PEMBERIAN VITAMIN A
PANDUAN
PEMBERIAN VITAMIN A
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM GANESHA
KEDUA : Panduan Inisiasi Menyusu Dini Dan ASI Ekslusif dimaksud diktum
kesatu adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;
Ditetapkan di : Gianyar
Pada tanggal : 2 Januari 2022
Direktur Rumah Sakit Umum Ganesha
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN DOKUMEN.......................................................................... i
SK DIREKTUR......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................. vii
BAB I DEFINISI....................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................... 8
BAB III TATA LAKSANA....................................................................... 9
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
vii
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
1. Definisi
Vitamin A adalah vitamin yang larut lemak pertama ditemukan. Pertemuan ini
menyatakan semua retinoid dan prekusor/ provitamin A/ karotenoid yang
mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan vitamin A (KVA) meningkatkan
resiko terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru – paru, pneumonia dan
bahkan kematian. Akibat lain yang paling serius dari kekurangan vitamin A (KVA)
adalah rabun senja yaitu bentuk lain dari xeropthalmia seperti kerusakan kornea mata
dan kebutaan (Almatsier, 2009).
Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi
seperti campak, diare, ISPA, serta memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan
mata (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Vitamin A termasuk zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, zat gizi ini
tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar. Makanan sumber
vitamin A ada yang berasal dari produk hewani seperti daging, telur, susu, dan hati
juga ada dari produk nabati yang mengandungh beta – karoten (pro – vitamin A)
yaitu buah – buahan dan sayur – sayuran berwarna – warni seperti wortel, bayam, kol,
brokoli, semangka, melon, papaya, mangga, tomat, kacang polong. Disamping
produk alami, vitamin A juga dapat berasal dari produk hasil rekayasa yang diperkaya
(fortifikasi) seperti dalam minyak goreng, margarin, susu dan beberapa jenis mie
instan. Selain yang disebutkan diatas ada sumber vitamin A yang sangat potensial dan
dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayj dan balita yaitu suplementasi vitamin A
melalui pemberian kapsul vitamin A (Depkes Aceh, 2019).
Suplementasi vitamin A merupakan Program Nasional untuk mencegah
kekurangan vitamin A diantaranya anak – anak Indonesia. Program ini memberikan
kapsul vitamin A secara gratis kepada setiap bayi dan balita yang mengunjungi
Posyandu dan Puskesmas. Pada bayi usia 6 – 11 bulan diberikan satu kali pada bulan
Februari atau Agustus kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI,
sedangkan balita usia 12 – 59 bulan diberikan dua kali dalam setahun kapsul
berwarna merah dengan dosis 200.000 SI (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
1
2. Fungsi dan Manfaat Vitamin A
Berikut ini adalah fungsi dan mafaat vitamin A bagi manusia selain untuk kesehatan
mata:
a. Mengoptimalkan perkembangan janin
Vitamin A sangat penting bagi ibu hamil, karena sifatnya mudah larut dalam
air dan lemak sehingga diperlukan untuk kesehatan si jabang bayi. Seperti
membantu perkembangan sel mata, organ mata, untuk pertumbuhan tulang, untuk
kesehatan kulit, dan membantu perkembangan jantung.
b. Menghambat sel kanker payudara
Berdasarkan penelitian terbaru ilmuan asal Amerika, diungkapkan bahwa
vitamin A ini dapat menghambat pertumbuhan kanker yang sering menyerang
wanita, yaitu kanker payudara. Walau tidak secara langsung, namun bentuk
turunannya berupa asam retinoat atau retinol inilah yang akan menghambat
pertumbuhan jaringan kanker itu sendiri.
c. Meningkatkan kekebalan tubuh (Imunitas)
Vitamin A yang mengandung retinil palmitat dan retinil asetat dapat
mencegah infeksi dari berbagai macam organisme kecil yang dapat merugikan
tubuh. Seperti bakteri yang mencoba masuk dalam tubuh melalui pernafasan dan
makanan.
d. Menghambat proses penuaan dini
Vitamin A ini sendiri dapat menghasilkan antioksidan yang mana bisa
menangkal radikal bebas. Radikal bebas ini adalah udara tidak bersih yang tertiup
oleh organ pernafasan kita. Karena semakin tinggi reaksi antioksidan itu sendiri
maka semakin banyak polusi yang masuk kedalam tubuh. Namun dengan vitamin
A ini, maka kerusakan akibat radikal bebas dapat dicegah untuk memperlambat
proses penuan pada kulit.
3. Macam – Macam Sumber Vitamin A
a. Sereal
Berasal dari jagung kuning dan gandum
b. Umbi – umbian
Umbi – umbian yang mengandung banyak vitamin A adalah ubi kuning, ubi
kuning kukus, ubi jalar merah dan ubi rambat merah
c. Biji – bijian
Dari biji – bijian atau kacang – kacangan adalah kacang ercis dan kacang merah
2
d. Sayuran
Sayuran yang mengandung banyak vitamin A diantaranya bakung, bayam, bayam
keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun
jambu mete, daun kacang panjang, gandaria, kacang panjang, kangkung, kol cina,
labu kuning, pokcoy, putri malu, ranti muda, rumput laut, sawi, semanggi, terong
hintalo dan wortel
e. Buah – buahan
Buah – buahan yang mengandung vitamin A antara lain: apel, buah negeri,
kesemek, mangga, papaya, pisang, sawo serta sukun
f. Hewani
Sumber vitamin A hewani berasal dari daging ayam, bebek, ginjal domba, hati
sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus,
kawalinya, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol) telur
ikan, dan juga telur asin
g. Hasil olahan
Selain vitamin A alami ada juga yang berasal dari olahan seperti susu, mentega,
minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu
4. Kekurangan Vitamin A (Defisiensi)
a. Tanda – tanda kekurangan vitamin A
Salah satu dampak paling umum dari kekurangan vitamin A adalah masalah pada
mata, seperti degenerasi macula, mata kering, penurunan fungsi penglihatan, dan
kelainan kornea yang disebut Xerophtalmia. Selain menganggu kesehatan mata,
dampak kekurangan vitamin A yang dapat terjadi antara lain:
1) Kulit kering
Orang – orang yang kekurangan vitamin A lebih beresiko terkena masalah
pada kulit, terutama penyakit eksim dan kulit kering. Hal itu terjadi karena
vitamin A merupakan salah satu vitamin penting yang ikut berperan dalam
membantu menciptakan dan memperbaiki sel – sel kulit.
2) Mudah terserang infeksi
Vitamin A memiliki peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Kurang
asupan vitamin A dikaitkan dengan berbagai resiko infeksi seperti ISPA,
Pneumonia, Diare dan Campak. Mereka yang kekurangan vitamin A,
terutama anak – anak, beresiko terkena komplikasi campak. Oleh karena itu,
asupan vitamin A penting untuk dipenuhi agar daya tahan tubuh tetap kuat.
3
3) Resiko kanker meningkat
Kaitan antara kekurangan vitamin A dengan kanker masih menjadi
perdebatan. Namun menurut suatu riset, rendahnya kadar vitamin A dalam
tubuh beresiko memicu timbulnya sel –sel kanker. Meski demikian, masih
dibutuhkan studi lebih lanjut untuk memastikan seberapa besar pengaruh
kekurangan vitamin A terhadap munculnya kanker.
4) Gangguan pertumbuhan pada anak
Anak – anak membutuhkan nutrisi yang lengkap untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Salah satu nutrisi yang juga perlu tercukupi adalah
vitamin A. kekurangan vitamin A pada anak – anak dalam jangka panjang
diketahui dapat membuat pertumbuhan anak terhambat, sehingga tubuh anak
menjadi lebih pendek dari teman – teman sebayanya.
5) Masalah kesuburan
Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan infeksi lain, maka suplementasi
vitamin A diberikan pada:
1) Seluruh Balita yang ada di wilayah tersebut diberi 1 (satu) kapsul vitamin A
dengan dosis sesuai dengan umurnya.
2) Balita yang telah menerima kapsul vitamin A dalam jangka waktu kurang dari
30 hari (sebulan) pada saat KLB, maka Balita tersebut tidak dianjurkan lagi
untuk diberi kapsul.
c. Tempat Pemberian
1) Sarana fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), puskesmas pembantu, polindes/Pos Kesehatan,
Desa (Poskesdes), balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta).
2) Posyandu
3) Sekolah Taman Kanak – Kanak, Pendidikan Anak Uasia Dini (PAUD)
termasuk kelompok bermain, tempat penitipan anak, dll
6
2) 1 (satiu) kapsul vitamin A kedua diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul
pertama
b. Cara pemberian
Tenaga kesehatan yang menolong persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
memberikan kapsul vitamin A kepada ibu pasca melahirkan
1) Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapatkan vitamin A,
maka kapsul vitamin A dapat diberikan pada kunjungan pertama Ibu Nifas
(KF 1)
2) Tenaga kesehatan yang memberiakn suplementasi vitamin A untuk Ibu Nifas
adalah bidan, tenaga gizi, perawat, dokter
c. Tempat Pemberian
Fasilitas pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Polindes, Balai Pengobatan, Klinik, Praktek Dokter, Bidan Praktek Mandiri)
7
Manajemen logistik tercakup integrasi program meliputi: pemberian kapsul vitamin
A, obat cacing, vaksin dan obat penanggulangan diare (oralit dan tablet zink) merupakan
komponen penting dalam kegiatan ini meliputi:
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap saat
b. Bayi segera memperoleh colostrum dan air susu ibu
c. Bayi memperoleh stimulasi mentqal dini untuk tumbuh kembang anak
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat
e. Bayi mendapatkan vitamin yang terdapat dalam ASI
f. Meningkatkan bounding attachement antara ibu dan bayi
8
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif antara lain seluruh bayi baru lahir
di RSU Ganesha baik secara partus normal pervaginam (fisiologis atau patologis) maupun sectio
caesarea yang tidak terdapat penyakit, dan/atau penyulit serta komplikasi dari ibu maupun bayi
untuk melakukan inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif. Inisiasi menyusu dini dilakukan di
unit-unit bayi dilahirkan yaitu Instalasi Bedah Sentral (IBS) Ruang VK dan IBS Ruang OK.
Segera setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi di tempatkan tengkurap di dada ibu. Bayi
kemudian mencari putting susu ibu dengan sendirinya. Inisiasi menyusu dini dilakukan selama
satu jam.
Pemberian ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai dengan
umur enam bulan. Pemberian ASI ekslusif dilakukan di setiap unit-unit perawatn ibu dan bayi
seperti IBS Ruang VK, IBS Ruang OK, Perinatologi, Rawat Inap dan Klinik Laktasi.
9
BAB III
TATA LAKSANA
10
7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan
lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam
posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia
telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting
payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan
kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang
melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar.
9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan
tetesan mata bayi dapat ditunda.
10. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan
bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman
pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
11
BAB IV
DOKUMENTASI
Sistem pencatatan dan pelaporan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI ekslusif adalah dengan
mengisi formulir pada rekam medis pasien beserta mencatat di register persalinan. Setiap bulan
dilakukan pelaporan kepada tim PONEK RSU Ganesha.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku Paket Pelatihan Pelayanan Obsteri dan Neonatal, Emergensi Komprehensif (PONEK).
2012. Asuhan Obstetri Esensial.
Buku Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
2012. Asuhan Neonatal Essensial
Gulardi, Wiknjosastro. 2018. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Husain, Farid. 2018. Pelayanan Klinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Proverawati A, Ismawati C. 2019. BBLR. Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiyah Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans info Medika
Supriyantoro. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Upaya
Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Supriyantoro. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.Jakarta :
Bina Upayan Kesehatan
13