Anda di halaman 1dari 11

KEPRIBADIAN

KEMUHAMADIYAHAN
Dosen Pengampu Rohmat Suprapto.,
S.Ag., M.Si

‫مرحبا‬
KELOMPOK 4

Ahsani Taqwim G2A221045


Ika Sofi G2A221035
Tatas Faiz G2A221044
Latar Belakang
Yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam
mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan
orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah

Pendirian organisasi ini, antara lain, dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran
Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad
‘Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh
tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain.
Jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih
.
bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad ‘Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern
dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis dan populis.
Sementara itu, Rasyid Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Quran dalam kerangka
pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû‟ ilâ al-Qur’an wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qur‟an
dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar
fundamentalisme (al-ushûliyyah) di Timur Tengah (Syafiq A. Mughni, 1998).
Hakikat Kepribadian
Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang
sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah
mengkonstantir -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam
Muhammadiyah

K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam Muhammadiyah, sudah
benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu
kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan
jelas. Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam,
berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu
wata’ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui
pembentukan masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak
zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejarah Perumusan

Perumusan Kepribadian Muhammadiyah berawal dari pidato yang disampaikan oleh KH. Faqih Usman
pada acara Kursus Kepemimpinan Muhammadiyah pada bulan Ramadhan 1831 H, yang diikuti oleh seluruh
utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah seluruh Indonesia yang berjudul:”Apakah Muhammadiyah itu?”.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya hasil kerja tim perumus tersebut disampaikan
pada siding pleno PP Muhammadiyah menjelang siding Tanwir tanggal 25-28 Agustus 1962 dan
dilanjutkan pembahasannya dan Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta. Dalam Muktamar itu
rancangan tim perumus tersebut dapat diterima dengan beberapa catatan penyempurnaan. Dan setelah
disempurnakan , akhirnya dalam siding pleno PP Muhammadiyah tanggal 29 April 1963 rancangan
tersebut disahkan dengan nama “Kepribadian Muhammadiyah”.
Alasan disusunnya Kepribadian Muhammadiyah
01. Munculnya zaman demokrasi
terpimpin
(zaman nasakom/pemerintah nasakom) tanggal
5 Juli 1959 (Dekrit Presiden Soekarno)-
Supersemar 1966.

02. Partai Masyumi dan PSI (Partai


Sosialis Indonesia)
Partai Masyumi dan PSI menolak
sistem demokrasi terpimpin dan
05. Pimpinanan Pusat Muhammadiyah
menyelenggarakan kursus
Tahun 1961, Pimpinanan Pusat
menolak masuk kabinet karena
Muhammadiyah menyelenggarakan kursus
bersanding dengan PKI.

03.
kepemimpinan di Yogyakarta yang dihadiri oleh
Soekarno membubarkan Masyumi seluruh pimpinan Muhammadiyah seluruh
Tanggal 17 Agustus 1960, Soekarno Indonesia.
membubarkan Masyumi dengan
Keppres No. 200 tahun 1960. Tanggal 06. Adanya spirit
13 September 1960 Masyumi Adanya spirit untuk menegakkan ajaran Islam
membubarkan diri. melalui jalur dakwah, tidak berpolitik praktis

04. Sebelum Masyumi bubar


Sebelum Masyumi bubar, banyak tokoh
Muhammadiyah yang akif dalam partai tersebut,
seperti KH.Fakih Usman sebagai wakil ketua DPP
Masyumi.
“MUQODDIMAH ANGGARAN DASAR
MUHAMMADIYAH.”
Rumusan MADM berisi pikiran-pikiran mendasar yang
menjiwai Anggaran Dasar Muhammadiyah, sehingga
MADM sering disebut juga sebagai rumusan resmi yang
mengandung pandangan sebagai ideologi Muhammadiyah.
Dasar amal usaha
Muhammadiyah adalah
Muhammadiyah, dalam
persyarikatan yang merupakan
perjuangan melaksanakan
gerakan islam, dakwah amar
tujuannya menuju
ma‟ruf nahi munkar yang
terwujudnya masyarakat
bersumber pada al-Qur‟an dan
utama adil dan makmur yang
Hadis yang dakwahnya
di ridhoi Allah swt,
ditujukan pada dua bidang ,
Muhammadiyah mendasari
yaitu perorangan dan
gerak dan amal usahanya
masyarakat. Dakwah dan amar Rumusan Masalah atas prinsip-prinsip yang
ma‟ruf nahi munkar pada Kepribadian tersimpul dalam Muqaddimah
bidang pertama (perorangan) Muhammadiyah Anggaran Dasar
terbagi dua golongan ,yaitu:
Muhammadiyah, yaitu:

-Kepada yang telah memeluk islam - Hidup manusia berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kpd Allah
bersifat pembaharuan/tajdid, yakni -Hidup manusia bermasyarakat
pemurnian dengan mengembalikan pada -Mematuhi ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran
ajaran-ajaran islam asli. islam satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban
bersama kebahagian hidup dunia akhirat.
-Kepada yang belum islam, bersifat
-Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam ditengah-tengah
seruan dan ajakan untuk memeluk masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
agama islam dengan memberikan contoh ihsan kepada sesama manusia.
tauladan yang baik. -Ittiba‟ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
-Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi.
SIFAT MUHAMMADIYAH
Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala
Beramal dan berjuang untuk lapangan serta menjadi contoh
perdamaian dan kesejahteraan tauladan yang baik
Aktif dalam perkembangan masyarakat
Memperbanyak kawan dan dan dengan maksud islah dan pembangunan
memelihara ukhuwah Islamiyah sesuai dengan ajaran islam
Lapang dada, luas pandangan, Kerjasama dengan golongan islam
dengan memegang perdamaian manapun dalam usaha mensyiarkan dan
teguh ajaran islam mengamalkan ajaran agama islam serta
Bersifat keagamaan dan membela kepetingannya
kemasyarakatan Membantu pemerintah serta
Mengindahkan segala bekerjasama dengan golongan lain
hukum,Undang-Undang, Peraturan dalam memelihara dan membangun
serta dasar dan falsafah Negara yang Negara untuk mencapai masyarakat adil
sah dan makmur yang diridhoi oleh Allah swt.
Bersifat adil serta korektif kedalam dan
keluar organisasi dengan bijak.
Penandasan atau pendalaman pengertian tentang da’wah atau bertabligh.

Menggembirakan dan memantapkan tugas berda’wah.

Keadaan mereka -para warga- hendaklah ditugaskan dengan tugas yang


tentu-tentu, bukan hanya dengan sukarela. Bila perlu dilakukan dengan
suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian, dengan bai’at dan lainlain.
CARA MENUNTUNKAN
Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan
KEPRIBADIAN musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas itu.
MUHAMMADIYAH
Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dilakukan dengan formalitas yang menarik,
yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan
logistik.
Pimpinan Cabang, Ranting bersama-sama dengan anggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang dituju, bahan-bahan yang perlu dibawakan
dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.
Pada musyawarah yang melakukan evaluasi, sekaligus dapat ditambahkan bahan-bahan
atau bekal yang diperlukan, yang akan dibagikan kepada para warga selaku muballigh
dan muballighot.
DAFTAR PUSTAKA
Agama Islam FAI UMM . editor syaiful amin .2012. Al Islam Kemuhammadiyahann III . Edisi
Revisi. Malang : UMM Press.
A.Daliman, Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia, Yogyakarta, Ombak 2015.
Falahuddin, S.Ag.,M.Ag.dkk. Kuliah Kemuhamadiyahan : Muhammadiyah Tinjauan Historis,
Ideologis, Organisatoris dan Kiprah Gerakan Falahuddin, dkk./ Lembaga Pengkajian dan
Pengalaman Islam (LP2I) Universitas Muhammadiyah Mataram,2017.
Asjumni Abdurrahma Manhaj Tarjih Muhammadiyah : Perkembangan Islam Muhammadiyah.
Yogyakarta :Pustaka Pelajar. 2007.
Abdul Munir Mulkh. Islam Murni dalam Masyarakat. Jakarta : Yayasan Bentang Budaya
Islam,2016.
Amir Hamzan Wiryosukarto, Pembahasan Pendidikan dan Pengajaran Islam, Jember: UNMUH,
2015
Sekian.
Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai