Anda di halaman 1dari 12

31

AKULTURASI ISLAM DALAM BUDAYA TRADISI MERARIQ MASYARAKAT


SASAK DI DESA SELEBUNG KECAMATAN JANAPRIA KABUPATEN LOMBOK
TENGAH TAHUN 2014

1 2 3
Mu’aini, Rosada, Sipa Sasmanda
1
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Mataram (email :
wirani.muaini@yahoo.com)
2,3
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Muhammadiyah Mataram

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk untuk mengetahui tradisi merariq dan akulturasi Islam dalam budaya lokal dalam tradisi
merariq masyarakat sasak di desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat Selebung
Kecamatan Janapria. Pengumpulan data dilakukan melalaui observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis
menurut Miles dan Huberman, yaitu (1). Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) penarikan simpulan. Hasil penelitian
Tradisi Merariq atau kawin lari Masyarakat Sasak memiliki banyak retual atau tahapan-tahapan sebagai berikut;
merariq atau kawin lari, melapor kepada kepala lingkungan, nyelabar, melakukan pernikahan, rebak pucuk, begawe,
sorong serah, nyongkolan, dan bales lampak. Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas
masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua
kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan
lokal. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, sistem pendidikan yang maju yang
mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal
baru dan toleransi terhadap perubahan. Akan tetapi dalam tradisi ada perbedaan pendapat dikalangan para tokoh
adat dengan tokoh agama di tengah-tengah masyarakat sasak. Tradisi merariq masyarakat sasak banyak mengubah
persepsi pelaksanaan merariq atau pernikahan sesuai dengan ajaran islam.

Kata kunci : Tradisi Merariq, Masyarakat Sasak

I. PENDAHULUAN harus di bayar kepada pihak perempuan belum


Budaya lokal tradisi merariq atau lagi ketidak siapan orang tua pihak laki-laki dan
perkawinan suku sasak merupakan kebudaya ketidak setujuan keluarga pihak perempuan
yang unik berbeda dengan tradisi didaerah lain. menikahkan anaknya. Fenomena kebudayaan
Perkawninan yang dikenal dengan kawin lari tradisi merariq atau perkawinan suku sasak
dimana seorang laki-laki dan perempuan sudah yang perlu diluruskan karena menyebabkan
saling mencintai dan punya kesepakatan untuk ketidak harmonisan antar kedua pihak keluarga
menikah. Banyak yang dapat kita jumpai orang laki-laki maupun perempuan. Mengubah
yang menikah membawa lari anak orang tampa pandangan bahwa merariq bukan sekedar
pemberitauan orang tua. Perkawinan merugikan mencuri anak gadis seseorang. Tetapi, merariq
bagi sebagian kaum perempuan karna sering memiliki nilai-nilai yang luhur. Perkawinan akan
terjadi dalam acuan nikah paksa dimana kadang menambah serta memperkuat ikatan
anak yang masih duduk dibangku sekolah persaudaraan antar keluarga atau suku yang
dilarikan untuk menikah padahal dia masih berbeda, selain itu juga perkawinan menjaga
mengecap pendidikan. Pelaksanaan acara kehormatan bagi yang sudah menikah.
pernikahan juga tidak sedikit yang dapat kita
jumpai permasalahan penyelesaian adat istiadat Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
yang harus dibayar oleh keluarga pihak laki-laki meneliti lebih lanjut tentang “Akulturasi Islam
kepada keluarga pihak perempuan. Dalam Budaya Tradisi Merariq Masyarakat
Biasanya untuk mencukupi biaya Sasak di Desa Selebung Kecamatan Janapriya
pernikahan keluarga meminjam pada keluarga Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014.
karna besarnya tuntutan adat istiadat yang

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


32

II. TINJAUAN PUSTAKA merariq, menurut Ashori dan Kusrianto, karena


dilakukan diam-diam dan biasanya harus pada
A. Akulturasi Islam malam hari. Perkawinan adalah suatu akad atau
perjajian ikatan lahir batin antara seseorang laki-
Akulturasi mengacu pada pengaruh satu laki dengan perempuan, yang menjamin
kebudayaan terhadap kebudayaan lain atau halalnya pergaulan sebagai suami istri dan
saling mempengaruhi antara dua kebudayaan, sahnya hidup berumah tangga dengan tujuan
yang mengakibatkan terjadinya perubahan membentuk keluarga sejahtera dan bahagia
kebudayaan”. Budiwati (2003:2.31). Sedangkan (Yosodipuro, 2010:1)
Islam dilihat dari asfek sosiologi, Islam
merupakan fenomena peradaban, kultural dan D. Tujuan Perkawinan
realitas sosial dalam kehidupan manusia.
Sehingga agama Islam dari sejak awal lahirnya Selain mengandung hikmah-hikmah
Islam tumbuh dan berkembang dalam suatu tertentu memiliki tujuan sebagaimana
kondisi kehidupan manusia di muka bumi ini dipaparkan oleh (Hamid, 1999: 15-16),
tidak hampa budaya (Rahardjo:2008). perkawinan bertujuan antara lain sebagai
Berdasarkan pendapat di atas, dapat berikut:
mengambil kesimpulan bahwa Akulturasi Islam 1. Untuk mengerjakan Sunnah Nabi.
dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia sangat Dan di dalam sebuah hadits
jelas memberikan pengaruh terhadap kehidupan nabi menjelaskan sebagai berikut.
beragam masyarakat indonesia samapai
sekarang, walaupun demikian sejatinnya “barang siapa yang suka kepada
indonesia negara yang memiliki suku dan adat syariatku, maka hendaklah mengikuti
budaya lokal yang kuat, akan tetapi Islam sunnahku. Dan dari pada sunnahku
memberikan pengaruh yang besar dalam ialah kawin.”(HR. Baihaqi).
menyatukan perbedaan tersebut dalam 2. Supaya hidup saling mencintai dan
kehidupan masyarakat Indonesia. menyayangi antara suami istri saling
asih, saling asuh, dan saling asah
B. Budaya Lokal 3. Untuk menyakiti setan
Salah satu tujuan perkawinan
Kebudayaan berasal dari kata cultuur itu juga adalah untuk menyakiti setan,
(bahasa Belanda) dan Culture (bahasa Inggris), sesuai dengan sabda Rasulullah
tsaqafah (bahasa Arab), atau colere (bahasa sebagai berikut. “tiap pemuda yang
Latin), yang artinya megelola, mengerjakan, kawin pada usia muda, maka
menyuburkan, dan mengembangkan. Akan menjeritlah setan sambil berkata:
tetapi ada pula yang berpendapat bahwa celakalah aku, telah terpeliharalah
kebudayaan berasal dari kata buddhayah dari agamanya.”(HR. Ibnu Asy).
(bahasa Sansekerta) yaitu jamak dari buddhi 4. Supaya mendapatkan keturunan yang
yang berarti budi dan ada pula yang sah
mengartikan sebagai budi dan daya, yaitu 5. Untuk memperoleh rasa senasib
pikiran, perasaan, dan perbuatan, (Budiwati,dkk, sepenanggungan
2002:22). Budaya lokal merupakan suatu hasil 6. Untuk mendapatkan pahala untuk
pemikiran, kebiasaan serta kemampuan yang mendapatkan pertolongan Allah SWT.
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat
dalam suatu wilayah tertentu, kemudian E. Manfaat dan Hikmah Perkawinan
dijalankan secara turun temurun oleh generasi
selanjutnya. Menurut Ulwan, (2007: 5-11) menjelaskan
hikmah perkawinan sebagai berikut:
C. Tradisi Merariq atau Kawin mempertahankan ras manusia, melindungi
keturunan, menyelamatkan ummat dari
Menurut Ashori dan Kusrianto (2011 demoralisasi, terciptanya gotong-royong anatara
:129), mendifinisikan kata merariq secara suami istri untuk mendidik anak-anak, menjaga
etimologis merariq berasal dari kata ariq (adik). diri dari berbagai penyakit, menciptakan
Dengan demikian, secara terminologi, merariq kedamaian rohani, dan menumbuhkan sifat
bermakna mengambil perempuan untuk keibuan dan kebapaan.
dijadikan istri yang dalam keseharian suami
memanggil ariq terhadap istrinya. Kesan negatif

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


33

mengumpulkan data (Arikunto,2010). Adapun


III. METODE PENELITIAN metode pengumpulan data yang digunakan
A. Rancangan Penelitian dalam penelitia adalah; metode observasi,
metode wawancara, dan metode dokumentasi.
Metode penlitian yang digunakan untuk
mencari penyelesaian permasalahan maka F. Jenis dan Sumber Data
penelitian ini akan menggunakan metode Secara teoritis jenis data dapat digolongkan
penelitian kuantitatif deskriptif . Penelitian menjadi dua kelompok, yaitu data kualitatif dan
kualitatif merupakan suatu cara untuk data kuantitatif. Sumber data yang digunakan
mendapatkan atau mendekati persoalan secara sumber data primer dan sumber data sekunder.
etnografi, dalam penerapannya menekankan
pada kelompok budaya dalam konteks natural G. Teknik Analisis Data
selama periode tertentu, dengan tujuan Analisis menurut Miles dan Huberman
mengetahuai budaya kelompok tersebut. (2002:65) dibagi dalam tiga alur kegiatan yang
Etnografi merupakan salah satu jenis penelitian terjadi secara bersamaan. Ketika alur tersebut
kulitatif yang banyak berkaitan dengan adalah (1). Reduksi data, (2) Penyajian data, (3)
antropologi. (Afifuddin dan Saebani, 2009:86). penarikan simpulan.

B. Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum melakukan penelitian, terlebih A. Deskripsi Data
dahulu ditentukan obyek penelitian, sehinga Tradisi merariq atau perkawinan suku
mempermudah bagi peneliti untuk melakukan sasak merupakan kebudaya perkawninan yang
penelitian. Adapun tempat penelitian di desa dikenal dengan kawin lari dimana seorang laki-
Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten laki dan perempuan sudah saling mencintai dan
Lombok Tengah Tahun 2014. Alasan peneliti punya kesepakatan untuk menikah sudah
memilih lokasi ini adalah “ karena Kabupaten dijadikan adat istiadat masyarakat desa
Lombok Tengah merupakan daerah yang Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten
banyak melaksanakan tradisi kawin lari. Lombok Tengah, tidak begitu jauh berbeda
dengan masyarakat Lombok lainnya, sifatnya
C. Prosedur Penelitian sudah mengikuti nilai-nilai kehidupan sehari-
Prosedur penelitian: membuat rumusan hari. Upacara perkawinan, hakekah, maulitan,
masalah, menentukan tujuan, daan mamfaat penghitanan dan lain-lain berkaiantan
penelitian, landasan teori, pengumpulkan data, memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat desa
analisis data (Social situation dan informant), Selebung Kecamatan Janapria.
reduksi data, penyajian data, dan memberikan Masyarakat desa selebung kecamatan
kesimpulan. Sumber. Prosedur Penelitian Janapria menganut agama islam dan relegius.
(Sugiono, 2011:68) Keadaan tingkat pendidikan masyarakat desa
Selebung Kecamatan Selebung dapat dikatakan
D. Instrumen Penelitian cukup memadai, sarana prasarana pendidikan
Instrumen dalam penelitian menurut yang ada baik dikelola oleh pemerintah maupun
Moleong (2003: 13) bahwa dalam instrumen swasta mulai dari tinkat Taman Kanak-kanak
penelitian kualitatif pengumpulan data lebih (TK), Madrasyah Sanawiyah, dan Madrasyah
banyak bergantung pada dirinya sebagai alat Aliyah.
pengumpul data. Adapun alat bantu yang bisa Pelayanan bindang kesehatan di desa
digunakan dalam penelitian kualitatif seperti alat Selebung Kecamatan Janapria disediakan Pusat
kamera, dan dokementasi yang berhubungan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS).
dengan masalah penelitian, dan alat bamtu Sedangkan tenaga kerja yang melayani
lainnya. Tehnik penentuan informan dalam masayarakat di bindang kesehatan secara
penelitian mengunakan Snowball Sampling, medis maupun non medis cukup memadai desa
Snowball Sampling merupakan tehnik Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya Lombok Tengah tahun 2014.
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju
yang mengelinding yang lama-lama membesar.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


34

B. Analisis Data pergeseran di tengah-tengah masyarakat sasak


1. Tradisi Merariq Masyarakat Sasak Desa pada umumnya yang ada di Lombok.
Selebung Kecamatan Janapria b. laporkan Kepada Kepala Lingkungan
Dalam budaya merariq memiliki banyak Setelah melakukan acara merariq barulah
ritual dalam setiap upacaranya. Dimana setiap keluarga laki-laki melaporkan kejadian tersebut
upacara tersebut memiliki nilai-nilai yang luhur. kapada kepala lingkungan mereka. Kemudian
a. Merariq atau Kawin kepala lingkungan akan menindak lanjutinya.
Merariq sama dengan “mencuri”, mencuri Kepala lingkungan akan memberitahukan
maksudnya adalah membawa lari anak gadis kepada kepala lingkungan tempat tinggal
seseorang secara diam-diam yang dilakukan prempuan jika mereka berbeda kepala
oleh utusan keluarga laki-laki. Merariq adalah lingkungan. Namun, jika kepala lingkungan
laki-laki yang membawa lari anak gadis mereka satu cukup memberitahukan kepada
seseorang untuk diajak menikah dan melibatkan kepala lingkungan saja. (Wawancara 24J maret
kerabat, teman, dan keluarga. Setelah laki-laki 2014).
merasa cocok dengan prempuan tersebut. Maka c. Nyelabar
laki-laki tersebut akan menyuruh kerabat, Setelah melaporkan kejadian merariq
teman, dan keluarga untuk mengambil kepada kepala lingkungan barulah keluarga laki-
prempuan secara diam-diam dari rumah laki akan mengutus perwakilan mereka kepada
prempuan. Dalam proses ini tidak boleh ada keluarga prempuan, untuk memberitahukan
sifat paksaan, penipuan yang dilakukan oleh kejadian tersebut, di mana para utusan
laki-laki. menggunakan pakaian adat dan setelah
Prosesi penjemputan prempuan keluarga menyampaikan maksud dan tujuan mereka,
laki-laki mengutus kerabat untuk menjemput para utusan akan langsung berpamitan pulang
prempuan. Setelah utusan laki-laki berhasil dan melaporkan hasilnya kepada keluarga laki-
membawa pergi prempuan tersebut. laki. Setelah tiga hari disembunyikan, barulah
Selanjutnya, prempuan akan dititipkan ditempat keluarga laki-laki akan mengirim utusan kepada
yang dirasa paling aman. Calon penganten keluarga prempuan yang disebut dengan
dititipkan di rumah ketua adat atau kepala nyelabar. Utusan yang datang kerumah
lingkungan, keluarga dan kerabat. Menitipkan prempuan diwajibkan menggunakan pakaian
calon penganten dilakukan untuk menghindari adat sasak. Utusan terdiri dari ketua adat,
hal-hal yang tidak kita inginkan dan juga untuk kepala lingkungan dan keluarga dari pihak laki-
menjaga nama baik prempuan dan keluarganya. laki.
(Wawancara 21 Maret 2014). Dalam prosesi nyelabar calon laki-laki tidak
Senada dengan pernyataan yang diperbolehkan untuk mengikuti acara ini. Jika
diutarakan oleh bapak H. Rais selaku tokoh calon laki-laki mengikuti acara nyelabar, maka
agama beliau mengatakan: pihak keluarga laki-laki akan dikenakan sanksi
“..... pada awalnya tradisi merariq oleh ketua adat dan keluarga prempuan. Entah
dengan melarikan anak gadis orang sanksi dapat berupa uang atau benda sesuai
sudah menjadi tradisi yang mendarah dengan peraturan adat. Setelah utusan keluarga
daging dalam diri masyarakat sasak laki-laki memberikan kabar kepada keluarga
pada umumnya, akan tetapi beberapa prempuan, biasanya utusan keluarga laki-laki
kalangan ulama atau tuan guru yang akan berpamitan untuk pulang.(Wawancara 24
membawa pengaruh islam menentang maret 2014).
tradisi seperti ini. Sehingga terjadilah d. Melakukan Pernikahan
berbedaan percampuran budaya antara Setelah mendapat persetuan keluarga atau
pengaruh islam dengan tradisi sasak asli kepastian untuk mendapatkan wali. Maka kedua
sampai saat ini ditengah-tengah keluarga akan melakukan kegiatan yang paling
masyarakat sasak (wawancara tanggal utama yaitu melakukan pernikahan. Acara
18 maret 2014). pernikahan dilakukan sesuai dengan undang-
Berdasarkan hasil observasi dan undang yang berlaku yakni sesuai dengan
wawancara di atas, memberikan gamabaran agama, adat, dan negara. Dimana dalam
yang sanagat jelas terkait dengan tradisi merariq pernikahan ini turut hadir pemuka agama,
masyarakat sasak yang unik, sehingga sampai pemuka adat, dan petugas dari pemerintah yang
sekarang masih bisa didapatkan masyarakat disebut P3N.
yang memgang teguh dan melaksanakan tradisi Kalau mereka beragamakan Islam, mereka
tersebut walaupun semakin hari mengalami akan melakukan pernikahan sesuai dengan

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


35

ajaran Islam dengan melakukan “Ijab Qobul”. tanggung jawab kepada keluarga laki-laki dan
Perkawinan dianggap sempurna apabila telah laki-laki yang sudah menikah, supaya dapat
dijalaninya tiga hal utama. (1). Sah secara menjaga dan merawat anak mereka dengan
Agama (akad Nikah). (2). Sah menurut adat baik, serta tanggung jawab baik yang jasmani
dengan dilaksanakannya ritual upacara tersebut dan rohani.
yang disaksikan oleh keluarga kedua belah Sorong serah terdiri dari dua kata yakni
pihak. (3). Sah secara hukum pemerintahan sorong dan serah. Dimana Sorong” maksudnya
yang dicatat oleh P3N (punya akta nikah). memberikan dan “Serah” maksudnya menerima.
Setelah menjalani ketiga kegiatan tersebut Sorong serah adalah keluarga prempuan
barulah perkawinan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab kepada keluarga
sempurna. (Wawancara 26 maret 2014). laki-laki untuk menjaga anak mereka dan
e. Rebak Pucuk keluarga laki-laki akan menerima tanggung
Setelah melakukan acara pernikahan maka jawab tersebut dan melaksanakannya. Sorong
prosesi selanjutnya adalah prosesi “rebak serah aji kerama biasanya dilakukan pada saat
pucuk” atau perjanjian. Perjanjian antara pernikahan telah dilakukan oleh kedua keluarga.
keluarga laki-laki dengan keluarga prempuan. Isi Prosesi sorong serah kedua keluarga akan
perjanjian tersebut adalah kesiapan keluarga menyiapkan pembayun untuk bewacan (balas
laki-laki dalam prosesi selanjutnya yakni “sorong pantun antara pihak laki-laki dan pihak
serah”. Setelah mendapat kepastian tentang perempua dengan bahasa jawa kuno)
kesiapan tersebut barulah dilanjutkan prosesi- Pembayun adalah orang yang berbicara dalam
prosesi selanjutnya. bahasa jawa kuno untuk saling bercakap-cakap
Rebak pucuk merupakan perjanjian antara antara kedua utusan keluarga dalam bewacan
kedua keluarga laki-laki dan prempuan. (bercakap-cakap) kedua pembayun akan
Keluarga prempuan mengatakan kepada menanyakan kesiapan kedua keluarga,
keluarga laki-laki, kapan keluarga laki-laki terutama kesiapan dari keluarga laki-laki.
melakukan upacara adat selanjutnya yakni Dalam prosesi sorong serah aji kerama
sorong serah aji kerama. Setelah mendapatkan terdiri dari aji kerama 33 orang dan aji kerama
kepastian dari keluarga laki-laki barulah prosesi 66 orang. Keluarga laki-laki bisa memilih salah
adat selanjutnya dilakukan. (Wawancara 28 satu sesuai dengan keadaan mereka. Prosesi
maret 2014). sorong serah aji kerama keluarga laki-laki akan
f. Begawe menyiapkan segala keperluan yang akan
Acara begawe atau sering disebut berpesta dibawa kerumah keluarga perempuan.
mengundang semua keluarga, kerabat, teman, Setelah persiapan selesai barulah utusan
tetangga, bahkan orang-orang disekitar dari keluarga laki-laki pergi kerumah keluarga
lingkungan untuk dapat menikmati kebahagiaan perempuan untuk menyerahkan semua
dan untuk memberikan ucapan selamat. Prosesi kebutuhan perempuan yang sudah ditetapkan
begawe juga menyambung silaturahmi antara oleh pemangku adat setempat selain itu juga
sanak saudara serta kerabat dan orang-orang harus menggunakan pakaian adat sasak apabila
dilingkungan tempat tinggal. tidak lengkap maka tembayun dari pihak laki-laki
Begawe merupakan acara syukuran yang akan didenda sesuai dengan hukum adat yang
dilakukan oleh kedua keluarga sebagai tanda berlaku.
syukur telah dilakukan prosesi pernikahan. Di Peralatan yang dibawa mulai dari daun
dalam prosesi begawe tetangga dari kiri dan sirih, tembakau, buah pinang, plocok, dan
kanan rumah akan datang kerumah orang yang tempatnya, serta diiringi dengan piring yang
melakukan begawe tanpa diundang untuk berjumlah 33 dan ada juga yang 66 sesuai
membantu keluarga yang melakukan prosesi dengan kerama yang dipilih. Di atas piring
begawe.(Wawancara 20 maret 2014). tersebut terdapat uang sekitar dua ribu rupiah.
g. Sorong Serah Kemudian ada juga koper, dimana didalam
Setelah melakukan pernikahan dan koper tersebut terdapat semua kebutuhan
perjanjian atau dalam bahasa sasaknya adalah prempuan mulai dari pakaian dalam dan luar
rebak pucuk barulah dilakukan prosesi sorong sampai alat kosmetik prempuan. Dari semua
serah. Sorong serah merupakan bentuk bawahan oleh keluarga laki-laki akan diberikan
penyerahan dan penerimaan yang dilakukan kepada pembayun utusan prempuan, yang
oleh kedua keluarga. Dimana penyerahan dan nantinya akan diberikan kepada keluarga
penerimaan yang dimaksud adalah keluarga prempuan.
prempuan akan memberikan atau menyerahkan

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


36

Awal mulai bewacana kedua pembayun bales dan lampak. Dimana bales diartikan
membicarakan kesiapan dari keluarga laki-laki. membalas atau mengulang sedangkan lampak
Bunyi wacana tersebut sebagai berikut. “hinggi diartikan dengan berjalan. Jadi bales lampak
bapak jero, qiai, penghulu, merebot tampa halim adalah mengulang kembali jalan yang sudah
tati tate tertip, tapsile menaq buling peruangse ditempuh untuk mempersatukan silaturrahmi
tiang sorong serahang dedare......oleh kambil antara kedua keluarga.
terune.......olen-olen 33 ajin kerame gubuk satak Bales lampak biasanya dilakukan pada
seket sen”. Kemudian tembayun dari pihak waktu malam hari antara habis sholat magrib
perempun bewacan sebagai jawaban dari atau isya. Para rombongan yang mengikuti
wacan pembayun pihak laki-laki sebagai berikut. kegiatan bales lampak terdiri dari kedua
“hinggi bapak jero, qiai, penghulu, merebot mempelai yang baru saja selesai menikah atau
tampa halim tati tate tertip, tapsile menaq buling sering disebut pengantin baru, orang tua pihak
peruangse tiang putusang tali jinah.....olen laki-laki, keluarga, kerabat dekat bahkan
kambil terune.....wantas sampun nike entan tetangga mereka. Rombongan bales lampak
tiang iring pelungguh ”. (Wawancara 26 maret akan pergi menuju rumah keluarga prempuan.
2014) Setiba dirumah prempuan rombongan akan
h. Nyongkolan disambut oleh keluarga prempuan yang sudah
Setelah prosesi seorang serah aji kerama menanti kedatangan mereka. setelah selesai
dilakukan barulah dilanjutkan dengan prosesi acara bales lampak maka selesai sudah
adat selanjutnya yakni nyongkolan. Nyongkolan kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh suku
merupakan acara arak-arakan untuk mengajak sasak. Maka sempurnalah kegiatan perkawinan
kedua pasangan yang baru saja menikah mereka. karena, sesuai dengan aturan adat,
berjalan-jalan mengelilingi kampung keluarga agama dan pemerintah. (Wawancara 29 maret
prempuan supaya masyarakat dikampung itu 2014).
tahu bahwa, ada keluarga baru yang akan
datang kekampung mereka. 2. Akulturasi Islam Dalam Tradisi Merariq
Prosesi nyongkolan rombongan dari Masyarakat Sasak Desa Selebung
keluarga laki-laki akan berjalan sekitar satu Masyarakat sasak pada umumnya sudah
sampai dua kilometer dari rumah keluarga lama merasakan proses dari akulturasi yaitu
prempuan. Setiba dirumah keluarga prempuan, setelah terusirnya atau ditaklukkannya kerajaan
rombongan keluarga laki-laki akan disambut karang Asem di Lombok, akan tetapi
oleh rombongan dari keluarga prempuan. masyarakat yang berpindah kepercayaan dari
Rombongan nyongkolan diiringi oleh makanan kepercayaan nenek moyang mereka tidak
tradisional khas suku sasak dan juga gendang menutup diri untuk tetap menjalankan budaya
beleq sebagai pengiring. Barisan terbagi yang sudah mendarah daging di sanubari
menjadi dua bagian yang paling depan adalah masyarakat sasak. Bentuk dari pertemuan dua
pengiring yang mambawa makanan tradisional kepercayaan (akulturasi) yang jauh berbeda
khas sasak kemudian, pengiring pengantin menuntut masyarakat sasak harus menerima
prempuan dan kemudian pengiring pengantin pengaruh yang lebih besar dalam kehidupan
laki-laki. dimana pengantin prempuan diikuti sosial budaya sasak saat ini dan bentuk-bentuk
oleh pengiring prempuan dan pengantin laki-laki akulturasi islam dan budaya sasak dalam tradisi
diikuti oleh pengiring dari laki-laki kemudian merariq sebagai berikut:
disambung oleh gendang beleq atau kecimol. 1. Melamar atau meminag
(Wawancara 26 maret 2014). Proses meminag merupakan salah
i. Bales Lampak satu sunnah yang diajarkan oleh nabi dalam
Setelah melakukan nyongkolan maka islam yang mengandung suatu tatacara atau
prosesi terakhir adalah bales lampak. proses pencerminan dari ahlakul karimah,
bales lampak keluarga laki-laki akan datang sebagaimana yang telah dijelaskan oleh
kerumah keluarga prempuan untuk Jabir r.a telah berkata rasullulah telah
bersilaturahim, beserta kedua pembelai. Bales bersabda “apabila seseorang diantara kalian
lampak juga sebagai tanda telah dilakukannya meminang prempuan, kalau dapat dia lihat
semua prosesi adat. Bales lampak merupakan dari padanya apa-apa yang dapat menarik
prosesi terakhir dari semua rangkaian kegiatan akan mengawininya, lakukanlah.” Riwayat
adat budaya merariq. Serta merupakan bentuk imam Ahmad di perjelas oleh ibnu Umar r.a
kesiapan keluarga baru menjalani kehidupan Rosullulah bersabda janganlah seseorang
mereka. Bales lampak terdiri dari dua kata yakni diantara kalian meminang prempuan yang

