Anda di halaman 1dari 6

YULIANA (19.71.

021025)

Mahasiswa D-III Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Melakukan Prak


tek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau yang dilaksanakan p
ada tanggal 14 Februari - 26 Februari 2022 selama 2 minggu. Dibawah bimbingan Lambang
Suncoko S.Farm. Apt

Dinas Kabupaten Pulang Pisau memiliki tanggung jawab dalam urusan pemeri
ntah daerah Pulang Pisau di bidang kesehatan, upaya penyelenggaraan tingkatan kese
hatan di masyarakat daerah Pulang Pisau itu sendiri.

Kegiatan pengelolaan di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang


Pisau yaitu melaksanakan kegiatan kefarmasian berupa pengelolaan obat dan BMHP
(Bahan Media Habis Pakai) yang termasuk ke dalamnya perencanaan pengadaan obat,
sistem penyimpanan, mekanisme penyaluran (distribusi) obat, pemusnahan obat rusak
dan Expired date(ED).

1. Perencanaan Pengadaan Obat dan BMHP


Di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, perencanaan
dilakukan dengan menggunakan metode Kombinasi antara metode Konsumsi,
Epidemiologi, Morbiditas, dan Proyeksi tingkat pelayanan. yang dimana diketahui,
setiap metode tersebut memiliki perbedaan dalam hal perencanaan antara satu
dengan yang lainnya. Kemudian, melakukan penghitungan kebutuhan obat dengan
cara mempertimbangkan Buffer Stock (Stok Penyangga) untuk mengatasi Lead Time
(Waktu Tunggu), dengan menghitung rencana stok obat selama 12 bulan berarti
harus membeli obat untuk paling tidak 15 bulan (1/4 Buffer stock) atau 18 bulan (1/5
Buffer Stock) atau merencanakan stok yang tersedia harus tetap ada hingga barang
yang baru datang.
Pengadaan obat dan BMHP dilakukan pembelian melalui
E-Katalog yaitu yang dimana jika > 200.000.000 itu menggunakan Tender ( Penunjukan
Langsung ) , > 200.000.000 - 50.000.000 itu menggunakan PL , < 5.000.000 - 5.000.000 itu
menggunakan SP , sedangkan < 5.000.000 hanya menggunakan Nota pembelian saja.
2. Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Pulang Pisau dilakukan pada rak dan lemari khusus serta disusun
sesuai dengan obat/BMHP yang dipesan sesuai dengan bentuk sediaan atau
disusun berdasarkan bentuk dari sediaan farmasi yang tersedia di Gudang
Farmasi Pulang Pisau. Sehingga, dalam penyusunannya obat oral seperti
tablet, kapsul, sirup, suspensi, sirup kering (Dry Syrup), sediaan parenteral
seperti injeksi, sediaan topikal seperti salep, bedak, dan lainnya, dan sediaan
rektal seperti suppositoria. Lalu, penyimpanan sesuai dengan suhu yaitu untuk
sediaan-sediaan yang kestabilan zat aktifnya berada pada suhu tertentu seperti
injeksi pada suhu dingin yaitu 2º – 8ºC untuk dan obat yang disimpan pada
suhu kamar 15º - 30ºC seperti tablet, kapsul, sirup, salep untuk menjaga
kestabilan mutu dari sediaan obat-obat tersebut.
Untuk sediaan yang termasuk ke dalam golongan Narkotika dan
Psikotropika disimpan di dalam lemari chess yang memiliki kriteria
penyimpanan khusus untuk golongan Narkotika/Psikotropika yang sesuai
dengan Permenkes No. 3 tahun 2015, pasal 25 tempat penyimpanannya di
lemari khusus yang terbuat dari bahan kuat, mempunyai dua buah pintu yang
berada di dalam ruangan khusus yang tidak terlihat oleh umum dan tidak boleh
ada yang masuk selain petugas/penanggung jawab.
3. Mekanisme Penyaluran (Distribusi)
Distribusi / pemberian obat ke Puskesmas oleh pihak Dinas kesehatan yaitu mel
alui Apoteker penanggung jawab dengan melakukan skrinning terlebih dahulu
menghitung sisa stok yang ada di laporan permintaan dari Puskesmas kemudian dilih
at ketersediaan stok yang ada di Gudang sehingga dalam mekanisme pendistribusian
obat/BMHP dari Gudang Farmasi kepada permintaan Puskesmas dilakukan distribus
i dengan melihat ketersedian stok di gudang terlebih dahulu sebelum dilakukan pend
istribusian dalam hal ini pihak Dinas Kesehatan memiliki wewenang untuk tidak me
mberikan obat sesuai dengan surat permintaan Puskesmas. Kemudian, dalam waktu
3 bulan pengadaan pihak Dinas kesehatan yang melakukan pengadaan kepada pihak
Puskesmas disalurkan oleh tim Gudang Farmasi, lalu pihak puskesmas menerima de
ngan mengecek kembali antara tulisan dengan sediaan fisik hal ini bertujuan untuk m
emastikan tidak ada selisih antara barang yang dikirim dengan barang yang diminta
di LPLPO(Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).
4. Pemusnahan
Di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, pemusnahan di
lakukan per 5 tahun sekali atau dilakukan pemusnahan jika sediaan yang telah meme
nuhi syarat dan kriteria pemusnahan seperti rusak atau telah melewati masa Expired
Date(ED), kemudian sediaan tersebut disimpan terlebih dahulu di dalam Gudang Far
masi Dinkes Pulang Pisau disimpan terpisah dengan obat atau sediaan yang masih da
pat didistribusi serta diberi tanda atau keterangan rusak/ED. Kemudian, pihak Dinke
s Kabupaten Pulang Pisau melakukan kerjasama dengan Lembaga Pemusnahan Obat
yang berada di Kalimantan Timur (KALTIM) untuk melakukan pemusnahan dengan
memberikan list item dari sediaan/BMHP yang melewati masa ED atau rusaknya, lal
u pihak Dinkes Kabupaten Pulang Pisau dan Lembaga Pemusnahan merundingkan m
etode apa saja yang akan digunakan sesuai dengan bentuk sediaan yang akan dimusn
ahkan menggunakan insenerator, dikubur di dalam tanah atau menggunakan metode
dibakar.
5. Pelaporan Obat Narkotika/Psikotropika
Pelaporan obat Narkotika dan Psikotropika yang dilakukan oleh pihak Gudang
Farmasi yang dilakukan setiap satu bulan sekali,dilakukan melalui aplikasi pelaporan
yaitu SIPNAP(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) dilakukan dengan cara
mengisi laporan penggunaaan sediaan obat narkotika/psikotropika yang berisi mulai
dari nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Far
masi, jumlah persediaan, tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan, jumlah
yang diterima, tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran/penyerahan, jumlah
yang disalurkan/diserahkan, nomor batch dan kadaluarsa atau Expired date (ED), dar
i cara pengiriman laporannya dan ketika selesai mengirimkan laporan ke pusat (KE
MENKES) akan terlihat pada aplikasi SIPNAP yaitu tanda terima pelaporan yang be
risi nomor tanda terima, jenis produk, jumlah data, periode dan tanggal pelaporan (ta
nda terima ini dapat dicetak sendiri oleh pihak Dinas Kesehatan khususnya sebagai b
ukti telah melakukan pelaporan obat narkotika dan psikotropika.
6. Pelaporan Mutasi Obat
Pelaporan mutasi obat di Gudang Farmasi dilakukan per 3 bulan sekali, yang d
imana pemberian obat kepada Puskesmas melalui LPLPO selalu mencantumkan ju
mlah harga dari satuan sediaan Obat/BMHP yang terdistribusi tersebut atau dapat di
katakan tidak selalu dimutasi secara fisik. Persediaan, pengeluaran dan sisa stok haru
s seimbang tidak boleh selisih dan tembusan pelaporan tersebut dilaporkan kepada P
emerintah Kabupaten (PEMKAB) Pulang Pisau yang dilaporkan secara berkala.
1. Puskesmas Pulang Pisau
a. Perencanaan obat :
Puskesmas mengirimkan surat permintaan obat kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten yang berisi list obat apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi pela
yanan obat di Puskesmas melalui via WhatsApp ( Group ). Kemudian, setelah
mengirimkan surat permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten , Puske
smas menunggu permintaan sediaan Obat/BMHP yang diminta kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten tersebut untuk disalurkan. Obat dilakukan per 3 bulan sek
ali berdasarkan metode konsumsi dan penggunaan obat selama 3 bulan terakhir.
yaitu rata-rata ditambah Buffer stock ( Stok obat penyangga ) ditambah litetime
( waktu tunggu )
b. Sistem penyimpanan obat:
Sistem penyimpanan di Puskesmas Pulang Pisau yaitu dilakukan dengan meng
gunakan sistem penyimpanan obat berdasarkan abjad (alfabet,), bentuk sediaan,
suhu, dan metode FIFO(First In, First Out)/FEFO(First Expired, First Out) tapi
di Puskesmas Bereng menggunakan metode FEFO.
c. Mekanisme distribusi obat :
Puskesmas Pulang Pisau dilakukan dengan list permintaan dari Poli yang ada
di Puskesmas Pulang Pisau dan juga didistribusi ke posyandu-posyandu yang m
embuat surat permintaan Obat/BMHP kepada Puskesmas bereng lalu
Obat/BMHP disediakan oleh Puskesmas dan diambil oleh petugas poli atau petu
gas posyandu.

d. Pemusnahan obat rusak dan Ed :


Obat yang rusak/Ed dipisah dengan obat yang belum mendekati masa
Ed atau obat yang rusak atau disimpan di dalam box yang diberi keterangan
rusak/Ed dan disimpan di gudang Farmasi Puskesmas.
e. Surat penerimaan
Sediaan Obat/BMHP yang telah di minta kepada dinas kesehatan
Kabupaten melalui surat permintaan obat kemudian dikirim oleh pihak dinas
Kesehatan Kabupaten kepada Puskesmas yang mengirimkan surat permintaan,
lalu ketika barang datang pihak Puskesmas menerima dan mengecek obat yang
datang sesuai dengan yang di list di surat permintaan dan kemudian obat yang
datang dimasukkan ke dalam kartu stok obat di gudang.
f. Administrasi pelaporan obat narkotika/psikotropika :
Pihak Puskesmas melakukan pelaporan obat narkotika/psikotropika
dengan menggunakan laporan pemakaian dan permintaan obat Puskesmas
yang dilakukan setiap bulannya, yang berisi berapa jumlah barang dan sisa
sediaan obat narkotika/psikotropika. Kemudian dikirimkan laporan pemakaian
dan permintaan obat narkotika/psikotropika ke pihak dinas Kesehatan
Kabupaten.
2. Puskesmas Bereng
a. Penerimaan :
Sediaan Obat/BMHP yang telah di minta kepada dinas kesehatan Kabupaten
melalui surat permintaan obat kemudian dikirim oleh pihak dinas Kesehatan
Kabupaten kepada Puskesmas yang mengirimkan surat permintaan, lalu ketika
barang datang pihak Puskesmas menerima dan mengecek obat yang datang ses
uai dengan yang di list di surat permintaan dan kemudian obat yang datang di
masukkan ke dalam kartu stok obat di gudang.
b. Pemusnahan obat rusak dan Ed :
Obat yang rusak/Ed dipisah dengan obat yang belum mendekati masa ed atau
obat yang rusak atau disimpan di dalam box yang diberi keterangan rusak/ed d
an disimpan di gudang farmasi Puskesmas, untuk pemusnahan obat mengikuti
kapan pihak dinas kesehatan kabupaten melakukan pemusnahan obat juga yan
g dilakukan sesuai 5 tahun sekali atau menyesuaikan.
c. Perencanaan obat :
Puskesmas mengirimkan surat permintaan obat kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten yang berisi list obat apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi pela
yanan obat di Puskesmas melalui via WhatsApp ( Group ). Kemudian, setelah
mengirimkan surat permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten , Puske
smas menunggu permintaan sediaan Obat/BMHP yang diminta kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten tersebut untuk disalurkan.
d. Mekanisme distribusi obat :
Puskesmas Bereng melakukan list permintaan dari Poli-Poli yang ada di Puske
smas bereng dan juga didistribusi ke posyandu-posyandu .

e. Pengadaan Obat ( Perencanaan ) :


Obat dilakukan per 3 bulan sekali berdasarkan metode konsumsi dan
penggunaan obat selama 3 bulan terakhir. yaitu rata-rata ditambah Buffer stock (
Stok obat penyangga ) ditambah lead Time ( waktu tunggu )
f. Administrasi pelaporan obat narkotika/psikotropika :
Pihak Puskesmas melakukan pelaporan obat narkotika/psikotropika dengan
menggunakan laporan pemakaian dan permintaan obat Puskesmas yang
dilakukan setiap bulannya, yang berisi berapa jumlah barang dan sisa sediaan
obat narkotika/psikotropika. Kemudian dikirimkan laporan pemakaian dan
permintaan obat narkotika/psikotropika ke pihak dinas Kesehatan Kabupaten.
g. Sistem Penyimpanan obat :

Sistem penyimpanan di Puskesmas Bereng yaitu dilakukan dengan menggunakan sistem pen
yimpanan obat berdasarkan abjad (alfabet,), bentuk sediaan, suhu, dan metode FIFO(First In,
First Out)/FEFO(First Expired, First Out) tapi di Puskesmas Bereng menggunakan metode F
EFO.

Anda mungkin juga menyukai