5-Article Text-11-1-10-20200325

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN SEMIOTIKA DESAIN PRODUK “HUG SALT AND PEPPER SHAKER”,

KARYA DESAINER ALBERTO MANTILLA

Royke Vincentius F
Staff Pengajar Program Studi Desain Produk, Jurusan Desain
Politeknik Negeri Samarinda
e-mail: rvincentius@gmail.com

Abstrak

Koentjaraningrat (2002) melihat bahwa kebudayaan memiliki wujud sebagai 1) ide atau
gagasan, 2) sebagai aktivitas atau tindakan, dan 3) sebagai benda hasil karya manusia.
Hal tersebut berarti suatu artefak sebagai wujud benda dari kebudayaan dapat mencer-
minkan berbagai aspek tak benda yang berada disekitar lingkungan penciptaan artefak
tersebut. Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker” karya desainer Alberto Mantilla
menarik untuk dikaji karena menampilkan ciri-ciri visual simbol-simbol ideologi Timur
padahal kebangsaan desainer dan lokus penciptaannya berada di dunia Barat. Dalam
tulisan ini akan dikaji makna produk tersebut melalui intrepertasi semiotis menggunakan
kombinasi metode dan teori yang dikembangkan oleh Roland Barthes, Mongin-Ferdinand
de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Tahapan analisa akan dimulai dengan melaku-
kan klasifikasi tanda berikut intrepretasi maknanya, yang selanjutnya akan digali pula
makna dalam relasi antar tandanya.
Melalui serangkaian kajian terebut dapat disimpulkan bahwa produk itu secara visual
memiliki makna konotatif mengenai persahabatan, keharmonisan hubungan antar indivi-
du, kesetaraan dan penerimaan satu sama lain; dan ada mitos yang dipercayai oleh sang
desainer bahwa ideologi Taoisme (Yin & Yang) adalah ideologi yang tepat untuk mewu-
judkan hal tersebut.
Kata kunci : Semiotika, Salt & Pepper, Yin & Yang, Taoisme

Abstract

Koentjaraningrat (2002) suggested that cultures can be seen as 1) ideas, 2) activities, and
3) artefacts. It is can be concluded that artefacts as tangible aspects of cultures can be
used to predict a lot of intangible aspects of cultures that surrounds a community on which
the cultures grow. The “Hug Salt and Pepper Shaker” designed Alberto Mantilla is quite
interesting to be analyzed. The product shows visual traits of ancient Eastern Ideology
symbol, while the desainer grew in the western culture.
The paper are going to do series of analysis using a combination of semiotic method and
theory that is propossed by Roland Barthes, Mongin-Ferdinand de Saussure dan Charles
Sanders Peirce. Started with doing several sign classification and its meaning, followed
by analysis on the meaning of the relations that is formed between the signs.
Through the analysis can be concluded that visual traits on the product has conotative
meaning of friendship, harmony, equality and acceptance. On the second level of mean-
ings it can be seen that the designer believed on mith, that Taoism is the most suitable
ideology to make those condition comes true.
Keywords : Semiotic, Salt & Pepper, Yin & Yang, Taoism

49
Royke Vincentius F, Kajian Semiotika Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker”,
Karya Desainer Alberto Mantilla
I. Pendahuluan Penulis akan mengkaji makna dalam desain
Kebudayaan dianggap telah mun- produk ini dengan menggunakan kombinasi
cul sejak adanya manusia. Koentjaraningrat metode dan teori yang dikembangkan oleh
(2002) melihat bahwa kebudayaan memili- Roland Barthes, Mongin-Ferdinand de Sau-
ki wujud sebagai 1) ide atau gagasan, 2) se- ssure dan Charles Sanders Peirce. Tahapan
bagai aktivitas atau tindakan, dan 3) sebagai analisa akan dimulai dengan melakukan
benda hasil karya manusia. Jika suatu ide klasifikasi tanda berikut intrepretasi mak-
atau gagasan dianggap sangat penting maka nanya, yang selanjutnya akan digali pula
ia akan dinyatakan melalui tindakan dan makna dalam relasi antar tandanya.
diwujudkan sebagai benda. Berdasarkan
pendapat Koentjaraningrat tersebut, suatu III. Analisa
artefak sebagai wujud benda dari kebu- III.1. Klasifikasi tanda
dayaan dapat mencerminkan berbagai aspek Saussure melihat bahwa tanda ada-
tak benda yang berada disekitar lingkungan lah sebuah struktur yang memiliki dua kom-
penciptaan artefak tersebut. Demikian pula ponen, yaitu komponen fisik dan komponen
dengan desain produk yang akan dikaji da- konseptual (Danesi, 2007). Substansi yang
lam tulisan ini. Desain Produk “Hug Salt bersifat material dan sering berupa hal nam-
and Pepper Shaker” karya desainer Alber- pak secara visual atau ter-indera disebutnya
to Mantilla menarik untuk dikaji karena sebagai Signifier, sementara aspek mental
menampilkan ciri-ciri visual simbol-simbol dari tanda-tanda tersebut, yang sering tak
ideologi Timur padahal kebangsaan desain- ter-indera atau bisa juga disebut sebagai
er dan lokus penciptaannya berada di dunia konsep disebutnya dengan istilah Signified
Barat. (Budiman, 1999 ). Berdasar pandangan
Alberto Mantilla merupakan seo- strukturalis mengenai semantic versi Sauss-
rang desainer yang berasal dari New York, ure, makna adalah nilai dari sebuah konsep
Amerika Serikat. Merupakan founder biro dalam seluruh sistem semiologikal (Noth,
konsultan desain Curve ID. Bersama Scott 1995). Segala sesuatu yang ada di dalam
Henderson yang juga adalah seorang de- bahasa didasarkan atas relasi-relasi, dalam
sainer ia mendirikan Mint Inc, yang mer- hal ini adalah kata-kata sebagai tanda yang
upakan outlet untuk produk-produk kreatif saling berasosiasi dalam sebuah sistem tan-
yang mereka buat. da untuk menghasilkan makna (Budiman,
Kajian terhadap makna desain pro- 1999). Oleh karena itu sangat penting dalam
duk ini mungkin dapat menjadi salah satu kajian semiotika struktural untuk mengeta-
cara melihat nilai apa yang coba di-meta- hui dan mengklasifikasikan tanda.
fora-kan sang desainer melalui tampilan Dalam mengkaji Desain Hug Salt
visual desainnya. Selain itu akan coba juga and Pepper Shaker ini penulis memilah
dikuak aspek mitos apa yang diyakini sang produk tersebut menjadi 4 buah tanda pada
desainer, yang kemudian ditunjukkannya tataran makna pertama, yaitu pada tataran
melalui karya desain Salt & Pepper shaker benda sebagai obyek, berupa tanda-tanda
tersebut. yang dapat kita lihat (wujud fisik). Obyek
memiliki tanda-tanda yang saling terhubung
II. Metode Kajian sebagai suatu relasi syntagmatic, dimana
Produk ini diberi judul “Hug Salt relasi tanda-tanda tersebut saling berasosi-
and Pepper Shaker” oleh desainer Alber- asi sehingga menghasilkan suatu makna ter-
to Mantilla. Penulis akan mengkaji makna tentu. Tanda-tanda dalam Obyek yaitu pro-
yang muncul dari intrepertasi semiotis terh- duk Hug Salt and Pepper Shaker itu sendiri
adap produk wadah garam dan merica yang dapat dipilah menjadi 4 yaitu :
didesain oleh desainer Alberto Mantilla.
50
Vol. 7, No. 2, April 2020
a. Figur Manusia dan perbandingan uku- pek hubungan sosial antar manusia dengan
ran antar kedua figur tersebut. konsep hubungan antara garam dan merica
b. Gestur, yaitu gestur yang dapat dilihat yang akan dijelaskan kemudian.
antara dua figur manusia. Kedua wadah tersebut didesain
c. Jarak antar kedua wadah yang ditampil- memiliki kesamaan yang hampir identikal
kan dalam bentuk figur manusia. antara yang satu dengan yang lain; dari mu-
d. Warna, dimana warna hitam dan putih lai bentuk, gestur, ukuran, bahkan fitur yang
digunakan untuk masing-masing wa- mungkin lebih bersifat fungsional yaitu po-
dah. sisi, bentuk dan jumlah lubang pada kepala.
Hubungan antara dua benda dalam
Makna pada tataran kedua dapat satu tampilan dapat ditentukan melalui posi-
ditemukan dengan jalan melihat dua tan- si dan proporsi antar satu objek dengan yang
da yang lainnya, yang akan menghasilkan lainnya (Leborg, 2004). Keidentikan antar
makna konotasi dan mitos, yaitu: dua objek tersebut (wadah garam dan wadah
1. Konsep relasi Garam dan Merica di merica) dapat dilihat sebagai kesetaraan.
meja makan ala Barat. Jika dikaji menggunakan menggunakan
2. Visualisasi simbol Yin dan Yang pada prinsip binary oposition; maka jika ukuran
pandangan tampak atas dari produk. suatu objek tidak sama maka tidak terlihat
lagi konsep kesetaraan tersebut; dimana ob-
III.1.1. Objek Desain jek yang lebih besar akan terlihat menjadi
Secara visual dalam objek desain superior terhadap yang lain, ada yang nam-
produk salt & pepper shaker ini dapat dili- pak sebagai tokoh utama ada yang nampak
hat empat (4) tanda yang menarik dan di- sebagai tokoh pendukung saja. Maka dapat
duga mewakili makna tertentu. Keempat disimpulkan bahwa jenis hubungan sosial
hal tersebut yaitu perbandingan ukuran yang coba ditampilkan adalah kebersamaan.
antar dua figur manusia, gestur, warna dan Dan jenis kebersamaan tersebut adalah ke-
proxemic (keberjarakan) antara wadah ga- bersamaan yang setara dimana kedua tokoh
ram dengan wadah merica dalam komposisi memiliki kedudukan dan status yang sama,
produk tersebut secara utuh. Berikut adalah setara, sama kuat ;bukan dalam sebuah ben-
makna tataran pertama dari keempat tanda tuk hubungan yang hirarkis, dimana ada to-
tersebut : koh yang posisinya secara status lebih ting-
gi dari tokoh yang lainnya.
a. Figur Manusia dan Perbandingan
Ukuran Diantara Keduanya b. Gestur
Secara visual nampak bahwa mas- Gestur yang ditunjukkan dapat di-
ing-masing wadah memiliki bentuk yang gambarkan seperti dua orang yang saling
sama persis. Wadah tersebut dipersonifikasi mengulurkan tangan (gambar 2). Menurut
sehingga dapat dilihat sebagai ikon manu- Saussure makna juga dicari melalui prinsip
sia dimana terdapat kepala, mata, tangan, binary opposition (Danesi, 2007). Hubun-
tubuh dan kaki (gambar 1). Melalui fitur gan yang tidak harmonis dapat dilihat jika
visual yang seolah mewakili kepala, mata, jarak diantara keduanya jauh atau harmonis
tangan, tubuh dan kaki; dapat disimpulkan jika jarak keduanya dekat. Namun kita harus
bahwa bentuk tersebut merupakan metafo- meyakinkan diri bahwa gestur tersebut me-
ra dari figur manusia. Melalui bentuk yang mang gestur memeluk. Jika gestur tersebut
menyerupai manusia dan jumlah yang bu- dilihat seperti orang yang sedang bergulat,
kan hanya satu melainkan dua (dalam tiap berkelahi dan saling mencengkeram; gestur
set-nya) tersebut, desainer produk Hug salt tersebut dapat dibaca sebagai jenis hubun-
& pepper shaker mencoba mengkaitkan as- gan yang tidak harmonis. Makna gestur
51
Royke Vincentius F, Kajian Semiotika Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker”,
Karya Desainer Alberto Mantilla

memeluk akan diperkuat lagi ketika desain orang berbeda dengan tingkatan hubungan
produk tersebut dikaitkan dengan lambang keintiman yang berbeda terhadap si pemilik
Yin dan Yang ala Taoisme, yang akan diba- teritori. Gestur memeluk artinya terdapat
has kemudian. Judul dari produk itu dapat jarak sebesar 0’ antara satu orang dengan
digunakan sebagai penjangkaran / anchor orang lain. Hall (1969) mengungkapkan
agar makna tidak meluas kemana-mana; bahwa jarak 0’ adalah menyatakan bahwa
yaitu “hug” atau “pelukan”, sehingga mak- orang yang satu dengan orang yang lain
nanya dapat dipersempit dan disimpulkan memiliki hubungan yang sangat intim.
bahwa gestur tersebut menandakan sebuah Dalam desain produk Hug Salt and
hubungan yang harmonis, yaitu sebuah ges- Pepper Shaker tersebut, terdapat dua tokoh
tur memeluk. (makna konotatif) atau dua wadah (makna
denotatif) yang sengaja dibuat terpisah, pa-
c. Warna dahal bisa saja wadah semacam ini bisa saja
Warna yang digunakan dalam pro- dibuat menjadi satu dengan sekat ditengah
duk Hug Salt & Pepper Shaker ini adalah dan lubang berbeda. Tetapi alih-alih memi-
warna hitam dan rna wputih. Dalam kon- lih opsi menyatu tersebut, sang desainer
sep binary oposition, warna hitam sering tetap mempertahankan bentuk terpisah
dioposisikan dengan warna putih. Sangat tersebut. Hanya saja dua figur tersebut dib-
menarik jika kemudian dua warna yang uat dengan gestur memeluk agar dapat ter-
bersifat saling bertentangan dimunculkan gambar bahwa ada dua tokoh yang dapat sa-
dalam sebuah teks secara bersama-sama ling memeluk untuk membuat suatu kesan
dalam suatu relasi yang setara seperti tel- visual menyatu (gambar 4 dan 5). Dengan
ah dijelaskan sebelumnya. Dalam beberapa demikian dapat disimpulkan secara proxe-
kebudayaan warna hitam sering memiliki mic bahwa dalam gestur memeluk tersebut
makna negatif dan diasosiasikan sebagai terdapat suatu suatu jenis hubungan yang
“evil” atau “darkness” sementara warna intim atau dekat diantara dua tokoh terse-
putih sering memiliki maknan positif atau but.
baik dan diasosiasikan sebagai “good” atau
“light” (Dharmaprawira W.A. 2002). Kon- III.1.2. Konsep “Salt and Pepper” atau
sep tersebut memiliki makna ada yang supe- “Garam dan Merica”
rior dibanding yang lain, atau dapat juga di- Kehadiran dua wadah dari dua pro-
maknani yang satu lebih baik dari yang lain; duk berbeda sebagai satu seri ini tidak dapat
namun tidak demikian nampaknya makna dilepaskan dari adanya budaya dalam dunia
pemakaian warna hitam dan putih pada pro- penataan meja makan di dunia barat menge-
duk ini. Citra tampak atas dari produk ini nai Salt and Pepper atau Garam dan Merica.
dapat dijadikan penjangkar atas makna dari Danesi memaparkan bahwa mencari tahu
penggunaan warna hitam dan putih tersebut, apa arti dari sesuatu dalam konteks budaya
maka dapat kita lihat ciri visual dari simbol tertentu berarti menyelidiki suatu makna
Yin and Yang (gambar 3). Melalui ciri visu- yang bersifat konotatif (Danesi, 2007). Da-
al tersebut, secara konotatif maknanya dapat lam budaya Barat, garam dan merica diang-
dikaitkan dengan simbol Yin dan Yang. gap sebagai bumbu dasar utama. Penamba-
hannya dalam masakan tidak memerlukan
d. Proxemic Dalam Gestur Memeluk perlakuan khusus, bahkan dapat dilakukan
Seperti yang diungkapkan oleh Hall saat masakan sudah dihidangkan diatas
(1969), tiap manusia memiliki semacam meja. Karena itu garam dan merica biasa se-
teritori tak terlihat yang dirupakan lapisan- lalu ada di meja makan (gambar 6A, 6B dan
lapisan kulit bawang. Lapisan tersebut ada- 6C). Ketika garam hadir diatas sebuah meja
lah teritori yang berlaku terhadap orang- makan, merica juga biasanya tersedia, den-
52
Vol. 7, No. 2, April 2020
gan penempatan yang biasanya berdekatan. yang lain, dan meggambarkan penerimaan
Hal itulah yang kemudian memunculkan elemen yang satu akan kehadiran yang lain.
frasa dalam bahasa inggris “Salt and Pep-
per”, yang menunjukkan bahwa salt adalah III.2. Relasi Antar Tanda dalam Sistem
pasangan pepper, sebagai konsep keberpas- Tanda
angan. Sebagaimana telah dijelaskan dia-
Namun secara hirarkis, hubungan tas bahwa penulis mengkaji produk ini den-
antara keduanya dalam makna frasa “salt gan membagi teks dalam produk tersebut
and pepper” tersebut bukan merupakan se- menjadi tiga tanda, dengan demikian akan
buah hubungan hirarkis yang memiliki ting- terdapat juga 3 buah relasi antar tanda.
katan status seperti misalnya frasa yang di-
gunakan pada tokoh Batman & Robin atau III.2.1. Konsep “Salt and Pepper” dan
Lone Ranger & Tonto, dimana yang seorang Produk
merupakan tokoh utama sedang yang lainn- Dalam hubungan antar dua tanda
ya adalah tokoh pendukung atau pembantu. tersebut dapat kita lihat suatu relasi meta-
Salt and Pepper lebih bersifat setara dima- fora, dimana hubungan yang harmonis an-
na ketika muncul bersama-sama keduanya tar manusia sebagai makna konotatif dari
berkolaborasi menghasilkan rasa yang lezat. tampilan fisik/visual produk direlasikan se-
cara metaforik dengan konsep kebersamaan
III.1.3. Simbol Yin and Yang salt and pepper diatas meja makan dalam
Prinsip fundamental dalam sim- budaya barat.
bol Yin and Yang (gambar 7) adalah ke-
seimbangan dan keberpasangan; dimana III.2.2. Konsep “Salt and Pepper” dan
terdapat kekuatan alam yang saling ber- Visualisasi Simbol Yin and Yang
lawanan namun saling melengkapi dan Disini juga dapat dilihat suatu relasi
mengimbangi, bukan bertentangan (Par- metafora, dimana konsep kebersamaan salt
rinder, 2005). Kedua komponen tersebut and pepper di relasikan atau disetarakan
dapat menciptakan sebuah kondisi yang sta- atau dianggap sama dengan konsep Yin and
bil dan seimbang jika ada harmony antara Yang dalam filsafat Taoisme.
keduanya (Valentine-Marshall & Walker
dalam Durlabhji, 2004). III.2.3. Produk dan Visualisasi Simbol
Dalam simbol Yin and Yang, alih- Yin and Yang
alih membuat pembagian tepat ditengah Dalam hubungan antara dua tan-
pada sebuah lingkaran, simbol ini membuat da ini justru terdapat dua jenis relasi jika
semacam liukan yang dinamis seolah-olah dikaitkan dengan maknanya dimana gestur
masing-masing bagian hitam dan putih berpelukan, ukuran yang sama, dan mak-
bergerak dalam satu putaran, seperti dijelas- na yang dapat dilihat mengenai suatu ke-
kan dalam gambar 8. Gerakan dan gestur harmonisan dalam keberbedaan, dengan
dinamis tersebut dapat dimaknai bahwa simbol Yin and Yang makna terdapat suatu
keadaan harmonis bukan tercipta melalui relasi metafora. Sedangkan jika Gestur Liu-
keberdiaman diri melainkan melalui suatu kan memeluk, penampilan tampak atas dan
tindakan aktif. Berarti untuk mencapai suatu warna hitam putih direlasikan dengan sim-
kondisi harmonis dibutuhkan usaha. Yang bol Yin and Yang maka dapat dilihat suatu
kedua, bentuk dinamis tersebut seolah-olah relasi metonimi.
menggambarkan bahwa yang satu saling
membiarkan yang lainnya masuk kedalam
teritorinya sebagai sebuah kepercayaan
bahwa yang satu tidak akan membahayakan
53
Royke Vincentius F, Kajian Semiotika Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker”,
Karya Desainer Alberto Mantilla
IV. Kesimpulan & Saran membuat hirarki; siapa yang lebih ting-
IV.1. Kesimpulan Makna Teks gi, siapa yang lebih benar, siapa yang
Konsep salt and pepper di meja lebih beradab dsb. Saat menampilkan
makan ala barat yang memiliki makna kono- spesies manusiapun, mereka mem-
tatif mengenai konsep kebersamaan, keber- bawa-bawa perbedaan itu, seperti
pasangan atau saling melengkapi satu sama menampilkan dengan warna hitam dan
lain. Produk itu sendiri dimana secara visual putih pada produk ini. Padahal jika kita
didapatkan suatu makna konotatif menge- melihat manusia sebagai spesies yang
nai persahabatan, keharmonisan hubungan sama sebenarnya tidak perlu menampil-
antar individu, kesetaraan dan penerimaan kan perbedaan tersebut.
satu sama lain. Dan visualisasi simbol Yin 2. Yin and Yang (Taoisme) sebagai ide-
and Yang yang secara filosofis juga bermak- ologi yang dianggap paling ideal,
na keharmonisan dalam keberbedaan. dapat mengakomodasi (mengajarkan)
Menurut Peirce, metafora adalah tata cara hidup yang harmonis menuju
tanda yang “merepresentasikan suatu karak- keseimbangan dan keharmonisan ke-
ter representatif dari representamen dgn hidupan dunia.
cara merepresentasikannya dengan sesuatu
yang lain secara pararel” (Johansen & Lars- IV.2. Saran
en, 2002). Teks tersebut dapat kita tafsirkan Fokus kajian dalam tulisan ini lebih
sebagai gambaran hubungan manusia yang banyak menekankan pada produk atau arte-
harmonis dalam kesetaraan dalam keber- fak sebagai objek, sehingga masih terbuka
bedaan tanpa ada diskriminasi. Hubungan peluang untuk melakukan pengkajian terha-
manusia direlasikan secara metafora seper- dap desainer sebagai subjek pembuat karya
ti konsep salt and pepper dan berjalan se- tersebut. Kajian yang dapat dilakukan ter-
bagaimana konsep Yin and Yang yang me- masuk tentang kondisi lingkungan tempat-
lihat harmoni sebagai hasil dari keberadaan nya tumbuh dan berkarya, dan bagaimana
dan keseimbangan dari dua hal yang sangat sikapnya terhadap ideologi yang berkem-
berbeda bahkan bertolak belakang. bang disekitarnya sebagai lokus penciptaan
Menurut Barthes, mitos beker- karya desainnya.
ja dengan cara membalik sesuatu sesuatu
yang kultural atau historis menjadi alamiah
(Budiman, 1999). Sementara mitos modern
adalah merupakan sistem semiotika tataran
kedua yang dibangun berdasarkan prinsip
konotatif.
Dalam teks ini juga dapat kita lihat
dua buah mitos, yaitu:
1. Ada suatu cara pandang yang negatif
akan keberbedaan. Manusia diciptakan
dengan berbagai perbedaan ras, suku,
warna kulit, agama, keyakinan dll; na-
mun pada hakikatnya semua manusia
adalah spesies yang sama dan setara.
Manusia yang satu melihat manusia lain
yang memiliki perbedaan ras, agama,
keyakinan, suku dll seolah-olah adalah
“spesies” yang berbeda dengan mereka.
Sehingga mereka mulai saling mencoba
54
Vol. 7, No. 2, April 2020
Daftar Pustaka

Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta :LKiS.


Danesi, Marcel. 2007. The Quest For Meaning: A Guide To Semiotic Theory And Prac-
tice. Toronto: University of Toronto Press.

Darmaprawira W. A, Sulasmi. 2002. Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Band-


ung : Penerbit ITB.

Durlabhji, Subhash. 2004. The Tao of Organization Behaviour. Journal of Business Eth-
ics, Vol 52. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. (diunduh dari www.springerlink.
com, 8 Maret 2011).

Johansen, Jorgen Dines & Larsen, Sven Erik. 2002. Signs In Use. London: Routledge.

Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Penerbit Djam-


batan.

Leborg, Christian. 2004. Visual Grammar. New York: Princeton Architectural Press.

Noth, Winfried. 1995. Handbook of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

Parrinder, Geoffrey. 2005. Teologi Seksual. Yogyakarta : LKiS.

55
Royke Vincentius F, Kajian Semiotika Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker”,
Karya Desainer Alberto Mantilla
Lampiran Gambar :

Gambar 2
Gambar 1 Gestur Memeluk yang Ditunjukkan dengan
Wadah Salt and Pepper yang meminjam Mengulurkan Kedua Tangan.
figur manusia. Sumber : www.the museumofmodernde-
Sumber : www.marketplace.apartmentther- sign.com
apy.com

Gambar 3
Warna Hitam dan Putih, Identik dengan Warna Simbol Yin & Yang
Sumber : dokumen pribadi kompilasi dari berbagai sumber

56
Vol. 7, No. 2, April 2020

Gambar 6A. Garam dan Merica Pada


Setting
Gambar 3A. Tampilan tampak atas Hug Meja Makan Budaya Barat
Salt & Pepper Shaker Sumber : www.etiquettescholar.com
Sumber : www.slideshare.net

Gambar 6B. Garam dan Merica Pada


Setting
Meja Makan Budaya Barat
Gambar 4. Gestur Tidak memeluk. Sumber : www.etiquettescholar.com
sumber : www.amazon.co.uk.

Gambar 5. Gestur Memeluk


Sumber : www.amazon.co.uk.
57
Royke Vincentius F, Kajian Semiotika Desain Produk “Hug Salt and Pepper Shaker”,
Karya Desainer Alberto Mantilla

Gambar 6C
Garam dan Merica Pada Setting Meja Makan Budaya Barat
Sumber : www.etiquettescholar.com

Gambar 7
Simbol Yin&Yang
Sumber : dokumen pribadi

Gambar 8
Kesan Kebergerakan dalam Simbol Yin & Yang
Sumber : dokumen pribadi
58

Anda mungkin juga menyukai