Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nurul Indriani

NIM: 2109036021

Program Studi: Teknik Industri

Perkembangan Teknologi di Bidang Industri (Elektronik)

A. Revolusi Industri 3.0

Setelah revolusi industri 2.0, manusia masih berperan sangat penting


dalam proses produksi berbagai macam jenis barang. Tetapi, setelah revolusi
industri 3.0, manusia tidak lagi memegang peranan penting. Setelah revolusi
ini, abad industri pelan-pelan berakhir dan abad informasi dimulai.

Jika revolusi 1.0 dipicu oleh mesin uap, revolusi 2.0 dipicu oleh ban
berjalan (transportasi) dan listrik, revolusi 3.0 ini dipicu oleh mesin yang
dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.

Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era perang dunia II


sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman adalah komputer
bernama Colossus. Komputer yang dapat diprogram tersebut merupakan
mesin raksasa sebesar ruang tidur yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa
menerima perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer purba tersebut
hanya menerima perintah melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik
sangat besar, yaitu 8.500 watt.

Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah


perang dunia II selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan
kemudian integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil,
listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya
semakin canggih. Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di
mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai
menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi.
B. Penemuan Integrated Chip (IC)

Geoffrey William Arnold Dummer, adalah seorang insinyur elektronik


asal Inggris yang dinobatkan sebagai penemu konsep Integrated Circuit (IC)
atau sirkuit terpadu yang hingga kini banyak diaplikasikan pada hampir semua
barang elektronika di seluruh dunia.

IC mempakan komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi


konduktor, di mana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti
resistor, kapasitor, dioda, dan transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah
rangkaian yang berbentuk chip kecil.

Sebelum adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari


satuan-satuan komponen yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan
kawat atau kabel, sehingga mempunyai ukuran besar serta tidak praktis.
Karena Geoffrey Dummer-lah pada akhirnya elektronika masa kini tidak lagi
berukuran besar dan cenderung berukuran kecil.

Pada tahun 1952 ia mempresentasikan karyanya pada Simposium


Komponen Elektronika di Washington DC, Amerika, sekitar enam tahun
sebelum Jack Kilby dari Texas Instruments dianugerahi paten untuk dasar ide
yang sama. Geoffrey Dummer pun telah disebut “Nabi Sirkuit Terpadu”.

Namun, Geoffrey Dummer saat itu tidak mampu mengubah ide sirkuit
terpadunya untuk dipraktikkan secara nyata, karena keterbatasan wewenang
dan tanggung jawabnya. Pada ajang The International Components
Symposium yang digelar atas inisiasinya di Malvern September tahun 1957, ia
menyajikan sebuah model untuk mengilustrasikan kemungkinan teknik solid
sirkuit.

Model ini mewakili flip-flop dalam bentuk blok yang solid dari bahan
semikonduktor dibentuk untuk membentuk empat transistor, Empat resistor
diwakili oleh jembatan silikon, dan resistor serta kapasitor lainnya disimpan
dalam bentuk film yang langsung terhubung ke blok silikon dengan intervensi
isolasi film. Model ini dimaksudkan sebagai latihan desain, tetapi tidak terlalu
berbeda dari sirkuit yang dipatenkan oleh Jack St Clair Kilby dua tahun
kemudian.

Hanya setengah abad setelah penemuan Geoffrey Dummer, IC telah


digunakan di mana-mana, seperti radio, televisi, komputer, telefon seluler, dan
peralatan digital lainnya yang merupakan bagian penting dari masyarakat
modern. Banyak pakar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh
sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat
manusia.

C. Revolusi Industri 4.0

Saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja
dimulai. Lalu seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri
4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut
merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi
waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-
pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat
ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat
dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan
pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang
berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.

Bila kita melihat kembali Revolusi Industri 3.0 dimana merupakan titik
awal dari era digital revolution, yang memadukan inovasi di bidang
Elektronik dan Teknologi Informasi. Ada perdebatan apakah Revolusi Industri
4.0 cocok disebut sebagai sebuah revolusi industri atau hanya sebuah
perluasan atau pengembangan dari Revolusi Industri 3.0. Namun nyatanya,
perkembangan Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri 4.0 sangat
signifikan, hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada di era Revolusi Industri
3.0 mulai ditemukan. Para ahli meyakini era ini merupkana era dari Revolusi
Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0,
diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artifical
Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan
mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0
adalah Internet of Things.

IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan


memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia
melalui jaringan internet. Sebagai contoh kecil, apabila sebelumnya di era
Revolusi Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui ATM atau
teller bank, saat ini kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan
saja selama kita terhubung dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi
yang ada di dalam gadget kita dan koneksi internet, kita dapat mengontrol
aktifitas keungan kita di mana pun dan kapan pun.

Selain Internet of Things, ada juga istilah Big Data yang berperan penting
dalam Revolusi Industri 4.0. Big data adalah seluruh informasi yang tersimpan
di cloud computing. Analitik data besar dan komputasi awan, akan membantu
deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga memungkinkan
pencegahan atau peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk
berdasarkan data yang terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis
data besar dengan sistem 6c, yaitu connection, cyber, content/context,
community, dan customization.

Proses tersebut dapat memberikan wawasan yang berguna bagi


manajemen pabrik. Data diproses dengan alat canggih (analitik dan algoritma)
untuk menghasilkan informasi yang logik. Data yang diproses tersebut juga
dapat membantu mempertimbangkan adanya masalah yang terlihat dan tidak
terlihat di pabrik industri. Algoritma pembuatan informasi harus mampu
mendeteksi masalah yang tidak terlihat seperti degradasi mesin dan kehausan
komponen.
D. Inovasi Dalam Tiga Tahun Terakhir

1. Fintech

Fintech merupakan kolaborasi antara finansial/keuangan dan teknologi.


Cepatnya kemajuan teknologi membantu para startup membangun inovasi
produk keuangan yang berbeda dari perbankan konvensional. Di banyak
negara, inovasi keuangan dari startup tersebut terbukti tidak hanya
memunculkan solusi-solusi baru yang inovatif buat konsumen, tetapi
sekaligus menggoyang industri keuangan yang sudah mapan.

Fintech merupakan salah satu contoh primadona dibandingkan industri


lainnya karena terus bertransformasi. Fintech tidak melulu berbicara soal
sistem pembayaran dan lending, tapi ada juga vertikal bisnis lainnya
seperti insurtech, remitansi, regtech, blockchain, kripto, data analytics,
dan lain sebagainya.

Alasan pertama, layanan Fintech menawarkan kecepatan. Dengan


teknologi big data, penggunaan algoritma, dan proses online, keputusan
kredit bisa diambil dalam rentang waktu sangat cepat jika dibandingkan
bank konvensional. Pengisian aplikasi dilakukan sepenuhnya melalui
online dengan desain teknologi yang sangat memahami perilaku para
penggunanya. Pinjaman diproses tanpa perlu tatap muka dengan nasabah

2. Health Teach

Salah satu vertikal startup yang diprediksi bakal mengalami


perkembangan adalah health tech. Dalam survei Gallen Growth Asia
dilaporkan beberapa tren perkembangan layanan healthtech, mulai dari
kategori, pendanaan, hingga sebarannya di wilayah Asia Pasifik.

Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak
digarap oleh para pengembang di level startup. Umumnya menyediakan
layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya
mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis
penggunanya.
Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai
sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di
industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak
penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung
kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia
layanan untuk bisa menjaganya.
Daftar Pustaka

Baenanda, Lishtari. (2019, Mei 2). Mengenal lebih jauh Revolusi Industri 4.0.
Binus.ac.id. https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-
revolusi-industri-4-0/

Lazarus, K. A. (2013, September 18). Penemu Transistor dan IC. Blogs.itb.ac.id.


https://blogs.itb.ac.id/kevinagustinuslazarus/2013/09/18/penemu-integrated-
circuit-ic/

Rahayu, Ning. (2019, Mei 7). Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0.
Warta Ekonomi. https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-
revolusi-industri-dari-10-hingga-40

Republikan, Dewan. (2019, November 1). 5 Tren Teknologi di Tahun 2020l.


Dailysocial.id. https://dailysocial.id/post/5-tren-teknologi-yang-terus-
membantu-bisnis-di-tahun-2020

Anda mungkin juga menyukai