nyongkolan dengan gendang belek kerumah
sebelum datang, peminang kedua, riwayat sik prempuan sekaligus silaturrahmi kepada
bukhory. (kitab Bulugulmaram) sedangkan keluarga si prempun tersebut.
dalam masyarakat sendiri masih ada yang
tidak melalui proses melamar atau meminag
selain itu juga di lingkungan sosial 3. Islam dan Budaya Dalam Tradisi Merariq
masyarakat semenjak masuknya peradaban Islam dan budaya memiliki keterkaitan
islam memepengaruhi kehidupan sasak, yang sangat erat dalam kehidupan masyarakat
dalam lingkungan masyarakat sasak sendiri islam, karena islam tidak hampa untuk
yang hanya dikenal adalah memaling atau menerima tradisi seperti merariq Islam
melarikan anak orang merupakan tradisi merupakan agama yang memiliki keterbukaan
yang sampai sekarang di lakuakan oleh untuk menerima adat istiadat suatu bangsa
taruna atau remaja yang ada dibeberapa maupun suatu daerah, sehingga masyarakat
desa termasuk di Selebung. sangat mudah untuk beradaptasi dan diterima
2. Akad Nikah islam dalam kehidupan mereka. Tradisi merariq
Kehidupan masyarakat sasak maupun masyarakat sasak islam hadir ditengah-tengah
islam juga dilaksanakan proses akad nikah masyarakat yang kental akan budaya lokal
(ijab kabul), akan tapi dalam islam semua seperti halnya tradisi merariq, merariq atau
prosesinya seperti pembacaan Al-Aqur’an, menikah merupakan suatu sunnah dalam islam
ijab kabul, khutbah nikah atau nasehat maupun agama selain islam hanya saja yang
pernikahan, dan saksi sangat menentukan membedakannya adalah tata cara
sah atau tidaknya perkawinan seseorang., pelaksanaannya.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Allah surah annisa’ ayat 21 yang artinya: Ustaz H.Badrun mengenai permasalahna di atas
Dan mereka (istri-istrimu) telah beliau mengatakan
mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. “......merariq atau menikah pada
Dalam ayat lain Allah menegaskan yang dasarnya adalah sama hanya saja
artinya : hai orang-orang yang beriman pengungkapannya yang berbeda, merariq
penuhilah akad-akad itu (Al Maidah ayat 1) maupun menikah bagi setiap manusia
sedang dalam tradisi sasak sendiri hal-hal merupakan suatu akad yang sakral bagi
seperti yang ada di dalam islam tidak setiap manusia, akan tetapi sangat jauh
semuanya dilaksanakan hanya saja semua di berbeda, kalau ditinjau dari segi
tentukan oleh pemangku adat setempat pelaksanaannya contoh masyarakat islam
sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di lebih cendrung pelaksanaannya
tengah-tengah masyarakat sasak sendiri. menggunakan tuntunan dalam syariat
islam sedangkan masyarakat sasak yang
3. Walimatul ursy (pesta/perkawinan) masih menganut budaya hindu lebih
Walimatul ursy atau begawe cendrung pelaksanaannya seperti
merupakan suatu bentuk acara syukuran kebudayaan hindu itu sendiri. Wawncara
yang dilakukan oleh pihak pengantin laki tanggal 17 maret 2014”
maupun perempun kalau memiliki kelebihan
harta, dalam pelaksanaan walimatul ursy Senada dengan pernyataan yang
yang dilakasanakan oleh orang islam lebih di disampaikan bapak H. Rais dalam menyatakan
dalamnya berupa zikiran, dan do’a dengan bahwa;
mengundang salah satu tokoh agama kiai “kalau dalam islam itu sendiri
atau tuan guru, dalam hal ini nabi pelaksanaannya sangat singkat (1)
menjelaskan dalam hadisnya yang berbunyi: melamar/meminag,(2) akad nikah, (3)
Adakanlah walimah walaupun hanya walimatul ursy atau pesta pernikahan yang
dengan menyembelih sekor kambing (hadis dirangakai dengan nyaman, rudat, zikiran
riwayat Bkhori Muslim). Dalam sebuah firman dll. Sedangkan dalam sasak sendiri
Allah, Allah berfirman: makan dan minumlah semuannya dibuat oleh pemangku adat
rezki yang diberikan Allah dan janglah kalian beserta tokoh masyarakat yang dituakan
berkeliaran dimuka bumi dengan berbuat pelaksanaannya berupa memaling atau
kerusakan. (Al Bakarah ayat 60). Akan tetapi merariq, melapor kepala lingkungan atau
masyarakat sasak selesai begawe atau kadus, nyelabar, akad nikah, rebak pucuk,
begawe, sorong serah, nyongkolan, balas islam mengingat datang penyebaran agama
lampak, barulah pelaksanaan adat istiadat islam dari jawa sehingga banyak juga ritualitas-
itu dianggap selesai secara budaya sasak. ritualitas adat istiadat dilaksanakan juga dengan
Wawancara tanggal 17 maret 2014” ajaran Islam. Ajaran agama islam banyak terjadi
pergeseran budaya lokal pada masyarakat
Berdasarkan kedua pendapat di atas, sasak yang ada di Desa Selebung sebagaimana
menujukan bagaimana islam menerima tradisi Bapak H. Badrun Amin anggota (KUA)
yang terdapat disuatu daerah yang memiliki mengatakan bahwa:
budaya yang kental seperti di masyarakat sasak “....dilihat dari keberadaan
sendiri. Islam tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sasak yang sebagian besar
suatu kondisi yang tidak hampa budaya. masyarakatnya beragama Islam sesudah
Realitas kehidupan ini diakui atau tidak memiliki Hindu ditaklukan, sehinga semakin hari
peran yang cukup signifikan dalam mampu memupuk kebiasaan yang berbau
mengantarkan Islam menuju perkembangannya Hindu contoh kecil saja pada saat
yang aktual, sehingga sampai pada suatu pelaksanan merariq yang dulunya lebih
peradaban yang mewakili dan diakui oleh cenderung berbau Hindu, akan tetapi
masyarakat dunia. masyarakat khususnya desa selebung
tidak ada kita temukan yang
4. Budaya Lokal Masyarakat Sasak Desa pelaksanaannya yang tidak berbau Islam
Selebung Kecamatan Janaperia dan saya yakin seluruh Lombok Tengah
Budaya merupakan suatu kebiasaan atau budaya Hindu yang dulu sangat sedikit
hasil pemikiran yang sifatnya turun temurun yang masih dilaksanakan dan dipakai
yang diwarisi oleh nenek moyang suatu daerah lebih cenderung yang berbau Islam”
kepada generasi yang kemudian terus (wawancara 17 April 2014).
dijalankan dan dilaksanakan dalam kehidupan Berdasarkan hasil wawancara di atas
maupun lingkungan adat suatu daerah tertentu. dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau
Sama halnya dengan daerah-daerah yang ada tradisi merariq merupakan salah satu
di Lombok. Lombok memiliki budaya lokal yang peningalan agama hindu, setelah datang
diwarisi kepada generasinya. Akan tetapi menyebaran agama islam masyarakat sasak
berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan sebagian besar pemeluk agama islam tradisi-
peneliti di Desa Selebung Kecamatan Janapria tradisi salah satu tradisi merariq terjadinya
Kabupaten Lombok Tengah. Pergeseran nilai akulturasi kebudayaan lokal dengan ajaran
budaya lokal di masyarakat sebagaiman islam di pulau Lombok.
dikemukakan Bapak Dalisah Terkait sejarah Hindu dan Islam masuk
“....Mengenai budaya lokal yang ke Lombok Amak Nurahat (tokoh yang
ada di Lombok, Lombok memiliki dituakan di Desa Labuan Tereng) mengatakan
kebudayaan (1) tradisi merariq, (2) bahwa:
tradisi gendang beleq, (3) tradisi “Lombok umumnya termasuk Desa
nyongkolan, (4) tradisi baunyale, (5) Selebung semuanya dikuasai oleh Anak
presean, (6) lempar ketupat dan banyak Agung dari Kerajaan Karang Asem
yang saya tidak ketauhi akan tetapi sekaligus menjadikan Lombok sebagai
semua budaya atau tradisi yang ada tempat tanah kekuasaan untuk
dianut dari kepercayaan pertama yang menyebarkan kepercayaan agama hindu
mempengaruhi tatan kehidupan yang kemudian menjadi suatu budaya
masyarakat di Lombok maupun Lombok Leluhur masyarakat Lombok, bisa kita lihat
Tenggah yaitu Hindu Budha” di Desa Sekotong timur Dusun Kendaun
(wawancara 16 maret 2014). atau yang dikenal Dusun Ganjar yang
Berdasarkan hasil wawancara di atas, sampai saat ini mayoritas beragama
dapat disimpukan bahwa budaya lokal yang Hindu-Budha, lain halnya dengan Islam
dimiliki suku sasak banyak peninggalan agama berawal dari pedagang Islam yang datang
hindu yang pertama kali datang menyebarkan di pelabuan Labuan Lombok Kabupaten
kepercayaannya, sehingga tradisi dan budaya Lombok timur yang kemudian berdomisili
lokal peninggalan nenek monyag mereka yang dan menetap serta menyebarkan agama
memeluk agama hindu sampai saat ini. Seiring Islam secara sembunyi-sembunyi karena
dengan waktu pergeseran kebudayaan agama memang waktu itu Lombok dibawa
hindu bergeser dengan kebudayaan agama kekuasaan Anak Agung atau Kerajaan
memulai perkawinan merupakan fenomena perubahan. Akan tetapi dalam tradisi ada
yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat perbedaan pendapat dikalangan para tokoh adat
ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa dengan tokoh agama di tengah-tengah
Tengara Barat. masyarakat sasak. Pertama, orisinalitas merari’.
Tradisi akulturasi merari’. Kawin lari Kawin lari (merari’) dianggap sebagai budaya
(merari’) merupakan peningalan budaya hindu produk lokal dan merupakan ritual asli (genuine)
dan bukan asli (ungenuine) dari leluhur dan leluhur masyarakat Sasak yang sudah
masyarakat Sasak serta tidak dipraktikan dipraktikkan oleh masyarakat-sebelum
masyarakat sebelum datangnya Bali menguasai datangnya budaya Bali maupun Belanda.
Lombok. Pendapat ini didukung oleh sebagian Menurut H.Lalu Azhar, ketua Masyarakat Adat
masyarakat Sasak dan dipelopori oleh tokoh Sasak (MAS); dan peneliti Belanda,
agama. Nieuwenhuyzen mendukung pandangan.
Pada tahun 1955 di Bengkel Lombok Menurut Nieuwenhuyzen, (Tim Depdikbud,
Barat, Tuan Guru Haji Saleh Hambali 1996:35-36) banyak adat Sasak yang memiliki
menghapus, kawin lari (merari’) karena persamaan dengan adat suku Bali, tetapi
dianggap manifestasi Hinduisme Bali dan tidak kebiasaan atau adat, khususnya perkawinan
sesuai dengan ajaran Islam. Hal yang sama Sasak, adalah adat Sasak yang sebenarnya.
dapat dijumpai di desa yang menjadi basis Kedua, akulturasi merari’. Kawin lari (merari’)
kegiatan Islam di Lombok, seperti Pancor, dianggap budaya luar dan bukan asli
Kelayu, dan lain-lain. Menurut John Ryan (ungenuine) dari leluhur masyarakat Sasak serta
Bartholomew, praktik kawin lari dipinjam dari tidak dipraktikan masyarakat sebelum
budaya Bali. (Departemen Pendidikan Dan datangnya kebudayaan Bali. Pendapat didukung
Kebudayaan,1996:36-37) oleh sebagian masyarakat Sasak dan dipelopori
Berdasarkan pendapat di atas, dapat oleh tokoh agama. Kebudayaan Tradisi merariq
disimpulkan bahwa tradisi merariq atau kawin atau perkawinan suku sasak di pengaruhi oleh
lari merupakan peningalan dari kebudayan kebudayaan dari luar.
tradisi bali ajaran hindu dan bundha yang masih
dilakukan masyarakat sasak atau lombok. V. SIMPULAN SAN SARAN
A. Kesimpulan
2. Akulturasi Islam Dalam Tradisi Merariq Tradisi merariq atau Kawin Lari masyarakat
Masyarakat Sasak Desa Selebung Sasak desa Selebung Kecamatan Janapria
Kecamatan Janapria mengalami perubahan karena menganggap
Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam tidak sesuai dengan ajaran islam. Terjadinya
ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil prubahan yang signifikan dalam nilai-nilai lokal
alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh yang terkandung dalam beberapa tahapan-
sebuah kelompok atau individu. Suatu hal yang tahapan dalam tradisi merariq setelah masuknya
menarik ketika melihat dan mengamati proses pengaruh islam. Dalam tradisi merariq
akulturasi tersebut sehingga nantinya secara masyarakat Sasak desa Selebung Kecamatan
evolusi menjadi asimilasi (meleburnya dua Janapria Kabupaten Lombok Tengah sudah
kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu mengalami pergeseran karena semakin luasnya
kebudayaan). Akulturasi budaya dapat terjadi pengetahuan tentang ajaran islam. Masyarakat
karena keterbukaan suatu komunitas desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan Lombok Tengah. Proses merariq dapat di
yang mereka miliki akan terpengaruh dengan temukan suatu proses akulturasi yang kental
kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain sehinga mengakibatkan kebudayaaan semula
keterbukaan masyarakatnya, perubahan mengalami pergeseran yang sangat besar
kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua dalam kehidupan masyarakat secara natural di
kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya desa Selebung
pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan
unsur kebudayaan lokal. B. Saran-Saran
Akulturasi budaya bisa juga terjadi Adapun saran-saran dan masukan baik
karena kontak dengan budaya lain, sistem para pemudan maupun pemerintah yang
pendidikan yang maju yang mengajarkan mengambil kebijakan dan tokoh-tokoh adat:
seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan 1. Diharapkan kepada generasi muda
objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah melaksanakan pernikahan dilakukan secara
menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap islam agar hubungan silaturrahmi dengan
keluarga baik dan pernikahan sakinah Warno Hamid, 1999. Merajut Perkawinan
mawandah dan warahmah Harmonis, Surabaya : Insan Cendekia.
2. Kepada pemerintah diharapkan adanya
perhatian terhadap tradisi merariq atau Yusak Ashori dan Adi Kusriant, 2011. Jalan-jalan
kawin lari membuat kebijakan agar Lombok enaknya kemana ?, Jakarta : PT
prempuan terlindugi. Gramidia.
3. Diharapkan kepada para orang tua, agar
senantiasa mendidik anak, dengan Ramulyo, Idris, S.H, M.H 1995. Hukum
mengingatkan tidak melakukan tradisi Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum
merariq atau kawin lari dan mengajurkan Acara Peradilan Agama, dan Zakat
menikah secara islam. menurut Hukum Islam, Jakarta : Sinar
Grafika.
DAFTAR PUSTAKA