Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI NOSOKOMIAL

Disusun Oleh :

Nama : Abdul Ba’iz Mus’ing


NIM : 210402002
Prodi : S1 Keperawatan

FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN


UNIVERSITASN PUANGRIMAGGALATUNG
TAHUN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INFEKSI
NOSOKOMIAL” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Sengkang, 14 April 2022

Abdul Ba’iz Mus’ing


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Manfaat.................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
A. Pengertian Infeksi Nosokomial............................................................................6
B. Epidemiologi Infeksi Nosokomial........................................................................6
C. Penularan Infeksi Nosokomial............................................................................7
D. Gejala-gejala Infeksi Nosokomial.......................................................................7
E. Faktor Penyebab perkembangan infeksi nosokomial........................................8
F. Penyakit Akibat Pengaruh Alat Medis...............................................................9
G. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial........................................................11
BAB III................................................................................................................15
PENUTUPAN.....................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial, menurut Greek berasal dari kata nosokomeion
yang berarti rumah sakit (nosos = penyakit, komeo = perawatan). Jadi
dengan kata lain infeksi yang didapat pasien ketika pasien tersebut dirawat di
rumah sakit disebut dengan infeksi nosokomial. Dikatakan infeksi
nosokomial bila pada saat masuk rumah sakit pasien tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis infeksi, tidak dalam masa inkubasi dari infeksi dan
terjadi 3 x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit, infeksi tersebut bukan
merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. Umumnya infeksi
nosokomial mengenai saluran kemih dan berbagai macam pneumonia.(1,2)
Di Amerika Serikat, tahun 1995, sekitar 2 juta pasien setiap tahunnya
mendapat infeksi nosokomial, menghabiskan dana sekitar $4,5 milyar–$11
milyar setiap tahunnya. Dan menyebabkan 88.000 kematian–setiap 6 menit,
satu pasien meninggal akibat infeksi nosokomial. (2,3,4)
Di Indonesia, angka infeksi nosokomial belumlah banyak. Angka
yang ada hanya muncul dari beberapa penelitian yang sporadis di beberapa
bagian seperti bagian anak, ICU, bedah dan bagian penyakit dalam. Dalam
penelitian tahun 1988-1989 di rumah sakit Bandung, insidensi infeksi
nosokomial 9,1% di ICU dan 8,8% di ruang neonatus. (5)
Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seorang pasien
yang memang sudah lemah fisiknya tidaklah terhindarkan. Lingkungan
rumah sakit harus diusahakan agar sebersih dan sesteril mungkin. Hal
tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya terlaksana, karenanya tidak mungkin
infeksi nosokomial ini bisa diberantas secara total. Setiap langkah yang
tampaknya mungkin, harus dikerjakan untuk menekan resiko terjadinya
infeksi nosokomial. Yang paling penting adalah kembali kepada kaedah
sepsis dan antisepsis dan perbaikan sikap personil rumah sakit (dokter,
tenaga medis).
Ada 2 kondisi yang mendukung terjadinya infeksi nosokomial antara
lain : (6)
1. Karena orang sakit ada di rumah sakit, di tempat inilah kemungkinan
terbesar didapatkan organisme virulen yang menimbulkan penyakit.

2. Banyak pasien rumah sakit khususnya yang rentan terhadap infeksi,


sebagai akibat prosedur rumah sakit yang menghilangkan penghalang
anatomi normal terhadap

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari infeksi nosokomial ?
2. Bagaimana epidemiologi infeksi nosokomial?
3. Bagaimana penularan infeksi nosokomial?
4. Bagaimana gejala-gejala infeksi nosokomial?
5. Bagaimana faktor-faktor penyebab perkembangan infeksi nosokomial?
6. Bagaimana penyakit akibat pengaruh alat medis ?
7. Bagaimana pencegahan terjadinya infeksi nosokomial ?

C. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari infeksi nosokomial.
2. Dapat mengetahui epidemiologi infeksi nosokomial.
3. Dapat mengetahui penularan infeksi nosokomial.
4. Dapat mengetahui gejala-gejala infeksi nosokomial.
5. Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan infeksi
nosokomial.
6. Dapat mengetahui penyakit akibat pengaruh alat medis.
7. Dapat mengetahui pencegahan terjadinya infeksi nosokomial.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection/Nosocomial Infection)
adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit atau ketika penderita tersebut
dirawat di rumah sakit. Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium
yang berarti rumah sakit. Jadi kata nosokomial artinya "yang berasal dari
rumah sakit”, sementara kata infeksi artinya terkena hama penyakit1.
Infeksi ini baru timbul sekurang-kurangnya dalam waktu 3 x 24 jam sejak
mulai dirawat, dan bukan infeksi kelanjutan perawatan sebelumnya. Rumah
sakit merupakan tempat yang memudahkan penularan berbagai penyakit
infeksi.
Infeksi di rumah sakit ini juga dinamakan disebut juga sebagai
”Health-care Associated Infections” atau ”Hospital-Acquired Infections
(HAIs)”, infeksi nosokomial ini merupakan persoalan serius karena dapat
menjadi penyebab langsung maupun tidak lagsung kematian pasien,
kalaupun tak berakibat kematian, infeksi yang bisa terjadi melalui penularan
antar pasien, bisa terjadi dari pasien ke pengunjung atau petugas rumah sakit
dan dari petugas
rumah sakit ke pasien, hal ini mengakibatkan pasien dirawat lebih lama
sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebih banyak.

B. Epidemiologi Infeksi Nosokomial


Epidemologi adalah telah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya dan penyebaran penyakit pada sekelompok orang. Infeksi
nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di
Negara termiskin dan Negara yang sedang berkembang karena penyakit-
penyakit infeksi masih menjadi masalah utama yang masih sulit untuk di
atasi. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar
8,7 % dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur-
Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik masih menunjukkan adanya infeksi
nosokomial dan yang terbanyak terjadi di Asia Tenggara dengan Prosentase
10 %. Tiga faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi (termasuk infeksi
yang diperoleh dari Rumah Sakit yakni) :
1. Sumber Mikroorganisme yang dapat menmbulkan infeksi.
2. Rute penyebaran mikroorganisme tersebut.
3. Inang yang rentan terhadap infeksi oleh mikroorganisme tersebut.

C. Penularan Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial mulai dengan penyebab, yang ada pada sumber.
Kuman keluar dari sumber melalui tempat tertentu, kemudian dengan cara
penularan tertentu masuk ke tempat tertentu di pasien lain, karena banyak
pasien di rumah sakit rentan terhadap infeksi (terutama Odha yang
mempunyai sistem kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh
sakit ‘tambahan’. Selanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut
dan meneruskan rantai penularan lagi.

Menurut Setyawati (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi


terjadinya infeksi nosokomial antara lain :
a. Kuman penyakit (jumlah dan jenis kuman, lama kontak dan virulensi)
b. Sumber infeksi
c. Perantara atau pembawa kuman,
d. Tempat masuk kuman pada hospes baru,
e. Daya tahan tubuh hospes baru,
f. Keadaan rumah sakit meliputi; Prosedur kerja, alat, hygene, kebersihan,
jumlah pasien dan konstruksi rumah sakit,
g. Pemakaian antibiotik yang irasional,
h. Pemakaian obat seperti imunosupresi, kortikosteroid, dan sitostatika,
tindakan invasif dan instrumentasi,
i. Berat penyakit yang diderita

D. Gejala-gejala Infeksi Nosokomial

1. Demam
2. Bernapas cepat,
3. Kebingungan mental,
4. Tekanan darah rendah,
5. Dikurangi urine output, Pasien dengan urinary tract infection Mei ada rasa
sakit
6. Ketika kencing dan darah dalam air seni
7. Tinggi sel darah putih dihitung.
8. Radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidak
mampuan untuk batuk.
9. Infeksi diterjemahkan: pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada
kulit atau luka di sekitar bedah atau luka.

E. Faktor Penyebab perkembangan infeksi nosokomial

Infeksi nosokomial dapat terjadi pada sesama pasien, tenaga medis


ataupun pengunjung rumah sakit. Terjadinya infeksi nosokomial karena beberapa
faktor antara lain :

1. Agen penyakit
Dapat berupa bakteri, jamur, virus, parasit.
2. Reservoir / sumber
Apabila reservoirnya manusia, maka infeksi dapat berasal dari traktus
respiratorius, traktus digestivus, traktus urogenitalis, kulit (variola) atau
darah (hepatitis B).
3. Lingkungan
Keadaan udara sangat mempengaruhi, seperti kelembaban udara, suhu
dan pergerakan udara atau tekanan udara.
4. Penularan
Penularan adalah perjalanan kuman pathogen dari sumber ke hospes.
Ada 5 jalan yang dapat ditempuh antara lain : Kontak, baik langsung
maupun tidak langsung, melalui udara, droplet, vehicles (zat pembawa)
dan vector.
5. Hospes
Tergantung port d’entrée (tempat masuknya kuman penyakit) misalnya :

 Melalui kulit seperti Leptospira atau Staphylococcus.