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


37

telah dipinag oleh saudaranya, kecuali kalau suyukuran dilanjutkan dengan acara
peminag (pertama) meninggalkannya, nyongkolan dengan gendang belek kerumah
sebelum datang, peminang kedua, riwayat sik prempuan sekaligus silaturrahmi kepada
bukhory. (kitab Bulugulmaram) sedangkan keluarga si prempun tersebut.
dalam masyarakat sendiri masih ada yang
tidak melalui proses melamar atau meminag
selain itu juga di lingkungan sosial 3. Islam dan Budaya Dalam Tradisi Merariq
masyarakat semenjak masuknya peradaban Islam dan budaya memiliki keterkaitan
islam memepengaruhi kehidupan sasak, yang sangat erat dalam kehidupan masyarakat
dalam lingkungan masyarakat sasak sendiri islam, karena islam tidak hampa untuk
yang hanya dikenal adalah memaling atau menerima tradisi seperti merariq Islam
melarikan anak orang merupakan tradisi merupakan agama yang memiliki keterbukaan
yang sampai sekarang di lakuakan oleh untuk menerima adat istiadat suatu bangsa
taruna atau remaja yang ada dibeberapa maupun suatu daerah, sehingga masyarakat
desa termasuk di Selebung. sangat mudah untuk beradaptasi dan diterima
2. Akad Nikah islam dalam kehidupan mereka. Tradisi merariq
Kehidupan masyarakat sasak maupun masyarakat sasak islam hadir ditengah-tengah
islam juga dilaksanakan proses akad nikah masyarakat yang kental akan budaya lokal
(ijab kabul), akan tapi dalam islam semua seperti halnya tradisi merariq, merariq atau
prosesinya seperti pembacaan Al-Aqur’an, menikah merupakan suatu sunnah dalam islam
ijab kabul, khutbah nikah atau nasehat maupun agama selain islam hanya saja yang
pernikahan, dan saksi sangat menentukan membedakannya adalah tata cara
sah atau tidaknya perkawinan seseorang., pelaksanaannya.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Allah surah annisa’ ayat 21 yang artinya: Ustaz H.Badrun mengenai permasalahna di atas
Dan mereka (istri-istrimu) telah beliau mengatakan
mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. “......merariq atau menikah pada
Dalam ayat lain Allah menegaskan yang dasarnya adalah sama hanya saja
artinya : hai orang-orang yang beriman pengungkapannya yang berbeda, merariq
penuhilah akad-akad itu (Al Maidah ayat 1) maupun menikah bagi setiap manusia
sedang dalam tradisi sasak sendiri hal-hal merupakan suatu akad yang sakral bagi
seperti yang ada di dalam islam tidak setiap manusia, akan tetapi sangat jauh
semuanya dilaksanakan hanya saja semua di berbeda, kalau ditinjau dari segi
tentukan oleh pemangku adat setempat pelaksanaannya contoh masyarakat islam
sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di lebih cendrung pelaksanaannya
tengah-tengah masyarakat sasak sendiri. menggunakan tuntunan dalam syariat
islam sedangkan masyarakat sasak yang
3. Walimatul ursy (pesta/perkawinan) masih menganut budaya hindu lebih
Walimatul ursy atau begawe cendrung pelaksanaannya seperti
merupakan suatu bentuk acara syukuran kebudayaan hindu itu sendiri. Wawncara
yang dilakukan oleh pihak pengantin laki tanggal 17 maret 2014”
maupun perempun kalau memiliki kelebihan
harta, dalam pelaksanaan walimatul ursy Senada dengan pernyataan yang
yang dilakasanakan oleh orang islam lebih di disampaikan bapak H. Rais dalam menyatakan
dalamnya berupa zikiran, dan do’a dengan bahwa;
mengundang salah satu tokoh agama kiai “kalau dalam islam itu sendiri
atau tuan guru, dalam hal ini nabi pelaksanaannya sangat singkat (1)
menjelaskan dalam hadisnya yang berbunyi: melamar/meminag,(2) akad nikah, (3)
Adakanlah walimah walaupun hanya walimatul ursy atau pesta pernikahan yang
dengan menyembelih sekor kambing (hadis dirangakai dengan nyaman, rudat, zikiran
riwayat Bkhori Muslim). Dalam sebuah firman dll. Sedangkan dalam sasak sendiri
Allah, Allah berfirman: makan dan minumlah semuannya dibuat oleh pemangku adat
rezki yang diberikan Allah dan janglah kalian beserta tokoh masyarakat yang dituakan
berkeliaran dimuka bumi dengan berbuat pelaksanaannya berupa memaling atau
kerusakan. (Al Bakarah ayat 60). Akan tetapi merariq, melapor kepala lingkungan atau
masyarakat sasak selesai begawe atau kadus, nyelabar, akad nikah, rebak pucuk,

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


38

begawe, sorong serah, nyongkolan, balas islam mengingat datang penyebaran agama
lampak, barulah pelaksanaan adat istiadat islam dari jawa sehingga banyak juga ritualitas-
itu dianggap selesai secara budaya sasak. ritualitas adat istiadat dilaksanakan juga dengan
Wawancara tanggal 17 maret 2014” ajaran Islam. Ajaran agama islam banyak terjadi
pergeseran budaya lokal pada masyarakat
Berdasarkan kedua pendapat di atas, sasak yang ada di Desa Selebung sebagaimana
menujukan bagaimana islam menerima tradisi Bapak H. Badrun Amin anggota (KUA)
yang terdapat disuatu daerah yang memiliki mengatakan bahwa:
budaya yang kental seperti di masyarakat sasak “....dilihat dari keberadaan
sendiri. Islam tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sasak yang sebagian besar
suatu kondisi yang tidak hampa budaya. masyarakatnya beragama Islam sesudah
Realitas kehidupan ini diakui atau tidak memiliki Hindu ditaklukan, sehinga semakin hari
peran yang cukup signifikan dalam mampu memupuk kebiasaan yang berbau
mengantarkan Islam menuju perkembangannya Hindu contoh kecil saja pada saat
yang aktual, sehingga sampai pada suatu pelaksanan merariq yang dulunya lebih
peradaban yang mewakili dan diakui oleh cenderung berbau Hindu, akan tetapi
masyarakat dunia. masyarakat khususnya desa selebung
tidak ada kita temukan yang
4. Budaya Lokal Masyarakat Sasak Desa pelaksanaannya yang tidak berbau Islam
Selebung Kecamatan Janaperia dan saya yakin seluruh Lombok Tengah
Budaya merupakan suatu kebiasaan atau budaya Hindu yang dulu sangat sedikit
hasil pemikiran yang sifatnya turun temurun yang masih dilaksanakan dan dipakai
yang diwarisi oleh nenek moyang suatu daerah lebih cenderung yang berbau Islam”
kepada generasi yang kemudian terus (wawancara 17 April 2014).
dijalankan dan dilaksanakan dalam kehidupan Berdasarkan hasil wawancara di atas
maupun lingkungan adat suatu daerah tertentu. dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau
Sama halnya dengan daerah-daerah yang ada tradisi merariq merupakan salah satu
di Lombok. Lombok memiliki budaya lokal yang peningalan agama hindu, setelah datang
diwarisi kepada generasinya. Akan tetapi menyebaran agama islam masyarakat sasak
berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan sebagian besar pemeluk agama islam tradisi-
peneliti di Desa Selebung Kecamatan Janapria tradisi salah satu tradisi merariq terjadinya
Kabupaten Lombok Tengah. Pergeseran nilai akulturasi kebudayaan lokal dengan ajaran
budaya lokal di masyarakat sebagaiman islam di pulau Lombok.
dikemukakan Bapak Dalisah Terkait sejarah Hindu dan Islam masuk
“....Mengenai budaya lokal yang ke Lombok Amak Nurahat (tokoh yang
ada di Lombok, Lombok memiliki dituakan di Desa Labuan Tereng) mengatakan
kebudayaan (1) tradisi merariq, (2) bahwa:
tradisi gendang beleq, (3) tradisi “Lombok umumnya termasuk Desa
nyongkolan, (4) tradisi baunyale, (5) Selebung semuanya dikuasai oleh Anak
presean, (6) lempar ketupat dan banyak Agung dari Kerajaan Karang Asem
yang saya tidak ketauhi akan tetapi sekaligus menjadikan Lombok sebagai
semua budaya atau tradisi yang ada tempat tanah kekuasaan untuk
dianut dari kepercayaan pertama yang menyebarkan kepercayaan agama hindu
mempengaruhi tatan kehidupan yang kemudian menjadi suatu budaya
masyarakat di Lombok maupun Lombok Leluhur masyarakat Lombok, bisa kita lihat
Tenggah yaitu Hindu Budha” di Desa Sekotong timur Dusun Kendaun
(wawancara 16 maret 2014). atau yang dikenal Dusun Ganjar yang
Berdasarkan hasil wawancara di atas, sampai saat ini mayoritas beragama
dapat disimpukan bahwa budaya lokal yang Hindu-Budha, lain halnya dengan Islam
dimiliki suku sasak banyak peninggalan agama berawal dari pedagang Islam yang datang
hindu yang pertama kali datang menyebarkan di pelabuan Labuan Lombok Kabupaten
kepercayaannya, sehingga tradisi dan budaya Lombok timur yang kemudian berdomisili
lokal peninggalan nenek monyag mereka yang dan menetap serta menyebarkan agama
memeluk agama hindu sampai saat ini. Seiring Islam secara sembunyi-sembunyi karena
dengan waktu pergeseran kebudayaan agama memang waktu itu Lombok dibawa
hindu bergeser dengan kebudayaan agama kekuasaan Anak Agung atau Kerajaan

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


39

Karang Asem” (wawancara 22 maret proses merariq mengalami perubahan yang


2014). sangat singnifikan. Mengingat masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara di atas, lombok mayoritas memeluk agama islam maka
dapat disimpulkan bahwa latar belakang adanya proses melarikan atau mencuri anak orang
berbagai kebudayaan yang bernuansa Hindu- secara diam-diam tidak diperbolehkan di
Budha di pulau Lombok, pengaruh kerajaan dalamIslam karena bukan syari’at di dalam
yang menguasai sekaligus menyebarkan agama islam, sehingga sekarang sangat sedikit
kepercayaan yang mereka anut sebagaimana sekali yang para pemuda yang melakukan hal
halnya dengan Kerajaan Karang Asem yang tersebut karena dinilai kurang sopan dan bukan
pertama kali mempengaruhi masyarakat sasak. anjuran di dalam Islam.
Walaupun agama Hindu beserta budayanya b. Melaporkan Kepada Kepala Lingkungan
sudah mengalami pergeseran budaya lokal Prosesi merariq atau yang dikenal dengan
dengan ajaran agama islam namun masih ada membawa pergi anak gadis seseorang secara
beberapa desa yang masih menganut tradisi diam-diam. Keluarga laki-laki akan melaporkan
kebudayaan hindu bundha. kejadian tersebut kepada kepala lingkungan. Hal
ini dilakukan untuk memberitahukan kepada
C. Pembahasan kepala lingkungan bahwa dikampung mereka
1. Tradisi Merariq atau kawin lari ada yang menjadi keluarga baru, serta sebagai
Masyarakat Sasak Desa Selebung jalan kepada pemerintah untuk mendapat akta
Kecamatan Janapria nikah dari pemerintah.
Tradisi merariq masyarakat sasak desa c. Nyelabar
Selebung tidak jauh berbeda dengan daerah Setelah keluarga laki-laki melaporkan
Lombok pada umumnya, akan tetapi pada saat kejadian merariq kepada kepala lingkungan.
ini khususnya di desa Selebung tradisi merariq Barulah keluarga laki-laki akan memberitahukan
secara adat istiadat sasak mengalami kejadian tersebut kepada keluarga prempuan.
pergeseran yang signifikan ditengah-tengah Dimana para utusan melibatkan keluarga laki-
masyarakat. Perkawinan juga sekaligus sebagai laki dan kepala lingkungan. Dimana prosesi
sarana pelanjutan generasi (mendapatkan sering masyarakat sasak sebut dengan
keturunan). Perkawinan bagi masyarakat Sasak nyelabar, akan tetapi dibeberapa desa yang ada
juga memiliki makna yang sangat luas, bahkan di lombok yang peneliti temukan hanya
menurut orang Sasak, perkawinan bukan hanya beberapa desa yang masih memegang teguh
mempersatukan seorang laki-laki dengan proses nyelabar menggunakan pakaian adat,
seorang prempuan saja, tetapi sekaligus karena beberapa masyarakat lebih cenderung
mengandung arti untuk mempersatukan menggunakan busana muslim karena lebih
hubungan dua keluarga besar, yaitu kerabat mencerminkan tatakrama kesopanan dalam
pihak laki-laki dan kerabat pihak prempuan. bertamu.
Perkawinan pada suku Sasak, yang disebut d. Melakukan Pernikahan
dengan tradisi merariq. yaitu melarikan anak Setelah melakukan prosesi nyelabar dan
gadis untuk dijadikan istri. Merariq sebagai ritual mendapatkan wali barulah dilakukan prosesi
memulai perkawinan merupakan fenomena yang paling utama yakni upacara pernikahan.
yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat Menikah, dalam ajaran agama islam ada aturan
ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa yang perlu dipatuhi oleh calon mempelai dan
Tengara Barat. keluarganya, agar perkawinan syah secara
Dalam proses merariq dapat ditemukan agama, sehingga mendapat ridho Allah SWT.
suatu proses akulturasi yang terjadi yaitu antara Adapun syarat syah perkawinan adalah:
Islam dan budaya lokal (Hindu) Masyarakat mempelai pria, mempelai wanita, Wali, dan
Lombok dalam melalukan budaya merariq harus Saksi.
melalui beberapa tahapan-tahapan yang harus Prosesi melibatkan para tokoh agama,
dilakukan sebagai berikut. tokoh adat dan pemerintah. Karena pernikahan
a. Merariq (Kawin lari) akan dilakukan sesuai dengan agama dan
Merariq merupakan proses awal sebelum kepercayaan mereka masing-masing serta telah
terjadinya pernikahan, dimana merariq sering memenuhi persyaratan dari pemerintahan untuk
dikatakan dengan “mencuri”, mencuri mendapatkan akta nikah dari pegawai yang
maksudnya membawa anak gadis seseorang berwenang. Setelah melakukan hal tersebut
secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang barulah pernikahan tersebut dianggap
tua prempuan. Seiring perkembangan zaman, sempurna.

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


40

e. Rebak Pucuk Berdasarkan tahapan prosesi merariq di


Setelah melakukan pernikahan barulah atas, dapat ditemukan hubungan yang signifikan
dilakuakn proses adat selanjutnya yakni “rebak yang terjadi dalam proses akulturasi Islam dan
pucuk”. Rebak pucuk merupakan prosesi budaya lokal dalam tradisi merariq masyarakat
perjanjian antara kedua keluarga laki-laki. sasak di desa Selebung Kecamatan Janapria,
Dimana isi perjanjian tersebut menanyakan mengkaji lebih luas lagi dan keluar dari tradisi
kesiapan keluarga laki-laki untuk melaksanakan merariq, budaya yang ada di tengah-tengah
proses adat selanjutnya yakni “sorong serah”. masyarakat lombok proses akulturasi itupun
Setelah menadapatkan kepastian barulah terjadi pada proses keagamaan seperti proses
melakukan proses adat selanjutnya. hitanan, aqiqah, ziarah kubur atau makam.
f. Begawe Perkawinan menurut ajaran Islam
Begawe merupakan acara syukuran untuk dikonsepsikan sebagai jalan mendapatkan
menyambut keluarga baru. Hal ini dilakukan, kehidupan berpasang-pasangan, tenteram dan
supaya tetangga dan kerabat dapat merasakan damai (mawahddah wa’rahmah)sebagaiman
kebahagiaan yang dirasakan oleh keluarga baru firmanya sebagai berikut:
dan kedua keluarga yang telah bersatu. Dari
prosesi begawe ini kebahagiaan akan !
bertambah dan dapat dirasakan oleh keluarga, #$%&' ()* + ,"
tetangga, dan masyarakat tempat tinggal . -) /. 0 1 . 2 3 4 56 )
mereka. Artinya:”Dan diantara tanda-tanda
g. Sorong Serah Aji Krama kebesarannya adalah dia telah menciptakan
Dalam prosesi sorong serah ini merupakan bagi kalian istri-istri agar kalian merasa tenteram
proses penyerahan aji kerama yang sudah di kepadanya dan dia telah menjadikan cinta dan
setujui oleh kedua belah pihak, akan tetapi kasih sayang diantara kalian. Sesungguhnya
peneliti menemukam dilapangan tempat peneliti didalam hal itu ada tanda-tanda yang nyata bagi
meneliti tidak lagi di lakukan, bahkan lebih kaum yang berfikir.” (Ar-Rum:21).
cenderung secara moderen kalau sudah Perkawinan juga sekaligus sebagai sarana
diserahkan aji kerama yang di sepakati kepada pelanjutan generasi (mendapatkan keturunan).
pihak penganten perempuan maka proses Perkawinan bagi masyarakat Sasak juga
tersebut dianggap selesai. memiliki makna yang sangat luas, bahkan
h. Nyongkolan menurut orang Sasak, perkawinan bukan hanya
Seiring waktu nyongkolan tidak lagi mempersatukan seorang laki-laki dengan
memiliki nilai lokal karena sangat sedikit sekali seorang prempuan saja, tetapi sekaligus
yang melakukan nyongkolan, terlihat sekali mengandung arti untuk mempersatukan
masyarakat desa Selebung Kecamatan Janapria hubungan dua keluarga besar, yaitu kerabat
Kabupaten Lombok Tengah yang memgang pihak laki-laki dan kerabat pihak prempuan.
teguh adat istiadat tersebut, seiring dengan Berdasarkan tujuan perkawinan, maka
waktu banyak masayarakat tidak harus terdapat tiga macam perkawinan dalam
melakukan nyongkolan karena dinilai tidak masyarakat suku Sasak Lombok, yaitu: (1)
sesuai dengan ajaran Islam dengan perkawinan antara seorang pria dengan seorang
memamerkan perhiasan dan mengakibatkan prempuan dalam satu kadang waris yang
lalainya mengingat Allah SWT. disebut perkawinan betempuh pisa’ (misan
i. Bales Lampak dengan misan atau cross cousin); (2)
Bales lampak merupakan proses adat yang perkawinan antara pria dan prempuan yang
terakhir, proses bales lampak para keluarga laki- mempunyai hubungan kadang jari (ikatan
laki dan pengantin atau keluarga baru keluarga) disebut perkawinan sambung uwat
mendatangi rumah keluarga prempuan. Proses benang (untuk memperkuat hubungan
bales lampak merupakan silaturahmi antara kekeluargaan); dan (3) perkawinan antara pihak
kedua keluarga dan memberi tahukan bahwa laki-laki dan perempuan yang tidak ada
semua proses adat telah dilakukan dan keluarga hubungan perkadangan (kekerabatan) disebut
baru dapat menjalani kehidupan baru mereka perkawinan pegaluh gumi memperluas daerah
sebagai pasangan suami istri. Melihat dari atau wilayah. (Departemen Pendidikan dan
pengertian bales lampak adalah mengulang Kebudayaan, 1996:33)
kembali jalan yang ditempuh untuk Perkawinan pada suku Sasak, yang disebut
mempersatukan silaturahmi antara kedua dengan merariq. yaitu melarikan anak gadis
keluarga. untuk dijadikan istri. Merariq sebagai ritual

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


41

memulai perkawinan merupakan fenomena perubahan. Akan tetapi dalam tradisi ada
yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat perbedaan pendapat dikalangan para tokoh adat
ditemui di masyarakat Sasak, Lombok, Nusa dengan tokoh agama di tengah-tengah
Tengara Barat. masyarakat sasak. Pertama, orisinalitas merari’.
Tradisi akulturasi merari’. Kawin lari Kawin lari (merari’) dianggap sebagai budaya
(merari’) merupakan peningalan budaya hindu produk lokal dan merupakan ritual asli (genuine)
dan bukan asli (ungenuine) dari leluhur dan leluhur masyarakat Sasak yang sudah
masyarakat Sasak serta tidak dipraktikan dipraktikkan oleh masyarakat-sebelum
masyarakat sebelum datangnya Bali menguasai datangnya budaya Bali maupun Belanda.
Lombok. Pendapat ini didukung oleh sebagian Menurut H.Lalu Azhar, ketua Masyarakat Adat
masyarakat Sasak dan dipelopori oleh tokoh Sasak (MAS); dan peneliti Belanda,
agama. Nieuwenhuyzen mendukung pandangan.
Pada tahun 1955 di Bengkel Lombok Menurut Nieuwenhuyzen, (Tim Depdikbud,
Barat, Tuan Guru Haji Saleh Hambali 1996:35-36) banyak adat Sasak yang memiliki
menghapus, kawin lari (merari’) karena persamaan dengan adat suku Bali, tetapi
dianggap manifestasi Hinduisme Bali dan tidak kebiasaan atau adat, khususnya perkawinan
sesuai dengan ajaran Islam. Hal yang sama Sasak, adalah adat Sasak yang sebenarnya.
dapat dijumpai di desa yang menjadi basis Kedua, akulturasi merari’. Kawin lari (merari’)
kegiatan Islam di Lombok, seperti Pancor, dianggap budaya luar dan bukan asli
Kelayu, dan lain-lain. Menurut John Ryan (ungenuine) dari leluhur masyarakat Sasak serta
Bartholomew, praktik kawin lari dipinjam dari tidak dipraktikan masyarakat sebelum
budaya Bali. (Departemen Pendidikan Dan datangnya kebudayaan Bali. Pendapat didukung
Kebudayaan,1996:36-37) oleh sebagian masyarakat Sasak dan dipelopori
Berdasarkan pendapat di atas, dapat oleh tokoh agama. Kebudayaan Tradisi merariq
disimpulkan bahwa tradisi merariq atau kawin atau perkawinan suku sasak di pengaruhi oleh
lari merupakan peningalan dari kebudayan kebudayaan dari luar.
tradisi bali ajaran hindu dan bundha yang masih
dilakukan masyarakat sasak atau lombok. V. SIMPULAN SAN SARAN
A. Kesimpulan
2. Akulturasi Islam Dalam Tradisi Merariq Tradisi merariq atau Kawin Lari masyarakat
Masyarakat Sasak Desa Selebung Sasak desa Selebung Kecamatan Janapria
Kecamatan Janapria mengalami perubahan karena menganggap
Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam tidak sesuai dengan ajaran islam. Terjadinya
ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil prubahan yang signifikan dalam nilai-nilai lokal
alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh yang terkandung dalam beberapa tahapan-
sebuah kelompok atau individu. Suatu hal yang tahapan dalam tradisi merariq setelah masuknya
menarik ketika melihat dan mengamati proses pengaruh islam. Dalam tradisi merariq
akulturasi tersebut sehingga nantinya secara masyarakat Sasak desa Selebung Kecamatan
evolusi menjadi asimilasi (meleburnya dua Janapria Kabupaten Lombok Tengah sudah
kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu mengalami pergeseran karena semakin luasnya
kebudayaan). Akulturasi budaya dapat terjadi pengetahuan tentang ajaran islam. Masyarakat
karena keterbukaan suatu komunitas desa Selebung Kecamatan Janapria Kabupaten
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan Lombok Tengah. Proses merariq dapat di
yang mereka miliki akan terpengaruh dengan temukan suatu proses akulturasi yang kental
kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain sehinga mengakibatkan kebudayaaan semula
keterbukaan masyarakatnya, perubahan mengalami pergeseran yang sangat besar
kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua dalam kehidupan masyarakat secara natural di
kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya desa Selebung
pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan
unsur kebudayaan lokal. B. Saran-Saran
Akulturasi budaya bisa juga terjadi Adapun saran-saran dan masukan baik
karena kontak dengan budaya lain, sistem para pemudan maupun pemerintah yang
pendidikan yang maju yang mengajarkan mengambil kebijakan dan tokoh-tokoh adat:
seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan 1. Diharapkan kepada generasi muda
objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah melaksanakan pernikahan dilakukan secara
menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap islam agar hubungan silaturrahmi dengan

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2


42

keluarga baik dan pernikahan sakinah Warno Hamid, 1999. Merajut Perkawinan
mawandah dan warahmah Harmonis, Surabaya : Insan Cendekia.
2. Kepada pemerintah diharapkan adanya
perhatian terhadap tradisi merariq atau Yusak Ashori dan Adi Kusriant, 2011. Jalan-jalan
kawin lari membuat kebijakan agar Lombok enaknya kemana ?, Jakarta : PT
prempuan terlindugi. Gramidia.
3. Diharapkan kepada para orang tua, agar
senantiasa mendidik anak, dengan Ramulyo, Idris, S.H, M.H 1995. Hukum
mengingatkan tidak melakukan tradisi Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum
merariq atau kawin lari dan mengajurkan Acara Peradilan Agama, dan Zakat
menikah secara islam. menurut Hukum Islam, Jakarta : Sinar
Grafika.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nasih Ulwan, 2007. Menikahlah,


Jakarta Qisthi Press.

Arifin, Zainal, 1990. Dasar Metodelogi


Penelitian. Mataram: Biro Skrifsi FKIP
UM.

Afifudin, Saibani dan Beni Ahmad, 2009


Metodologi Penelitian Kualitati. Bandung:
CV Pustaka setia.

Jalaluddin, Rakhnmat, dan Deddy Mulyana,


2005, Komunikasi Antar Budaya,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Koentjaraningrat, 2013, Pengantar Ilmu


Antropologi, Jakarta: PT. Rineka CBPTA.

Moleong, leksi. 2005. Metode Penelitian


Kualitatif, Remaja Rosda Karya: Bandung.

Nawawi, hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang


Sosial, Gajah Mada Universitas Press:
Yogyakarta.

Pangkat, L. Ali, Artikel, Selasa 10 Juni 2008,


Menguntip Tentang Pendapat Makna
Lombok Dan Sasak.

Suracmand, Wirnarno, 1965. Metode Penelitian


Pengantar Penyelidik Ilmiah.

Sugyono, 2010. Metode Kualitatif dan Kuantitatif


dan R & D. Bandung : Al-Fabete.

Mardalis, 2007, Metode Penelitian Suatu


Pendekatan Proposal, Jakarta : PT Bumi
Aksara.

Paedagoria, September 2014, ISSN 2086-6356 Vol. 10, No. 2

Anda mungkin juga menyukai