Anda di halaman 1dari 63

Created By :

Drs. Djufri, Ak, MM, CPA,


BKP

1
TM 3
METODE HARGA POKOK
PESANAN
POKOK PEMBAHASAN
 Konsep pengumpulan biaya berdasarkan
pesanan
 Manfaat informasi harga pokok pesanan
 Kartu pesanan bahan baku, tenaga kerja dan
BOP
 Metode harga pokok pesanan

2
PENGERTIAN METODE HARGA POKOK
PESANAN

 Metode ini digunakan oleh perusahaan yang


berproduksi berdasarkan pesanan.
 Biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan
dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.

3
Siklus Siklus
Pembuatan Akuntansi
Produk Biaya
Penentuan harga
pokok bahan baku
Pembelian &
yang dibeli
Penyimpanan
Bahan baku

Penentuan harga
Biaya tenaga kerja
pokok bahan baku Biaya overhead
langsung
Pengolahan yang dipakai pabrik
Bahan baku
Menjadi
produk jadi

Pengumpulan
biaya produksi

Penyimpanan
Produk jadi
dalam gudang

Penentuan harga
pokok produk jadi
4

Gambar : Siklus Pembuatan Produk Dan Siklus Akuntansi Biaya


SIKLUS PEMBUATAN PRODUK

Gudang Barang

Pembelian

Gudang
bahan baku

Produk Jadi

Produk Dalam Proses

Pabrik 5
SIKLUS AKUNTANSI
BIAYA
Penentuan harga
pokok
Bahan baku yang
dibeli

Penentuan harga
pokok
Bahan baku yang
dipakai

Tenaga kerja
langsung
Penentuan harga
pokok produk jadi

Pengumpulan biaya
produksi
Biaya Overhead
pabrik
6
ALIRAN BIAYA PRODUKSI
DALAM REKENING BUKU BESAR
Persediaan Barang Dalam Persediaan
Bahan Baku Proses Produk Jadi

Gaji Dan Upah

Biaya Overhead
Pabrik Yang
Dibebankan
7
KARAKTERISTIK METODE HARGA
POKOK PESANAN
Karakteristik usaha perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan :
1.Proses pengolahan produk terjadi secara
terputus-putus.
2.Produk yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang diminta pemesan.
3.Produksiditujukan untuk memenuhi pesanan,
bukan untuk memenuhi persedian di gudang.

8
CONTOH PERUSAHAAN JOB
ORDER
 Tukang Ojek Online
 Tukang Sepatu

 Penjahit

 Tukang Cukur

 Penerbangan Pribadi

 Taxi

 Dosen

 Konstruksi Rumah

 ...........
9
KARAKTERISTIK
METODE HARGA POKOK PESANAN
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam
produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan
setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individu.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan
hubungannya dengan produk menjadi dua
kelompok: biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja sedangkan biaya
produksi tidak langsung disebut biaya overhead
pabrik 10
KARAKTERISTIK
METODE HARGA POKOK PESANAN
4. Biaya produksi langsung dibebankan
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.
Sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung saat
pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan dalam
pesanan yang bersangkutan.

11
MANFAAT INFORMASI
HARGA POKOK PESANAN
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan
ke pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba/rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk
jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca.

12
1.Menentukan harga
jual menentukan harga jual yang akan
Formula
dibebankan kepada pemesan:
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. xx
Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada
pesanan xx +
Taksiran total biaya pesanan Rp. xx
Laba yang diinginkan Rp. xx +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada Rp. xx
pemesan
Menaksir biaya produksi dengan unsur-unsur
biaya sbb:
Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx
Taksisran biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +
13
Taksiran biaya produksi Rp. xxx
2. Mempertimbangkan
penerimaan atau penolakan
pesanan
Jumlah harga pokok pesanan dihitung dengan
unsur biaya Sebagai berikut :

Biaya produksi pesanan


Taksiran biaya bahan baku Rp.
xxx
Taksiran biaya tenaga kerja Rp.
xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. +
xxx
Taksiran total biaya produksi Rp.
xxx
Biaya memproduksi
14
Taksiran biaya administrasi & Rp.
umum xxx
3. Memantau realisasi biaya
produksi
Perhitungan biaya produksi
sesungguhnya yang dikeluarkan:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp. xxx

Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +

Total biaya produksi sesungguhnya Rp. xxx

15
4. Menghitung laba/rugi tiap
pesanan.
Laba atau rugi bruto tiap pesanan
dihitung sebagai berikut:
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xx
x
Biaya produksi pesanan tertentu
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp.
xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp.
sesungguhnya xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. +
xxx
Total biaya produksi pesanan Rp. -
xxx
Laba bruto Rp.16
xxx
HUBUNGAN PENGUMPULAN BIAYA,
PENGUKURAN BIAYA DAN PEMBEBANAN
BIAYA
Pengumpulan Pengukuran Pembebanan
Biaya Biaya Biaya
Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya:
Pembebanan ke Objek:
Pembelian Bahan
Bahan Baku
Produk 1
Gaji TK
Gaji TK bag finishing TK Langsung

Gaji mandor
Depresiasi Produk 2
Bahan habis pakai
Overhead
PBB
17
REKENING KONTROL DENGAN
REKENING PEMBANTU
 Akuntansi biaya menggunakan banyak
rekening pembantu untuk merinci biaya-
biaya produksi.
 Rekening pembantu (subsidiary account)
dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan
rekening control (controlling account)
didalam buku besar.
 Rekening control menampung data yang
bersumber dari jurnal, sedangkan rekening
pembantu data bersumber dari dokumen
sumber.
18
Hubungan antara rekening
kontrol dengan rekening
pembantu
Buku
Dokumen Besar
Jurnal
sumber
Rekening
kontrol

Rekonsiliasi

Buku
Pembant
u

Rekening
Pembant
u 19
KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST
SHEET)
 Kartu harga pokok merupakan catatan yang
penting dalam metode harga pokok pesanan.
 Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu,
yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi tiap pesanan produk.
 Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan
tertentu dicatat secara rinci didalam kartu
harga pokok pesanan yang bersangkutan.

20
KARTU BIAYA ATAS PESANAN

21
CONTOH KARTU BIAYA PESANAN

22
PROSEDUR BERKENAAN DENGAN
BAHAN BAKU
Prosedur yang menyangkut bahan baku :
1) Pembelian bahan baku

2) Penggunaan bahan baku

Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan


1. Mencatat pembelian bahan baku:

Persediaan bahan baku xxx


Utang dagang / Kas xxx

2. Mencatat pembelian bahan penolong:


Persediaan bahan penolong xxx
23
Utang dagang / Kas xxx
PROSEDUR BAHAN BAKU

3. Mencatat pemakaian bahan baku :


BDP – Biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx

4. Mencatat pemakain bahan penolong:


BOP sesungguhnya xxx
Persediaan bahan penolong xxx

24
PROSEDUR BIAYA TENAGA KERJA

Prosedur biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam


dua tahap:
1.Mengumpulkan data-data upah, penjabaran
pendapatan karyawan dan pembayaran gaji dan
upah.
2.Pembagian dan pembebanan biaya upah kepada
masing-masing job, bagian perusahaan dan
kelompok-kelompok biaya lainnya.

25
Jurnal – Jurnal Yang
Diperlukan
5. Biaya tenaga kerja :
a. Mencatat yang terutang oleh perusahaan:
Gaji dan upah xxx
Utang gaji dan upah xxx
b. Mencatat distribusi
BDP – BTKL xxx
BOP sesungguhnya xxx
Biaya adm. & umum xxx
Biaya pemasaran xxx
Gaji dan upah xxx
c. Pembayaran Biaya Gaji & Upah
Utang gaji dan upah xxx
26
Kas xxx
PROSEDUR BIAYA OVERHEAD
PABRIK
 Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif
ditentukan dimuka.

 Tarif Ditentukan Dimuka :


Suatu jumlah yang diperoleh dengan membagi total
biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode
mendatang dengan total dasar alokasi biaya overhead
pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang.