 Melalui traktus digestivus seperti Escherichia coli, Shigella,
Salmonella.
 Melalui traktus respiratorius bagian atas partikel > 5m.
Melalui traktus respiratorius bagian bawah partikel < 5m.

F. Penyakit Akibat Pengaruh Alat Medis


1. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi ini merupakan kejadian tersering, infeksinya dihubungkan dengan
penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat
menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Infeksi yang
terjadi lebih awal lebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, sedangkan
infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya karena
mikroorganisme eksogen.
o Organisme yang menginfeksi :
E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus.
o Penyebaran :
Mikroorganisme yang terdapat pada permukaan ujung kateter yang masuk ke
dalam uretra
o Penyebab :
kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air
yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena
sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik.
o Pencegahan :
Alat yang digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu. Dipastikan bahwa
alat-alat tersebut steril dan tidak terkontaminasi oleh alat-alat yang tidak
steril.

2. Pneumonia Nosokomial
Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang
menggunakan ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan
NGT, dan terapi inhalasi.
o Organisme penyebab infeksi :
Berasal dari gram negatif seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini
sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Dari kelompok
virus dapat disebabkan oleh cytomegalo virus, influenza virus, adeno virus,
para influenza virus, enterovirus dan corona virus.
o Penyebaran :
Infeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian
bawah.
o Faktor resiko terjadinya infeksi ini adalah:
1) Tipe dan jenis pernapasan
2) Perokok berat
3) Tidak sterilnya alat-alat bantu
4) Obesitas
5) Kualitas perawatan

6) Penyakit paru kronis


7) Beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ
8) Tingkat penggunaan antibiotika
9) Penggunaan ventilator dan intubasi
10) Penurunan kesadaran pasien
Penyakit yang biasa ditemukan antara lain: respiratory syncytial virus dan
influenza. Pada pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih
disebabkan karena Legionella dan Aspergillus. Sedangkan dinegara dengan
prevalensi penderita tuberkulosis yang tinggi, kebersihan udara harus sangat
diperhatikan.

3. Bakteremi Nosokomial
Infeksi ini berisiko tinggi. Karena dapat
menyebabkan kematian. o Organisme penyebab
infeksi :
Terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti
Staphylococcus dan Candida.
o Penyebaran :
Infeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik,
kateter urin dan infus.
o Penyebab :
Panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasif, dan
perawatan dari pemasangan kateter atau infus.

4. Tuberkulosis
o Organisme penyebab infeksi : Mycobacterium tuberculose
o Penyebab : Adanya strain bakteri yang multi drugs resisten.
o Pencegahan : Identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan
negatif dalam ruangan.
5. Diarrhea dan gastroenteritis
o Organisme penyebab infeksi :
E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dari
gologan virus lebih banyak disebabkan oleh golongan enterovirus,
adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A.

G. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial


Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu
rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk:
1. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara
mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik,
sterilisasi dan disinfektan.
2. Mengontrol resiko penularan dan lingkungan.
3. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi
yang cukup, dan vaksinasi.
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur
invasive
5. Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

 Cara pencegahan infeksi Nosokomial

a. Dekontaminasi tangan
Transmisi penyakit melaiui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga
hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan
benar, Karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk
pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, clan
waktu mencuci tangan yang lama. Selain itu, penggunaan sarung tangan sangat
dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan
penyakit-penyakit infeksi. Hal yang perlu diingat adalah : memakai sarung
tangan ketika akan mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh, atau
keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yang kita anggap telah
terkontaminasi, clan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
b. Instrumen yang sering digunakan Rumah Sakit
Simonsen et al (1999) menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan yang
dilakukan di negara berkembang tidaklah aman (contohnya jarum, tabung
atau keduanya yang dipakai berulang-ulang) dan banyaknya suntikan yang
tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).Tujuannya untuk
mencegah penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:
• Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan
• Pergunakan jarum steril
• Penggunaan alat suntik yang disposable.
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui
udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka
harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Sarung tangan,
sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses
maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk tiap pasiennya. Setelah
membalut luka atau terkena benda yang kotor, sanrung tangan harus segera
diganti Baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian
selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan
tubuh, urin dan feses.

c. Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit


Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah
sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran.
Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti
mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan
dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat
medis yang telah dipakai berkalikali.
Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas
kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi
pendenita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat
menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang
baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan
tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas
penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk
mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah
sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari.
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan
pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan
toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan akan
membunuh kuman dan mencegah penularan antar pasien. Disinfeksi yang
dipakai adalah
· Mempunyai kriteria mernbunuh kuman
· Mempunyai efek sebagai detergen
· Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan
protein.
· Tidak sulit digunakan
· Tidak mudah menguap
· Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas
maupun pasien
· Efektif
· Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
·
d. Perbaiki ketahanan tubuh
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada
pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses
fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik
patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal
pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna
manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang
dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas,
sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada
penderita penyakit berat.

e. Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat
suatu permisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk
penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS,
yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus,
contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah
seperti leuki mia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar
terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan,
peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting.
Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu
menuju keluar sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi
bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas,
beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita
penyakit yang sam
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
1. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika di rumah sakit.
Infeksi ini dapat menular melalui alat medis dan menyerang pasien maupun
tenaga medis.
2. Epidemologi infeksi nosokomial adalah telah mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit pada sekelompok
orang. Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian
terbanyak di Negara termiskin dan Negara yang sedang berkembang karena
penyakit-penyakit infeksi masih menjadi masalah utama yang masih sulit
untuk di atasi.
3. Penularan infeksi nosokomial Infeksi nosokomial mulai dengan
penyebab, yang ada pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui
tempat tertentu, kemudian dengan cara penularan tertentu masuk ke tempat
tertentu di pasien lain.
4. Gejala-gejala yang diakibatkan infeksi nosokomial yaitu Demam,
Bernapas cepat, Kebingungan mental, Tekanan darah rendah, Dikurangi urine
output, Pasien dengan urinary tract infection Mei, ada rasa sakit Ketika
kencing dan darah dalam air seni, Tinggi sel darah putih dihitung, Radang
paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidak mampuan untuk
batuk, Infeksi diterjemahkan: pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada
kulit atau luka di sekitar bedah atau luka.
5. Faktor penyebab infeksi nososkomial yaitu agen infeksi,
resevior/sumber, lingkungan, penularan, dan hospes
6. Penyakit akibat alat medis yaitu infeksi aluran kemih, pneunomia
nosokomial, bakteri nosokomial, tuberkolosis, diarrhea dangastroenteritis dan
infeksi pmbuluh darah.
7. Cara pencegahan infeksi nosokomial yaitu Membatasi transmisi
organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan
sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan,
Mengontrol resiko penularan dan lingkungan, Melindungi pasien dengan
Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasive,
Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam malakah ini yaitu:
1. Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
2. Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
3. Tangani dengan benar limbah/lingkungan rumah sakit rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2003, Pedoman PelaksanaanKewaspadaan Universal di


Pelayanan Kesehatan, Jakarta.

Nugraheni, R., Suhartono, Sri W., 2012, Infeksi Nosokomial dRSUD


Setjonegoro Kabupaten Wonosobo, Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia, Vol. 11, No. 1.

Setyawati, L., 2002, Infeksi Nosokomial, Kumpulan Bahan Kuliah Higiene


Industri. UGM

Sjamsuhidayat dan De Jong, 2004, Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

Djojosugito,MA., Roeshadi D., Pusponegoro, AD., Supardi I., Buku Manual


Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit, 2001

Murray, PR., Baron, EJ., Jorgensen, JH., Landry, ML., Pfaller, MA., Manual
Clinical Microbiology, 9th Edition, American Society for Microbiology,
Washington, 2007.

Brooks, G.F., Butel, J.S., Ornston, L.N., Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg,
E.A., Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology, 24 th edition, The
McGraw-Hill Companies, Inc, USA, 2007.

Engelkirk, PG., Burton, GRW., Burton’Microbiology For The Health Sciences,


8th edition, Lippincott Williams and Wilkins, Baltimore, 2007.

Anda mungkin juga menyukai