Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2088-8201

VERTICAL GREENERY PADA SARANA DAN PRASARANA


TRANSPORTASI PUBLIK UNTUK MENDUKUNG KOTA HIJAU

1 2 3
Fitria Nurhasanah , Indah Ulfia Utami , Ray March Syahadat
Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Sains dan Teknologi Nasional
1
Email: fitrianurhasanah406@gmail.com
2
indahulfiautami@gmail.com
3
ray.arl@istn.ac.id

ABSTRAK

Perencanaan kota yang terjadi selama ini biasanya hanya terfokus pada struktur perkerasaan.
Akibatnya beberapa permasalahan timbul seperti meningkatnya suhu perkotaan, penurunan
kualitas udara bersih, penurunan kualitas visual, hilangnya sense of landscape, dan terganggunya
ekosistem di perkotaan. Selanjutnya, bertambahnya jumlah penduduk dan berkurangnya area
ruang terbuka hijau (RTH) membuat kita harus memikirkan alternatif untuk meningkatkan kualitas
hidup di perkotaan. Sistem vertical greenery menjadi salah satu solusi yang sering digunakan pada
bangunan. Artikel ini mencoba memberikan sebuah solusi untuk memanfaatkan konsep vertical
greenery bukan hanya untuk bangunan, tetapi pada sarana dan prasarana transportasi umum
yang banyak tersebar di perkotaan. Diharapkan dengan mengoneksikan potensi kuantitas sarana
dan prasarana transportasi publik, tanaman dengan kemampuan mereduksi polutan, serta
teknologi vertical greenery, dapat membantu mengurangi permasalahan akan kurangnya RTH
perkotaan yang secara tidak langsung memiliki dampak pada kualitas hidup di perkotaan. Studi
dilakukan di Jakarta dan Singapura pada bulan November-Desember 2016. Hasil yang diperoleh
terdapat 14 kriteria tanaman dan 34 spesies tanaman yang dapat digunakan untuk vertical
greenery pada sarana dan prasarana transportasi publik di perkotaan.
Kata Kunci : ekosistem perkotaan; lanskap; kriteria; kualitas visual; kualitas hidup
perkotaan; sense of landscape; ruang terbuka hijau; RTH; suhu perkotaan;
udara bersih

1. PENDAHULUAN penurunan kualitas udara bersih, penurunan


Pada saat ini sedang banyak kualitas visual serta sense of landscape, dan
dicanangkan perencanaan kota yang penurunan keanekaragaman hayati
berbasis green city atau lebih sering disebut perkotaan. Padahal, seharusnya
sebagai perencanaan kota hijau. perencanaan maupun perancangan haruslah
Perencanaan dengan konsep ini sebagai sejalan dengan alam [3]
langkah untuk memperbaiki kualitas hidup Pembangunan kota-kota besar di
manusia dan juga kualitas lingkungan di Indonesia dapat menjadi salah satu contoh.
sekitarnya di daerah perkotaan. Pembangunan yang dilakukan pada kota-
Perencanaan kota hijau ini dapat kota tersebut bertujuan mendukung kegiatan
menerapkan suatu konsep yang disebut perekonomian dan industri yang
segitiga perencanaan. Konsep tersebut berlangsung. Namun, mereka sering
memberikan perhatiaan akan perlindungan mengabaikan kebutuhan akan ruang terbuka
terhadap lingkungan sekitar, pembangunan hijau. Hal ini diperparah dengan
terhadap ekonomi, dan juga kesejahteraan bertambahnya jumlah penduduk yang
terhadap lingkungan sosial [1]. memiliki hubungan dengan kebutuhan akan
Perencanaan kota yang terjadi selama tempat tinggalnya [4]. Ruang terbuka hijau
ini biasanya hanya terfokus pada struktur yang tersedia juga biasanya tidak diikuti oleh
perkerasaan. Akibatnya beberapa penambahan tanaman berusia muda karena
permasalahan timbul seperti terus masalah keterbatasan lahan. Padahal
meningkatnya suhu bumi [2]. Selain itu tanaman jenis pohon usia muda terutama
terdapat pula permasalahan seperti dengan tajuk lebar, dilaporkan memiliki

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 101
untuk Mendukung Kota Hijau
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 101 - 108

intensitas fotosintesis yang tinggi dan dan tumbuhan [6][7]. Saat ini, kita semua
memiliki jumlah stomata yang lebih banyak telah mengetahui bahwa pengaruh polusi
sehingga dapat menyerap CO2 lebih banyak udara juga dapat menyebabkan pemanasan
dari pohon tua [5]. efek rumah kaca yang menjadi faktor
Untuk menyelesaikan masalah pendorong menimbulkan pemanasan global
tersebut, itu kita bisa memanfaatkan bagian- [8].
bagian dari bangunan yang memungkinkan Dengan adanya efek buruk berupa
untuk menjadi sesuatu yang dapat pencemaran udara dan meningkatnya
menyeimbangkan akan kebutuhan ruang temperatur di perkotaan seperti yang telah
hijau yang berkurang dengan hal yang dijelaskan maka perlu adanya perbaikan
disebut sebagai vertical greenery. Vertical terhadap sarana dan prasarana transportasi
greenery adalah sebuah konsep dimana kita publik sebagai tempat yang paling dekat
dapat membuat ruang terbuka hijau tidak dengan penghasil polusi di perkotaan.
hanya pada permukaan horizontal seperti Sarana dan prasarana ini menjadi tempat
halnya tanah, tetapi juga bisa pemberhentian, keberangkatan, transit
menerapkannya di bagian yang vertikal ataupun parkir dari banyaknya jenis
seperti dinding bangunan berupa gedung transportasi publik yang ada. Tempat-tempat
rumah ataupun tiang-tiang penyangga jalan. tersebut juga menjadi tempat yang banyak
Pada ini sudah banyak gedung– dikunjungi oleh publik untuk menunggu
gedung di Jakarta yang telah mencoba kedatangan transportasi publik dalam
menerapkan sistem vertical greenery, menunjang kegiatan sehari-hari seperti pergi
contohnya seperti di cafe beer garden yang bekerja. Maka untuk memperbaiki kualitas
terletak di Jakarta Selatan dan Awan Lounge udara dan juga menurunkan temperatur di
Kosenda Hotel Jakarta. Negara tetangga kita perkotaan merupakan sesuatu yang sangat
Singapura, bahkan memiliki icon yang diperlukan untuk memberi kenyamanan
mendunia dari pengalikasian vertical kepada pengguna sarana dan prasarana
greenery yaitu di Gardens by The Bay. transportasi publik yang dinilai masih belum
Meskipun penerapan dari sistem vertical memenuhi akan kebutuhan tersebut.
greenery ini masih banyak yang Vertical greenery sesungguhnya tidak
mengutamakan pada keindahan namun hanya dapat digunakan pada bangunan
sebenarnya potensi ini dapat dimanfaatkan tetapi juga pada elemen-elemen perkotaan
untuk menyelesaikan masalah ekologi lain yang berbentuk vertikal. Artikel ini
perkotaan lainnya seperti polusi udara, urban mencoba memberikan sebuah solusi untuk
heat island, dan penurunan keanekaragaman memanfaatkan konsep vertical greenery
hayati perkotaan. bukan hanya untuk bangunan, tetapi pada
Berkembangnya suatu kota berkaitan sarana dan prasarana transportasi umum
pula dengan berkembangnya masalah yang banyak tersebar di perkotaan. Untuk itu
transportasi yang terjadi, sehingga masalah perlu diketahui kriteria dan jenis tanaman
ini akan selalu membayangi perkembangan yang dapat diaplikasikan pada vertical
suatu wilayah perkotaan. Sementara itu greenery di sarana dan prasarana
keterbatasan sumber daya menyebabkan transportasi publik. Diharapkan dengan
penambahan prasarana transportasi mengoneksikan potensi kuantitas sarana dan
tertinggal. Implikasinya adalah terjadinya prasarana transportasi publik, tanaman
kemacetan lalu lintas yang makin hari makin dengan kemampuan mereduksi polutan,
ekstensif, sehingga aktivitas masyarakat serta teknologi vertical greenery, dapat
terhambat, pemanfaatan sarana dan membantu mengurangi permasalahan akan
prasarana menjadi tidak efisien, tingkat kurangnya ruang terbuka hijau perkotaan.
keselamatan lalulintas menurun, dan
pencemaran lingkungan yang ditimbulkan 2. METODOLOGI
lalu lintas bertambah. Kualitas udara juga Tahapan studi yang dilakukan pada
mengalami perubahan yang disebabkan oleh artikel ini terdiri atas empat tahapan yaitu
terjadinya pencemaran udara, atau, sebagai penentuan topik dan permasalahan,
berubahnya salah satu komposisi udara dari pengumpulan data, analisis dan sintesis, dan
keadaan yang normal karena masuknya zat diakhiri dengan pembuatan ilustrasi. Metode
pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel pengumpulan data yang dilakukan yaitu studi
kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah literatur dan observasi. Kegiatan observasi
tertentu. Pada suatu jangka waktu yang dilaksanakan di Jakarta dan Singapura
cukup lama, pencemaran ini dapat selama November-Desember 2016. Data
mengganggu kehidupan manusia, hewan, yang dikumpulkan pada kegiatan observasi

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 102
untuk Mendukung Kota Hijau
ISSN: 2088-8201

antara lain jenis vegetasi yang digunakan • Estetika


pada vertical greenery dan juga − Sebuah kota yang hijau dari atas
pengaplikasiannya terhadap sistem. Data dapat dijadikan sebagai identitas
kemudian diolah secara deskriptif. kota.
Pembuatan ilustrasi pengaplikasian sistem
− Memperindah pemandangan kota.
vertical greenery menggunakan software
− Meningkatkan nilai dari desain
Adobe Photoshop CS6.
arsitektural kota.
3. HASIL DAN ANALISA − Sebagai icon/landmark sebuah kota.
3.1. Vertical Greenery − Menyaring atau menutupi
Sistem vertical greenery sebagai pemandangan tidak menarik dari
penggabungan hijauan ke dalam bentuk sebuah bangunan.
bangunan di kota termasuk taman balkon, − Meningkatkan nilai keindahan dari
teras bertingkat, dan juga taman rooftop [9]. sebuah ruang publik kota.
Vertical greenery juga dapat didefinisikan • Lingkungan
sebagai sebuah sistem menumbuhkan − Mengurangi kenaikan temperatur di
tanaman ke atas ataupun merambat area perkotaan.
terhadap dinding fasad bangunan atau
− Mengatur iklim mikro.
dinding bangunan lainnya [10]. Sistem
− Memperbaiki kualitas udara dengan
vertical greenery menjadi sebuah strategi
untuk menghijaukan sebuah kota dengan menyerap polusi dan debu.
memanfaatkan ruang berupa dinding-dinding − Mengurangi efek rumah kaca dengan
yang besar dan tersedia juga merupakan menyerap CO2 .
bagian dari sebuah bangunan di daerah − Meningkatkan biodiversitas.
perkotaan. − Meningkatkan penyimpanan air
Vertical greenery sendiri dikategorikan hujan.
ke dalam dua sistem yaitu support dan − Efek mengobati tatanan lanskap
carrier. Sistem support mengutamakan yang berkurang.
penggunaan material yang mendukung akan • Ekonomi
pertumbuhan tanaman yang memanjat − Mengurangi kebutuhan akan
keatas, maka pada sistemnya dibuat lubang-
pendingin ruangan.
lubang dengan material yang cocok dan
− Membantu menyaring suara.
dibuat untuk mengarahkan tumbuhan
memanjat hingga ke atas bangunan. Sistem − Menambah nilai properti sebuah
carrier, lebih mengutamakan pada variasi bangunan.
tanaman yang digunakan, karena sistem − Melindungi fasad bangunan dari
secara harfiah berarti membawa dengan sinar matahari langsung yg dapat
maksud membawa tanaman pada merusak fasad.
permukaan horizontal, contoh sistem ini
adalah penggunaan kantung-kantung 3.2. Vertical greenery pada sarana dan
tanaman dari material geo-textile ataupun prasarana transportasi publik
pot-pot kecil yang disusun pada bidang Sistem vertical greenery dapat
horizontal yang dibuat dengan material lain digunakan untuk memperbaiki kualitas
sebagai penopang dengan dan dapat dibuat lingkungan, menurunkan temperatur, dan
kemiringan tertentu sehingga dapat juga memperindah pemandangan di
menanam tanaman yang tidak melulu perkotaan. Salah satunya pada sarana dan
merambat. prasarana transportasi publik yang
Vertical greenery juga memiliki merupakan tempat yang paling dekat dengan
berbagai keuntungan dalam memperbaiki penghasil polusi di suatu perkotaan karena
kualitas lingkungan hidup kita di ibukota yang keberadaannya sebagai tempat transit,
kurang akan ruang terbuka hijau. Berikut keberangkatan, pemberhentian, parkir, juga
adalah keuntungan yang dapat diperoleh dari tempat bagi para pengguna transportasi
sistem vertical greenery menurut Chiang dan publik untuk menunggu kedatangan. Vertical
Tan [9] dibagi menjadi tiga aspek yaitu greenery pada sarana dan prasarana
estetika, lingkungan, dan ekonomi. Adapun transportasi publik juga dapat menjadi
penjabaranya sebagai berikut: sebuah artwork karena dapat membentuk
karakter dan identititas suatu tempat,
menjadi landmark, dan menumbuhkan sense
of place [11][12][13].

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 103
untuk Mendukung Kota Hijau
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 101 - 108

Dengan penerapan vertical greenery


pada sarana dan prasarana transportasi
publik diharapkan dapat mendukung
terbentuknya sebuah kota hijau dengan
meningkatkan kualitas udara melalui
penyerapan polusi sebagai bentuk perbaikan
kualitas udara. Selanjutnya, untuk
mengurangi penggunaan air conditioner
sebagai upaya dari penghematan energi dari
pendingin ruangan, menambah nilai estetika,
dan konservasi keanekaragaman hayati. Dari
sarana dan prasarana itu sendiri dan dapat
dijadikan sebagai sebuah identitas dari
tempat-tempat publik misalnya jembatan
penyebrangan orang (Gambar 1), terminal
bus (Gambar 2), area pembatas jalan
(Gambar 3), stasiun KRL (Gambar 4),
pembatas trotoar (Gambar 5), dan halte
angkutan umum (Gambar 6)

Gambar 3. Ilustrasi Aplikasi Vertical


Greenery pada Vertical Pembatas Jalan

Gambar 1. Ilustrasi Aplikasi Vertical


Greenery pada Jembatan Penyebrangan
Orang

Gambar 4. Ilustrasi Aplikasi Vertical


Greenery pada Stasiun KRL

3.3. Tanaman untuk vertical greenery


pada sarana dan prasarana
transportasi public
Jenis tanaman yang dapat digunakan
untuk vertical greenery pada sarana dan
prasarana transportasi publik harus
memenuhi beberapa kriteria (Tabel 1).
Kriteria tersebut disusun berdasarkan tujuan
Gambar 2. Ilustrasi Aplikasi Vertical
yang akan dicapai pada pengaplikasian
Greenery pada Terminal Bus
sistem vertical greenery yaitu sebagai

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 104
untuk Mendukung Kota Hijau
ISSN: 2088-8201

pereduksi polutan, memperbaiki iklim mikro, Tabel 1. Kriteria Tanaman untuk Vertical
meningkatkan kualitas estetika, dan Greenery
meningkatkan keanekaragaman hayati.
No Kriteria
Dapat menyerap, menjerap, dan/atau
1
mendeposisi polutan
2 Tahan terhadap paparan sinar matahari
Tahan terhadap kekeringan pada musim
3
kemarau
Tahan terhadap kelimpahan air pada
4
musim penghujan
5 Tahan hama dan penyakit
6 Tahan angin
7 Tidak mudah rontok
8 Mudah tumbuh
9 Perawatan mudah
10 Ditanam secara kontinu/teratur
11 Ditanam secara masal
Memiliki morfologi yang menarik bagi
12
manusia maupun satwa
13 Tidak memiliki perakaran yang kompleks
14 Ringan

Polutan perkotaan bukan hanya CO2


Gambar 5. Ilustrasi Aplikasi Vertical tetapi juga CO, NO2, PAN, SO2, HF, O3, dan
Greenery pada Pembatas Trotoar Pb. Untuk itu dalam pengaplikasian vertical
greenery disarankan untuk menggunakan
tanaman yang beragam. Hal ini disebabkan
setiap tanaman memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menyerap, menjerap,
maupun mendeposisi polutan. Sebagai
contoh, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Nasrullah et al. [14],
didapatkan 13 spesies semak dengan
penyerapan NO2 yang tinggi. Dari 13
tanaman tersebut, yang memungkinkan
untuk ditanam pada permukaan vertikal
antara lain adalah, Pachystachys lutea,
Gardenia jasminoides, serta Bougainvillea
sp. berwarna merah dan ungu. Sedangkan
untuk groundcover terdapat 3 spesies
dengan serapan yang tinggi yaitu Rhoeo
discolor, Zoysia matrella, dan Althernantera
ficoides.
Umumnya tanaman-tanaman yang
dapat mereduksi polutan NOx dan SOx
memiliki morfologi daun kecil, berwarna
merah hingga keunguan, dan berdiameter
batang besar. Untuk tanaman yang dapat
mereduksi polutan COx memiliki morfologi
Gambar 6. Ilustrasi Aplikasi Vertical daun yang lebar dan berwarna hijau
Greenery pada Halte Angkutan Umum (efisiensi fotosintesis). Sedangkan tanaman
yang dapat mereduksi polutan padat seperti
partikel debu dan Pb, memiliki morfologi
daun tebal, memiliki zat lilin, dan juga
memiliki trikomata. Sebagai fungsi

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 105
untuk Mendukung Kota Hijau
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 101 - 108

konservasi keanekaragaman hayati, dengan tujuan dan fungsi yang ingin


tanaman yang memiliki morfologi tertentu dioptimalkan pada sebuah desain
juga dapat mengundang beberapa jenis pembuatan sistem vertical greenery.
satwa seperti burung dan serangga. Penggunaan sitem irigasi yang baik, sesuai
Berdasarkan kriteria dan hasil-hasil dan dapat mencukupi kebutuhan tanaman
penelitian terdahulu serta survei yang berpengaruh dalam mejaga kesuburan dan
dilakukan, maka terdapat 34 spesies membantu keberhasilan dari sistem vertical
tanaman yang dapat digunakan untuk greenery yang diterapkan [9].
vertical greenery pada sarana dan prasarana
transportasi publik. 4. Kesimpulan
Vertical greenery merupakan sistem
3.4. Pertimbangan dalam membuat menanam tanaman pada permukaan vertikal
system vertical greenery suatu bangunan atau permukaan vertikal
Sistem vertical greenery memiliki cara lainnya. Vertical greenery memiliki berbagai
yang berbeda dalam hal penerapan dan fungsi dengan tiga aspek yaitu, estetik,
pembuatannya, sebab itu kita juga harus lingkungan dan ekonomi. Ketiga akspek
mempertimbangkan beberapa aspek yang tersebut berkaitan dengan peningkatkan nilai
nantinya akan dapat menunjang dalam kualitas dari suatu lingkungan yang telah
memaksimalkan hasil yang akan di dapat. berkurang ruang terbuka hijaunya. Konsep
Hal pertama adalah faktor iklim yang menjadi vertical greenery bukan hanya untuk
pertimbangan dari segi penempatan posisi bangunan, tetapi pada sarana dan prasarana
vertical greenery pada tempat yang tepat dan transportasi umum yang banyak tersebar di
sesuai dengan kebutuhan seperti lamanya perkotaan. Terdapat 14 kriteria tanaman dan
pencahayaan matahari dan kecepatan angin 34 spesies tanaman yang dapat digunakan
yang akan memengaruhi kualitas tanaman untuk vertical greenery pada sarana dan
[15]. Pembuatan sistem vertical greenery ini prasarana transportasi publik di perkotaan.
juga harus disesuaikan dengan tujuan pada Dengan mengoneksikan potensi kuantitas
saat pembuatan desain agar dapat lebih sarana dan prasarana transportasi publik,
mudah dalam penerapannya dan tanaman dengan kemampuan mereduksi
mendapatkan hasil yang lebih optimal. polutan, serta teknologi vertical greenery,
Fungsi yang akan diperoleh dari sebuah dapat membantu mengurangi permasalahan
sistem vertical greenery menjadi akan kurangnya RTH perkotaan yang secara
pertimbangan dan disesuaikan dengan tidak langsung memiliki dampak pada
tujuan utama dari pembuatannya apakah kualitas hidup di perkotaan. Hal ini tidak
diutamakan untuk menyerap polusi, hanya hanya dapat memperbaiki lingkungan
menurunkan temperatur, atau menjadikan tapi juga menambah nilai estetika, sebuah
sebuah identitas baru dari sebuah tempat. kota dan dapat pula dijadikan sebagai
Pemilihan tanaman yang sesuai berkaitan identitas dan karakter suatu kota.

Tabel 2. Nama Tanaman yang Cocok pada Vertical Greenery


No Nama Tanaman Jenis Tanaman

1 Bauhinia kockiana Tanaman Memanjat


2 Clerodendrum thomsoniae Tanaman Memanjat
3 Clitoria ternatea Tanaman Memanjat
4 Thunbergia grandiflora Tanaman Memanjat
5 Bougainvillea sp Tanaman Memanjat
6 Cryptanthus bivittatus “Pink starlite” Tanaman CAM
7 Neoregelia species Tanaman CAM
8 Portulaca grandiflora cultivars Tanaman CAM
9 Tradescantia pallida Tanaman CAM
10 Alternanthera ficodea Groundcover dan semak kecil
11 Cuphea hyssopifolia Groundcover dan semak kecil
12 Hemigraphis alternata Groundcover dan semak kecil
13 Ophiopogon jaburan Groundcover dan semak kecil
14 Ophiopogon japonicus Groundcover dan semak kecil
15 Pandanus pygmaeus Groundcover dan semak kecil
16 Sphagneticola trilobata Groundcover dan semak kecil

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 106
untuk Mendukung Kota Hijau
ISSN: 2088-8201

No Nama Tanaman Jenis Tanaman

17 Zephyranthes candida Groundcover dan semak kecil


18 Gardenia jasminoides Groundcover dan semak kecil
19 Althernantera ficoides Groundcover
20 Zoysia matrella Groundcover
21 Rhoeo discolor Groundcover
22 Excoecaria cochinchinensis Semak sedang/besar
23 Ficus deltoidea Semak sedang/besar
24 Harkonechola macra Semak sedang/besar
25 Lespedeza bicolor Semak sedang/besar
26 Phyllanthus myrtifolius Semak sedang/besar
27 Pogonatherum crintum Semak sedang/besar
28 Pseuderantheum “Jessica” Semak sedang/besar
29 Russelia equisetiformis Semak sedang/besar
31 Pachystachys lutea Semak sedang/besar
32 Nephrolepis exaltata Paku–pakuan
33 Pityrogramma calomelanos Paku–pakuan
34 Selaginella plana Paku–pakuan

4. DAFTAR PUSTAKA Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


[1] Campbell S. Green cities, growing cities, 2014.
just cities? urban planning and the
contradictions of sustainable development, in [7] Afrizal EI, Fatimah IS, and Sulistyantara
Journal of the American Planning B. Studi potensi produksi oksigen hutan kota
Association, pages 296-312. 1996. di kampus Universitas Indonesia, Depok, in
Jurnal Lanskap Indonesia, pages 23-29.
[2] Saputro TH, Fatimah, IS, and 2010.
Sulistyantara, B. Studi pengaruh area
perkerasan terhadap perubahan suhu udara [8] Sudrajad A. Pencemaran udara, suatu
(studi kasus area parkir Plaza Senayan, pendahuluan, in INOVASI, pages 52-56.
Sarinah Thamrin, dan Stasiun Gambir), in 2006.
Jurnal Lanskap Indonesia, pages 76-82.
2010 [9] Chiang K and Tan A. Vertical greenery for
the tropics. Singapore: National Parks Board.
[3] McHarg, IL. Design with nature. New 2009.
York: History Press Doubleday & Company
Inc. 1971 [10] Peck SW, Callaghan C, Bass B, and
Kuhn ME. Research report greenbacks from
[4] Sitorus SRP, Aurelia W, Panuju DR. green roofs: forging a new industry in
Analisis perubahan luas ruang terbuka hijau Canada status report on benefits, barriers
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di and opportunities for green roof and vertical
Jakarta Selatan, in Jurnal Lanskap garden technology diffusion. Canada
Indonesia, pages 15-20. 2011 Mortgage and Housing Corporation. 1999.

[5] Ramdhani AY dan Fatimah IS. Studi [11] Porteous JD. Environment & Behavior:
potensi kanopi pohon di Kebun Raya Bogor Planning and everyday urban life. London:
dalam menyerap emisi karbondioksida dari Addison-Wesley Longman Publishing
kendaraan bermotor, in Jurnal Lanskap Company. 1977.
Indonesia, pages 41-46. 2013
[12] Simonds JO and Starke BW. Landscpae
[6] Badan Pengelola Lingkungan Hidup Architecture: A Manual of Site Planning and
Daerah (BPLDH) Provinsi Daerah Khusus design. New York: Graw-Hill Book Co. 2006.
Ibukota Jakarta. Laporan status lingkungan
hidup daerah Provinsi Daerah Khusus [13] Effendy SM and Anwar DR. Desain
Ibukota Jakarta. Jakarta: Pemerintah artwork pada taman pulau dan median jalan

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 107
untuk Mendukung Kota Hijau
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 101 - 108

di Jalan Medan Merdeka Jakarta, in Jurnal


Lanskap Indonesia, pages 43-50. 2013.

[14] Nasrullah, N, Gandanegara, S,


Suharsono H, Wungkar M, Gunawan A.
Pengukuran serapan polutan gas NO2 pada
tanaman tipe pohon semak, dan penutup
tanah dengan menggunakan gas NO2
15
bertanda N, in Risalah Pertemuan Ilmiah
Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Isotop dan Radiasi, pages 181-186. 2000.

[15] Arisanti A, Munandar A, dan Prawitasari


T. Adaptasi anatomis pohon pada roof
garden (studi kasus: Kondominium Taman
Anggrek, Jakarta), in Jurnal Lanskap
Indonesia, pages 69-75. 2010.

Fitria Nurhasanah, Vertical Greenery Pada Sarana Dan Prasarana Transportasi Publik 108
untuk Mendukung Kota Hijau

Anda mungkin juga menyukai