Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 6 Membuat novel sejarah

BAHASA INDONESIA

Nama:Katharina Armelia Bili

Kelas:XII IPA 1

Kerangka

Peristiwa sejarah Pengembangan peristiwa

Pasukan Inggris tiba di Bandung pada Nenek pun melanjutkan ceritanya Pasukan
12 Oktober 1945 Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di
Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945.

Perlawanan dari badan-badan perjuangan Malam tanggal 21 November 1945, TKR dan
pada 12 November 1945 badan-badan perjuangan melancarkan
serangan terhadap kedudukan-kedudukan
Inggris di bagian utara.

Pembumi hangusan kota Bandung pada 23 Mereka memutuskan untuk membakar seluruh
Maret 1946 rumah mereka, para penduduk tidak rela bila
Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak
Sekutu dan NICA.

Bangkitnya semangat masyarakat Bandung Namun masyarakat berusaha sekuat tenaga


untuk kembali membangun kota mereka yang
sudah hangus terbakar, dengan harapan yang
besar mereka berharap hal yang dialami kota
mereka tidak akan pernah terjadi lagi
dimanapun itu.
HALO, BANDUNG!

Siang itu kami sedang bersiap-siap kerumah Nenek di Bandung aku tinggal di Ibu kota
bersama orangtua ku tapi mereka harus pergi bekerja diluar dalam waktu yang cukup jadi aku
dititipkan kepada nenek ku, aku merasa senang karena sudah lama tidak mengunjungi nenek, aku
merindukan seblak buatan nenek yang sangat khas rasanya, duh jadi laper gara-gara inget seblak
nenek.

Ketika sampai di rumah nenek aku disambut dengan oleh seorang wanita rentan dengan
wajah gembira yah dia Nenek ku. Ayah dan Ibu langsung berpamitan dan berangkat, aku dan
nenek masih duduk di teras rumah nenek udara di sana sangat segar aku dan nenek bercerita
cukup lama dan ini yang kutunggu-tunggu waktu makan malam aku makan seblak buatan nenek
“hmm tidak ada yang lebih enak dari seblak buatan nenek” kata ku sambil menyeruput kuah
seblak, setelah itu nenek menyuruhku untuk beristirahat dikamar ku.

Siang hari dirumah nenek ku sangat sepi aku merasa bosan lalu aku teringat dulu nenek
sering menyanyi sambil bermain gitar untuk ku, aku jadi ingin bermain gitar. “Nenek aku ingin
meminjam gitar nenek” kata ku, “ambil saja di kamar nenek gitarnya ada di sebelah lemari”
balas nenek. Aku berjalan menuju kamar Nenek dari pintu saja aku sudah bisa mencium bau
minyak urut biasalah orang tua, di dalam kamar Nenek terdapat banyak barang-barang antik
sudah seperti di museum sajah, sambil melihat-lihat kamar nenek ku aku terpaku pada satu foto
yang terlihat sudah sangat usang dalam foto itu ada dua anak kecil laki-laki dan perempuan saat
melihat yang perempuan aku langsung tau itu adalah nenek tapi siapa laki-laki difoto tersebut?

Aku kembali keteras dengan membawa foto tersebut, aku jadi melupakan tujuan awal ku
kekamar nenek tapi aku penasaran dengan foto tersebut “Nek siapa laki-laki yang bersama difoto
ini?” Tanya ku, “oh dimana kamu mendapatkan foto itu?” Tanya nenek “aku melihatnya dikamar
nenek laki-laki difoto ini membuatku penasaran” nenek melihatku dengan senyum tipis “kamu
ingin mendengar sebuah cerita?” kata nenek, dari dulu aku sangat senang mendengar cerita-
cerita dari nenek apalagi kisah tentang jaman perang dulu “ya aku mau nek” jawab ku dengan
penuh semangat.
Nenek mulai bercerita, dulu pada masa penjajahan ada dua pemuda pemudi yang sangat
mendambakan perdamaian karna mereka tau betul bagaimana rasanya hidup didalam tekanan
penjajahan, sehingga saat Indonesia merdeka mereka berusaha sekuat tenaga agar dapat
mempertahankan kemerdekaan apa lagi mereka harus berusaha hidup sendiri bersama ibu
mereka lantaran ayahnya yang pergi berperang dan tak pernah kembali, walaupun mereka
sempat merasakan sedikit kebebasan namun itu hanya sebentar, mereka harus berhadapan lagi
dengan mereka yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia “siapa orang-orang yang berani
merebut kemerdekaan Indonesia nek?” kata ku memotong cerita nenek, nenek lalu mengusap
kepalaku “makanya dengarkan dulu cerita nenek” ucap nenek sambil tersenyum.

Nenek pun melanjutkan ceritanya Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba
di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah
RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali
TKR, diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp
tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya,
bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 21 November
1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan
Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan
sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur
Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan
bersenjata.

Mereka tidak terima dengan pernyataan inggris yang meminta mereka mengosongkan
tempat tinggal mereka, mereka tahu sekutu dan NICA ingin menjadikan rumah penduduk
sebagai markas mereka para masyarakatpun melakukan musyawarah Madjelis Persatoean
Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik In[2].
Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil
musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan
besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu
pembakaran kota berlangsung pada tanggal 23 Maret 1946.
Mereka memutuskan untuk membakar seluruh rumah mereka, para penduduk tidak rela
bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Di mana-mana asap hitam
mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati mereka menyaksikan sediri
bagaimana kota mereka yang tercinta menjadi lautan api. Hanya air mata yang dapat
menggambarkan kesedihan dihati mereka, namun mereka sama sekali tidak menyesal karena
dengan begini mereka bisa mencegah mereka yang berusaha merebut kemerdekaan Indonesia
yang sudah diperjuangkan dengan banyak pertumpahan darah.

Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang
paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang
amunisi besar milik Tentara Sekutu. “Kamu masih ingat kedua pemuda pemudi yang nenek
ceritakan diawal?” Tanya nenek tiba-tiba, “masih ingat nek mereka yang suka perdamaian itu
kan?” jawab ku dengan semangat. Nenek tertawa kecil “haha iya, salah satu dari mereka yang
pemuda ikut dalam misi untuk mengahancurkan gudang amunisi milik inggris.” Tiba-tiba raut
wajah nenek terlihat sedih “sang pemuda pemberani itu berhasil meledakan gudang dengan
dinamit, tapi sayang ia harus mengorbankan nyawanya agar gudang amunisi tersebut hancur,
saking besarnya rasa cinta pemuda tersebut terhadap tanah air ini, begitu besar hasratnya untuk
memperoleh perdamaian, begitu cintanya ia kepada bumi pertiwi ini ia sampai rela
mengorbankan nyawanya untuk semua itu.

“Apakah dia adalah pria difoto ini nek?” Tanya ku, namun sekali lagi nenek hanya
tersenyum, lalu ku ganti pertanyaan ku “jadi bagaimana dengan kota itu nek? Apakah semua
rakyat itu pergi mencari tempat tinggal baru?” “tentu saja tidak mereka memang membumi
hanguskan rumah mereka tapi bagaimanapun juga itu adalah tempat kelahiran mereka yang
tercinta. Memang pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat
dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding
dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI
bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Namun
masyarakat berusaha sekuat tenaga untuk kembali membangun kota mereka yang sudah hangus
terbakar, dengan harapan yang besar mereka berharap hal yang dialami kota mereka tidak akan
pernah terjadi lagi dimanapun itu, “Selesai” ujar nenek.
kata terakhir itu membuat ku sedih karena aku masih ingin mendengar cerita nenek,
namun seperti biasa cerita nenek sangat seru sampai membuat ku termangap-mangap “wah kisah
itu sangat bagus nek, aku sangat senang bisa mendengar cerita itu dari nenek nanti akan ku
ceritakan juga pada anak-anak ku nanti hehe” kata ku sambil tertawa kecil, “tapi nenek masih
belum menjawab pertanyaan ku, siapa laki-laki difoto ini?” “dia adalah salah satu orang yang
berjasa dalam kisah tadi” kata nenek. “Mungkinkah dia….” Kata ku sambil melihat nenek yang
tersenyum sambil menganggukan kepala. “Wow itu keren sekali nek” kata ku sambil berdiri,
nenek hanya melihatku dengan senyuman hangat.

Setelah itu aku langsung teringat kalau tadi aku ingin mengambil gitar dikamar nenek,
aku langsung kekamar nenek dan mengambil gitar lalu kembali dan mengajak nenek untuk
bernyanyi, tebak lagu apa yang kita nyanyikan, ya lagu "Halo, Halo Bandung" sambil
mengenang masa-masa kelam Bandung menjadi lautan api.

~SELESAI~

TERIMA KASIH☺

Anda mungkin juga menyukai