Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Ns. Sutejo, M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun oleh kelompok 2 :

1. Fauzan Ahmad Rifai Jaeni (P07120120010)


2. Annisa Yasmin Oktavia (P07120120024)
3. Yunike Intan Pratiwi (P07120120035)
4. Afifah Nor Khasanah (P07120120038)
5. Hazin Fauziah (P07120120049)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun”Laporan
Pendahuluan Halusinasi” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan
pendahuluan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa.

Laporan pendahuluan ini dibuat dengan berbagai observasi dan bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
proses mengerjakannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, dan juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang senantiasa
mendukung dan memberi masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


laporan pendahuluan ini. Oleh karena itu, kami berharap pembaca bisa
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun penulis. Kritik dan saran
dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnakan makalah di masa
mendatang. 

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekalian. 

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 9 Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Kasus (Masalah Utama)..........................................................................................1
B. Proses Terjadinya Masalah.....................................................................................1
1. Pengertian..........................................................................................................1
2. Tanda dan Gejala................................................................................................1
3. Faktor Predisposisi.............................................................................................2
4. Faktor Presipitasi................................................................................................3
5. Penyebab............................................................................................................3
6. Akibat.................................................................................................................3
C. Masalah..................................................................................................................4
1. Pohon Masalah...................................................................................................4
2. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji.............................................5
D. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................6
E. Rencana Tindakan Keperawatan :..........................................................................6
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN.......................................................................................13
A. STRATEGI PELAKSANAAN 1 PASIEN......................................................................13
B. STRATEGI PELAKSANAAN 2 PASIEN......................................................................16
C. STRATEGI PELAKSANAAN 3 PASIEN......................................................................18
D. STRATEGI PELAKSANAAN 4 PASIEN......................................................................21
E. STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA...................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

ii
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Kasus (Masalah Utama)


Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan
pencerapan (persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg
dapat meliputi semua sistem penginderaan pada seseorang dalam
keadaan sadar penuh (baik).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.

2. Tanda dan Gejala


Gejala dan tanda seseorang yang mengalami halusinasi adalah :
A. Tahap 1 (comforting)
1) Tertawa tidak sesuai dengan situasi
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara
3) Bicara lambat
4) Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
B. Tahap 2 (condemning)
1) Cemas
2) Konsentrasi menurun
3) Ketidakmampuan membedakan realita
C. Tahap 3
1) Pasien cenderung mengikuti halusinasi

1
2

2) Kesulitan berhubungan dgn orla


3) Perhatian dan konsentrasi menurut
4) Afek labil
5) Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk)
D. Tahap 4 (controlling)
1) Pasien mengikuti halusinasi
2) Pasien tidak mampu mengendalikan diri
3) Tidak mampu mengikuti perintah nyata
4) Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3. Faktor Predisposisi
a) Faktor perkembangan terlambat:
1) Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makan, minum, rasa aman
2) Usia balita tidak terpenuhi kebutuhan otonomi
3) Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
b) Faktor komunikasi dalam keluarga
1) Komunikasi peran ganda
2) Tidak ada komunikasi dan tidak ada kehangatan
3) Komunikasi dengan emosi berlebihan
4) Komunikasi tertutup
5) Orang tua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua yang
otoritas, dan konflik dalam keluarga
c) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan
yang terlalu tinggi.
d) Faktor psikologis
Adanya kejadian terhadap fisik berupa atrofi otot, pembesaran
ventrikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik.
e) Faktor genetik
3

4. Faktor Presipitasi
a) Berlebihannya proses informasi pada sistem syaraf yang menerima
dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
b) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu (mekanisme
penerimaan abnormal).
c) Adanya berhubungan musuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa, dan tidak berdaya.

5. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi
social. Isolasi sosial adalah percobaan untuk mengindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda-gejala isolasi sosial :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindar dari orang lain
c. Komunikasi kurang / tidak ada
d. Tidak ada kontak mata
e. Tidak melakukan aktivitas sehari-hari
f. Berdiam diri di kamar
g. Mobilitas kurang
h. Posisi janin saat tidur

6. Akibat
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi adalah resiko
mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan. Adalah suatu suatu
perilaku maladaptive dalam memanifestasikanperasaan marah yang
dialami oleh sesorang. Perilaku tersebut dapat berupa menciderai diri
4

sendiri, melalukan penganiayaan terhadap orang lain dan merusak


lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai
respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
dirasakan sebagai suatu ancaman ( stuart dan Sundeen,1995). Perasaan
marah sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang
dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
Tanda dan gejala :
Data obyektif :
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang

Data subyektif :
a. Mengeluh merasa terancam
b. Mengungkapkan perasaan tak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, sesak dan bingung

C. Masalah
1. Pohon Masalah
Resti menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi : halusinasi


5

Isolasi sosial

2. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Masalah Keperawatan:
1) Risiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.
2) Perubahan sensori persepsi : halusinasi
3) Isolasi sosial : menarik diri
b. Data yang perlu dikaji:
1) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subjektif
a) Klien mengatakan benci atau kesel pada seseorang.
b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusik
jika sedang kesal atau marah.
c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Objektif
a) Mata merah, wajah agak merah.
b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d) Merusak dan melempar barang-barang.

2) Perubahan sensori perseptual : halusinasi


Data Subjektif
a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
b) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus
yang nyata.
c) Klien merasa makan sesuatu.
6

d) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.


e) Klien ingin memukul/melempar barang-barang.

Data Objektif
a) Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b) Klien bersikap seperti mendengar/melihar sesuatu.
c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
d) Disorientasi.

3) Isolasi sosial : menarik diri


Data Subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.

Data Objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri
hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang, aktivitas
menurun, posisi janin saat tidur, menolak berhubungan, kurang
memperhatikan kebersihan.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi sensori : halusinasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri.

E. Rencana Tindakan Keperawatan :


1. Diagnosa I : Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Tujuan khusus:
7

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk


kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik dengan cara:
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan
dasar klien
b. Klien dapat mengenal halusinasinya.
Tindakan:
2.1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya:
bicara dan tertawa tanpa stimulus memandang kiri/ke kanan/
kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3. Bantu klien mengenal halusinasinya
1) Tanyakan apakah ada suara yang didengar
2) Apa yang dikatakan halusinasinya
3) Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya
4) Katakan bahwa klien juga ada yang seperti itu
5) Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4. Diskusikan dengan klien:
1) Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
2) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore,
malam)
8

2.5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi


halusinasi (marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
Tindakan:
3.1. Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
bermanfaat berpujian
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengobrol timbulnya
halusinasi:
1) Katakan “saya tidak mau dengar”
2) Menemui orang lain
3) Membuat jadwal sehari-hari
4) Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika
klien tampak bicara sendiri
3.4. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus
halusinasinya secara bertahap
3.5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7. Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi,
persepsi
d. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya.
Tindakan:
4.1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika
mengalami halusinasi
4.2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada
saat kunjungan rumah):
1) Gejala halusinasi yang dialami klien
9

2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk


memutus halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah,
diberi kegiatan, jangan dibiarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama
4) Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat
bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan risiko mencederai
diri atau orang lain
e. Klien memanfaatkan obat dengan baik.
Tindakan:
5.1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi
dan manfaat minum obat
5.2. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
5.3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping minum obat yang dirasakan
5.4. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

2. Diagnosa II : Isolasi sosial : menarik diri


Tujuan umum : Klien tidak terjadi perubahan persepsi sensori : halusinasi
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu
1.2. Beri perhatian dan penghargaan: temani klien walau tidak
menjawab
10

1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan


terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan
klien
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
Tindakan:
2.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan
tanda-tandanya
2.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
2.3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri,
tanda-tanda serta penyebab yang muncul
2.4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan:
3.1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain
3.2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
1) Kaji kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
11

3) Beri reinoforcement positif terhadap kemampuan


mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
4.1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang
lain
4.2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang
lain melalui tahap:
4) K – P
5) K – P – P lain
6) K – P – P lain – K lain
7) K – Kel/Klp/Masy
4.3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai
4.4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat hubungan
4.5. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien
dalam mengisi waktu
4.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam
kegiatan rungan
e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain.
5.1.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain
5.2.Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain
5.3.Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
6.1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:
12

1) Salam, perkenalan diri


2) Jelaskan tujuan
3) Buat kontrak
4) Eksplorasi perasaan klien
6.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:
1) Perilaku menarik diri
2) Penyebab perilaku menarik diri
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3. Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan
kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain
6.4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian
menjenguk klien minimal satu kali seminggu
6.5. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga
13
BAB II

STRATEGI PELAKSANAAN

A. STRATEGI PELAKSANAAN 1 PASIEN


1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya mendengar suara tanpa ada
wujudnya. Dan suara terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu.
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk
kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
2) Klien dapat mengenal halusinasinya.
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.
d. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan
dasar klien
2) Bantu klien mengenal halusinasinya
a) Tanyakan apakah ada suara yang didengar

14
15

b) Apa yang dikatakan halusinasinya


c) Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu, namun
perawat sendiri tidak mendengarnya
d) Katakan bahwa perawat akan membantu klien
3) Bantu klien mengontrol halusinasi
a) Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
bermanfaat berpujian
c) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengobrol timbulnya
halusinasi
d) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus
halusinasinya secara bertahap
e) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
f) Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya SS, saya perawat
yang bertugas di bangsal ini mulai pukul 7 pagi sampai 2 siang.
Namanya siapa mas? Dan senang dipanggil apa”
2) Evaluasi atau validasi
“Bagaimana perasaan mas D hari ini? Apa keluhan mas D saat
ini”
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
suara yang selama ini mas D dengar tetapi tak tampak
wujudnya?”
b) Waktu
16

“Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”


c) Tempat
“Di mana kita duduk? Di ruang tamu?

b. Kerja
“Apakah mas D mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang
dikatakan suara itu?”
“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang
paling sering didengar suara? Berapa kali sehari mas D alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang mas D rasakan pada saat mendengar suara itu?”
“Apa yang mas D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan
cara itu suara – suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-
cara untuk mencegah suara-suara itumuncul?”
“Mas D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik”.
“Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung mas
D bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar.
Kamu suara palsu. Begitu diulang -ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba mas D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus mas D sudah bisa”
c. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi pasien (subjektif)
“Bagaimana perasaan mas D setelah peragaan latihan tadi?”
b) Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
17

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara


tersebut”
2) Tindak lanjut pasien
“Untuk selanjutnya bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan
latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien).”
3) Kerja
a) Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang
kedua?”
b) Waktu
“Jam berapa mas D? Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa
lama kita akan berlatih?”
c) Tempat
“Dimana tempatnya? Bagaimana kalau kita melakukan
disini saja”

B. STRATEGI PELAKSANAAN 2 PASIEN


1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya mendengar suara tanpa ada
wujudnya. Dan suara terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu.
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Tujuan Khusus
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-
cakap dengan orang lain
d. Tindakan Keperawatan
18

1) Evaluasi kegiatan pasien yang lalu tentang kemampuan pasien


mengontrol halusinasi dengan cara menghardik (Sp 1)
2) Latih pasien bila halusinasi timbul, pasien dapat
berbicara/bercakap-cakap dengan orang lain
3) Anjurkan pasien memasukkan berbicang-bincang dengan orang
lain dalam jadwal kegiatan.

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya SS, saya perawat yang
bertugas di bangsal ini mulai pukul 2 siang sampai 9 malam.
Namanya siapa mas? Dan senang dipanggil apa”
2) Evaluasi atau validasi
“Bagaimana perasaan mas D hari ini?”
“Apakah suara-suaranya masih muncul?”
“Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?”
3) Kontrak
a) Topik
“Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.”
b) Waktu
“Bagaimana kalau kita akan latihan selama 20 menit”
c) Tempat
“Tempatnya mau di mana? Di sini saja?”
b. Kerja
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mas D mulai
mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan mas D. Contohnya
19

begini tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan


saya. Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak mas D katakan
Kak, ayo ngobrol dengan saya. Saya sedang dengar suara-suara.”
“Begitu mas D. Coba lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya mas D”
c. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi pasien (subjektif)
“Bagaimana perasaan mas D setelah latihan ini?”
b) Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
“Jadi sudah ada berapa cara yang mas D pelajari untuk
mencegah suara-suara itu?”
“Bagus, cobalah kedua cara ini kalau mas D mengalami
halusinasi lagi.”
“Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara
itu muncul ya”
“Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan
harian mas D.”
2) Tindak lanjut pasien
“Besok pagi saya akan ke mari lagi.”
3) Kerja
a) Topik
“Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu
melakukan aktivitas terjadwal?”
b) Waktu
“Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?”
c) Tempat
“Mau di mana/ Di sini lagi?”
“Sampai ketemu besok ya. Assalamualaikum”
20

C. STRATEGI PELAKSANAAN 3 PASIEN


1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya mendengar suara tanpa ada
wujudnya. Dan suara terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu.
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Tujuan Khusus
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
d. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan pasien yang lalu tentang kemampuan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan berbincang-
bincang dengan orang lain (Sp 1 dan 2)
2) Latih pasien melakukan kegiatan hari agar halusinasi tidak
muncul, dengan tahapan :
a) Jelaskan pentingnya aktifitas yang teratur untuk mengatasi
halusiansi
b) Diskusikan aktifitas yang biasa dilakukan pasien
c) Susun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas
mulai dari bangun tidur sampai tidur malam
d) Anjurkan pasien agar melakukan aktifitas sehari-hari sesuai
dengan jadwal.

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya SS, saya perawat
yang bertugas di bangsal ini mulai pukul 7 pagi sampai 2 siang.
Namanya siapa mas? Dan senang dipanggil apa”
2) Evaluasi atau validasi
21

“Bagaimana perasaan mas D hari ini?”


“Apakah suara-suaranya masih muncul ?”
“Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ?”
“Bagaimana hasilnya ?”
3) Kontrak
a) Topik
“Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara
yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan
kegiatan terjadwal.”
b) Waktu
“Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
c) Tempat
“Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu.”
b. Kerja
“Apa saja yang biasa mas D lakukan?”
“Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai
didapatkan kegiatannya sampai malam).”
“Wah banyak sekali kegiatannya.”
“Mari kita latih tiga kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).”
“Bagus sekali mas D bisa lakukan. Kegiatan ini dapat mas D lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita
latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”
c. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi pasien (subjektif)
“Bagaimana perasaan mas D setelah kita bercakap-cakap
cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara?”
b) Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
“Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara.”
22

“Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan


harian mas D. Coba lakukan sesuai jadwal ya (Saudara dapat
melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai
terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)”
2) Tindak lanjut pasien
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan dapat dipraktekkan
kembali ya. Bagaimana kalau menjelang makan siang saya
kembali lagi kesini”
3) Kerja
a) Topik
“Nanti kita akan membahas cara minum obat yang baik serta
guna obat.”
b) Waktu
“Mau jam berapa?”
“Bagaimana kalau jam 11.30?”
c) Tempat
“Di ruang makan ya, Sampai jumpa.Wassalammualaikum.”

D. STRATEGI PELAKSANAAN 4 PASIEN


1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dirinya mendengar suara tanpa ada
wujudnya. Dan suara terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu.
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Tujuan Khusus
Melatih pasien menggunakan obat secara teratur.
d. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan pasien yang lalu tentang kemampuan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, berbincang-
23

bincang dengan orang lain dan melakukan aktifitas harian sesuai


jadwal (Sp 1,2 dan 3)
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3) Anjurkan pasien memasukkan jadwal minum obat dalam jadwal
kegiatan harian

2. Proses Pelaksanaan Tindakan


a. Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya SS, saya perawat
yang bertugas di bangsal ini mulai pukul 7 pagi sampai 2 siang.
Namanya siapa mas? Dan senang dipanggil apa”
2) Evaluasi atau validasi
“Bagaimana perasaan mas D hari ini?”
“Apakah suara-suaranya masih muncul ?”
“Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ?”
“Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ?”
“Apakah pagi ini sudah minum obat?”
3) Kontrak
a) Topik
“Baik. Sekarang kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan
yang mas D minum ya.”
b) Waktu
“Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang.”
c) Tempat
“Tempatnya di ruang makan saja ya.”
b. Kerja
“Mas D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah
suara-suara berkurang/hilang ?”
24

“Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang mas D dengar


dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi.”
“Berapa macam obat yang mas D minum ? (Perawat menyiapkan
obat pasien)”
“Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang
dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini
yang putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks
dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP)
3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti
konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, mas D akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula.
“Kalau obat habis mas D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan
obat lagi. Mas D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini.
Pastikan obatnya benar, artinya mas D harus memastikan bahwa itu
obat yang benar-benar punya mas D. Jangan keliru dengan obat milik
orang lain.”
“Baca nama kemasannya juga ya mas D. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya. Mas D juga harus perhatikan berapa jumlah obat
sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
c. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi pasien (subjektif)
“Bagaimana perasaan mas D setelah kita bercakap-cakap
tentang obat?”
b) Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-
suara?”
“Coba sebutkan! Bagus (jika jawaban benar).”
2) Tindak lanjut pasien
25

“Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal


kegiatan mas D.”
“Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah.”
“Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi ya”
3) Kerja
a) Topik
“Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara
mencegah suara yang telah kita bicarakan ya”
b) Waktu
“Mau jam berapa?”
“Bagaimana kalau jam 10.00”
c) Tempat
“Tempatnya bagaimana kalau di taman saja.”
“Sampai jumpa. Wassalammu’alaikum.”

E. STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA


1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Keluarga
Keluarga klien ingin mengetahui mengenai halusinasi dan cara
merawat halusinasi
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Tujuan Khusus
Mengedukasi keluarga mengenai halusinasi dan cara merawat
halusinasi.
1) Pengertian halusinasi
2) Tanda dan gejala halusinasi
3) Jenis halusinasi yang dialami pasien
d. Tindakan Keperawatan
26

1) Jelaskan kepada keluarga mengenai pengertian halusinsi,


tanda dan gejala halusinasi, serta jenis halusinasi yang dialami
pasien.
2) Jelaskan/Bermain peran cara-cara merawat pasien halusinasi
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
”Assalamu’alaikum Bapak/Ibu......”saya ...., perawat yang
merawat anak Bapak/Ibu di rumah sakit......”
2) Evaluasi atau validasi
”Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini ? apa pedapat
Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu? Bagaimana keadaan anak
bapak/ibu biasanya kalau selama dirumah?
3) Kontrak
a) Topik
”Sesuai janji kita via telepon kemarin, hari ini kita akan
berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami
dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan ?
b) Waktu
“Berapa lama waktu Bapak/Ibu? Bagaimana kalau 30
menit ?....”
c) Tempat
“Kita mau diskusi dimana ? Bagaimana kalau diruang tamu
saja?”
b. Kerja
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
”Apa yang Bapak/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat anak
bapak/ibu. Apa yang Bapak/Ibu lakukan?....”
”Ya...gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan
27

halusinasi yaitu mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada, jadi


kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara yang
sebenarnya suara itu tidak ada.......Biasanya suara-suara itu bisa
muncul bila anak bapak/ibu dibiarkan sendiri......”
”Nah..untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa
cara. Ada beberapa cara untuk membantu anak bapak/ibu agar bisa
mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain :
Pertama, dihadapan Bapak/Ibu jangan membantah atau
menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak
bapak/ibu memang mendengar suara tetapi bapak/ibu sendiri tidak
mendengar.
Kedua, jangan biarkan anak bapak/ibu melamun dan sendiri, karena
kalau melamun halusinasinya akan muncul lagi. Upayakan ada orang
mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti
makan bersama, shalat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah
melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika
dia lakukan.
Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya
juga sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur.
Jadi Bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obat
perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan, terakhir bila ada
tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi
anak bapak/ibu dengan cara menepuk punggungnya kemudian
suruhlah menghardik suara tersebut, anak bapak/ibu sudak saya
ajarkan cara menghardik halusinasi.....” Sekarang, mari kita kita
latihan memutus halusinasi anak bapak/ibu. Sambil menepuk
punggungnya, katakan ‘sedang apa ? ingatkan apa yang diajarkan
perawat bila suara itu datang ? Ya...usir suara itu dengan menutup
28

telinga dan katakan saya tidak mau dengar...dan ucapkan berulang-


ulang’
“Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang saya ajarkan.”
“Bagus Bapak/Ibu....”
c. Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi keluarga (subjektif)
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan
latihan memutuskan halusinasi anak bapak/ibu?”
b) Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
“Sekarang coba bapak/ibu sebutkan kembali tiga cara
merawat anak bapak/ibu ?”
“Bagus sekali Pak/Ibu.”
2) Tindak lanjut pasien
”Sebaiknya cara yang diajarkan tadi kalau anak bapak/ibu sudah
ada dirumah, bisa dilakukan ya Pak/Bu.”
3) Kerja
a) Topik
“Bagaimana kalau 2 hari lagi kita bertemu dirumah sakit
untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan anak bapak/ibu”
b) Waktu
“Jam berapa Bapak/Ibu bisa datang ?”
c) Tempat
“Baik..... Saya tunggu di ruang tamu ya Pak/Bu....”
“Assalamu’alaikum pak/bu...”
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999

Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta :
FIK UI. 1999

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.


Amino Gonohutomo, 2003

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,


RSJP Bandung, 2000

Noverina, Dwiesty Fathia. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Halusinas.


https://id.scribd.com/doc/128117911/SP-1-4-Halusinasi-Pasien (diakses tanggal
19 Maret 2022 pukul 10.00)

29

Anda mungkin juga menyukai