Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jan Foxsechar Silalahi

NIM : 20721251005
ENERGI TERBARUKAN

1. Pola operasi PLTS dengan sistem stand alone, pemilihan jenis dan kapasitas
komponen utama :
a. Modul Surya
Untuk memperoleh daya yang cukup dibutuhkan sel surya dalam jumlah
yang banyak. Sel surya biasanya disusun dalam bentuk panel y ang disebut
modul surya. Ada 2 (dua) jenis modul surya yang paling populer, yaitu jenis
silikon kristal dan thin film. Jenis silikon kristal terdiri dari silikon(Monokristal
dan polykristal) dan thin film terutama terbuat dari bahan kimia. Ada beberapa
jenis modul surya film tipis, yaitu: Dinamai berdasarkan substrat, seperti A-
Si:H, CdTe dan CIG. Oleh karena itu, dalam hal kapasitas yang sama, setiap
jenis modul memiliki luas modul yang berbeda, yang berdampak pada
penyediaan lahan yang berbeda. Kebutuhan kapasitas (kWp) panel surya
ditentukan oleh energi (kWh) yang dibutuhkan oleh beban dalam periode waktu
tertentu dan tingkat radiasi matahari di lokasi. Untuk mendapatkan tegangan
yang dibutuhkan, modul surya disusun berjajar, yang disebut string. Untuk
mendapatkan daya/arus yang dibutuhkan, modul surya disusun secara seri dan
paralel. Ketegangan tali disesuaikan ke Tegangan masukan inverter.
b. Inverter
Inverter yang digunakan adalah Inverter khusus pada sistem PLTS, biasa
disebut smart inverter. Untuk sistem photovoltaic microgrid yang berdiri sendiri
memiliki inverter yang terhubung dengan baterai atau biasa disebut dengan
baterai inverter. Dalam sistem grid atau grid-connected, inverter terhubung
langsung ke array fotovoltaik. Kemudian, ia mengubah arus searah dari susunan
fotovoltaik menjadi arus bolak-balik. Selain itu, inverter tersebut biasanya
menyertakan MPPT atau sistem pelacakan titik daya maksimum. Karena
inverter yang terhubung ke jaringan PLN harus sinkron dengan jaringan PLN,
ini berarti fasa sinyal AC dari inverter harus sama dengan fasa jaringan PLN.
c. Baterai dan kapasitas baterai
Baterai lead acid dinilai lebih unggul dari jenis lain jika
mempertimbangkan kedua aspek tersebut. Baterai lead acid untuk sistem PLTS
berbeda dengan baterai lead acid untuk operasi starting mesin-mesin seperti
baterai mobil. Pada PLTS, baterai yang berfungsi untuk penyimpanan (storage)
juga berbeda dari baterai untuk buffer atau stabilitas. Baterai untuk pemakaian
PLTS lazim dikenal dan menggunakan deep cycle lead acid, artinya muatan
baterai jenis ini dapat dikeluarkan (discharge) secara terus menerus secara
maksimal mencapai kapasitas nominalBaterai lead acid dinilai lebih unggul dari
jenis lain jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut. Baterai lead acid untuk
sistem PLTS berbeda dengan baterai lead acid untuk operasi starting mesin-
mesin seperti baterai mobil. Pada PLTS, baterai yang berfungsi untuk
penyimpanan (storage) juga berbeda dari baterai untuk buffer atau stabilitas.
Baterai untuk pemakaian PLTS lazim dikenal dan menggunakan deep cycle lead
acid, artinya muatan baterai jenis ini dapat dikeluarkan (discharge) secara terus
menerus secara maksimal mencapai kapasitas nominal.
Kapasitas baterai yang diperlukan tergantung pada pola operasi
PLTS. Besar kapasitas baterai juga harus mempertimbangkan seberapa banyak
baterai yang akan dikeluarkan dalam sekali kontes. Kapasitas baterai dinyatakan
dalam AH atau Ampere hours. Jika suatu PLTS menggunakan baterai dengan
kapasitas 2000 Ah dengan tegangan sekitar 2 Volt. Maka baterai tersebut
memiliki kemampuan menyimpan muatan sekitar 2000 Ah x 2 V atau 4 kWh.
Nama : Jan Foxsechar Silalahi
NIM : 20721251005
ENERGI TERBARUKAN
2. Pada sistem Off Grid, umumnya kapasitas baterai ditambah untuk mengantisipasi
hari tidak ada sinar matahari/hari berawan yang disebut hari otonomi
(DoA). Berdasarkan pertimbangan biaya, kapasitasnya ditambahkan 1-2 kali
periodenya. Dalam perencanaan, kapasitas PV harus memuat beban minimal pada
tingkat radiasi rata-rata 1 kW/m2 dan secara bersamaan, mampu mengisi baterai
dengan jumlah energi yang dibutuhkan dalam periode debit. Waktu pengisian
sekitar periode peak sun hour (PSH), yaitu waktu penyinaran matahari secara
efektif, di Indonesia sekitar 3-4 jam/hari. Kapasitas panel (kWp) harus
memperhitungkan round trip effisiensi baterai. Dalam merencanakan sistem
PLTS Off Grid pada suatu daerah belum berlistrik, untuk menghitung beban,
beberapa asumsi untuk indikator-indikator kelistrikannya, antara lain: 1) Load
factor (LF), sehubungan daerah baru belum ada data LF, maka LF dapat
diasumsikan sama dengan LF lokasi berlistrik terdekat lokasi. Atau menggunakan
LF tipikal yaitu 0,5 - 0,6, 2) Demand factor (DF), umumnya untuk daerah
pedesaan di Indonesia DF rata-rata adalah 0,35 dan 3) Diversity factor (DiF),
umumnya DiF PLN sekitar 1,2
3. Keuntungan PLTS OFF-GRID
1. Kemandirian yang
digunakan sistem off-grid menjadikan tidak lagi tunduk pada persyaratan dan
kebijakan PLN, karena kebutuhan listrik harian sudah sepenuhnya tidak terpenuhi
dari tenaga surya. Meskipun begitu, biasanya pemilik rumah masih tetap
memasang meteran listrik PLN walaupun hanya membayar beban saja. Beda lagi
kalau meterannya pakai token, nggak perlu lagi membeli voucher harian atau
bulanan.
2. Tidak Ada Tagihan
Pemilik PLTS tidak lagi membayar tagihan bulanan atau terlambat membayar
karena meteran listrik tidak lagi bergerak sekencang sebelum beralih ke PLTS
Off Grid.
3. Tambahan Penghasilan
Jika ingin mendapat tambahan penghasilan, bisa menjual listrik ke tetangga yang
tidak tersambung dengan PLN. Misalnya, menyediakan daya tambahan untuk
jaringan listrik di sekitar rumah dan tetangga satu RT dengan harga yang lebih
murah daripada PLN.
4. Tidak Ada Pemadaman
Ketika-rumah di sekitar lingkungan tidak memiliki aliran listrik karena pemutus
arus PLN, pemilik PLTS Off-Grid tetap dapat menghidupkan rumah lampu dan
peralatan elektronik secara normal. Hal semacam ini bisa menjadi penting bagi
orang dengan kondisi kesehatan yang memerlukan perangkat elektronik atau obat
yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai