Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344189375

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DALAM ORGANISASI BISNIS

Article · September 2020

CITATIONS
READS
0
15,403

2 authors:

Devi Tri Rachmawati


Yananto Mihadi Putra
Universitas Mercu Buana
Universitas Mercu Buana
15 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
2,126 PUBLICATIONS 2,263 CITATIONS

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi pada PT. Jasaneka Bina Management View project

Konsep Sistem Perencanaan Sumberdaya Perusahaan (Enterprise Resources Planing) View project

All content following this page was uploaded by Devi Tri Rachmawati on 10 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI BISNIS

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen dengan dosen pengampu Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

Disusun oleh :

Devi Tri Rachmawati – 43219110033

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020
ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management
information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Dalam penggunaannya SIM memiliki sistem
yang dapat membantu kinerja karyawan dalam perusahaan. Sehingga perusahaan tidak
perlu memakan waktu yang cukup lama dalam beberapa proses bisnisnya.

Penerapan sistem informasi manajemen dalam lingkup organisasi bisnis ada


kegunaan, hambatan dan tantangan. Kegunaannya ialah supaya organisasi memiliki
informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang
menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data
maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Bisnis, Manajemen.

ABSTRACK

A management information system (MIS), also known as a management information


system (MIS), is a system designed to collect, store and disseminate data in the form of
information needed to carry out various management functions. In its use, SIM has a system
that can help employee performance in the company. So that the company does not need to
take a long time in some of its business processes.

The application of management information systems within the scope of business


organizations has uses, obstacles and challenges. Its use is so that the organization has
information that is useful in making management decisions, both those concerning routine
decisions and strategic decisions. So that MIS is a system that provides organizational data
and information related to the implementation of organizational tasks.

Keyword: Sistem Informasi, Bisnis, Manajemen.


PENDAHULUAN
Teknologi informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan proses
bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat
membantu kinerja organisasi dan individu. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya sangat tergantung pada kemampuan orang yang mengelola organisasi tersebut.
Manajemen sebagai suatu metode yang mengatur, mengelola organisasi dapat diartikan
sebagai seni melaksanakan sesuatu melalui orang. Jika manajemen suatu organisasi baik
maka akan meningkatkan kemakmuran suatu negara.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management
information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Sementara menurut business dictionary, sistem
informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi untuk mempelajari kebutuhan
informasi manajemen organisasi di setiap tingkat guna pengambilan keputusan operasional,
taktis dan strategis.

Suatu perusahaan akan menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan/


membantu para karyawan agar dapat menunjang kinerja mereka. SIM sangat pengaruh
penting bagi perusahaan karena peranya sangat vital atau sangat berdampak untuk
perusahaan itu sendiri. Dengan penggunaan SIM perusahaan dapat memiliki keuntungan
dalam proses bisnis didalam perusahaan. Proses-proses dalam bisnis yang sebelumnya
tidak menggunakan SIM akan memakan waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan
SIM akan memiliki keuntungan bagi perusahaan karena proses-proses bisnis dapat
dipersingkat atau di permudah. Dalam penggunaanya SIM memiliki sistem yang dapat
membantu kinerja karyawan dalam perusahaan. Sehingga perusahaan tidak perlu memakan
waktu yang cukup lama dalam beberapa proses bisnisnya.
LITERATUR TEORI
A. PENGERTIAN SISTEM

Pengertian sistem menurut Jogiyanto, (2005:1) (Dalam Buku Analisa dan Desain
Sistem Informasi), sistem adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Pengertian sistem menurut Edhy Sutanta, (2009: 4), Sistem secara umum dapat
didefinisikan sebagai “kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang
dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan”.

Pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah


“rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang
lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.

Pengertian sistem menurut Mulyadi (2016:5), sistem adalah “suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Pengertian sistem menurut Murdick (1993), sistem adalah “seperangkat elemen yang
membentuk kegiatan atau suatu prosedur/bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan
atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu tertentu
untuk menghasilkan informasi atau energi atau barang”.

B. PENGERTIAN INFORMASI

Pengertian menurut Gordon B. Davis (1991:28), informasi adalah “data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan
keputusan saat ini atau mendatang”.

Pengertian menurut Lani Sidharta (1995:28), informasi adalah “data yang disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna untuk mengambil suatu keputusan”.

Pengertian menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), informasi adalah ”hasil dari pengolahan
data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan”.
Pengertian menurut Anton M. Meliono (1990: 331), informasi adalah “data yang telah
diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah
keputusan”.

C. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI

Pengertian menurut Kertahadi (2007), sistem informasi adalah “alat untuk menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk
memberikan informasi dalam perencanaan, memulai, pengorganisasian, operasional sebuah
perusahaan yang melayani sinergi organisasi dalam proses mengendalikan pengambilan
keputusan”.

Pengertian menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, (2005:36), sistem informasi merupakan
“suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan – laporan yang diperlukan”.

Pengertian menurut John F.Nash (1995:8), sistem informasi adalah “kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan
untuk mengatur jaringan komunikasi yang penting, proses transaksi tertentu dan rutin,
membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar untuk
pengambilan keputusan yang tepat”.

Pengertian menurut Rommey (1997:16), sistem informasi “yang diselenggarakan cara


untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data dan terorganisir cara
untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi dengan cara yang
suatu organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Sistem

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Karakteristik Sistem:
1. Memiliki komponen, yaitu suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas sistem (boundary), yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment), yaitu apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung sistem (interface), yaitu media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan sistem (input), yaitu energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
6. Keluaran sistem (Output), yaitu hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
7. Pengolah sistem (Process), yaitu bagian yang memproses masukan untuk menjadi
keluaran yang diinginkan.
8. Sasaran sistem, kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya.

Klasifikasi Sistem :
1. Sistem abstrak, yaitu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik (contohnya sistem teologia).
2. Sistem fisik, yaitu merupakan sistem yang ada secara fisik (contohnya sistem
komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
3. Sistem alamiah, yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam (contohnya sistem
matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
4. Sistem buatan manusia, yaitu sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan
manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine
system (contohnya sistem informasi).
5. Sistem Tertentu (deterministic system), yaitu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga
keluaran dari sistem dapat diramalkan (contohnya sistem komputer).
6. Sistem tak tentu (probabilistic system), yaitu sistem yang kondisi masa depannya tidak
dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
7. Sistem tertutup (close system), yaitu sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan sistem luarnya.
8. Sistem terbuka (open system), yaitu sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya.

B. Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang
terjadi pada saat tertentu. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan
model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi,
kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan
melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut
akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang
disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus
pengolahan data (data processing cycles).
Kualitas informasi terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Informasi harus akurat (accurate)
Informasi harus akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan. Komponen akurat meliputi :
 Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
 Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kebenaran.
 Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
keamanan.

2. Tepat pada waktunya (time lines)


Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat. informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.

3. Relevan (relevance)
Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

C. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja
diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau
peralatan sistem lainnya.
Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud
pembuatannya tergantung pada pengorganisasian data, dan tata cara penggunaannya.
Untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu maka struktur dan cara kerja sistem
informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang
harus di
penuhi. Suatu persamaan yang menonjol ialah suatu sistem informasi menggabungkan
berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Untuk dapat menggabungkan
data yang berasal dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa (transformation) data
sehingga jadi tergabungkan (compatible). Beberapa pun ukurannya dan adapun ruang
lingkupnya suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility) data yang
disimpannya.

PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan
masyarakat secara cepat dan berkualitas. Untuk saat ini teknologi informasi sangat
dibutuhkan untuk perkembangan sistem informasi.

Masa depan teknologi Informasi adalah teknologi informasi akan dipengaruhi oleh semakin
turunnya harga dan semakin meningkatnya kekuatan computer dan komunikasi. Kekuatan
computer diukur dari kecepatan pengolahan, variasi bentuk input atau output, dan kapasitas
penyimpanannya. Kekutan komunikasi diukur dari kecepatan transmisi, yaitu jumlah data
yang dikomunikasikan dalam waktu tertentu. Organisasi bisnis selalu menginginkan asset
murah, tetapi memiliki kekuatan untuk memberikan perubahan pada operasi bisnisnya.

Data terdiri dari fakta dan gambar umumnya sulit dimanfaatkan karena volumenya yang
besar dan belum terolah. Sistem prakomputer memproses data yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi pembayaran gaji, inventaris, tagihan, dan buku kas induk. Dengan
penggunaan computer maka aplikasi-aplikasi ini dapat diolah dengan cepat dan akurat
sehingga dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah.

Sistem berbasis computer yang pertama dinamakan sistem pengolahan data elektronik
(electronic data processing-EDP), kemudian digunakan istilah sistem informasi akuntansi
(accounting information system-AIS). Kini digunakan istilah yang lebih umum, sistem
pengolahan transaksi (transaction processing system). Sistem-sistem ini memiliki
kesamaan, yaitu semuanya mengolah data-data yang merefleksikan aktivitas perusahaan.

PERAN DASAR SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI BISNIS

1.) Mendukung Proses Bisnis


Sistem informasi menyediakan dukungan dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari mulai
dari akuntansi, penelusuran pesanan pelanggan, membayar pegawai, menelusuri
persediaan. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistim
Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke berbagai fungsi
bisnis menjadi penting.

2.) Mendukung Pengambilan Keputusan

Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager


menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu
para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari
keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat
keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.

Contohnya: keputusan mengenai lini produk apa yang perlu ditambah atau dihentikan atau
mengenai jenis investasi apa yang dibutuhkan.

3.) Mendukung Keunggulan Kompetitif

Sistem informasi dapat membantu perusahaan untuk menyediakan produk dan layanan
yang memberikan perusahaan sebuah keunggulan atas pesaingnya.

Contoh: manajemen toko menerapkan e-commerce, yang dapat menarik pelanggan baru
atau membangun loyalitas pelanggan.

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Berikut ini beberapa contoh penerapan sistem informasi manajemen yang dapat membantu
bisnis :

1. Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP ini banyak digunakan oleh perusahaan besar. Namun, perusahaan dalam skala
kecil juga masih dapat menerapkan sistem ERP. ERP biasanya digunakan untuk mengelola
manajemen dan melakukan pengawasan yang terintegrasi antar unit di dalam perusahaan.

2. Supply Chain Management (SCM)

Sistem SCM ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen karena mengintegrasikan data-
data seperti manajemen suplai bahan baku, mulai dari pemasok, produsen, pengecer
sampai konsumen akhir.

3. Transaction Processing System (TPS)


TPS berguna untuk memproses data dalam jumlah yang besar atau transaksi yang banyak
dan rutin. Program ini biasa diaplikasikan dalam manajemen gaji dan inventaris.

4. Office Automation System (OAS)

Aplikasi ini berguna untuk memperlancar komunikasi antar departemen dalam suatu
perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap user di
perusahaan. Contohnya seperti email.

5. Knowledge Work System (KWS)

Sistem informasi KWS mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke dalam organisasi/entitas.

6. Informatic Management System (IMS)

IMS berfungsi mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi. Selain itu, IMS juga
dapat digunakan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan. Sistem ini juga
dapat menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program komputerisasi seperti e-
procurement.

7. Decision Support System (DSS)

Sistem ini membantu manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati
lingkungan di dalam perusahaan. Contohnya seperti link elektronik.

8. Expert System (ES) dan Artificial Intellegent (AI)

Kedua sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan yang berguna untuk
menganalisa pemecahan masalah dengan menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang
telah diprogram kedalamnya. Contohnya, sistem jadwal mekanik.

9. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work


System (CSCWS)

GDSS hampir sama dengan DSS, bedanya GDSS mencari solusi permasalahan melalui
pengumpulan pengetahuan dalam suatu kelompok, bukan per individu. Bisanya berbentuk
kuesioner, konsultasi, dan skenario. Contohnya seperti e-government.

10. Executive Support System (ESS)

Sistem ini membantu manajer berinteraksi dengan lingkungan perusahaan menggunakan


bantuan grafik dan pendukung komunikasi lainnya.
4 Fungsi Bisnis yang ada dalam Perusahaan

Dalam sudut pandang sistem, terdapat 4 fungsi bisnis utama didalamnya yaitu :

1. Sales and Marketing Systems

Didalam fungsi ini, suatu sistem dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mempromosikan produk, pengembangan lanjut suatu layanan, serta
memberikan one stop services kepada pelanggan guna memberikan layanan after sales
yang prima.

2. Manufacturing and Production Systems

Didalam proses produksi, sistem informasi diberdayakan untuk melakukan penjadwalan


(termasuk kedalam materi Manajemen Proyek), membantu proses pengawasan, dan
mengorganisir keperluan storaging.

3. Finance and Accounting Systems

Roda keuangan suatu korporasi puntak luput dari sentuhan IT dalam pengelolaannya.
Sistem informasi yang dibangun pada fungsi ini berputar pada pengelolan aset
perusahaan,saham, dan atau obligasi. Sistem yang bekerja pada fungsi ini biasanya
memerlukan keamanan dan sekuritas yang mapan karena menyangkut pada kekuatan vital
perusahaan yaitu pendanaan.

4. Human Resource Systems

Manusia adalah sumber daya utama dalam pergerakan perusahaan. Sistem yang bekerja
pada fungsi ini dapat memberikan ringkasan performa karyawan, memetakan keterampilan
dan bakat staff, serta mampu mendukung perencanaan untuk pengembangan karyawan
yang lebih lanjut.

KEGUNAAN / FUNGSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen,
maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Tujuan dibentuknya Sistem
Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-
keputusan rutin maupun keputusan- keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu
sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem
informasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
b. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
c. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
e. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
f. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
g. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
h. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
i. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
j. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
k. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model
dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah
sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang
tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
 Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya
masing- masing
 Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia
membuat urutan kepentingan semua alternatif.
 Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan, atau kegunaan.

KENDALA SISTEM INFORMASI

Informasi merupakan aset yang sangat berharga bagi siklus hidup suatu
organisasi/perusahaan sehingga perlu dijaga keamanannya khususnya dari aspek
kerahasiaan, keabsahan serta ketersediaannya.

Tidak terjaganya informasi dengan baik pada organisasi dapat menyebabkan timbulnya
masalah terkait keamanan informasi seperti kebocoran informasi penting, pencurian data
password pengguna, modifikasi data/perangkat lunak oleh pihak yang tidak berwenang,
penyusupan ke system, dsb. Untuk menjamin keamanan terhadap aset TIK, organisasi perlu
menerapkan suatu sistem manajemen keamanan informasi (SMKI) yang mengacu pada
standar nasional atau internasional yang berlaku. Sehingga kualitas pengamanan yang
diberikan tinggi serta mampu menanggulangi masalah yang terjadi.

ISO/IEC 27001:2013 merupakan standar yang cukup terkenal dan direkomendasikan


sebagai acuan dalam penerapan sistem manajemen keamanan informasi (SMKI). ISO/IEC
27001:2013 menggunakan kerangka kerja berbasis risiko dalam melakukan identifikasi serta
menerapkan pengendalian-pengendalian pada standar sebagai mitigasi terhadap risiko
tersebut.

Namun untuk menerapkan system manajemen keamanan informasi tidaklah mudah. Banyak
faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan SMKI pada organisasi atau
perusahaan bahkan kendala tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam penerapan
SMKI. Berikut adalah beberapa kendala yang sering muncul ketika suatu
organisasi/perusahan akan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi.

1. Kendala Manajerial

Dalam menerapkan SMKI pada organisasi atau perusahaan dibutuhkan suatu komitmen dari
manajemen khususnya pada tim manajemen yang terlibat dalam ruang lingkup penerapan
SMKI. Karena tujuan dari menerapkan SMKI adalah untuk menyusun sebuah sistem
manajemen. Apabila tidak ada dukungan/komitmen dari manajemen terhadap penerapan
SMKI, maka penerapan SMKI tersebut tidak akan berjalan sehingga akan mengakibatkan
kegagalan dalam proses implementasi. Kurangnya komitmen dari manajemen merupakan
faktor utama penyebab kegagalan implementasi SMKI.

Penyelesaian:
Hal ini dapat diatasi dengan membentuk sebuah kebijakan yang disahkan oleh manajemen
terkait penerapan sistem manajemen keamanan informasi.

2. Kendala Sumber Daya Manusia

Salah satu kendala yang sering muncul ketika organisasi/perusahaan menerapkan SMKI
adalah kurangnya SDM yang mendukung proses penerapan tersebut. Kendala SDM dapat
berbagai macam misalnya:

1. Kurangnya pemahaman serta kompetensi pegawai untuk mendukung penerapan


SMKI
2. Kurangnya jumlah personil yang dapat berakibat setiap personil harus melakukan
beberapa pekerjaan secara bersamaan untuk menunjang penerapan SMKI.
3. Tidak adanya sosialisasi terhadap penerapan SMKI sehingga kurangnya kesadaran
personil terhadap implementasi yang dilakukan.
4. Tidak adanya personil yang ahli dibidang keamanan informasi sehingga penerapan
yang dilakukan tidak practical dan pengendalian yang ada sulit untuk diterapkan oleh
organisasi.

SDM berperan penting dalam penerapan SMKI karena proses penilaian, mitigasi risiko serta
pelaksanaan SMKI merupakan tugas dari personil yang terlibat di dalam ruang lingkup
penerapan.

Penyelesaian:
Permasalahan yang terkait SDM perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen. Maka
dari itu, manajemen perlu mengadakan Awareness dan training terkait ISO/IEC 27001:2013
untuk meningkatkan pemahaman serta kompetensi pegawai dalam mendukung penerapan
SMKI.

3. Kendala Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat menjadi penghambat dalam melakukan penerapan SMKI. Karena
budaya yang telah tertanam pada kegiatan sehari-hari sulit untuk dirubah. Sehingga akan
muncul resistensi/penolakan terhadap perubahan atau penambahan kegiatan-kegiatan baru
seperti penerapan SMKI ini. Hal ini dapat menjadi potensi terhadap kegagalan penerapan
SMKI.

Penyelesaian:
Pada beberapa organisasi, kendala diatas dapat diatasi dengan adanya dukungan dan
komitmen dari manajemen puncak serta memasukan proses penerapan SMKI ke dalam
sasaran penilaian kinerja (KPI) tim atau personil untuk mendukung terlaksananya penerapan
tersebut.
4. Kendala Organisasi

Kendala organisasi merupakan hal yang cukup penting dalam penerapan SMKI. Kurangnya
tingkat kematangan organisasi dalam mengelola proses bisnis/kegiatan dapat menjadi
penghambat proses penerapan. Hal ini sering dihadapi oleh organisasi/perusahaan
menengah ataupun yang masih baru karena belum secara jelas menetapkan tugas dan
tanggung jawab pekerjaan (tupoksi).

Selain itu perubahan terhadap struktur organisasi dapat menjadi faktor penghambat
penerapan SMKI khususnya ketika terjadi perubahan struktural pada saat proses
implementasi telah berjalan.

Penyelesaian:
Apabila belum terdapat tupoksi yang jelas pada perusahaan, dapat dibuat tupoksi
berdasarkan fungsi yang ada pada ISO/IEC 27001:2013. Selain itu, proses penerapan
ISO/IEC 27001:2013 harus terdokumentasi secara lengkap agar permasalahan seperti
perubahan struktur organisasi tidak akan mempengaruhi ataupun menghambat
implementasi SMKI.

5. Kendala Teknikal

Kurangnya teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung dapat menjadi faktor
penghambat penerapan SMKI. Hal ini dapat terjadi akibat kurang akuratnya estimasi dan
pengelolaan anggaran yang telah direncanakan untuk mendukung proses penerapan SMKI.

Penyelesaian:
Melakukan penganggaran kembali sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

6. Kendala Perencanaan dari pihak eksternal

Pada beberapa organisasi sering terjadi pelaksanaan audit eksternal yang tidak sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati, sehingga mempengaruhi timeline project.

Penyelesaian:
Memastikan kembali kesiapan auditor eksternal jauh sebelum pelaksanaan audit eksternal
(tidak dadakan).
Hal-hal diatas merupakan beberapa kendala yang sering dijumpai ketika melakukan
penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) di organisasi maupun
perusahaan. Pada dasarnya, kendala tersebut dapat diatasi apabila terdapat komunikasi
yang baik antara pihak manajemen dan personil yang terlibat dalam proses penerapan dan
komitmen bersama untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul.

TANTANGAN SISTEM INFORMASI

Tantangan dalam implementasi pengembangan sistem informasi adalah orang - orang


yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi yaitu departemen operasional sebagai
end - user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen
sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika sistem yang akan di-
implementasikan adalah sistem informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat
besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal

Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut :


1. Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai bagi perusahaan.
Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan menyadari nilai yang kembali (good
return) dari investasi sistem informasi tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang paling
besar yang dihadapi manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar-
benar mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem informasi

2. Tantangan stratejik bisnis


 Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai bisnis yang
penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau gagal untuk menghargai
aset komplemen yang diperlukan agar dapat menggunakan aset teknologi mereka
untuk bekerja.
 Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat dari
kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan teknologi.
 Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI, menyadari produktivitas
yang asli, dan agar berdaya saing serta efektif, maka organisasi perlu melakukan
desain ulang. Mereka harus membuat perubahan fundamental dan perilaku
pengelolaan (manajer), membangun model bisnis, menghilangkan peraturan
kerja yang kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis dan struktur organisasi yang
modelnya tidak efisien.
3. Tantangan globalisasi
 Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan timbulnya
ekonomi global memerlukan sistem informasi yang mendukung produksi dan
menjual produk di berbagai negara yang berbeda.
 Untuk membangun sistem informasi yang multinasional dan terintegrasi, maka bisnis
harus membangun standar global hardware, software dan komunikasi, menciptakan
akuntansi dan struktur laporan yang antar budaya serta mendesain proses bisnis
transnasional

4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi


 Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal, sistem
informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka yang merupakan
hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya.
 Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas berat yang khusus,
banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau teknologi dan sistem
informasi mereka.

5. Tantangan tanggungjawab dan pengawasan: etika dan pengawasan.


 Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan dan efisiensi yang besar,
mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial dan etis baru, seperti
ancaman ke individual privacy dan hak kepemilikan intelektual, masalah
kesehatan yang berhubungan dengan komputer, kejahatan komputer dan eliminasi
pekerjaan.
 Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah membuat keputusan
terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif dari sistem informasi
sampai ke yang negatif.

SOLUSI

Salah satu hal yang harus jelas: keamanan dan kendali harus menjadi suatu prioritas
yang lebih tegas dan investasi akan sistem informasi lebih ditekankan secara keseluruhan
pada proses perencanaan organisasi. Mengkoordinasi dan merencanakan keamanan
perusahaan secara keseluruhan dalam perencanaan bisnis menunjukkan bahwa keamanan
itu sama pentingnya bagi kesuksesan dari bisnis seperti semua fungsi bisnis yang lain.
Dukungan dan komitmen dari manajemen puncak diperlukan untuk menunjukkan bahwa
keamanan adalah prioritas dari perusahaan dan penting bagi semua aspek dari bisnis
tersebut. Keamanan dan kendali tidak pernah menjadi prioritas utama, kecuali jika ada
kesadaran akan pentingnya keamanan dari perusahaan.
KESIMPULAN

Teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan
perangkat lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap
lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas. Masa depan teknologi Informasi adalah
teknologi informasi akan dipengaruhi oleh semakin turunnya harga dan semakin
meningkatnya kekuatan komputer dan komunikasi. Kekutan komunikasi diukur dari
kecepatan transmisi, yaitu jumlah data yang dikomunikasikan dalam waktu tertentu. Data
terdiri dari fakta dan gambar umumnya sulit dimanfaatkan karena volumenya yang besar
dan belum terolah. Sistem prakomputer memproses data yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi pembayaran gaji, inventaris, tagihan, dan buku kas induk. Kini digunakan
istilah yang lebih umum, sistem pengolahan transaksi (transaction processing system).
Sistem-sistem ini memiliki kesamaan, yaitu semuanya mengolah data-data yang
merefleksikan aktivitas perusahaan.

Sistem informasi menyediakan dukungan dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari


mulai dari akuntansi, penelusuran pesanan pelanggan, membayar pegawai, menelusuri
persediaan. Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager
menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu
para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari
keputusan sebelumnya. Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat
berguna bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-
masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Sehingga SIM
adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu


model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Untuk
menjamin keamanan terhadap aset TIK, organisasi perlu menerapkan suatu sistem
manajemen keamanan informasi (SMKI) yang mengacu pada standar nasional atau
internasional yang berlaku. Sehingga kualitas pengamanan yang diberikan tinggi serta
mampu menanggulangi masalah yang terjadi. ISO/IEC 27001:2013 merupakan standar
yang cukup terkenal dan direkomendasikan sebagai acuan dalam penerapan sistem
manajemen keamanan informasi (SMKI). Banyak faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
penerapan SMKI pada organisasi atau perusahaan bahkan kendala tersebut dapat
menyebabkan kegagalan dalam penerapan SMKI. Tantangan dalam implementasi
pengembangan sistem informasi adalah orang - orang yang terlibat dalam pengembangan
sistem informasi yaitu
departemen operasional sebagai end - user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja
sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan
dicapai. Jika sistem yang akan di-implementasikan adalah sistem informasi yang terintegrasi
maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa
saja melibatkan pihak eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Fakry Adi Permana. (2019). Bagaimana Sistem Informasi dalam Perusahaan.


medium.com/@fakrypermana/bagaimana-sistem-informasi-dalam-perusahaan-
280a021412ec. (Diakses pada 10 september 2020)

Febrina Mahliza, S.E., M.Si. (2020). Pendahuluan pada Sistem Informasi Manajemen. Modul
Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

Oktavianti, Gita. (2019). Pengantar sistem informasi. Researchgate.net. FEB-Universitas


Mercu Buana: Jakarta

Perani, putih ayu. (2020). Kendala-kendala yang muncul ketika menerapkan smki di
organisasi. itgid.org/kendala-kendala-yang-muncul-ketika-menerapkan-smki-di-organisasi/.
(Diakses pada 7 september 2020)

shoffin. (2013). pengantar sistem informasi. shoffin.wordpress.com/2013/09/11/pengantar-


sistem-informasi/. (Diakses pada 6 september 2020)

Tedja, susanti verawati. (2018). Sistem Informasi Menjadi Tantangan Manajemen.


Docplayer.info/72219392-Sistem-Informasi-Menjadi-tantangan-Manajemen.html. (Diakses
pada 8 september 2020)

Zulfitri, MS.MM. (2020). Pengertian, Definisi, Ruang Lingkup. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai