Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

JENIS - JENIS
TES HIV
NAMA KELOMPOK :

AKBAR SYAMSUDDIN
AINIYYAH FALIHAH
AQILAH SALSABILAH L.M
AZIZAH NURUL RAMADHANI A.
FIRMAN
NURUL KISWAH
SISKA DIAN PRATIWI
TASKIA RAMADHANI
WIRAYUDHA SULEMAN

XI MIPA 2
PENDAHULUAN

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sel - sel sistem
kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. Maka
ketika jumlah sel - sel tersebut berkurang akibat rusak, tubuh akan mudah terkena
infeksi dan penyakit lainnya.

Inveksi HIV merupakan penyakit yang berbahaya bahkan dpat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, tes HIV dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh setiap orang.
Terutama yang berisiko terkena penyakit ini.

Dengan dilakukan tes HIV secara berkala, infeksi HIV

HIV
dapat terdeteksi lebih dini, sehingga seseorang yang
terdiagnosis menderita HIV bisa segera memulai
pengobatan dan melakukan perubahan perilaku serta
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
gaya hidup. Semakin cepat infeksi HIV ditangani, semakin
baik pula pengendalian virus tersebut di dalam tubuh.
INDIKASI TES HIV

Tes HIV sebaiknya dilakukan oleh setiap individu, terutama yang berusia antara 13 -
64 tahun, sebagai bagian dari pemeriksaan rutin, dokter juga dapat menganjurkan
tes HIV pada seseorang dengan kondisi sebagai berikut :

Memiliki tanda atau gejala yang mengarah kepada infeksi HIV, seperti infeksi
oportunistik.
Terdiagnosis dengan ganguan kesehatan tertentu, seperti penyakit menular
seksual, hepatitis B atau C, tuberkulosis, atau limfoma.
Sering berganti pasangan, melakukan seks bebas, dan melakukan hubungan
seksual tanpa kondom.
Bayi yang dilahirkan oleh wanita penderita HIV.

Dokter juga menganjurkan tes HIV dilakukan lebih rutin


setiap 3 atau 6 bulan sekali pada orang berisiko tinggi
terpapar virus HIV, seperti pasangan penderita HIV, HIV
Homoseksual yang aktif secara seksual, dan pekerja seks HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

komersial.
INDIKASI TES HIV

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil tes HIV yaitu :

Menjalani tes ketika masih berada dimasa jendela (Window Period), yaitu ketika
antibodi terhadap HIV belum Terbentuk.
Menderita ganguan kesehatan, seperti penyakit autoimun, leukimia, atau sifilis.
Menjalani vaksinisasi baru - baru ini.
Mengonsumsi obat kortikosteroid.
Mengonsumsi terlau banyak alkohol.

Kondisi diatas dpat membuat hasil tes HIV positif walaupun pasien tidak terinfeksi
HIV (positif palsu), atau sebaliknya, hasil tes negatif padahal pasien terinfeksi HIV
(negatif palsu).

HIV
Tidak semua Obat - obatan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan HIV, kecuali yang disebutkan diatas.
begitupun dengan penggunaan salep atau obat yang
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
dioles ke kulit seharusnya tidak akan mempengaruhi
hasil pemeriksaan tes HIV pada Anda.
INDIKASI TES HIV

Umumnya, pasien tidak memerlukan persiapan khusus untuk menjalani tes HIV. akan
tetapi, dokter dapat melakukan sesi konseling sebelum dan setelah tes untuk
membahas beberapa hal di bawah ini :
Prosedur tes HIV yang akan dilakukan, interpretasi hasil tes, dan tes jenis lain
yang mungkin dilakukan.
Diagnosis infeksi HIV yang dapat mempengaruhi pandangan sosial, emosional,
profesional, dan finansial pasien.
Berbagai manfaat diagnosis dan pengobatan sejak dini.

Pentingnya untuk memberi tahu dokter bagaimana dan dimana dokter dapat
menghubungi pasien ketika hasil tes keluar. Selain itu, ada beberapa kondisi yang
perlu pasien informasikan ke dokter sebelum menjalani tes HIV jika memilikinya. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi risiko terjadi efek samping setelah tes. kondisi -
kondisi tersebut adalah mudah memar dan gangguan pendarahan, seperti Hemofilia.

Diluar kondisi diatas, pasien juga harus memberi tahu


dokter sebelum menjalani tes HIV jika sedang
mengonsumsi obat pengencer darah atau antikoagulan,
seperti aspirin dan warfarin.
HIV
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
JENIS - JENIS
TES HIV

TES ANTIBODI

Tes HIV ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam darah. Antibodi HIV
adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons
terhadap infeksi HIV, biasanya 1 - 3 bulan setelah terinfeksi. Umumnya, tes ini
digunakan untuk skrining awal. Tes antibodi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) dilakukan dengan memasukkan


sampel darah ke wadah yang berisi antigen HIV. Jika darah mengandung antibodi
HIV, warna darah akan mengali perubahan.
Rapid HIV Test secara prosedur hampir sama dengan ELISA. Bahkan tes ini
cendrung lebih mudah dilakukan. Hasil tes pun dapat keluar pada hari yang sama.
Hanya saja meski prosesnya mudah dan hasilnya cepat keluar, rapid HIV test
memiliki tingkat akurasi yang rendah, sehingga memerlukan tes lanjutan.

Umumnya tes HIV yang mendeteksi antibodi HIV


memerlukan tes lanjutan untuk memperkuat hasil tes.
Tes lanjutan tersebut dinamakan confimatory assay yang
dilakukan dengan metode pemisahan protein antibodi
yang diekstrak dari sel darah. Selain itu hasil tes
HIV
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

confimatory assay juga dilakukan untuk membedakan


jenis virus HIV, apakah HIV 1 atau HIV 2.
JENIS - JENIS
TES HIV

TES PCR
Tes PCR (polymerase chain reaction) digunakan untuk mendeteksi materi genetik
(RNA atau DNA) HIV dalam darah. Sama seperti tes antobodi, tes ini dilakukan
dengan mengambil sampel darah untuk kemudian diperiksa lebih lanjut di
laboratorium.

Tes PCR (polymerase chain reaction) adalah tes yang paling akurat. Tes ini bahkan
dapt mendeteksi infeksi HIV walaupun sistem kekebalan tubuh belum meproduksi
antibodi terhadap virus tersebut. Nmaun sayangnya, tes ini jarang digunakan karena
membuthkan biaya yang cukup besar dan waktu serta tenaga yang banyak.

TES kombinasi antibodi-antigen


Ab-Ag test dilakukan untuk mendeteksi antigen HIV yang dikenal dengan p24 atau
antibodi HIV 1 atau HIV 2. Antigen bisa didapatkan dalam darah lebih cepat dari
pada antibodi. Oleh karena itu, tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi HIV sekitar
2 - 6 minggu setelah waktu perkiraan infeksi.

HIV
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
PROSEDUR
TES HIV

Tes HIV umumnya dilakukan melalui prrosedur pengambilan sampel darah yang
hanya memakan waktu kurang dari 5 menit. Pengambilan sampel darah ini biasanya
dilakukan dilipatan siku. Berikut ini langkah - langkah pengambilan sampel darah :

Dokter akan mengikat lengan atas pasien dengan tali elastis untuk membendung
aliran darah, sehingga pembuluh darah disekitar ikatan lebih terlihat dan mudah
untuk ditusuk.
Dokter akan membersihkan area kulit yang akan ditusuk jarum dengan alkohol.
Usai kulit dibersihkan dokter akan menusukkan jarum yang terhubung dengan
tabung penampung darah ke pembuluh darah vena pasien.
Setelah jumlah darah yang diambil cukup dokter akan melepaskan tali elastis dari
lengan pasien.
Ketika jarum dilepas pasien perlu menekan area suntikan dengan kapas atau kain
kasa beralkohol agar pendarahan berhenti.
kemudian dokter akan menutup area suntikan dengan perban atau plaster luka.

HIV
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
HASIL TES HIV

Sampel darah yang telah diambil akan dianalisis di laboratorium. Tergantung pada
jenis tes yang digunakan, hasil tes HIV bisa keluar dalam beberapa hari hingga
beberapa minggu. Hasil tes HIV bisa berupa negatif, positif atau tidak dapat
ditentukkan. Berikut ini penjelasannya :

Negatif Hasil tes HIV dapat dikatakan negatif jika tidak ditemukkan antibodi,
antigen, atau materi genetik HIV di dalam darah pasien.
Positif sebaliknya dari hasil negatif Hasil tes HIV dapat dikatakan positif jika
ditemukkan antibodi, antigen, atau materi genetik HIV di dalam darah pasien.
Tidak Dapat Ditentukan pada beberapa kasus, Hasil tes HIV tidak secara jelas
menunjukkan pasien terinfeksi HIV atau tidak. Kondisi ini dapat terjadi ketika
antibodi HIV belum berkembang atau ketika jenis antibodi lain menganggu hasil
tes. Jika ini terjadi tes PCR dapat dilakukan untuk memastikan diangnosis. Pasien
yang tetap memiliki hasil tes tidak tentu selam 6 bulan atau lebih disebut stable
indeterminate dan dianggap tidak terinfeksi HIV.

Jika hasil tes HIV negatif, bukan berarti pasien tidak terinfeksi HIV. Pasien mungkin
masih dalam masa inkubasi virus atau didalam masa jendela (window period). Dokter
akan menganjurkan pasien untuk menjalani tes ulang 3 bulan setelah tes pertama.
HASIL TES HIV

Jika pasien dinyatakan positif terinfeksi HIV, Dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan seperti :

pemeriksaan CD4, yaitu pemeriksaan untuk menghitung jumlah sel kekebalan


tubuh bernama CD4 yang dapat menurun akibat infeksi HIV.
Viral load, yaitu pemeriksaan untuk menghitung jumlah virus yang terdapat
didalam tubuh.
Dengan kedua pemeriksaan lanjutan tersebut, Dokter dapat menetukan dan
merencanakan langkag serta jenis pengobatan yang tepat bagi pasien. Selain itu, ada
beberapa langkah awal yang kan dianjurkan oleh dokter setelah pasien terdiagnosis
HIV, yaitu :

Berdiskusi dengan sesama penderita HIV untuk membantu beradaptasi dengan


kondisi.
Mengomsumsi obat antiretoviral (ART) untuk menghambat perkembangan HIV,
melindungi sistem imun tubuh, dan menekan risiko penularan kepada orang lain.
Menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi dan mencegah kemungkinan
adanya infeksi menular seksual lain.
Meminta pasangan untuk menjalani tes HIV.
Mengunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai