Anda di halaman 1dari 2

Definisi

Kegiatan yang cukup populer dikalangan psikolog industri dan organisasi adalah
melakukan rekrutmen dan seleksi.Penarikan (recruiting) atau bisa disebut juga dengan
rekuiten ini merukan kegiatan, dimana kegiatan ini bertujuan mencari dan
mempengaruhi tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih
kosong di perusahaan. Hasibuan (2011H:174) “Mencari”memiliki arti tersendiri yakni
menetapkan sumber-sumber tenaga kerja yang akan ditarik.
Sedangkan“Mempengaruhi” merupakan menetapkan cara-cara penarikannya, seperti
melalui iklan pada media massa dan atau melalui para karyawan yang telah
ada.Rekrutmen adalah proses yang dilakukan organisasi dalam mencari pelamar kerja
yang potensial (Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright, 2016).

Menurut Simamora (2004), seleksi merupakan proses pemilihan dari sekelompok


pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia di dalam
perusahaan.Kegiatan ini juga terkadang lebih dikenal sebagai psikotes. Sebenarnya
psikotes hanyalah salah satu tahap dalam melakukan seleksi pelamar kerja atau hanya
salah satu bagian dari seleksi. Pelamar biasanya akan diberikan beberapa tes psikologi
yang kemudian data-data yang didapat dari tes tersebut akan diolah lagi menjadi
laporan psikologi. Laporan inilah yang akan menjadi indikator penting apakah
seseorang cocok untuk bekerja di suatu jabatan atau organisasi.(Moningka, et al.,
2021)

Sejarah

Praktek seleksi dan rekrutmen dipercaya sudah dimulai pada tahun 2200 sebelum
masehi di Tiongkok (Cohen & Swerdlik, 2018). rekrutmen pada saat itu bertujuan
untuk mencari orang-orang yang cocok untuk mengisi posisi penting di pemerintahan.
Sebagai salah satu bagian dari proses seleksi berbagai tes akan diberikan kepada calon
pelamar mulai dari kemampuan bermain musik, memanah, berkuda, menulis,
aritmatik, geografi, hukum, dan lain-lain. Beberapa tes ini di anggap penting pada saat
itu dan dapat diubah sesuai kebutuhan pada setiap dinasti. Pada saat tahun 960 hingga
1279 setelah masehi munculah tes literasi klasik yang dimana tes ini berisikan syair
dan puisi tokoh-tokoh ternama. Mereka yang mampu menghafal dan mengerti
literatur klasik tersebut akan dianggap memiliki kebijaksanaan tinggi sehingga lebih
dipertimbangkan untuk diterima menjadi pejabat. (Moningka, et al., 2021)

Tes sebagai bagian dari seleksi terus berlanjut hingga pada abad pertengahan. Di masa
Roman sendiri ditemukan tulisan yang menunjukkan bagaimana pada saat itu orang
orang dikategorikan berdasarkan kepribadiannya. Pada tahun 1732 seorang tokoh
bernama Christian von Wolff sudah mengantisipasi bahwa psikologi akan berperan
bukan sebagai ilmu saja, tetapi juga sebagai metode pengukuran. Selanjutnya tokoh-
tokoh seperti Francis Galton, Wilhelm Wundt, dan James Mckeen Cattell mulai
berperan dalam usahanya membedakan manusia sampai ke level kemampuan
manusia. (Moningka, et al., 2021)

Seleksi dan rekrutmen pada bidang PIO sendiri dianggap paling berkembang pada
saat perang dunia pertama. Pada saat Robert S. Woodworth dipercaya dalam
mengembangkan pengukuran stabilitas emosi yang dapat diaplikasikan dengan cepat.
Selanjutnya tes-tes seperti Army Alpha dan Army Beta mulai diaplikasikan untuk
membedakan tentara yang cocok terjun ke medan perang atau di bagian administrasi.
Seiring perkembangannya seleksi di bidang PIO juga mulai menggunakan tes-tes
intelegensi dan kepribadian sebagai bagian dari proses seleksi.(Moningka, et al.,
2021)

Daftar Pustaka
Moningka, C., et al. (2021). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta

Noe, R. A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., & Wright, P. M. (2016). Fundamentals of
Human Resource Management.

Cohen, R. J., Swerdlik, M. (2018). Psychological testing and assessment: An


introduction to tests and measurement (9th ed.). New York, NY: McGraw Hil

Anda mungkin juga menyukai