Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Manfaat.................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................6
A. Pengertian Infeksi Nosokomial............................................................................6
B. Epidemiologi Infeksi Nosokomial........................................................................6
C. Penularan Infeksi Nosokomial............................................................................7
D. Gejala-gejala Infeksi Nosokomial.......................................................................7
E. Faktor Penyebab perkembangan infeksi nosokomial........................................8
F. Penyakit Akibat Pengaruh Alat Medis...............................................................9
G. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial........................................................11
BAB III................................................................................................................15
PENUTUPAN.....................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial, menurut Greek berasal dari kata nosokomeion
yang berarti rumah sakit (nosos = penyakit, komeo = perawatan). Jadi
dengan kata lain infeksi yang didapat pasien ketika pasien tersebut dirawat di
rumah sakit disebut dengan infeksi nosokomial. Dikatakan infeksi
nosokomial bila pada saat masuk rumah sakit pasien tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis infeksi, tidak dalam masa inkubasi dari infeksi dan
terjadi 3 x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit, infeksi tersebut bukan
merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. Umumnya infeksi
nosokomial mengenai saluran kemih dan berbagai macam pneumonia.(1,2)
Di Amerika Serikat, tahun 1995, sekitar 2 juta pasien setiap tahunnya
mendapat infeksi nosokomial, menghabiskan dana sekitar $4,5 milyar–$11
milyar setiap tahunnya. Dan menyebabkan 88.000 kematian–setiap 6 menit,
satu pasien meninggal akibat infeksi nosokomial. (2,3,4)
Di Indonesia, angka infeksi nosokomial belumlah banyak. Angka
yang ada hanya muncul dari beberapa penelitian yang sporadis di beberapa
bagian seperti bagian anak, ICU, bedah dan bagian penyakit dalam. Dalam
penelitian tahun 1988-1989 di rumah sakit Bandung, insidensi infeksi
nosokomial 9,1% di ICU dan 8,8% di ruang neonatus. (5)
Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seorang pasien
yang memang sudah lemah fisiknya tidaklah terhindarkan. Lingkungan
rumah sakit harus diusahakan agar sebersih dan sesteril mungkin. Hal
tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya terlaksana, karenanya tidak mungkin
infeksi nosokomial ini bisa diberantas secara total. Setiap langkah yang
tampaknya mungkin, harus dikerjakan untuk menekan resiko terjadinya
infeksi nosokomial. Yang paling penting adalah kembali kepada kaedah
sepsis dan antisepsis dan perbaikan sikap personil rumah sakit (dokter,
tenaga medis).
Ada 2 kondisi yang mendukung terjadinya infeksi nosokomial antara
lain : (6)
1. Karena orang sakit ada di rumah sakit, di tempat inilah kemungkinan
terbesar didapatkan organisme virulen yang menimbulkan penyakit.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari infeksi nosokomial ?
2. Bagaimana epidemiologi infeksi nosokomial?
3. Bagaimana penularan infeksi nosokomial?
4. Bagaimana gejala-gejala infeksi nosokomial?
5. Bagaimana faktor-faktor penyebab perkembangan infeksi nosokomial?
6. Bagaimana penyakit akibat pengaruh alat medis ?
7. Bagaimana pencegahan terjadinya infeksi nosokomial ?
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari infeksi nosokomial.
2. Dapat mengetahui epidemiologi infeksi nosokomial.
3. Dapat mengetahui penularan infeksi nosokomial.
4. Dapat mengetahui gejala-gejala infeksi nosokomial.
5. Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan infeksi
nosokomial.
6. Dapat mengetahui penyakit akibat pengaruh alat medis.
7. Dapat mengetahui pencegahan terjadinya infeksi nosokomial.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Demam
2. Bernapas cepat,
3. Kebingungan mental,
4. Tekanan darah rendah,
5. Dikurangi urine output, Pasien dengan urinary tract infection Mei ada rasa
sakit
6. Ketika kencing dan darah dalam air seni
7. Tinggi sel darah putih dihitung.
8. Radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidak
mampuan untuk batuk.
9. Infeksi diterjemahkan: pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada
kulit atau luka di sekitar bedah atau luka.
1. Agen penyakit
Dapat berupa bakteri, jamur, virus, parasit.
2. Reservoir / sumber
Apabila reservoirnya manusia, maka infeksi dapat berasal dari traktus
respiratorius, traktus digestivus, traktus urogenitalis, kulit (variola) atau
darah (hepatitis B).
3. Lingkungan
Keadaan udara sangat mempengaruhi, seperti kelembaban udara, suhu
dan pergerakan udara atau tekanan udara.
4. Penularan
Penularan adalah perjalanan kuman pathogen dari sumber ke hospes.
Ada 5 jalan yang dapat ditempuh antara lain : Kontak, baik langsung
maupun tidak langsung, melalui udara, droplet, vehicles (zat pembawa)
dan vector.
