Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN ”

Di susun oleh:

Nando manarisip

Theimen supit

Dosen:

Rilya karuntu S.P.M.SI

YAYASAN GMIM Ds.A.Z.R WENAS

UNIVERSITAS KRISEN INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS PERTANIA

2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kebudayaan yang beragam. Struktur masyarakat
Indonesia ditandai dengan keragaman suku bangsa, ras, agama dan budaya. Namun keragaman ini
menimbulkan konflik dimana-mana. Keadaan seperti ini menggambarkan bahwa unsur-unsur yang ada
di Indonesia belum berfungsi secara satu kesatuan. Yang menjadi pemasalahan sekarang adalah
bagaimana membuat unsur-unsur yang ada di Indonesia menjadi suatu system yaitu adanya jalinan
kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain, atau bagaimana membuat Bangsa Indonesia dapat
terintegrasi secara nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Apa makna keragaman dan kesederajatan?

Apa yang memengaruhi keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan
kehidupan global?

Apa saja problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?

Apa unsur-unsur keragaman masyarakat Indonesia?

Apa struktur masyarakat Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Keragaman dan Kesederajatan

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya :

1. tingkah laku

2. macam jenis.

3. lagu musik : langgam

4. warna :corak : ragi

5. (ling) laras (tata bahasa).

Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-
perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan serta situasi ekonomi.

Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku
bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke,
ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak
lainnya

Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah sama tingakatan (pangkat,
kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam
perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis
kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia
itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada
ketaqwaannya dan keimananya.

2.2 Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan
Global

Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara
etnis, geografis, kultural maupun religius. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang
mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik maupun mental, seharusnya
dijadikan sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Tetapi
sering kali yang terjadi adalah, perbedaan tersebut justru memicu ketegangan hubungan antar anggota
masyarakat.
Sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh (Van de Berghe).

Terjadinya segmentasi (pemisahan diri) kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki


kebudayaan yang berbeda.

Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer
(melengkapi).

Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan) diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
sosial yang bersifat dasar.

Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang
ekonomi.

Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa. Karena dengan adanya sifat terbuka
itulah solusi dari akar permasalahan yang terjadi akibat kemajemukan dapat dipertumpul.

2.3 Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
sekelompok atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status
dan kelas social-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideology
dan politik, serta batas Negara dan kebangsaan seseorang.

Beberapa faktor penyebab terjadinya diskriminasi:

Persaingan yang semakin ketat dalam segala aspek kehidupan.

Tekanan dan intimidasi.

Ketidakberdayaan golongan lemah, sehingga terus menerus menjadi korban diskriminasi.

Disintegrasi bangsa

Faktor utama penyebab terjadinya disintegrasi bangsa:

a) Kegagalan kepemimpinan

Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah Negara modern. Keutuhan wilayah Negara
sangat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat warga Negara dalam memelihara
komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa.
b) Krisis ekonomi

Krisis pokok, yang memicu lahirnya krisis lain (politik pemerintahan, hukum, dan sosial)

c) Krisis Politik

Merupakan perpecahan elit ditingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam
mengatasi krisis ekonomi. Apalagi didukung absennya sang pemimpin politik, yang harusnya mampu
membangun solidaritas social untuk tetap solid menghadapi krisis ekonomi. Hal yang demikian ini
menyebabkan kepemimpinan nasional tidak efektif, maka kemampuan pemerintah dalam memberi
pelayanan publik akan semakin merosot.

d) Krisis Sosial

Krisis social dimulai dari adanya tidak adanya harmoni dan berakhir pada meletusnya konflik kekerasan
diantara kelompok-kelompok masyarakat (suku, agama, ras)

e) Demoralisasi tentara dan Polisi

Pupusnya keyakinan mereka atas makn pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengayom
negara.

f) Intervensi asing

Negara asing yang ingin memecah belah, seraya mengambil keuntungan dari perpecahan tersebut.