 Tarif BOP = Estimasi BOP


Dasar Alokasi Biaya

 BOP Dibebankan= tarif BOP x Dasa Pembebanan


27
Jurnal – Jurnal Yang
Diperlukan
6. Mencatat BOP yang dibebankan :
BDP – BOP xxx
BOP yg dibebankan xxx

7. Mencatat BOP yang sesungguhnya :


BOP yg sesungguhnya xxx
Macam-macam rek. Yg dikredit xxx

8. Penutup BOP yg dibebankan :


BOP yg dibebankan xxx
BOP yg sesungguhnya xxx

9. Selisih BOP :
Selisih (kurang) BOP xxx
BOP yg sesungguhnya xxx
BOP yg sesungguhnya xxx 28
Selisih (Lebih) BOP xxx
Akuntansi Untuk Pesan Selesai
dan Penjualan
10. Pencatatan harga pokok produk jadi :
Persediaan produk jadi xxx
BDP - Biaya bahan baku xxx
BDP – Biaya tenaga kerja langsung xxx
BDP – Biaya overhead pabrik xxx

11. Pencatatan harga pokok produk yang dijual :


Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx

12. Pencatatan pendapatan penjualan :


Piutang dagang / Kas xxx
Hasil Penjualan xxx
29
METODE HARGA POKOK
PESANAN
Metode harga pokok produksi diawali dengan
pencatatan biaya bahan baku dilanjutkan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik dan barang jadi yang ditransfer
ke bagian gudang.

30
CONTOH SOAL :
PT Eliona bergerak dalam bidang usaha percetakan.
Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari
pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut
pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan
perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi
adalah full costing. Dalam bulan november 2009, PT
Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan
sebanyak 1.500 lembar dari PT Rimendi. Harga yang
dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp 3.000,-
per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga
menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan
sebesar Rp 1.000,- per lembar. Pesanan dari PT Rimendi
diberi nomor 101 dan pesanan PT Oki diberi nomor 102.

31
BERIKUT ADALAH KEGIATAN PRODUKSI DAN
KEGIATAN LAIN UNTUK MEMENUHI PESANAN
TERSEBUT :
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.
Pada tgl 3 nov perusahaan membeli bahan baku dan
penolong:
Bahan baku:
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000

Bahan penolong:
Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp
170.000
Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp
300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
32
Jumlah total Rp 5.945.000
JURNAL
 Jurnal 1
Persediaan bahan baku Rp 5.475.000
Utang dagang Rp 5.475.000

 Jurnal 2
Persediaan bahan penolong Rp 470.000
Utang dagang Rp 470.000

33
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101


Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp1.350.000

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102


Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp
3.500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000

Jumlah bahan baku yang dipakai Rp


5.475.000
34
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan
menggunakan bahan penolong sebagai berikut:

Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp


100.000
Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp
200.000
Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp
300.000

Masukkan data tersebut dalam kartu harga pokok pesanan


yang bersangkutan.

35
JURNAL :
Jurnal 3
BDP-BBB Rp5.475.000
Persediaan Bahan baku Rp5.475.000
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

Jurnal 4
BOP Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)

36
PENCATATAN BIAYA TENAGA KERJA
Upah langsung pesanan 101 225jam @Rp4000 Rp 900.000
Upah langsung pesanan 1021.250jam @Rp4000 Rp 5.000.000
Upah tidak langsung Rp 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan adm & umumRp 4.000.000
Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah gaji Rp11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000
Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:
1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan

2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah

37
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh
perusahaan
Jurnal 5
Gaji dan upah Rp 20.400.000
utang gaji dan upah Rp 20.400.000

b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Jurnal distribusi


biaya tenaga kerja
Jurnal 6
BDP-BTKL Rp5.900.000
BOP Sesungguhnya Rp3.000.000
B. Adm & Umum Rp4.000.000
B. Pemasaran Rp 7.500.000
Gaji dan upah Rp 20.400.000

c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah


Jurnal 7
Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000 38
4. Pencatatan BOP
BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar
150% dari BTKL.

BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb:


Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000
Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000
Rp 8.850.000

Jurnal 8
BDP-BOP Rp8.850.000
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000

39
Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong
dan BTKL:
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Jumlah Rp 5.700.000

Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:


Jurnal 9
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000

40
Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar
tarif menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP
yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya.
Jurnal 10
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
BOP Sesungguhnya Rp
8.850.000
Debit :
Jurnal 4 Rp 300.000
Jurnal 6 Rp 3.000.000
Jurnal 9 Rp 5.700.000
Rp 9.000.000
Kredit :
Jurnal 10 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp 150.000

Jurnal 11
Selisih BOP Rp 150.000
BOP Sesungguhnya Rp 150.000 41
Pencatatan harga pokok produk jadi
HPP dihitung sbb:
B Bahan baku Rp 1.350.000
BTKL Rp 900.000
BOP Rp 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp 3.600.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:


Jurnal 12
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
BDP-BBB Rp 1.350.000
BDP-BTKL Rp 900.000
BDP-BOP Rp 1.350.000 42
PENCATATAN HARGA POKOK
PRODUK DALAM PROSES
 Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai dikerjakan.
 Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum
selesai
 Jurnal 13
Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000
BDP-BBB Rp 4.125.000
BDP-BTKL Rp 5.000.000
BDP-BOP Rp 7.500.000

43
PENCATATAN HARGA POKOK
PRODUK YANG DIJUAL
Jurnal 14
Harga pokok penjualan Rp 3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000

44
Sekian

45
CONTOH:
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

 Akuntansi Pembelian Bahan


Tanggal 1 Maret 2012 perusahaan membeli 5000 unit
bahan baku dan 1000 unit bahan baku pembantu dengan
harga masing-masing Rp. 5 juta dan Rp. 500ribu
Persediaan bahan baku Rp. 5.500.000
Persedian pembantu Rp. 500.000
Kas/Hutang Rp. 5.500.000

 Pembelian bahan baku utama dan pembantu tidak


dipisahkan, karena umumnya saat beli salalu bersamaan.

46
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
LANJUTAN……….

 Akuntansi Penggunaan Bahan


Perusahaan menggunakan 1000 unit bahan baku dan 250 unit
bahan pembantu dengan harga pokok 1 juta dan 125 ribu

BDP – bahan baku Rp. 1.000.000


BOP sesungguhnya Rp. 125.000
 Persediaan bahan baku Rp. 1.000.000
Persedian pembantu Rp. 125.000

!!!! Pencatatan penggunaan bahan baku pembantu  BOP rill

47
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 Akuntansi Pembebanan Gaji dan Upah

Untuk membuat produk, dikeluarkan biaya gaji dan upah


sebesar 1,6 juta sebagai BTKL dan 400 ribu sebagai BTKTL

BDP – BTKL Rp. 1.600.000


BOP – sesungguhnya Rp. 400.000
 Hutang gaji dan upah Rp. 2.000.000

! BTKTL di catat sebagai komponen BOP rill

48
BIAYA OVERHEAD PABRIK

 Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

BOP rill tidak dibebankan ke produk


Dalam suatu periode tertentu, BOP rill yang dikeluarkan berupa :
Penyusutan 100.000 Asuransi 50.000
Bahan pembantu 125.000 Lain-lain 100.000
BTKTL 400.000 Total 775.000

BOP – sesungguhnya Rp. 250.000


 Biaya PenyusutanRp. 100.000
 Biaya Asuransi Rp. 50.000
 Lain-lain Rp. 100.000

49
BIAYA OVERHEAD PABRIK LANJUTAN..…..

 Akuntansi BOP Yang Dibebankan

Tarif BOP/JKL Rp. 1.000


Jumlah jam kerja langsung 800 jam
 BOP yang dibebankan 800 JKL x Rp. 1000/JKL

 Rp. 800.000

BDP – BOP Rp. 800.000


 BOP yang dibebankan Rp. 800.000

50
BOP RILL VS DIBEBANKAN SEBAGAI
PENGENDALIAN
 Selisih BOP  dihitung tiap akhir periode
Dari contoh terdahulu :
Jumlah BOP rill Rp. 775.000
Jumlah BOP yang dibebankan Rp. 800.000
Terjadi selisih BOP Rp. 25.000

 Pencatatan selisih :
BOP yang dibebankan Rp. 800.000
 BOP Sesungguhnya Rp. 775.000
 Selisih BOP (menguntungkan) Rp. 25.000

Selisih BOP Rp. 25.000


Laba Selisih BOP Rp. 25.000
51
AKUNTANSI HARGA POKOK PRODUKSI
Harga Pokok Produksi :
Bahan Baku Rp. 1.000.000
Tenaga Kerja Rp. 1.600.000 Rp. 3.400.000
BOP Rp. 800.000

Pesanan diambil dan dibayar seharga Rp. 5.000.000


 Pemindahan ke rekening barang jadi
Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000
 BDP - BB Rp. 1.000.000
 BDP – BTK Rp. 1.600.000
 BDP – BOP Rp. 800.000
52
AKUNTANSI PENJUALAN
 Penjualan / saat terjadi kesepakatan penjualan :
Harga pokok penjualan Rp. 3.400.000
 Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000

 Saat barang pesanan dibayar


Kas / piutang Rp. 5.000.000
 Hasil Penjualan Rp. 5.000.000

53
Contoh 1:

Perusahaan mebel “ANTIK” berproduksi atas


dasar pesanan. Biaya-biaya dikumpulkan atas
dasar pesanan. Pada tanggal 17 Juli 2009,
perusahaan “ANTIK” mendapat pesanan untuk
membuat meja dari HOTEL GARUDA dengan
biaya atau kontrak sebesar Rp12.000.000,00.
Pesanan harus sudah selesai paling lambat
tanggal 12 Agustus 2009. Atas pesanan
tersebut perusahaan “ANTIK” memberi kode job
nomor 58.

54
Contoh 1 (lanjutan):

Transaksi yang terjadi sehubungan dengan pesanan job


nomor 58 tersebut adalah sebagai berikut:

Pembelian bahan-bahan yang dilakukan:


20 keping kayu mahoni @ Rp500.000,00
100 liter politur @ Rp 5.000,00
15 peti lem @ Rp 20.000,00
5 peti paku @ Rp 40.000,00

Permintaan bahan baku untuk memproduksi job nomor 58


5 keping kayu mahoni
10 liter politur
1 peti lem
1 peti paku
55
Contoh 1 (lanjutan):
 Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk
mengerjakan pesanan:
Tenaga kerja langsung Rp3.500.000,00
Tenaga kerja tidak langsung Rp1.000.000,00

 Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang


terjadi di atas adalah sebesar Rp2.000.000,00.

 Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif


yaitu 75% dari biaya tenaga kerja langsung.

 Pesanan tersebut dapat diselesaikan dan


diserahkan kepada pemesannya sedangkan
pembayarannya diterima 20 hari kemudian.

56
Diminta:

1. Jurnal-jurnal yang diperlukan.


2. Aliran biaya pada akun-akun yang
bersangkutan.
3. Kartu biaya atas pesanan tersebut.

57
Jawab:

Jurnal-jurnal yang diperlukan.

Mencatat pembelian bahan-bahan:


Persediaan bahan Rp11.000.000 -
Utang dagang -
Rp11.000.000
Mencatat pemakaian bahan baku dan bahan
pembantu:
BDP-BBB (Job Nomor 58) Rp2.500.000 -
BOP-sesungguhnya Rp 110.000 -
Persediaan bahan -
Rp2.610.000
Mencatat pembayaran gaji dan upah:
Biaya gaji dan upah Rp4.500.000
-
Utang gaji/Kas -
Rp4.500.000 58
Jawab:
Jurnal-jurnal yang diperlukan.

Mencatat biaya gaji dan upah langsung dan tidak


langsung:
BDP-BTKL Job 58 Rp3.500.000 -
BOP-sesungguhnya Rp1.000.000 -
Biaya gaji dan upah -
Rp4.500.000
Mencatat BOP-sesungguhnya yang lain:
BOP-sesungguhnya Rp2.000.000 -
Macam-macam kredit -
Rp2.000.000

Mencatat BOP-dibebankan pada Job 58, sebesar 75% x


Rp3.500.000:
BDP-BOP Job 58 Rp2.625.000 -
BOP-dibebankan -
59
Rp2.625.000
Jawab:
Jurnal-jurnal yang diperlukan.

Mencatat produk selesai (Job 58):


Persediaan barang jadi Rp8.625.000 -
BDP-Job 58 -
Rp8.625.000
atau
Persediaan barang jadi Rp8.625.000 -
BDP-BBB -
Rp2.500.000
BDP-BTKL -
Mencatat penyerahan produk selesai (Job 58):
Rp3.500.000
Piutang dagang
BDP-BOP Rp 12.000.000 - -
Harga pokok penjualan Rp 8.625.000
Rp2.625.000 -
Persediaan barang jadi -
Rp 8.625.000
60
Penjualan - Rp
12.000.000
Aliran biaya pada akun-akun yang
bersangkutan

61
Kartu biaya atas pesanan

62
Selamat Belajar

63

Anda mungkin juga menyukai