5. Hospes
Tergantung port d’entrée (tempat masuknya kuman penyakit) misalnya :
2. Pneumonia Nosokomial
Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang
menggunakan ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan
NGT, dan terapi inhalasi.
o Organisme penyebab infeksi :
Berasal dari gram negatif seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini
sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Dari kelompok
virus dapat disebabkan oleh cytomegalo virus, influenza virus, adeno virus,
para influenza virus, enterovirus dan corona virus.
o Penyebaran :
Infeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian
bawah.
o Faktor resiko terjadinya infeksi ini adalah:
1) Tipe dan jenis pernapasan
2) Perokok berat
3) Tidak sterilnya alat-alat bantu
4) Obesitas
5) Kualitas perawatan
3. Bakteremi Nosokomial
Infeksi ini berisiko tinggi. Karena dapat
menyebabkan kematian. o Organisme penyebab
infeksi :
Terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti
Staphylococcus dan Candida.
o Penyebaran :
Infeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik,
kateter urin dan infus.
o Penyebab :
Panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasif, dan
perawatan dari pemasangan kateter atau infus.
4. Tuberkulosis
o Organisme penyebab infeksi : Mycobacterium tuberculose
o Penyebab : Adanya strain bakteri yang multi drugs resisten.
o Pencegahan : Identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan
negatif dalam ruangan.
5. Diarrhea dan gastroenteritis
o Organisme penyebab infeksi :
E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dari
gologan virus lebih banyak disebabkan oleh golongan enterovirus,
adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A.
a. Dekontaminasi tangan
Transmisi penyakit melaiui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga
hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan
benar, Karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk
pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, clan
waktu mencuci tangan yang lama. Selain itu, penggunaan sarung tangan sangat
dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan
penyakit-penyakit infeksi. Hal yang perlu diingat adalah : memakai sarung
tangan ketika akan mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh, atau
keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yang kita anggap telah
terkontaminasi, clan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.
b. Instrumen yang sering digunakan Rumah Sakit
Simonsen et al (1999) menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan yang
dilakukan di negara berkembang tidaklah aman (contohnya jarum, tabung
atau keduanya yang dipakai berulang-ulang) dan banyaknya suntikan yang
tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).Tujuannya untuk
mencegah penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:
• Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan
• Pergunakan jarum steril
• Penggunaan alat suntik yang disposable.
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui
udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka
harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Sarung tangan,
sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses
maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk tiap pasiennya. Setelah
membalut luka atau terkena benda yang kotor, sanrung tangan harus segera
diganti Baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian
selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan
tubuh, urin dan feses.
e. Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat
suatu permisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk
penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS,
yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus,
contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah
seperti leuki mia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar
terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan,
peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting.
Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu
menuju keluar sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi
bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas,
beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita
penyakit yang sam
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
1. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika di rumah sakit.
Infeksi ini dapat menular melalui alat medis dan menyerang pasien maupun
tenaga medis.
2. Epidemologi infeksi nosokomial adalah telah mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit pada sekelompok
orang. Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian
terbanyak di Negara termiskin dan Negara yang sedang berkembang karena
penyakit-penyakit infeksi masih menjadi masalah utama yang masih sulit
untuk di atasi.
3. Penularan infeksi nosokomial Infeksi nosokomial mulai dengan
penyebab, yang ada pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui
tempat tertentu, kemudian dengan cara penularan tertentu masuk ke tempat
tertentu di pasien lain.
4. Gejala-gejala yang diakibatkan infeksi nosokomial yaitu Demam,
Bernapas cepat, Kebingungan mental, Tekanan darah rendah, Dikurangi urine
output, Pasien dengan urinary tract infection Mei, ada rasa sakit Ketika
kencing dan darah dalam air seni, Tinggi sel darah putih dihitung, Radang
paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan ketidak mampuan untuk
batuk, Infeksi diterjemahkan: pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada
kulit atau luka di sekitar bedah atau luka.
5. Faktor penyebab infeksi nososkomial yaitu agen infeksi,
resevior/sumber, lingkungan, penularan, dan hospes
6. Penyakit akibat alat medis yaitu infeksi aluran kemih, pneunomia
nosokomial, bakteri nosokomial, tuberkolosis, diarrhea dangastroenteritis dan
infeksi pmbuluh darah.
7. Cara pencegahan infeksi nosokomial yaitu Membatasi transmisi
organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan
sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan,
Mengontrol resiko penularan dan lingkungan, Melindungi pasien dengan
Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasive,
Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam malakah ini yaitu:
1. Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
2. Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
3. Tangani dengan benar limbah/lingkungan rumah sakit rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat dan De Jong, 2004, Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
Murray, PR., Baron, EJ., Jorgensen, JH., Landry, ML., Pfaller, MA., Manual
Clinical Microbiology, 9th Edition, American Society for Microbiology,
Washington, 2007.
Brooks, G.F., Butel, J.S., Ornston, L.N., Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg,
E.A., Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology, 24 th edition, The
McGraw-Hill Companies, Inc, USA, 2007.