Salah satu yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan ungkapan yang
menggambarkan masyarakat heterogen atau majemuk. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai
interaksi social dari banyak suku bangsa dengan beraneka latar belakang kebudayaan, agama, sejarah,
dan tujuan yang sama. Namun tentu saja makna yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika harus
dipahami dan menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara.

2.4 Unsur-Unsur Keragaman Masyarakat Indonesia

Suku Bangsa dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam,
sedangkan perbedaan Ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri
biologis lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh mata, ukuran kepala dan
lain-lain.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid Melayu Muola
(Deutero Malayan mongolid). Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk mongoloid melayu tua (proto
Malayan mongoloid). Sebelah timur Indonesia ternasuk Ras astroloid, termasuk bagian NTT.

Agama dan Keyakinan

Menurut Harun Nasution agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib
yang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap
kehidupan manusia sehari-hari.

Agama yang bentuk keyakinan sulit diukur secara tepat dan rinci. Pada dasarnya agama dan keyakinan
merupakan unsur penting dalam keagamaan bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama
yang diakui Indonesia.

Kesenjangan Ekonomi dan Sosial.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam, tingkat, pangkat dan
stara sosial yang hierarkis. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta.

Hal ini yang dapat menimbulkan kesenjangan baik ekonomi maupun sosial bagi kerukunan masyarakat.
Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

Ideologi dan Politik

Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideology dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik
sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu Ideologi, yaitu
Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia

Tata Krama

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan yang kalau
dipatuhidiharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif didalam masyarakat yang
bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa dimana setiap suku bangsa memiliki adat
istiadat sendiri, karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun temurun dari generasi ke
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suku bangsa yang sama akan memiliki adat
dan kesopanan yang sama.

2.5 Struktur Masyarakat Indonesia

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu :

1. Horizontal
Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan perbedaan suku-bangsa,
perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan.

Perbedaan suku-bangsa, agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat
Indonesia yang bersifat majemuk. Istilah masyarakat majemuk (plural societies) ini diperkenalkan oleh
J.S. Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Plural societies
yaitu suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain dalam kesatuan politik. Masyarakat Indonesia zaman Hindia Belanda tersebut
adalah tipe masyarakat tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki
perbedaan ras.

2. Vertikal

Struktur masyarakat Indonesia ditandai adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan
lapisan bawah yang cukup dalam.

Ditandai oleh adanya polarisasi social berdasarkan kekuatan ekonomi dan politik. Struktur masyarakat
terpolarisasi menjadi sebagian besar orang yang secara ekonomi dan politik lemah yang menempati
lapisan bawah dan sebagian kecil orang yang secara ekonomi dan politik kuat yang menempati lapisan
atas.

Di bidang ekonomi, ada 2 sektor yaitu : sector ekonomi modern yang secara komersial lebih bersifat
canggih, banyak bersentuhan dengan lalu lintas perdagangan internasional, profit oriented dan sector
ekonomi tradisional yang bersifat konservatif, kurang mampu mengusahakan pertumbuhan, tidak profit
oriented.

Struktur masyarakat dalam bidang politik ditandai adanya gap yaitu antara sejumlah kecil orang yang
memegang kekuasaan dengan sejumlah besar orang yang tidak memilki kekuasaan

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:

* Orang yang tinggal di daerah tersebut

* Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang
tertentu.

Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia
dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang
berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensii
BAB III

KESIMPULAN

Struktur masyarakat Indonesia bersifat majemuk dan dinamis ditandai oleh keragaman suku bangsa, ras,
agama, dan kebudayaan. Keragaman tersebut merupakan kekayaan budaya yang membanggakan, tetapi
pada sisi lain mengandung potensi konflik. Jadi, keragaman tersebut haruslah dapat dicari solusinya
dengan semangat pluralisme, keterbukaan dan mengembangkan kesederajatan, sehingga terciptalah
kedamaian dan kesejehteraan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai