Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fikri Yani Aulia Rahman

Nim :010718007
Mata Kuliah :Penjaminan Mutu
Prodi :S1 Farmasi

PENJAMIN MUTU

1. W. Edwards Deming
Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar
karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan
kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam
membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.

Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen. Masalah utama
dalam dunia industri adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun perencanaan
ke depan. Empat belas poin Deming yang termasyhur merupakan kombinasi filsafat baru
tentang mutu dan seruan terhadap manajemen untuk merubah pendekatannya. Dia
mengkombinasikan konsep tersebut mulai dari wawasan psikologis sampai pada
kendala-kendala dalam mengadopsi kultur mutu (Quality Culture). Empat belas poin
tersebut merupakan intisari dari teori manajemennya, sementara “tujuh penyakit
mematikan” adalah konsepnya tentang kendala bagi perbaikan mutu.

Empat belas Prinsip Manajemen Deming sebagai berikut.

a. Menciptakan kegunaan yang konstan terhadap perbaikan produk dan jasa.


b. Mengambil filosofi baru dengan menolak kebiasaan penerimaan kesalahan, kerusakan,
dan penundaan.
c. Menghilangkan ketergantungan pada inspeksi massal.
d. Meminimumkan biaya total.
e. Perbaikan secara konstan, dan selamanya, sistem produksi untuk memperbaiki mutu dan
produktivitas dan secara konstan mengurangi biaya.
f. Pelatihan pada semua bidang kerja untuk semua karyawan.
g. Menitikberatkan manajemen dan penyelia (supervisor) pada kepemimpinan karyawan
untuk membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
h. Menghilangkan ketakutan. Jangan memarahi karyawan untuk masalah sistem.
Kembangkan komunikasi 2 arah yang efektif. Hilangkan management by control.
i. Singkirkan penghalang antardepartemen. Kembangkan kerja sama antara area yang
berbeda, seperti riset, desain, produksi, dan penjualan.
j. Hilangkan program, desakan, dan slogan yang memerlukan tingkat produksi baru tanpa
adanya metode yang lebih baik.
k. Hilangkan kuota, standar kerja, dan tujuan yang berubah-ubah yang berinterferensi
dengan mutu. Sebagai gantinya, kepemimpinan dan perbaikan terus-menerus dari proses
kerja.
l. Singkirkan barrier (sistem yang salah dan manajemen yang salah) yang menghilangkan
kebanggaan karyawan akan pekerjaannya.
m. Kembangkan pendidikan dan perbaikan diri terus menerus dari seluruh karyawan.
n. Ajak semua karyawan pada implementasi keempat belas prinsip ini.

2. Joseph M. Juran
Joseph M. Juran dilahirkan tahun 1904 di Romania dan kemudian datang ke Amerika
Serikat tahun 1912. Dia memperoleh gelar dalam bidang teknik dan hokum, dia
dimajukan sebagai manajer mutu di Western Electric Company, administrator pemerintah
dan profesor teknis di New York University sebelum memulai pekerjaan sebagai
konsultan karir tahun 1950. Juran dinobatkan sebagai salah seorang arsitek revolusi mutu
di Jepang, dimana dia selalu mengajar dan menjadi konsultan mulai tahun 1954. Namun,
dia menganggap bahwa orang yang paling bertanggungjawab pada revolusi mutu Jepang
adalah manajer operasi dan pakar mutu. Tahun 1979, dia mendirikan Institut Juran yang
melaksanakan pelatihan dan mempublikasikan karya-karya terkait dengan mutu. Juran
yang merupakan salah seorang guru dalam manajemen mutu memberikan definisi
manajemen mutu sebagai suatu kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan mutu tertentu
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mutu menjadi bagian dari setiap agenda manajemen atas.
b. Sasaran mutu dimasukkan dalam rencana bisnis.
c. Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking, fokus pada pelanggan dan pada
kesesuaian kompetisi, disana adalah sasaran untuk peningkatan mutu tahunan.
d. Sasaran disebarkan ke tingkat pengambilan tindakan.
e. Pelatihan dilakukan di semua tingkatan
f. Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
g. Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan
sasaran.
h. Penghargaan diberikan terhadap kinerja terbaik.
i. Sistem imbalan diperbaharui.

3. Philip B. Crosby

Philip B Crosby dilahirkan di pada tahun 1926 di Whelling, West Virginia.


Crosby memiliki keahlian di bidang podiatry (pengobatan kaki) tetapi dia memutuskan
tidak menyukainya. Pada tahun 1952 ia menjadi seorang insinyur handal untuk Crosley
Corporation di Richmond, Indiana. Selanjutnya ia bekerja untuk Martin Corporation dari
tahun 1957 sampai 1965. Crosby bertanggung jawab atas mutu pada proyek Pershing.
Dari tahun 1965 sampai tahun 1979 ia menjabat direktur mutu bagi ITT. Pada tahun
1979, dia mendirikan Philip Crosby Associates (PCA) di Winter Park, Florida. Pada
tahun 1991 berhenti dari PCA dan memulai Karir IV Inc. untuk membantu pertumbuhan
eksekutif.

Menurut Philip B Crosby, Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai


dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai
dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi
bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.

Crosby manyamakan mutu dengan pencegahan (prevention). Oleh karena itu,


inspeksi, pengujian, pemeriksaan dan teknik bukan pencegahan lainnya tidak memiliki
tempat. Crosby mempertahankan bahwa tidak ada alasan sama sekali untuk melakukan
kesalahan atau kecacatan pada produk atau layanan apapun.

4. Kaoru Ishikawa
Menurut Ishikawa mutu adalah dua tingkatan definisi, yaitu terlibat dalam kontrol
kualitas untuk memproduksi produk-produk dengan kualitas yang dapat memenuhi
persyaratan konsumen. Poin penting definisi mutu menurut Ishikawa adalah bahwa (1)
kualitas setara dengan kepuasan konsumen, (2) kualitas harus didefinisikan secara
komprehensif, (3) kebutuhan konsumen dan persyaratan berubah terus menerus, oleh
karena itu definisi mutu juga selalu berubah, dan (4) harga suatu produk atau jasa
merupakan bagian penting dari kualitas.

TQM merupakan singkatan dari Total Quality Management yang merupakan kepuasan
pengguna dan perbaikan layanan yang berkesinambungan. Dalam bahasa Indonesia,
TQM dapat juga disebut sebagai Pengelolaan Mutu Total atau PMT. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, fokus dari PMT adalah klien, konsumen, pembeli.Beberapa
komponen utama yang menyusun PMT, seperti yang dipaparkan oleh Wallach 2011
adalah:

a. Variabel kualitas yang lebih baik;


b. Memberikan tanggapan yang cepat;
c. Fleksibilitas dalam menghadapi pengguna;
d. Biaya yang minim untuk peningkatan kualitas dan kerja lainnya.

5. Genichi Taguchi
Mutu didefinisikan oleh Genichi Taguchi, yang merupakan insinyur dan penulis
Jepang yang terkenal, sebagai “menghindari loss dari produk yang dikirim yang
disebabkan oleh society” (Pinto dan Kharbanda, 1996). Pengertian mutu juga tergantung
pada pengaruh lingkungan eksternal sehingga produk yang bermutu harus
memperhatikan: 1) produksi dan konsumsi eksternal yang berkaitan dengan produk, 2)
tingkat kepuasan konsumen, dan 3) penciptaan nilai yang tertinggi terhadap pasar (Miles
dan Russell, 1997).
Beberapa organisasi percaya bahwa mutu dan efisiensi berkaitan, karena proses
untuk memproduksi produk bermutu tinggi biasanya memiliki tingkat efisiensi yang
tinggi. Ketika mutu jelek maka produk harus dikerjakan kembali atau dibuang dan biaya
per unit dari produksi yang baik meningkat. Ketika mutu meningkat, produk sisa dan
pengerjaan kembali menjadi turun, begitu juga dengan biaya. Banyak orang
menghubungkan mutu suatu produk dengan kinerja, atribut atau fitur (features). Sebagai
contoh, ada orang yang percaya bahwa Roll Royce memiliki mutu yang lebih baik dari
Buick karena Roll Royce memiliki lebih banyak fitur. Tetapi bila mutu diartikan “sesuai
dengan spesifikasi”, maka Buicks sebenarnya mempunyai mutu yang lebih baik dari Roll
Royce, karena pada umumnya konsumen melaporkan bahwa Buicks memiliki tingkat
kerusakan tiap kendaraan yang lebih kecil daripada Roll Royce.
Mutu sangat penting bagi konsumen karena konsumen mengharapkan untuk
mendapat apa yang telah mereka bayar. Mutu yang baik menunjukkan konsumen
mempunyai resiko yang rendah untuk menjadi kecewa. Suatu organisasi yang menjaga
komitmennya lebih baik terhadap konsumen akan meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan.
Mutu adalah ukuran relatif kebaikan suatu produk (Mulyadi, 1993). Produk
bermutu (quality product) adalah suatu produk yang memenuhi harapan konsumen.
Konsep dari produk yang bermutu dapat digunakan dalam berbagai cara. Garvin
membedakan delapan dimensi fundamental dari produk yang bermutu tinggi:
performance, features, reliability, conformance to specifications, durability,
serviceability, product aesthetics, dan perceptions (Anderson dan Sedatole, 1998).
Delapan dimensi tersebut dapat dibagi dalam dua kategori aktivitas manajemen mutu,
yaitu quality of design dan quality of conformance.

Anda mungkin juga menyukai