Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis


(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

1.
Devi Ernawati 2.Triastuti Rahayu
Prodi P.Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 57162
Email: devi.ernawati2@gmail.com

Abstrak: Indikator asam basa merupakan salah satu bahan penting yang digunakan dalam praktikum di sekolah
menengah. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa kandungan antosianin yang diekstraksi dari tanaman
menggunakan kertas saring dapat dijadikan sebagai kertas indikator asam basa alami yang mudah dan praktis
untuk digunakan. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana) memiliki kandungan antosianin yang cukup
tinggi yaitu sebesar 59,3 gram/100 gram massa kulit manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh jenis pelarut dalam ekstrak kulit buah manggis sebagai kertas indikator asam basa. Penelitian ini
menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi pelarut dalam
ekstraksi kulit manggis. Antosianin larut dalam pelarut polar, jenis pelarut yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain akuades, etanol 95% dan etanol 95%+HCl 1%. Parameter penelitian ini adalah perubahan
warna kertas indikator asam basa ekstrak kulit manggis setelah diujikan pada larutan asam basa kuat dan
asam basa lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas indikator asam basa ekstrak kulit buah
manggis berwarna merah sampai orange pada larutan asam dan berwarna hijau pada larutan basa. Jenis
pelarut yang berbeda menunjukkan hasil kepekatan pigmen warna yang berbeda pada kertas saring. Kertas
indikator dengan karakteristik terbaik dihasilkan pada perlakuan etanol 95%+HCl 1% ditunjukkan dengan
kepekatan pigmen antosianin pada kertas saring dan ketajaman warna yang dihasilkan saat diujikan pada
larutan asam dan basa.
Kata Kunci: indikator asam-basa, kulit manggis, antosianin, pelarut

1. PENDAHULUAN ditandai dengan adanya dua cincin aromatik


Indikator asam basa merupakan suatu benzena (C6H6) yang dihubungkan dengan tiga
bahan yang dapat membedakan sifat asam dan atom karbon yang membentuk cincin.
basa terhadap suatu larutan. Pada sekolah Antosianin dapat membentuk senyawa-
menengah khususnya materi klasifikasi zat, senyawa turunannya yaitu antosianidin,
berupa indikator sintetis antara lain kertas sianidin, pelargonidin petunidin, malvidin dan
lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom delfinidin. Menurut Torskangerpoll dkk
timol biru. Namun kenyataannya, tidak semua (2005) antosianin cenderung tidak berwarna di
sekolah dapat menyediakan indikator sintetis daerah ph netral, di dalam larutan yang ph nya
tersebut. sangat asam (pH<3) memberikan warna merah
Salah satu bentuk inovasi indikator asam yang maksimum, sedangkan di dalam larutan
basa alternatif yang hemat, mudah dan praktis alkali (pH>10,5) pigmen antosianin
digunakan adalah kertas indikator asam basa mengalami perubahan warna menjadi biru.
dari bahan alami. Siregar (2009) membuat Limbah kulit buah manggis dalam 100
kertas indikator asam basa alternatif alami dari gram mengandung senyawa antosianin sebesar
ekstrak mahkota bunga sepatu dengan metode 59,3 mg (Supriyanti, 2010), sehingga kulit
maserasi. Ekstrak kelopak bunga sepatu manggis dapat dijadikan sebagai indikator
mengandung senyawa antosianin yang dapat asam basa alami. ekstrak kulit buah manggis
mengidentifikasi larutan asam dan basa. Hal mengandung senyawa antosianin antara lain
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan cyanidin-3-sophoroside (76,1%) sebagai
oleh Kusumah (2016) dengan membuat kertas pigmen utama (mayor), serta cyanidin-3-
indikator asam basa dari ekstrak etanol glucoside (13,4%) dan pelargonidin-3-
kelopak bunga rosela yang juga memiliki glucoside (6,2%) sebagai pigmen minor
kandungan antosianin. Pada larutan asam (Zarena, 2012).
kertas indikator bunga sepatu berwarna merah Senyawa antosianin pada tanaman dapat
muda dan pada larutan basa kertas indikator diambil dengan cara ekstraksi. Metode
berwarna hijau. ekstraksi sederhana yang mudah dan efektif
Kristijarti & Arlene (2012) menyatakan digunakan ialah metode maserasi. Menurut
bahwa antosianin merupakan senyawa Yulfriansyah (2016), ekstraksi kandungan
golongan flavonoid, yang struktur utamanya antosianin dapat menggunakan metode

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 405


ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

maserasi dengan pelarut selama 1 jam. Ekstrak a. Preparasi Kulit Buah Manggis
antosianin larut dalam pelarut polar, Membersihkan bagian luar kulit
diantaranya akuades, etanol dan pelarut asam. manggis kemudian dikeringkan.
Ekstrak antosianin larut dalam pelarut Mengiris tipis dengan ukuran ± 2 cm,
polar, diantaranya akuades, etanol dan pelarut kemudian dikeringkan di dalam oven
asam. Menurut Kusumah (2016), pelarut dengan suhu 50 oC selama 3 jam.
etanol lebih maksimal dalam ekstraksi b. Maserasi
kandungan antosianin ketika diujikan pada Menimbang kulit buah manggis dan
larutan asam basa. mengukur pelarut akuades, etanol dan
Jenis pelarut dapat mempengaruhi HCl. Perbandingan antara kulit buah
hasil kertas indikator alami yang dibuat. Oleh manggis dengan pelarut adalah 1:4.
karena itu, peneliti melakukan penelitian Wadah 1 dengan pelarut akuades,
wadah 2 ekstraksi dengan pelarut
eksperimen pembuatan kertas indikator alami
etanol 95% dan wadah 3 ekstraksi
dari ekstrak kulit buah manggis dengan dengan pelarut etanol 95%+HCl 1%
perbedaan jenis pelarut. Tujuan dari penelitian (1:1). Lama maserasi 24 jam agar
ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi diperoleh hasil terbaik. Setelah 24
jenis pelarut terhadap perubahan warna yang jam, larutan disaring menggunakan
dihasilkan kertas indikator asam basa alternatif kain saring.
alami dari kulit buah manggis. c. Perendaman dan Pengeringan Kertas
Saring
Kertas saring yang sudah dipotong (±
2. METODE PENELITIAN 1 x 4 cm) direndam kedalam larutan
hasil maserasi selama 1 jam. Setelah
Penelitian yang digunakan adalah
1 jam, kertas saring ditiriskan dan
penelitian eksperimen yaitu membuat kertas
dikeringanginkan.
indikator asam basa alami dari ekstrak kulit
buah manggis dengan variasi pelarut yang 2.4. Pengujian Kertas Indikator dari Ekstraksi
Kulit buah Manggis dengan larutan asam
berbeda.
basa
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Menguji keberhasilan kertas indikator
Penelitian ini dilakukan di asam basa dari kulit manggis
Laboratorium Biologi Universitas menggunakan larutan asam kuat (HCl 1
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini N) asam lemah (CH3COOH 1 N) basa
dilaksanakan pada bulan April 2017. kuat (NaOH 1 N) dan basa lemah
2.2. Alat dan Bahan Penelitian (NH4OH 1 N). Pengulangan sebanyak 2
Peralatan yang dibutuhkan antara lain kali masing-masing pengujian (36
timbangan analitik, nampan, pisau, sampel). Warna gradasi merah dan hijau
talenan, oven, beacker glass, gelas ukur, akan memiliki perbedaan gradasi, acuan
cawan petri, pengaduk kaca, kain saring yang digunakan adalah acuan warna oleh
nampan, pipet, pinset, plastik ziplok, Wahidayat (2014).
kipas angin, alat tulis dan alat
dokumentasi. Bahan yang dibutuhkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kulit buah manggis segar yang 3.1. Hasil
sudah tua (berwarna merah pekat), Hasil pengujian 36 sampel kertas
akuades, pelarut etanol 95%, larutan HCl indikator asam basa dari ekstrak kulit buah
1%, kertas saring, larutan asam kuat (HCl manggis (Garcinia mangostana) dengan
1 N) dan larutan basa kuat (NaOH 1 N),
pelarut yang berbeda terhadap larutan asam
larutan asam lemah (CH3COOH 1 N) dan
larutan basa lemah (NH4OH 1 N). basa kuat dan asam basa lemah disajikan
2.3. Pembuatan Kertas Indikator Asam Basa dalam tabel berikut:

406 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

Tabel 3.1. Hasil Uji Kertas Indikator Asam Basa Kulit Buah Manggis Terhadap Larutan Asam Basa
Kuat dan Asam Basa Lemah
Jenis Warna Kertas Perubahan Warna
No.
Pelarut Awal HCl 1 N CH3COOH 1 N NaOH 1N NH4OH 1N
Coklat Coklat
1. Akuades Merah muda Merah peach Hijau Lumut
Kemerahan kehijauan
Merah Merah
2. Etanol 95% Orange Hijau lumut Hijau lemon
Muda muda

Etanol 95%+ Hijau Hijau


3. Merah Merah Merah
HCl 1% tentara cemara

3.2. Pembahasan

Penelitian pembuatan kertas indikator


asam basa ini menggunakan kulit buah
manggis karena mengandung senyawa
antosianin tinggi. Pelarut yang digunakan
adalah akuades, etanol 95% dan etanol
95%+HCl 1% sehingga dengan adanya variasi
jenis pelarut akan diketahui pengaruh dari Gambar 3.1. Hasil ekstraksi kulit buah manggis
dengan pelarut (a) akuades (b) etanol 95% dan (c)
jenis pelarut terhadap ekstraksi kulit buah etanol 95%+HCl 1%.
manggis sebagai kertas indikator asam basa.
Kertas yang digunakan adalah kertas saring Berdasarkan hasil maserasi ekstrak kulit
karena memiliki kemampuan penyerapan yang buah manggis (gambar 3.1) ekstraksi
baik, lama maserasi selama 24 jam dan menggunakan pelarut akuades berwarna merah
perendaman kertas saring selama 1 jam untuk tua, dalam pelarut etanol 95% berwarna merah
menadapatkan hasil terbaik. kehitaman dan ekstraksi dalam pelarut etanol
Variasi jenis pelarut dalam ekstraksi kulit 95%+HCl 1% berwarna merah cerah (pekat).
buah manggis memberi pengaruh yang berarti. Hal ini berarti pelarut etanol dengan
Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan penambahan asam klorida (HCl) lebih baik
kepekatan warna hasil maserasi, warna kertas dibandingkan ekstraksi dengan pelarut etanol,
indikator yang dihasilkan, serta perubahan dan ekstraksi dengan pelarut etanol lebih baik
warna yang diterjadi sertelah kertas indikator dibandingkan ekstraksi dengan pelarut
diujikan pada pelarut asam basa kuat dan asam akuades. Hasil penelitian ini sejalan dengan
basa lemah. Jenis pelarut yang digunakan ada penelitian Kusumah (2016) bahwa pelarut
tiga, yaitu pelarut akuades, etanol 95% dan etanol lebih baik dalam mengekstraksi
etanol 95%+HCl 1%. Proses maserasi antosianin dibandingkan dengan akuades.
dilakukan dalam wadah yang berbeda dengan Penelitian lain dilakukan oleh Octaviani
lama ekstraksi selama 24 jam. (2010) yang melakukan ekstraksi kulit buah
Pelarut yang berbeda menunjukkan hasil manggis sebagai pewarna bahwa hasil pigmen
maserasi larutan yang berbeda. Perbedaan ini terbaik dihasilkan pada perlakuan etanol yang
secara nyata dapat diamati dari warna ekstraksi divariasi dengan penambahan asam klorida
kulit buah manggis yang dihasilkan dari (HCl).
pelarut yang berbeda. Berikut gambar maserasi
yang dihasilkan.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 407


ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

Pelarut akuades, etanol dan etanol+HCl pelarut etanol 95%+HCl 1%, hal ini
dapat mengekstraksi kandungan antosianin ditunjukkan dengan kepekatan warna pada
kulit buah manggis, hal ini dikarenakan kertas saring yang paling baik.
senyawa antosianin larut dalam pelarut polar. Untuk menguji kertas hasil ekstraksi kulit
Berdasarkan hasil, dari ketiga pelarut tersebut buah manggis sebagai kertas indikator asam
yang paling maksimal dalam ekstraksi kulit basa, dilakukan pengujian terhadap larutan
buah manggis adalah pelarut etanol dengan asam basa kuat dan asam basa lemah. Berikut
penambahan asam klorida (etanol 95% + HCl perubahan warna kertas indikator asam basa
1%). Menurut Robinson (1995) dalam dari kulit buah manggis dengan pelarut yang
Tensiska (2006) menyatakan bahwa ekstraksi berbeda terhadap larutan asam kuat (HCl 1N),
senyawa golongan flavonoid dianjurkan dalam asam lemah (CH3COOH 1 N), basa kuat
senyawa asam karena asam berfungsi (NaOH) dan basa lemah (NH4OH).
mendenaturasi membran sel tanaman, serta a. Kertas indikator dengan pelarut akuades
dapat mencegah oksidasi flavonoid.

Kertas yang digunakan dalam penelitian ini


adalah kertas saring. Kertas saring memiliki
daya serap yang baik karena mengandung
selulosa murni (Hadyana, 2002). Selain itu,
pada pra penelitian perbandingan antara kertas b. Kertas indikator dengan pelarut etanol
buram, HVS dan dengan kertas saring, kertas 95%
yang memiliki karakteristik dengan hasil
terbaik adalah kertas saring. Kertas yang
direndam dalam wadah dengan pelarut yang
berbeda selanjutnya dikeringanginkan sampai
kering. Hasil maserasi yang berbeda juga
mempengaruhi pengikatan zat kimia ligan
ekstrak kulit buah manggis oleh kertas saring. c. Kertas indikator dengan pelarut etanol
Berikut hasil kertas indikator yang telah 95%+HCl 1%
dikeringkan.

Gambar 3.3. Hasil uji kertas indikator asam


basa dari ekstrak kulit buah manggis dengan
Gambar 3.2. Kertas indikator asam basa dengan pelarut (a) akuades (b) etanol 95% dan (c)
pelarut (a) akuades (b) etanol 95% dan (c) etanol etanol 95%+HCl 1%.
95%+HCl 1%.
Berdasarkan gambar 3.3. kertas indikator
Berdasarkan hasil (gambar 3.2) kertas asam basa dari ekstraksi kulit buah manggis
hasil perendaman dari ekstraksi kulit buah menunjukkan perubahan warna warna yang
manggis dengan pelarut akuades berwarna berbeda pada larutan asam dan basa. Pada
coklat kemerahan, dengan pelarut etanol 95% larutan asam berwarna merah sampai orange
berwarna merah muda dan kertas hasil dan berwarna hijau pada larutan basa. Kertas
perendaman yang diekstraksi dengan pelarut indikator dari ekstrak kulit buah manggis
etanol 95%+HCl 1% berwarna merah pekat. dengan ekstraksi menggunakan pelarut
Pengikatan senyawa anosianin oleh kertas akuades pada larutan asam kuat berwarna
saring yang paling maksimal adalah dari

408 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II


ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

merah muda dan pada asam lemah berwarna dijadikan sebagai kertas indikator asam basa.
merah kekuningan (orange). Pada basa kuat Namun, terdapat perbedaan yang nyata antara
berwarna hijau lumut dan pada basa lemah jenis pelarut dengan perubahan warna setelah
berwarna cokat kehijauan. Kertas indikator diujikan dalam larutan asam basa. Hal ini
dengan esktraksi menggunakan pelarut etanol ditunjukkan dengan ketajaman warna yang
95% setelah diujikan pada larutan asam kuat dihasilkan. Berikut perbandingan hasil uji
berwarna merah muda, dan pada larutan asam kertas indikator asam basa kuat dan lemah.
lemah berwarna orange. Pada larutan basa a. Indikator pada larutan asam kuat (HCl)
berwarna hijau lumut dan pada larutan basa
lemah berwarna hijau lemon. Sedangkan
kertas indikator asam basa degan mengunakan
b. Indikator pada larutan asam lemah
pelarut etanol 95%+HCl 1% berwarna merah
(CH3COOH)
pada larutan asam kuat dan asam lemah, pada
larutan basa kuat berwarna hijau tentara dan
berwarna hijau cemara pada larutan basa
lemah (Acuan warna pada berdasarkan c. Indikator pada larutan basa kuat (NaOH)
Wahidayat (2014)).
Ekstrak kulit buah manggis dapat
dijadikan sebagai kertas indikator asam basa
karena mengalami perubahan setelah diujikan d. Indikator pada larutan basa lemah
(NH4OH)
pada larutan asam dan larutan basa. Ekstrak
kulit buah manggis mengandung senyawa
antosianin antara lain cyanidin-3-sophoroside
sebagai pigmen utama (mayor), cyanidin-3- Gambar 3.4. Perbandingan hasil uji kertas
indikator asam basa dari ekstrak kulit buah
glucoside dan pelargonidin-3-glucoside manggis dengan pelarut (a) akuades (b) etanol
sebagai pigmen minor (Zarena, 2012). Bahan 95% dan (c) etanol 95%+HCl 1%.
asam memiliki lebih banyak atom hidrogen
(H+) dari kelompok hidroksil (OH-) sehingga Perubahan warna yang paling pekat
ketika terkena asam, antosianin merebut atom terjadi dari pelarut etanol 95%+HCl 1%
hidrogen dan berubah merah. Sedangkan (gambar 3.4). Hal ini berkaitan dengan warna
dalam kondisi basa dimana tidak ada kelebihan kertas indikator awal, dimana kertas dari
hidrogen atom, molekul warna yang muncul pelarut etanol 95%+HCl 1% memiliki warna
adalah biru atau hijau (Charron et. al., 2007). yang paling baik (paling merah). Senyawa
Antosianin mempunyai daerah yang bisa mengidentifikasi sifat asam basa
adalah senyawa antosianin. Hal ini berarti
perubahan warna yang berbeda-beda pada
kertas indikator dengan ekstraksi pelarut
perubahan pH, tergantung pada senyawa
etanol 95%+HCl 1% memiliki zat warna
yang terkandung di dalamnya. Sianidin
paling pekat dan memiliki kandungan
memiliki daerah perubahan warna merah
antosianin yang paling banyak, sehingga dapat
pada asam dan hijau pada larutan basa.
mengidentifikasi larutan asam basa kuat dan
Pelargonidin mempunyai daerah perubahan asam basa lemah paling baik dibandingkan
warna dari orange ke hijau. Pada asam, dengan pelarut yang menggunakan akuades
pelargonidin akan berwarna orange pada dan etanol 95%.
larutannya, dan pada basa warna orange Terdapat beberapa kelebihan kertas
tersebut kemudian akan berubah menjadi indikator asam basa dari kulit buah manggis
hijau (Pratama, 2013) dengan indikator sintetis, diantaranya lebih
Ketiga jenis pelarut pada kertas indikator hemat, mudah digunakan, praktis, serta mudah
asam basa dari kulit buah manggis dapat untuk dibuat dan diaplikasikan di sekolah-

Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II 409


ISSN: 2527-533X

Devi Ernawati dan Triastuti Rahayu. Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa

sekolah. Selain itu, kertas indikator asam basa Hadyana, Pudjaatmaka, A. 2002. Kamus
kulit buah manggis dapat membedakan secara Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
nyata antara asam kuat dan asam lemah serta
Kristijarti, A. Prima dan Arlene,
antara basa kuat dan basa lemah. Ariestya.2012. Isolasi Zat Warna Ungu
pada Ipomoea batatas Poir dengan
4. SIMPULAN, SARAN, DAN Pelarut Air. Lembaga Penelitian
REKOMENDASI Universitas Katolik Prahayangan.

Kusumah, Ine Yuliana. 2016. “Pemanfaatan


a. Simpulan
Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh Untuk Pembuatan Kertas Indikator Asam-
beberapa kesimpulan, diantaranya: Basa Alternatif”. Skripsi Pendidikan
1. Pelarut yang berbeda mempengaruhi Biologi UMS.
kepekatan warna kertas dan kepekatan
Mulyani, Sri.2017. “Lama Perendaman dan
perubahan warna kertas indikator asam
Jenis Kertas dalam Ekstrak Mahkota
basa dari ekstrak kulit buah manggis. Bunga Malvaviscus penduliflorus sebagai
2. Kertas indikator dari ekstraksi kulit buah Indikator Asam Basa Alternatif”. Skripsi
manggis pada larutan asam berwarna Pendidikan Biologi UMS.
merah sampai orange. Pada larutan basa
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik
berwarna hijau tua-hijau pupus.
Tmbuhan Tinggi. Bandung: ITB. H.
3. Kertas indikator ekstrak kulit manggis
dengan karakteristik terbaik dihasilkan Siregar, Yusraini Dian Inayati. 2009.
pada perlakuan etanol 95%+HCl 1% “Pembuatan Indikator Asam Basa dari
ditunjukkan dengan kepekatan pigmen Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.)”. Jurnal Fakultas Sains dan
antosianin pada kertas saring dan Teknologi Program Studi Kimia UIN
ketajaman warna yang dihasilkan saat Jakarta. Vol 1, No.5 (2009).
diujikan pada larutan asam dan basa.
Supiyanti, W., Wulansari, E. D., dan Kusmita,
b. Saran dan Rekomendasi L. 2010.Uji Aktivitas Antioksidan dan
Penentuan Kandungan Antosianin Total
Sebagai dasar penelitian selanjutnya,
Kulit Buah Manggis (Garcinia
perlu adanya penelitian lebih lanjut
mangostana L). Sekolah Tinggi Ilmu
mengenai lama penyimpanan hasil kertas
Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
indikator asam basa dari kulit buah
Majalah Obat Tradisional,15(2),64–70.
manggis dengan pelarut yang berbeda.
Semarang.
Antosianin dipengaruhi oleh suhu dan
cahaya, dari lama penyimpanan hasil
Tensiska, Sukarminah, E. dan Natalia, D.
kertas indikator tersebut akan diketahui
2007. Ekstraksi Pewarna Alami dari Buah
batas daya pakai kertas indikator asam
Arben (Rubus idaeus, Linn.) dan
basa dari kulit buah manggis untuk
Aplikasinya pada Sistem Pangan.
mengidentifikasi larutan asam basa.
Teknologi dan Industri Pangan 18 (1):
25-31.
4. DAFTAR PUSTAKA
A.S. Zarena, K. Udaya Sankar.2012. Isolation Wahidayat, Mita. 2014. Warna Hijau Dalam
and identification of pelargonidin 3- Emosi Binus University School of Design
glucoside in mangosteen pericarp. Food Jakarta. (online dikases 4 April 2017 dari
chemistry J. Vol.130: 666-670. http://dkv.binus.ac.id /2014 /10/03/warna
–merah-hijau-dalam-emosi.

410 Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II

Anda mungkin juga menyukai