Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENELITIAN

ESTIMASI BIAYA AKIBAT TUNDAAN KENDARAAN DI


JALAN SOEKARNO HATTA SEMARANG

(STUDI KASUS : PERSIMPANGAN TLOGOSARI)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

oleh :

NAMA : Agus Budi Santoso

NIM : C.131.18.0323

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2022

I
DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................I
Daftar isi.....................................................................................................II
Daftar Tabel...............................................................................................III
Daftar Gambar...........................................................................................IV

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah...........................................................................2
1.3. Perumusan Masalah............................................................................2
1.4. Maksud dan Tujuan............................................................................3
1.5. Manfaat...............................................................................................3
1.6. Lokasi Penelitian................................................................................4
1.7. Batasan Masalah.................................................................................4
1.8. Sistematika Laporan...........................................................................5
1.9. Keaslian Penellitian............................................................................5

BAB II STUDI PUSTAKA........................................................................7


2.1. Karakteristik Umum Arus Lalulintas.................................................7
2.2. Definisi Kemacetan dan Keterlambatan.............................................7
2.3. Kinerja Lalulintas simpang.................................................................8
2.4. Jalan Perkotaan...................................................................................8
2.5. Jaringan Jalan.....................................................................................9
2.6. Biaya Kemacetan................................................................................10
2.7. Model Penghitungan Biaya Kemacetan.............................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................13


3.1. Materi Penelitian.................................................................................13
3.2. Alat dan Bahan...................................................................................20
3.3. Waktu Penelitian.................................................................................21
3.4. Langkah Penelitian.............................................................................21
3.5. Diagram Alir Penelitian......................................................................22
3.6. Time Schedule....................................................................................23

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..................................................................24

II
DAFTAR TABEL

Daftar isi.....................................................................................................ii
Cover...........................................................................................................ii

III
DAFTAR GAMBAR

Daftar isi.....................................................................................................ii
Cover...........................................................................................................ii

IV
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi adalah salah satu bagian penting untuk kehidupan dan perkembangan
ekonomi, sosial,politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang selalu
dihadapi kota-kota besar di Indonesia saat ini salah satunya adalah masalah kemacetan lalu
lintas

Kemacetan lalu lintas muncul ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan atau
simpang. Peningkatan jumlah kendaraan akan menyebabkan tundaan, waktu perjalanan
menjadi lebih lama dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Kondisi ini
menyebabkan adanya eksternalitas yang dapat digunakan sebagai dasar argumentasi
rencana biaya kemacetan. Karena itu pengurangan kemacetan lalu lintas mejadi salah satu
target utama dalam menentukan kebijakan transportasi, karena kemacetan lalu lintas
menyebabkan kerugian ekonomi (Sugiyanto, 2007).

Kota Semarang juga tidak lepas dari masalah transportasi seperti masalah kemacetan
dan masalah ketidak nyamanan berlalulintas sebagaimana kota-kota besar yang sedang
berkembang. Salah satu wilayah yang menjadi pusat lalulintas penduduk di Semarang
adalah kawasan disepanjang Jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan Arteri, dimana
pada ruas jalan memiliki akses menuju tempat-tempat pelayanan penting. Selain itu
berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan dapat dilihat Pada jam-jam
tertentu khususnya di persimpangan tlogosari sering terjadi kemacetan karena beberapa hal
seperti parkir kendaraan kendaraan roda empat di badan jalan.

Kemacetan ini menyebabkan penurunan keepatan bagi pengguna jalan atau bahkan
berhenti sesekali (tersendat-sendat) untuk menunggu tundaan kendaraan yang terjadi.
Tundaan lalu lintas yang terjadi pada persimpangan ini menyebabkan penurunan kecepatan
tempuh kendaraan dan penurunan kinerja yang berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan.
sehingga berdampak terhadap nilai waktu dan biaya operasional kendaraan (BOK) yang
melintas dan akan berpengaruh terhadap biaya perjalanan

Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini penulis ingin mengetahui berapa biaya
kemacetan di Jalan Soekarno Hatta dengan mengambil studi kasus pada persimpangan

1
tlogosari melalui perhitungan selisih biaya operasional kendaraan normal dengan biaya
operasional kendaraan akibat macet

1.2 Identifikasi Masalah

Simpang lima tlogosaari di jalan soekarno hatta merupkan wilayah yang memiliki
aktivitas lalulintas yang tinggi. Persimpangan ini banyak digunakan oleh masyarakat pada
waktu pagi dan sore hari untuk menghubungkan daerah pusat kota dan pinggiran kota
semarang. Penyebab lain yang mebuat persimpangan ini memiliki aktivitas lalulintas yang
tinggi adalah terdapat sebuah sekolah dasar negeri kallicari 01, dan banyaknya toko toko di
Kawasan tlogosari, selain itu masih banyak masyarakat yang menggunakan kendaran
pribadi

Adanya simpang dan lebar jalan yang kurang memadai,maka pada pagi hari saat
masyarakat masuk kerja, dan pada sore hari saat pulang kerja kemacetan menjadi tak dapat
dihindari lagi. Jumlah antrian yang cukup panjang di wilayah traffic light terjadi pada pagi
pukul 06.50 hingga pukul 08.15 dan untuk sore hari terjadi pada pukul 16.15 hingga pukul
17.40. Walaupun tundaan yang terjadi dikawasan ini secara sekilas tidak mengakibatkan
permasalahan yang penting, namun masih perlu melakukan analisa lalu lintas
menggunakan perhitungan- perhitungan teknis, untuk mengetahui apa saja dampak yang
telah ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas di lokasi tersebut

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat disimpulkan di persimpangan tlogosari jl


soekarno hatta ini memiliki permasalahan yang telah dan akan menimbulkan kemacetan
yang cukup tinggi, terutama pada jam-jam sibuk yaitu pada traffic light yang menimbulkan
berkurangnya kecepatan laju kendaraan hingga terhenti sesekali (tersendat-sendat)
sehingga menigkatkan biaya operasional kendaraan (BOK)

2
1.4 Maksud Dan Tujuan.

Adapun maksud dari penulisan proposal ini untuk menghitung besarnya kerugian
finansial yang terjadi dilihat dari segi biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan akibat
penurunan kecepatan di Jalan Soekarno Hatta Berdasarkan pola pergerakan dan kepadatan
lalu lintas yang ada, yang dikaitkan dengan masalah ekonomi.

Penelitian tentang analisis Estimasi Biaya akibat tundaan Kendaraan khususnya di


persimpangan Tlogosari Jalan Soekarno Hatta ini bertujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis tundaan dan panjang antrian kendaraan pada masing-masing lajur yang
terjadi pada persimpangan akibat traffic light

2. Menganalisis volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan keadaan jalan pada setiap
lajur jalan

3. Menganalisis biaya operasional kendaraan (BOK) yang diakibatkan oleh pengaruh


tundaan di persimpangan Tlogosari

1.5 Manfaat

Dengan adanya penelitian ini, nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.

 Secara teoritis

1. Mampu mengetahuai biaya operasional kendaraan (BOK) yang hilang akibat


tundaan yang terjadi di persimpangan tlogosari

 Secara praktis

1. Bagi mahasiswa, menjadi sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang


diperoleh dari bangku perkuliahan yang dituangkan dalam suatu penelitian terhadap studi
kasus di lapangan

2. Bagi pemerintah, dapat memberikan solusi dalam memecahkan permasalahan


kemacetan lalu lintas yang terjadi pada jalan tersebut sebagai salah satu masukan dalam
membuat dan merumuskan kebijakan-kebijakan pengelolaan jalan

3
3. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan
khususnya di bidang ekonomi transportasi

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi studi penelitian ini pada persimpangan tlogosari Jalan Soekarno Hatta Semarang
persimpangan jalan ini merupakan salah satu akses jalan yang sering dilewati kendaraan
seperti, Mobil Kecil hingga Truck. Jalan ini cukup vital guna menunjang kelancaran lalu
lintas di Jalan Soekarno Hatta.

Lokasi penelitian

Gambar 1. Lokasi penelitian

1.7 Batasan Masalah

Persimpangan tlogosari di Jalan Soekarno Hatta diambil sebagai lokasi penelitian


dikarenakan sering terlihat adanya kemacetan yang diakibatkan adanya Pasar Tlogosari,
Sekolah menengah pertama yang padat dan juga adanya berbagai pusat-pusat kegiatan.
Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah, maka membuat batasan masalah dengan
adanya kriteria yang digunakan dalam memilih lokasi yang akan diamati, yaitu:

1. Menganalisa waktu dan panjang antrian yang terjadi akibat adanya tundaan

2. Kendaraan yang diamati adalah kendaraan ringan, kendaraan berat, dan sepeda
motor.

3. Menggunakan standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 Jalan


Perkotaan
4
4. Perhitungan kerugian akibat adanya kemacetan hanya dibatasi pada pemakaian
kendaraan saja, tidak sampai meluas kerugian dari sisi pengguna/pengendara secara
ekonomi

1.8 Sistematika Laporan

Penyajian laporan penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dengan tujuan untuk
mempermudah pencarian informasi yang dibutuhkan, serta menunjukkan penyelesaian
penelitian yang sistematis. Pembagian bab tersebut adalah sebagai berikut :

 BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Perumusan
Masalah, Maksud dan Tujuan, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, Sistematika Laporan,
Keaslian

 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tentang karakteristik umum arus lalu lintas, jalan raya,
jalan perkotaan, kemacetan dan keterlambatan, jaringan jalan dan kinerja lalu lintas
simpang

 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang Umum, Persiapan Penelitian, Tempat dan Waktu
Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data, Alat Penelitian dan Metode Invetaris Data.

 BAB IV: DAFTAR PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tentang penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai
acuan dalam pembuatan penelitian laporan ini

1.9 Keaslian Penulisan

Pada sub-bab ini dijabarkan beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan kemacetan
lalu lintas. Untuk menerangkan keaslian penelitian yang peneliti ambil. Berikut daftar
penelitian dijelaskan dalam table berikut:
5
Tabel 1. Keaslian Penelitian

Judul, Tahun, Lokasi


Teknik
No Penelitian dan Nama Nama Jurnal Tujuan Hasil Penelitian
Analisis
Peneliti

Analisis Usulan Menggambarkan Kemacetan di Kawasan


Kebijakan Solusi titik kemacetan lalu Tembalang semakin
Diponegoro
Kemacetan Lalu Lintas lintas yang terjadi di hari semakin parah
Journal of
1 di Kawasan Tembalang Kawasan AHP karena penumpukan
Economics
Semarang, 2012, Tembalang dan kendaraan di wilayah
Vol. 1 No. 1
Semarang, Arum menganalisis usulan tertentu dan berulang
Septiana, R. Mulyo kebijakan kembali di jam sibuk.
Dampak Sosial Dampak kemacetan
Jurnal
Ekonomi Pengguna lalu lintas adalah
Pembangunan Mengetahui dampak
Jalan Akibat Kemacetan Ordinary kerugian waktu, dan
Ekonomi dan kemacetan terhadap
2 Lalu Lintas di Zero Least dampak ekonomi yaitu
Keuangan ekonomi di kota
Point Kota Manado, Squar kerugian BBM
Daerah, Vol Manado
2018, Manado, pengguna kendaraan
19, No 7
Munazar, Vecky, Trildy bermotor.
Jurnal Ilmiah
Hubungan Kemacetan Mahasiswa Mengetahui
Lalu Lintas dengan Ekonomi hubungan Pengeluaran pedagang
Pendapatan dan Pembangunan kemacetan lalu dalam kondisi lalu
3 Pengeluaran Pedagang Fakultas lintas dengan Deskriptif lintas yang macet akan
di Kota Banda Aceh, Ekonomi dan pendapatan dan lebih besar daripada
2018, Reza Gunawan, Bisnis pengeluaran lalu lintas saat norma
Teuku Zulham Unsyiah, Vol. pedagang
3, No. 2
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jika penelitian
sebelumnya hanya menganalisis faktor – faktor yang terjadi dalam kemacetan lalu lintas,
namun penelitian ini adalah menganalisis dampak kemacetan atau tundaan lalu lintas
terhadap biaya operasional kendaraan yang bertambah akibat terjadinya kemacetan atau
tundaan yang terjadi pada jalan soekarno hatta.

6
BAB 2
STUDI PUSTAKA

2.1 Karakteristik Umum Arus Lalu Lintas

Ada tiga karakteristik primer dalam teori arus lalu lintas yang saling terkait yaitu
volume, kecepatan dan kepadatan. Pada gambar 1 ditunjukkan hubungan antara kecepatan
dan kepadatan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan kepadatan untuk jalan 4
lajur, dua arah yang dipisah serta pada gambar 2 ditunjukkan hubungan antara kecepatan
dan arus.

2.2 Definisi Kemacetan Dan Keterlambatan

Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang
ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas
ruas jalan tersebut mendekati 0 km/jam atau bahkan menjadi 0 km/jam sehingga
mengakibatkan terjadinya antrian. Terjadinya kemacetan dapat dilihat dari nilai derajat
kejenuhan yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau, dimana kemacetan terjadi jika nilai
derajat kejenuhan tercapai lebih dari 0.8 (MKJI, 1997)

Keterlambatan adalah kondisi dimana terjadinya penurunan kecepatan bebas ruas jalan
yang ditinjau tanpa terjadinya adanya kemacetan. Keterlambatan lebih dipengaruhi oleh
sikap pengemudi, bukan oleh nilai kelebihan kapasitas jalan. Pada kondisi ini tidak terjadi
kejenuhan lalu lintas dimana nilai derajat kejenuhan di bawah atau sama dengan 0,8
(MKJI, 1997)

Gambar 2. Hubungan antara kecepatan dengan kepadatan pada jalan lajur 2 arah yang
dipisahkan

7
Gambar 3. Hubungan antara kecepatan dengan arus pada jalan 4 lajur 2 arah yang
dipisahkan

2.3 Kinerja Lalu Lintas Simpang

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia (1995), simpang adalah tempat berbelok atau bercabang dari yang lurus.
Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih ruas jalan
bertemu, disini arus lalu-lintas mengalami konflik. Untuk mengendalikan konflik ini
ditetapkan aturan lalu-lintas untuk menetapkan siapa yang mempunyai hak terlebih dahulu
untuk menggunakan persimpangan.

Menurut Morlok (1988), jenis simpang berdasarkan cara pengaturannya dapat


dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Simpang jalan tanpa sinyal, yaitu simpang yang tidak memakai sinyal lalu- lintas.
Pada simpang ini pemakai jalan harus memutuskan apakah mereka cukup aman untuk
melewati simpang atau harus berhenti dahulu sebelum melewati simpang tersebut.

2. Simpang jalan dengan sinyal, yaitu pemakai jalan dapat melewati simpang sesuai
dengan pengoperasian sinyal lalu lintas. Jadi pemakai jalan hanya boleh lewat pada saat
sinyal lalu lintas menunjukkan warna hijau pada lengan simpangnya.

2.4 Jalan Perkotaan

Jalan Perkotaan/semi perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara


permanen dan menerus disepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi
jalan, baik berupa perkembangan lahan atau bukan. Yang termasuk dalam jalan perkotaan
8
adalah jalan yang berada didekat pusat perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
100.000 jiwa. Jalan di daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang kurang dari
100.000 juga dapat digolongkan pada kelompok ini jika perkembangan samping jalan
tersebut bersifat permanen dan terus menerus. Sesuai dengan Undang Undang nomor 38
Tahun 2004, jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas.

Jalan dikelompokkan sesuai fungsi jalan, fungsi jalan tersebut dikelompokkan sebagai
berikut:

a. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani lalu lintas khususnya melayani angkutan
jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi serta jumlah akses yang dibatasi.

b. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani lalu lintas terutama melayani angkutan
jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang serta jumlah akses yang masih dibatasi.

c. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat terutama angkutan jarak
pendek dan kecepatan rata-rata rendah serta akses yang tidak dibatasi

2.5 Jaringan Jalan

Jaringan jalan merupakan suatu sistem yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berbeda dalam berpengaruh pelayanannya dalam suatu
hirarki. Menurut peran pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari:

1. Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan
semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota, jalan primer terdiri
dari:

a. Jalan arteri primer adalah menghubungkan secara efisien antar pusat kegiatan
nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan antar pusat wilayah.

b. Jalan kolektor primer, adalah menghubungkan secara efisien antar pusat kegiatan
wilayah atau menghubungkan antar pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan
lokal.

9
2. Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan yang
menghubungkan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, jalan
sekunder terdiri dari:

a. Jalan arteri sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder satu dengan
kawasan sekunder kedua.

b. Jalan kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder


kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder
kedua dengan kawasan sekunder ketiga

2.6 Biaya kemacetan

Biaya Kemacetan adalah biaya perjalanan akibat tundaan lalu lintas maupun tambahan
volume kendaraan yang mendekati atau melebihi kapasitas pelayanan jalan (Nash, 1997,
dalam Cahyani, 2000).

Kemacetan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : disiplin para pelaku lalu lintas
(pengguna jalan) atau jalan rusak. Secara matematis dinyatakan sebagai V/C > 1.
Meskipun demikian dalam hal jalan rusak dan terjadi kemacetan pada ruas jalan tersebut,
yang terjadi adalah justru V/C < 1. Dalam hal kemacetan murni, artinya kemacetan bukan
disebabkan oleh kerusakan jalan, semua pihak ikut menjadi penyebab kemacetan.

Kemacetan pada dasarnya adalah persoalan lalu lintas, namun hal itu dapat terjadi
sebagai akibat kesalahan perencanaan perangkutan, yakni dalam menentukan kebijakan
pilihan moda (modal split) dan atau pembebanan jaringan (traffic asignment). Dengan kata
lain, kemacetan bukan semata-mata masalah perlalulintasan melainkan dapat saja berakar
pada sektor perangkutan. Olehkarena itu, di samping upaya membuat V/C < 1, upaya
melalui sektor perangkutan pun perlu dilakukan (Warpani, 2002).

Dalam upaya agar V/C < 1, maka yang perlu dilakukan adalah pengelolaan
perlalulintasan melalui berbagai rekayasa lalu lintas seperti : menerapkan kebijakan lalu
lintas satu arah, membangun median jalan, membangun pulau lalu lintas, memasang lampu
lalu lintas, atau membuat marka jalan. Upaya rekayasa ini bertujuan meningkatkan
kapasitas ruas jalan tertentu guna melancarkan arus lalu lintas, sehingga pemborosan biaya

10
akibat kemacetan dapat ditekan sampai titik minimal. Menurut Etty Soesilowati (2008),
secara ekonomis masalah kemacetan lalu lintas akan menciptakan biaya sosial, biaya
operasional yang tinggi, hilangnya waktu, polusi udara, tingginya angka kecelakaan,
bising, dan juga menimbulkan ketidak nyamanan bagi pejalan kaki.

Nilai Waktu Perjalanan adalah biaya akibat adanya hambatan perjalanan (travel delay)
terhadap penumpang, dibuat berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga dan berbanding
lurus dengan kecepatan.

Biaya Operasional Kendaraan adalah biaya yang berkaitan dengan pengoperasian


sistem transportasi tersebut, antara lain biaya pemakaian bahan bakar, oli, ban, dan biaya
pemeliharaan dan berbanding terbalik dengan kecepatan.

2.7 Model Penghitungan Biaya Kemacetan

Model Kaitan antara Kecepatan dengan Biaya Kemacetan (Tzedakis,1980):

Asumsi model:

a) Perbedaan tingkat kecepatan kendaraan (lambat dan cepat),

b) Kecepatan tiap kendaraan tidak dibuat berdasarkan tingkat (keadaan) lalu lintas,

c) Tidak menggunakan satuan masa penumpang,

d) Biaya kemacetan cenderung nol jika kecepatannya sama,

e) Mempertimbangkan kendaraan yang bersifat stokastik,

f) Kendaraan tidak dapat saling mendahului.

Rumusan model:

dimana:

C = Biaya Kemacetan (Rupiah),

N = Jumlah Kendaraan (Kendaraan),

G = Biaya Operasional Kendaraan (Rp/Kend.Km),

11
A = Kendaraan dengan Kecepatan eksisting (Km/Jam),

B = Kendaraan dengan Kecepatan Ideal (Km/Jam),

V’ = Nilai Waktu Perjalanan Kendaraan Cepat (Rp/Kend.Jam),

T = Jumlah Waktu Antrian (Jam)

12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

1.1
1.2
3.1 Materi penelitian
3
3.1
3.1.1 Data primer
1. Karakteristik Fisik Ruas Jalan Soekarno Hatta

Karakteristik fisik ruas jalan terbagi menjadi kondisi geometrik ruas jalan dan profil
ruas jalan. Kondisi geometrik ruas jalan dijelaskan dalam potongan melintang dan
alinemen, sedangkan profil ruas jalan adalah pemanfaatan jalan dan lahan di sekitar ruas
jalan. Secara umum karakteristik ruas jalan Soekarno Hatta kawasan Persimpangan
tlogosari adalah sebagai berikut:

a. Panjang ruas jalan Soekarno Hatta yang akan diteliti adalah 1 km dengan lebar jalan
12m.

b. Lebar bahu efektif jalan 2,5 m.

c. Tipe ruas jalan adalah empat lajur terbagi.

d. Pemanfaatan lahan sekitar ruas jalanan sebagian besar untuk parkir

2. Karakteristik Lalu Lintas Ruas Jalan Soekarno Hatta

Data arus lalu lintas yang didapatkann di jalan Soekarno Hatta berdasarkan hasil
survei yang dilakukan dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 19.00. Arus lalu lintas
kendaraan yang diamati adalah lalu lintas kendaraan dengan klasifikasi sepeda motor,
kendaraan ringan dan kendaraan berat. Pengolahan data per jam dengan cara mengkalibrasi
setiap jenis kendaraan (kend/jam) dengan satuan mobil penumpang (smp) berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan (MKJI) 1997

13
Tabel 2. Volume lalu lintas di Ruas Jl. Soekarno Hatta

Jenis kendaraan
Waktu
Sepeda Motor Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
07.00-08.00 1236 931 6
08.00-09.00 1358 702 2
09.00-10.00 476 534 1
10.00-11.00 387 493 2
11.00-12.00 655 568 1
12.00-13.00 1283 854 13
13.00-14.00 1311 775 4
14.00-15.00 1155 663 0
15.00-16.00 1083 818 0
16.00-17.00 1618 883 6
17.00-18.00 1080 732 4
18.00-19.00 634 595 1
Jumlah Kendaraan 12276 8548 40
Jumlah Smp 3069 8548 48
Rata – rata 1023 713 4

Tabel 3. Volume Lalu Lintas dalam Smp/jam di Ruas Jl. Soekarno Hatta

Waktu Kendaraan/jam Smp/Jam


07.00-08.00 2173 1247
08.00-09.00 2062 1044
09.00-10.00 1011 654
10.00-11.00 882 592
11.00-12.00 1224 733
12.00-13.00 2150 1190

14
13.00-14.00 2090 1108
14.00-15.00 1818 952
15.00-16.00 1901 1089
16.00-17.00 2507 1295
17.00-18.00 1816 1007
18.00-19.00 1230 755

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di jalan
soekarno hatta selama 12 jam, sepeda motor merupakan kendaraan yang paling sering
melalui jalan tersebut dengan jumlah kendaraan 12276 diikuti dengan kendaraan ringan
denagn jumalah 8548

3000

2507
2500
2173 2150 2090
2062
2000 1901
1818 1816

1500 1295
1247 1224 1190 1108 1230
1044 1011 1089 1007
882 952
1000
733 755
654 592
500

0
07.00- 08.00- 09.00- 10.00- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 16.00- 17.00- 18.00-
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00

Kendaraan/Jam Kendaraan (Smp/Jam)

Grafik 1. Fluktuasi Volume Lalu Lintas di Jalan Soekarno Hatta

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan jam puncak pada
jalan soekarno hatta akan terjadi pada jam 07.00-08.00 pagi dengan volume kendaraan
2173 kendaraan/jam dan sore hari pada pukul 16.00 – 17.00 dengan volume 2507
kendaraan/jam

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui rata rata volume lalulintas untuk kendaraan
ringan (LV) yang terdiri dari mobil kecil, angkot, dan pick up adalah 713 kendaraan/jam.
Kendaraan berat (HV) yang terdiri dari bus besar, bus kecil, truk sedang, truk besar, dan

15
truk gandeng adalah 4 kendaraan/jam serta untuk kendaraan bermotor (MC) sebesar 1023
kendaraan/jam

3. Data Kecepatan Kendaraan

Kecepatan kendaraan dipengaruhi oleh Panjang lintasan dan waktu perjalanan yang
diperlukan untuk melewati suatu ruas jalan. Semakin Panjang kemacetan yang terjadi maka
waktu perjalanan yang ditempuh akan semakin lama dikarenakan semakin rendahnya
kecepatan pada ruas jalan tersebut. Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan jarak dibagi
satuan waktu.

Kelambatan adalah waktu yang hilang akibat berkurangnya kecepatan dari batas
normal dikarenakan hambatan yang mengganggu arus lalu lintas. Berikut ini analisa
kecepatan kendaraan melewati Jalan Soekarno Hatta dengan analisa kecepatan perjalanan

Tabel 4. Kecepatan Rata-Rata Perjam


Waktu Kecepatan (km/jam)
07.00-08.00 13,29
08.00-09.00 15,78
09.00-10.00 22,21
10.00-11.00 21,56
11.00-12.00 17,56
12.00-13.00 13,33
13.00-14.00 15,68
14.00-15.00 16,73
15.00-16.00 9,65
16.00-17.00 4,21
17.00-18.00 8,54
18.00-19.00 21,58

25 22.21 21.56 21.58


20 15.78 17.56 15.68 16.73
15 13.29 13.33
9.65 8.54
10
4.21
5
0

16
Kecepatan (km/jam)
Grafik 2. Fluktuasi kecepatan Lalu Lintas di Jalan Soekarno Hatta

Voluume lalulintas kendaraan berhubungan erat dengan kecepatan kendaraan


karena semakin tinggi volume lalulintas maka kecepatan kendaraan akan semakin rendah
dan sebaliknya semakin kecil volume lalulintas maka semakin besar Kecepatan kendaraan
yang bergerak. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

1400 25
1247 1295
1200 22.21 21.56 21.58
1190
1108 1089 20
1000 1044 1007
17.56 952
16.73
15.78 15.68 15
800 755
13.29 733 13.33
654
600 592 10
9.65
8.54
400
4.21 5
200

0 0
07.00- 08.00- 09.00- 10.00- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 16.00- 17.00- 18.00-
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00

Smp/Jam Kecepatan (km/jam)

Grafik 3. Hubungan kecepatan dengan volume kendaraan

3.1.2 Data sekunder


1. Biaya Operasi Kendaraan

Biaya operasi kendaraan pemakai jalan, dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan berat. Untuk data biaya operasi
kendaraan berat dianggap sama dengan kendaraan ringan dikarenakan tidak
jauh berbeda dan juga data kendaaan berat yang terdata hanya sedikit sekali.
Rincian dan besarnya biaya operasi kendaraan diampaikan dalam table

No
. Uraian Perincian
I Tipe Kendaraan Sepeda Motor
1. Merk Honda
2. Model Vario
3. Tipe Mesin Bensin/ SOHC

17
4. Jumlah Ban 2
5. Tempat Duduk 2

II Data Teknis
1. Harga Pembelian 28.800.000 Rp
2. Harga satu set ban 240.000 Rp
4. Gaji pegawai 0
5. Kilometer tempuh perhari 60 Km
6. kilometer tempuh ban 15.000 Km
7. pajak kendaraan pertahun 215.000 Rp
Km/
8. Pemakaian BBM (km/liter) 50 liter
9. Harga Bahan Bakar (perliter) 7.800 Rp/liter
10. Harga Pelumas 28.000 Rp/liter
10. Umur kendaraan (teknis) 10 tahun

III Uraian Perhitungan Biaya Operasi


A. Biaiya Pemilikan
1. Penyusutan 52 Rp/Km
2. Bunga Modal, Pajak dan
Asuransi 313 Rp/Km
Biaya Pemilikan 365 Rp/Km
B. Biaya Operasi
1. Bahan Bakar Minyak 814 Rp/Km
2. Minyak Pelumas 126 Rp/Km
3. Ban 12 Rp/Km
4. Pengeluaran Lain lain
(Suku cadang, montir) 50 Rp/Km
Biaya Operasi 1.002 Rp/Km

IV Biaya Operasi PerKm


1. Penyusutan 52 Rp/Km
2. Bunga Modal, Pajak dan
Asuransi 313 Rp/Km
3. BBM 814 Rp/Km
4. Minyak Pelumas 126 Rp/Km
5. Ban 12 Rp/Km
6. Pengeluaran lain - lain 50 Rp/Km
JUMLAH 1.367 Rp/Km

Berdasarkan perhitungan diatas jumlah biaya operasionanl yang dialami oleh


pengguna sepeda motor yang melaju dengan kecepatan 60 km/jam di jalan Soekarno Hatta

18
sebesar Rp. 1.367 Rp/km perkendaraan. Dapat dilihat tabel biaya operasional kendaraan
dengan kecepatan eksisting sebagai berikut:

Tabel 5. Besaran Biaya Operasional Kendaraan Pada Setiap Jam

Biaya Operasional
Waktu Kecepatan (km/jam)
kendaraan (Rp/km)

07.00-08.00 13,29 3.973

08.00-09.00 15,78 2.351

09.00-10.00 22,21 1.904

10.00-11.00 21,56 2.023

11.00-12.00 17,56 2.105

12.00-13.00 13,33 3.481

13.00-14.00 15,68 2.702

14.00-15.00 16,73 2.218

15.00-16.00 9,65 4.532

16.00-17.00 4,21 5.136

17.00-18.00 8,54 4.762

18.00-19.00 21,58 1.973

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
4.21 8.54 9.65 13.29 13.33 15.68 15.78 16.73 17.56 21.56 21.58 22.21

Biaya Operasional kendaraan (Rp/km)

Grafik 4 Hubungan Kecepatan dan Biaya Operasional Kendaraan

19
Dari hasil perhitungan biaya operasional dan kecepatan kendaraan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa apabila kecepatan kendaraan menurun maka biaya operasional kendaraa
akan bertambah, sehingga pada pengguna mobil pribadi mengalami kerugian

2. Biaya Kemacetan dengan Perhitungan Biaya Operasional

Kendaraan untuk Mobil Pribadi. Biaya kemacetan di jalan Setiabudi dihitung


dengan menggunakan selisih antara biaya umum pada kondisi yang sebenarnya dan pada
kondisi kecepatan rencana.

Tabel 6. Selisih biaya kemacetan per jam

Biaya Biaya
Biaya
Kecepatan Operasional Kecepatan Operasional
Waktu Kemacetan
(km/jam) kendaraan (km/jam) kendaraan
(Rp/km)
(Rp/km) (Rp/km)
07.00-08.00 13,29 3.973 60 1.367 2.606
08.00-09.00 15,78 2.351 60 1.367 984
09.00-10.00 22,21 1.904 60 1.367 537
10.00-11.00 21,56 2.023 60 1.367 656
11.00-12.00 17,56 2.105 60 1.367 738
12.00-13.00 13,33 3.481 60 1.367 2.114
13.00-14.00 15,68 2.702 60 1.367 1.335
14.00-15.00 16,73 2.218 60 1.367 851
15.00-16.00 9,65 4.532 60 1.367 3.165
16.00-17.00 4,21 5.136 60 1.367 3.769
17.00-18.00 8,54 4.762 60 1.367 3.395
18.00-19.00 21,58 1.973 60 1.367 606

Dari hasil analisis biaya kemacetan diatas didapat kerugian akibat kemacetan perhari
sebesar Rp. 20.756 /km

3.2 Alat dan bahan

20
Peralatan yang digunakan untuk memperlancar pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Formulir dan pulpen yang digunakan untuk mencatat data-data yang diperlukan.
2. Stopwatch untuk menghitung waktu tundaan kendaraan.
3. Walking measure atau meteran dipergunakan untuk mengukur panjang antrian
kendaraan.
4. Kamera digital digunakan untuk merekam kendaraan yang melintasi titik pengamata

3.3 Waktu penelitian


Survei penelitian dilakukan dari pagi hari saat arus lalulintas sibuk terjadi pada
pukul 07.00 sampai dengan sore hari pukul 19.00. Pencatatan arus lalu lintas kendaraan
yang diamati adalah lalu lintas kendaraan dengan klasifikasi sepeda motor, kendaraan
ringan dan kendaraan berat

3.4 Langkah penelitian


1. Studi Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan studi literature dan studi lapangan. Studi literature
dilakukan untuk mengkaji dan mengetahui secara teoritis metode yang dipakai dalam
metode pemecahan masalah yaitu menggunakan metode Ordinary Least Squar
Sedangkan studi lapangan adalah mempelajari bagaiman metode yang sedang berjalan
terkait objek penelitian di Jalan Soekarno Hatta Semarang.
2. Perumusan Masalah
Pada tahap selanjutnya dilakukan perumusan masalah yang terjadi pada objek
penelitian sekaligus merumuskan tujuan penelitian. Perumusan masalah didapat dari
hasil analisis penelitian pada waktu studi lapangan. Hasil perumusan masalah ini
sekaligus dijadikan tujuan dalam penelitian yang dilakukan.
3. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Pada tahap yang ketiga dilakukan pengumpulan data – data yang diperlukan
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan pada tahap kedua.
Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data yang akan digunakan pada tahap
analisis. Pada proses analisis dikaji data – data yang ada menggunakan metode yang
telah peneliti pelajari pada tahap awal.
4. Analisis

21
Pada tahap ini dilakukan analisa dan peringkat hasil pembahasan masalah dengan
metode Ordinary Least Squar. Dari hasil pengolahan data pada tahap sebelumnya akan
digunakan sebagai bahan analisis lebih lanjut guna mendapatkan pemecahan masalah..

5. Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti melakukan penyimpulan terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode Ordinary Least
Squar. Kesimpulan ini berupa pernyataan yang diambil dari perhitungan yang
dihasilkan dengan metode penelitian.
6. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil pernyataan kesimpulan, peneliti merumuskan saran –
saran berkaitan dengan proses yang berjalan pada objek penelitian agar sekiranya dapat
memberikan hasil yang lebih baik di masa mendatang.

3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan

Studi literatur

Penetapan lokasi
penelitian
Penentuan waktu
penelitian
Identifikasi
masalah

Perumusan
masalah

Data Primer Pengumpulan Data Sekunder


data/Survey

Volume lalu lintas,


kecepatan kendaraan, Harga bahan bakar,
dan Tundaan kendaraan, dan Ban
kendaraan

Analisis Biaya 22
operasional Analisis Biaya
kendaraan Kemacetan
3.6 Time schedule

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul                        
Studi
2 pendahuluan                        
Penyusunan
3 BAB 1 & 2                        
Penyusunan
4 BAB 3                        
Penyelesaian
5 Proposal                        
6 Dokumentasi                        

23
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

Arum, Mulyo. (2012), Analisis Usulan Kebijakan Solusi Kemacetan Lalu Lintas di
Kawasan Tembalang Semarang, Diponegoro Journal of Economics Vol. 1 No. 1

Hadis, C.S. (2013). Hubungan Tundaan dan Panjang Antrian Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar Akibat Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api (Studi kasus perlintasan kereta api di
surakarta). Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Manado, Munazar, Vecky, Trildy. (2018), Dampak Sosial Ekonomi Pengguna Jalan
Akibat Kemacetan Lalu Lintas di Zero Point Kota Manado, Jurnal Pembangunan Ekonomi
dan Keuangan Daerah, Vol 19, No 7

Morlok, Edward K, (1995). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Jakarta :


Erlangga.

Reza Gunawan, Teuku Zulham. (2018), Hubungan Kemacetan Lalu Lintas dengan
Pendapatan dan Pengeluaran Pedagang di Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah, Vol. 3, No. 2

Sugiyanto, Gito. Munawar, Ahad. Malkhamah, Siti. Sutomo, Heri. (2011),


Pengembangan Model Biaya Kemacetan Bagi Pengguna Mobil Di Daerah Pusat Perkotaan
Yogyakarta, Jurnal Transportasi Vol. 11. Universitas Gadjah Mada No. 2 Agustus 2011 :
87-89.l

Tzedakis, A, 1980. Different Vehicles Speeds and Congestion Costs. Journal of


Transport Economics and Policy.

Warpani, Suwardjoko P, 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit
ITB, Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai