net/publication/344189375
CITATIONS
READS
0
15,403
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pemanfaatan Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi pada PT. Jasaneka Bina Management View project
Konsep Sistem Perencanaan Sumberdaya Perusahaan (Enterprise Resources Planing) View project
All content following this page was uploaded by Devi Tri Rachmawati on 10 September 2020.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen dengan dosen pengampu Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2020
ABSTRAK
Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management
information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Dalam penggunaannya SIM memiliki sistem
yang dapat membantu kinerja karyawan dalam perusahaan. Sehingga perusahaan tidak
perlu memakan waktu yang cukup lama dalam beberapa proses bisnisnya.
ABSTRACK
Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga biasa dikenal dengan sebutan management
information system (MIS) merupakan sistem yang direncanakan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Sementara menurut business dictionary, sistem
informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi untuk mempelajari kebutuhan
informasi manajemen organisasi di setiap tingkat guna pengambilan keputusan operasional,
taktis dan strategis.
Pengertian sistem menurut Jogiyanto, (2005:1) (Dalam Buku Analisa dan Desain
Sistem Informasi), sistem adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Pengertian sistem menurut Edhy Sutanta, (2009: 4), Sistem secara umum dapat
didefinisikan sebagai “kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang
dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk
melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan”.
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2016:5), sistem adalah “suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Pengertian sistem menurut Murdick (1993), sistem adalah “seperangkat elemen yang
membentuk kegiatan atau suatu prosedur/bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan
atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu tertentu
untuk menghasilkan informasi atau energi atau barang”.
B. PENGERTIAN INFORMASI
Pengertian menurut Gordon B. Davis (1991:28), informasi adalah “data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan
keputusan saat ini atau mendatang”.
Pengertian menurut Lani Sidharta (1995:28), informasi adalah “data yang disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna untuk mengambil suatu keputusan”.
Pengertian menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), informasi adalah ”hasil dari pengolahan
data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan”.
Pengertian menurut Anton M. Meliono (1990: 331), informasi adalah “data yang telah
diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah
keputusan”.
Pengertian menurut Kertahadi (2007), sistem informasi adalah “alat untuk menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk
memberikan informasi dalam perencanaan, memulai, pengorganisasian, operasional sebuah
perusahaan yang melayani sinergi organisasi dalam proses mengendalikan pengambilan
keputusan”.
Pengertian menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, (2005:36), sistem informasi merupakan
“suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan – laporan yang diperlukan”.
Pengertian menurut John F.Nash (1995:8), sistem informasi adalah “kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan
untuk mengatur jaringan komunikasi yang penting, proses transaksi tertentu dan rutin,
membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar untuk
pengambilan keputusan yang tepat”.
KONSEP DASAR
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Karakteristik Sistem:
1. Memiliki komponen, yaitu suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas sistem (boundary), yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment), yaitu apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung sistem (interface), yaitu media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan sistem (input), yaitu energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
6. Keluaran sistem (Output), yaitu hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
7. Pengolah sistem (Process), yaitu bagian yang memproses masukan untuk menjadi
keluaran yang diinginkan.
8. Sasaran sistem, kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya.
Klasifikasi Sistem :
1. Sistem abstrak, yaitu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik (contohnya sistem teologia).
2. Sistem fisik, yaitu merupakan sistem yang ada secara fisik (contohnya sistem
komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
3. Sistem alamiah, yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam (contohnya sistem
matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
4. Sistem buatan manusia, yaitu sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan
manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine
system (contohnya sistem informasi).
5. Sistem Tertentu (deterministic system), yaitu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah
dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga
keluaran dari sistem dapat diramalkan (contohnya sistem komputer).
6. Sistem tak tentu (probabilistic system), yaitu sistem yang kondisi masa depannya tidak
dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
7. Sistem tertutup (close system), yaitu sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan sistem luarnya.
8. Sistem terbuka (open system), yaitu sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang
terjadi pada saat tertentu. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan
model proses yang tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi,
kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan
melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut
akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang
disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus
pengolahan data (data processing cycles).
Kualitas informasi terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Informasi harus akurat (accurate)
Informasi harus akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan. Komponen akurat meliputi :
Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kebenaran.
Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
keamanan.
3. Relevan (relevance)
Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan
masyarakat secara cepat dan berkualitas. Untuk saat ini teknologi informasi sangat
dibutuhkan untuk perkembangan sistem informasi.
Masa depan teknologi Informasi adalah teknologi informasi akan dipengaruhi oleh semakin
turunnya harga dan semakin meningkatnya kekuatan computer dan komunikasi. Kekuatan
computer diukur dari kecepatan pengolahan, variasi bentuk input atau output, dan kapasitas
penyimpanannya. Kekutan komunikasi diukur dari kecepatan transmisi, yaitu jumlah data
yang dikomunikasikan dalam waktu tertentu. Organisasi bisnis selalu menginginkan asset
murah, tetapi memiliki kekuatan untuk memberikan perubahan pada operasi bisnisnya.
Data terdiri dari fakta dan gambar umumnya sulit dimanfaatkan karena volumenya yang
besar dan belum terolah. Sistem prakomputer memproses data yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi pembayaran gaji, inventaris, tagihan, dan buku kas induk. Dengan
penggunaan computer maka aplikasi-aplikasi ini dapat diolah dengan cepat dan akurat
sehingga dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah.
Sistem berbasis computer yang pertama dinamakan sistem pengolahan data elektronik
(electronic data processing-EDP), kemudian digunakan istilah sistem informasi akuntansi
(accounting information system-AIS). Kini digunakan istilah yang lebih umum, sistem
pengolahan transaksi (transaction processing system). Sistem-sistem ini memiliki
kesamaan, yaitu semuanya mengolah data-data yang merefleksikan aktivitas perusahaan.
Contohnya: keputusan mengenai lini produk apa yang perlu ditambah atau dihentikan atau
mengenai jenis investasi apa yang dibutuhkan.
Sistem informasi dapat membantu perusahaan untuk menyediakan produk dan layanan
yang memberikan perusahaan sebuah keunggulan atas pesaingnya.
Contoh: manajemen toko menerapkan e-commerce, yang dapat menarik pelanggan baru
atau membangun loyalitas pelanggan.
Berikut ini beberapa contoh penerapan sistem informasi manajemen yang dapat membantu
bisnis :
Sistem ERP ini banyak digunakan oleh perusahaan besar. Namun, perusahaan dalam skala
kecil juga masih dapat menerapkan sistem ERP. ERP biasanya digunakan untuk mengelola
manajemen dan melakukan pengawasan yang terintegrasi antar unit di dalam perusahaan.
Sistem SCM ini sangat bermanfaat bagi pihak manajemen karena mengintegrasikan data-
data seperti manajemen suplai bahan baku, mulai dari pemasok, produsen, pengecer
sampai konsumen akhir.
Aplikasi ini berguna untuk memperlancar komunikasi antar departemen dalam suatu
perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap user di
perusahaan. Contohnya seperti email.
IMS berfungsi mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi. Selain itu, IMS juga
dapat digunakan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan. Sistem ini juga
dapat menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program komputerisasi seperti e-
procurement.
Sistem ini membantu manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati
lingkungan di dalam perusahaan. Contohnya seperti link elektronik.
Kedua sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan yang berguna untuk
menganalisa pemecahan masalah dengan menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang
telah diprogram kedalamnya. Contohnya, sistem jadwal mekanik.
GDSS hampir sama dengan DSS, bedanya GDSS mencari solusi permasalahan melalui
pengumpulan pengetahuan dalam suatu kelompok, bukan per individu. Bisanya berbentuk
kuesioner, konsultasi, dan skenario. Contohnya seperti e-government.
Dalam sudut pandang sistem, terdapat 4 fungsi bisnis utama didalamnya yaitu :
Didalam fungsi ini, suatu sistem dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, mempromosikan produk, pengembangan lanjut suatu layanan, serta
memberikan one stop services kepada pelanggan guna memberikan layanan after sales
yang prima.
Roda keuangan suatu korporasi puntak luput dari sentuhan IT dalam pengelolaannya.
Sistem informasi yang dibangun pada fungsi ini berputar pada pengelolan aset
perusahaan,saham, dan atau obligasi. Sistem yang bekerja pada fungsi ini biasanya
memerlukan keamanan dan sekuritas yang mapan karena menyangkut pada kekuatan vital
perusahaan yaitu pendanaan.
Manusia adalah sumber daya utama dalam pergerakan perusahaan. Sistem yang bekerja
pada fungsi ini dapat memberikan ringkasan performa karyawan, memetakan keterampilan
dan bakat staff, serta mampu mendukung perencanaan untuk pengembangan karyawan
yang lebih lanjut.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen,
maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Tujuan dibentuknya Sistem
Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-
keputusan rutin maupun keputusan- keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu
sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem
informasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
b. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
c. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
e. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
f. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
g. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
h. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
i. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
j. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada
tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
k. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan Sebuah sistem keputusan, yaitu model
dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah
sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang
tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya
masing- masing
Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia
membuat urutan kepentingan semua alternatif.
Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan, atau kegunaan.
Informasi merupakan aset yang sangat berharga bagi siklus hidup suatu
organisasi/perusahaan sehingga perlu dijaga keamanannya khususnya dari aspek
kerahasiaan, keabsahan serta ketersediaannya.
Tidak terjaganya informasi dengan baik pada organisasi dapat menyebabkan timbulnya
masalah terkait keamanan informasi seperti kebocoran informasi penting, pencurian data
password pengguna, modifikasi data/perangkat lunak oleh pihak yang tidak berwenang,
penyusupan ke system, dsb. Untuk menjamin keamanan terhadap aset TIK, organisasi perlu
menerapkan suatu sistem manajemen keamanan informasi (SMKI) yang mengacu pada
standar nasional atau internasional yang berlaku. Sehingga kualitas pengamanan yang
diberikan tinggi serta mampu menanggulangi masalah yang terjadi.
Namun untuk menerapkan system manajemen keamanan informasi tidaklah mudah. Banyak
faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan SMKI pada organisasi atau
perusahaan bahkan kendala tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam penerapan
SMKI. Berikut adalah beberapa kendala yang sering muncul ketika suatu
organisasi/perusahan akan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi.
1. Kendala Manajerial
Dalam menerapkan SMKI pada organisasi atau perusahaan dibutuhkan suatu komitmen dari
manajemen khususnya pada tim manajemen yang terlibat dalam ruang lingkup penerapan
SMKI. Karena tujuan dari menerapkan SMKI adalah untuk menyusun sebuah sistem
manajemen. Apabila tidak ada dukungan/komitmen dari manajemen terhadap penerapan
SMKI, maka penerapan SMKI tersebut tidak akan berjalan sehingga akan mengakibatkan
kegagalan dalam proses implementasi. Kurangnya komitmen dari manajemen merupakan
faktor utama penyebab kegagalan implementasi SMKI.
Penyelesaian:
Hal ini dapat diatasi dengan membentuk sebuah kebijakan yang disahkan oleh manajemen
terkait penerapan sistem manajemen keamanan informasi.
Salah satu kendala yang sering muncul ketika organisasi/perusahaan menerapkan SMKI
adalah kurangnya SDM yang mendukung proses penerapan tersebut. Kendala SDM dapat
berbagai macam misalnya:
SDM berperan penting dalam penerapan SMKI karena proses penilaian, mitigasi risiko serta
pelaksanaan SMKI merupakan tugas dari personil yang terlibat di dalam ruang lingkup
penerapan.
Penyelesaian:
Permasalahan yang terkait SDM perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen. Maka
dari itu, manajemen perlu mengadakan Awareness dan training terkait ISO/IEC 27001:2013
untuk meningkatkan pemahaman serta kompetensi pegawai dalam mendukung penerapan
SMKI.
Budaya organisasi dapat menjadi penghambat dalam melakukan penerapan SMKI. Karena
budaya yang telah tertanam pada kegiatan sehari-hari sulit untuk dirubah. Sehingga akan
muncul resistensi/penolakan terhadap perubahan atau penambahan kegiatan-kegiatan baru
seperti penerapan SMKI ini. Hal ini dapat menjadi potensi terhadap kegagalan penerapan
SMKI.
Penyelesaian:
Pada beberapa organisasi, kendala diatas dapat diatasi dengan adanya dukungan dan
komitmen dari manajemen puncak serta memasukan proses penerapan SMKI ke dalam
sasaran penilaian kinerja (KPI) tim atau personil untuk mendukung terlaksananya penerapan
tersebut.
4. Kendala Organisasi
Kendala organisasi merupakan hal yang cukup penting dalam penerapan SMKI. Kurangnya
tingkat kematangan organisasi dalam mengelola proses bisnis/kegiatan dapat menjadi
penghambat proses penerapan. Hal ini sering dihadapi oleh organisasi/perusahaan
menengah ataupun yang masih baru karena belum secara jelas menetapkan tugas dan
tanggung jawab pekerjaan (tupoksi).
Selain itu perubahan terhadap struktur organisasi dapat menjadi faktor penghambat
penerapan SMKI khususnya ketika terjadi perubahan struktural pada saat proses
implementasi telah berjalan.
Penyelesaian:
Apabila belum terdapat tupoksi yang jelas pada perusahaan, dapat dibuat tupoksi
berdasarkan fungsi yang ada pada ISO/IEC 27001:2013. Selain itu, proses penerapan
ISO/IEC 27001:2013 harus terdokumentasi secara lengkap agar permasalahan seperti
perubahan struktur organisasi tidak akan mempengaruhi ataupun menghambat
implementasi SMKI.
5. Kendala Teknikal
Kurangnya teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung dapat menjadi faktor
penghambat penerapan SMKI. Hal ini dapat terjadi akibat kurang akuratnya estimasi dan
pengelolaan anggaran yang telah direncanakan untuk mendukung proses penerapan SMKI.
Penyelesaian:
Melakukan penganggaran kembali sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pada beberapa organisasi sering terjadi pelaksanaan audit eksternal yang tidak sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati, sehingga mempengaruhi timeline project.
Penyelesaian:
Memastikan kembali kesiapan auditor eksternal jauh sebelum pelaksanaan audit eksternal
(tidak dadakan).
Hal-hal diatas merupakan beberapa kendala yang sering dijumpai ketika melakukan
penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) di organisasi maupun
perusahaan. Pada dasarnya, kendala tersebut dapat diatasi apabila terdapat komunikasi
yang baik antara pihak manajemen dan personil yang terlibat dalam proses penerapan dan
komitmen bersama untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul.
SOLUSI
Salah satu hal yang harus jelas: keamanan dan kendali harus menjadi suatu prioritas
yang lebih tegas dan investasi akan sistem informasi lebih ditekankan secara keseluruhan
pada proses perencanaan organisasi. Mengkoordinasi dan merencanakan keamanan
perusahaan secara keseluruhan dalam perencanaan bisnis menunjukkan bahwa keamanan
itu sama pentingnya bagi kesuksesan dari bisnis seperti semua fungsi bisnis yang lain.
Dukungan dan komitmen dari manajemen puncak diperlukan untuk menunjukkan bahwa
keamanan adalah prioritas dari perusahaan dan penting bagi semua aspek dari bisnis
tersebut. Keamanan dan kendali tidak pernah menjadi prioritas utama, kecuali jika ada
kesadaran akan pentingnya keamanan dari perusahaan.
KESIMPULAN
Teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan
perangkat lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap
lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas. Masa depan teknologi Informasi adalah
teknologi informasi akan dipengaruhi oleh semakin turunnya harga dan semakin
meningkatnya kekuatan komputer dan komunikasi. Kekutan komunikasi diukur dari
kecepatan transmisi, yaitu jumlah data yang dikomunikasikan dalam waktu tertentu. Data
terdiri dari fakta dan gambar umumnya sulit dimanfaatkan karena volumenya yang besar
dan belum terolah. Sistem prakomputer memproses data yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi pembayaran gaji, inventaris, tagihan, dan buku kas induk. Kini digunakan
istilah yang lebih umum, sistem pengolahan transaksi (transaction processing system).
Sistem-sistem ini memiliki kesamaan, yaitu semuanya mengolah data-data yang
merefleksikan aktivitas perusahaan.
Febrina Mahliza, S.E., M.Si. (2020). Pendahuluan pada Sistem Informasi Manajemen. Modul
Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Perani, putih ayu. (2020). Kendala-kendala yang muncul ketika menerapkan smki di
organisasi. itgid.org/kendala-kendala-yang-muncul-ketika-menerapkan-smki-di-organisasi/.
(Diakses pada 7 september 2020)
Zulfitri, MS.MM. (2020). Pengertian, Definisi, Ruang Lingkup. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta