Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Diajukan oleh :
ARMANDO R.P
07/252097/TK/32761
Telah disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
karakteristik kanal. Pengiriman pilot dalam jumlah yang banyak akan membutuhkan
lebar pita frekuensi yang lebih lebar sehingga tidak efisien dalam pengggunaan lebar
pita frekuensi. Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan pilot dapat dibatasi dengan
cara mengirim pilot hanya pada subkanal-subkanal tertentu secara kontinyu dengan
asumsi bahwa karakteristik kanal bersifat dinamis. Penyisipkan pilot pada subkanal
tertentu dalam setiap simbol ini sering disebut penyusunan pilot tipe sisir (comb).
ini akan merancang interpolator untuk estimasi kanal pada penyusunan pilot tipe sisir
pada OFDM pada FPGA dengan menggunakan VHDL (Very high speed integrated
ABSTRAK.............................................................................................................ii
0 DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.1 Perumusan Masalah........................................................................................1
1.2 Manfaat dan Tujuan Penelitian.......................................................................4
2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI....................................................5
2.1 Konsep Dasar OFDM.....................................................................................5
2.2 Estimasi Kanal OFDM....................................................................................7
2.2.1 Tipe Susunan Pilot...................................................................................8
2.2.1.1 Susunan Pilot Tipe Blok......................................................................8
2.2.1.2 Susunan Pilot Tipe Sisir.......................................................................9
2.2.1.3 Susunan Pilot Tipe Grid.....................................................................10
2.2.2 Estimasi Kanal Frekuensi Pilot..............................................................11
2.2.2.1 Algoritma Wiener Hopf.....................................................................12
2.2.2.2 Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE)...............................13
2.2.3 Teknik Interpolasi..................................................................................15
2.2.3.1 Interpolasi Linear...............................................................................16
2.2.3.2 Interpolasi Orde Dua..........................................................................17
2.2.3.3 Interpolasi Pelewat Rendah................................................................18
2.2.3.4 Interpolasi Spline Cubic.....................................................................18
2.2.3.5 Interpolasi Ranah Waktu....................................................................19
2.3 Penyama Kanal.............................................................................................19
3 METODOLOGI...................................................................................................22
3.1 Sumber Data..................................................................................................22
3.2 Alat Yang Digunakan...................................................................................22
3.2.1 Pengantar FPGA....................................................................................23
3.2.2 Pengantar Xilinx ISE 10.1.....................................................................25
3.3 Perancangan Pada Perangkat Lunak.............................................................26
3.4 Diagram Alir Penelitian................................................................................30
4 JADWAL PENELITIAN.....................................................................................31
5 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................32
BAB I
2 LATAR BELAKANG
pada sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan tuntutan akan pemenuhan
kebutuhan komunikasi untuk dapat dilakukan dimana pun, kapan pun dan dengan
kepesatan bit yang tinggi. Perkembangan teknologi komunikasi nirkabel dimulai dari
generasi 1 yaitu AMPS (Advanced Mobile Phone System), generasi 2 terdiri dari
GSM (Global System for Mobile Communication) dan IS-95 (Interim Standard 95),
atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama CDMA (Code Division Multiple
Access), generasi 2,5 terdiri dari GPRS (General Packet Radio Services), dan EDGE
(Enhanced Data Rates for GSM Evolution), dan generasi 3 terdiri dari HSDPA (High
Sped Downlink Personal Access), dan HSPA (High Sped Personal Access).
mengalami peningkatan. Saat ini telah muncul teknologi komunikasi menuju generasi
dan LTE (Long Term Evolution). Teknologi ini muncul untuk memenuhi tuntutan
kepesatan bit tinggi dalam sistem komunikasi nirkabel. Salah satu masalah yang
dihadapi adalah terbatasnya lebar pita frekuensi untuk memenuhi pesat bit yang
tinggi. Lebar pita merupakan sumber daya yang mahal dan terbatas dalam sistem
komunikasi.
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan salah satu
solusi agar sistem komunikasi nirkabel mampu efisien dalam penggunaan lebar pita
untuk menghindari ISI (Intersymbol interference), dan dengan frekuensi yang saling
frekuensi pada OFDM saling tumpang tindih tanpa menimbulkan ICI (Interchannel
interference).
mengestimasi kanal. Walaupun demikian, ada masalah yang harus dihadapi jika
setiap subkanal pada kanal OFDM diberi pilot. Pengiriman pilot dalam jumlah yang
banyak akan membutuhkan lebar pita frekuensi yang lebih lebar sehingga tidak
efisien dalam pengggunaan lebar pita frekuensi. Untuk mengatasi masalah ini,
penggunaan pilot dapat dibatasi dengan cara mengirim pilot hanya pada subkanal-
subkanal tertentu secara kontinyu dengan asumsi bahwa karakteristik kanal bersifat
Penyisipkan pilot pada subkanal tertentu dalam setiap simbol ini sering
interpolasi untuk menentukan estimasi setiap subkanal yang tidak memiliki isyarat
pilot. Proses interpolasi ini berfungsi untuk menentukan suatu nilai berdasarkan nilai-
nilai antara.
Salah satu media yang dapat digunakan untuk mempelajari dan
adalah sebuah IC (Integrated Circuit) digital yang didisain untuk dapat dikonfigurasi
oleh pengguna sesuai kebutuhan. Konfigurasi ini dapat dilakukan misalnya dengan
disain untuk mengembangkan, melakukan simulasi rangkaian digital yang rumit, dan
penyusunan pilot tipe sisir pada OFDM pada FPGA dengan menggunakan VHDL
pokok permasalahan yang menjadi bahasan pada skripsi ini. Permasalahan yang
interpolator secara umum pada sebuah FPGA untuk mengetahui karakterisitk kanal
interpolator.
2.2 Manfaat dan Tujuan Penelitian
untuk estimasi kanal OFDM dengan penyusunan pilot tipe sisir pada
interpolator untuk estimasi kanal pada penyusunan pilot tipe sisir pada
blok interpolator untuk estimasi kanal pada penyusunan pilot tipe sisir
transmisi paralel dengan pesat bit tinggi. Skema penjamakan OFDM merupakan
metode khusus di mana aliran data tunggal ditransmisikan pada sejumlah sub
pembawa dengan pesat yang lebih rendah dimana setiap sub pembawa bersifat saling
ortogonal [2].
saling ortogonal yang akan meningkatkan efisiensi pemakaian lebar pita frekuensi
f
(b)
sehingga mengalami tunda yang beragam akibat perbedaan panjang lintasan isyarat
tersebut. Fenomena ini dapat menyebabkan frequency selective fading dan ISI.
frekuensi pada OFDM saling tumpang tindih tanpa menimbulkan ICI (Interchannel
interference).
subkanal. Simbol QAM kemudian akan diubah menjadi simbol OFDM. Dalam proses
pemetaan QAM, bit-bit dibagi menjadi dua bagian yaitu Inphase (I) dan Quadrature
(Q). Isyarat pembawa untuk komponen I dan Q berbeda fase 90 0. Pada setiap sub
s (t ) I cos(2 f 0t ) Q sin(2 f 0t )
Re{[ I jQ ][cos(2 f 0t ) sin(2 f 0t )]}
dengan d=I− jQ
K
j 2πf k t
=Re ∑ d k e
k=1 (2.2)
menggunakan simbol pilot sebagai referensi. Pilot merupakan simbol yang sudah
diketahui oleh pengirim dan penerima yang digunakan sebagai isyarat referensi dan
melalui media atau kanal. Jika kanal sedang dalam keadaan sangat baik, simbol pilot
yang tiba di penerima seharusnya akan sama dengan simbol pilot yang dikirim oleh
pengirim. Pada kenyataannya simbol pilot yang tiba di penerima belum tentu sama
dengan simbol pilot yang dikirim oleh pengirim. Hal ini terjadi kanal memiliki nilai
karakteristik tertentu yang dapat dinyatakan dalam H. Nilai H dapat diestimasi karena
penerima telah mengetahui simbol pilot yang seharusnya diterima oleh penerima.
kanal memiliki dua tipe, yaitu susunan tipe blok (block), dan susunan tipe sisir
(comb).
Pada susunan tipe blok, pilot disisipkan pada semua subkanal sepanjang satu
simbol. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa karakteristik kanal tidak berubah secara
drastis antara satu simbol dengan simbol berikutnya (slow fading). Penggunaan tipe
blok baik dalam mengestimasi karakteristik kanal pada suatu simbol, tetapi kurang
efisien karena pengiriman pilot dalam jumlah yang banyak akan membutuhkan lebar
pita frekuensi yang lebih lebar sehingga tidak efisien dalam pengggunaan lebar pita
frekuensi [4].
Blok
Frekuensi
Waktu
Pada susunan tipe sisir (comb), pilot disisipkan pada subkanal tertentu dalam
setiap simbol. Cara ini dilakukan dengan asumsi bahwa karakteristik kanal akan
selalu berubah dari satu simbol ke simbol yang lainnya sehingga perangkat penerima
yang tidak disisipi pilot. Proses interpolasi ini berfungsi untuk menentukan suatu nilai
berdasarkan nilai-nilai antara. Nilai interpolasi ini merupakan nilai pendekatan yang
memiliki kemungkinan tidak sesuai dengan nilai sebenarnya. Teknik interpolasi yang
Waktu
peningkatan efisiensi sistem yakni dengan mengurangi penggunaan pilot. Hal ini
diperoleh dengan cara mengirim pilot pada subkanal tertentu secara kontinyu.
Kemudian, pilot dikirimkan pada beberapa subkanal dengan periode pengiriman
tertentu pula. Hal ini mengambil asumsi bahwa kanal bersifat statis atau pudaran
lambat [5]. Contoh dari pengiriman pilot seperti ini tampak pada Gambar 2.10.
3 Δf
frekuensi
waktu 4ΔTs
Gambar 2.4 Pengiriman pilot dengan periode tertentu pada kanal tertentu yang statis
berubah setiap periode, maka pengiriman pilot dikirim setiap saat, namun pada kanal
yang berbeda, sehingga sering disebut dengan pola diagonal atau pola grid seperti
tampak pada Gambar 2.5. Estimasi kanal dengan pilot dapat digunakan untuk
4ΔTs
waktu
Pada susunan pilot tipe sisir, ada sejumlah isyarat pilot yang disebar seragam
pada subkanal tertentu [6]. Dimisalkan N C adalah jumlah seluruh subkanal, N p adalah
jumlah kanal yang berisi isyarat pilot, nilai S dapat dihitung dengan Persamaan
sebagai berikut :
X p ( m) , l=0 2.4
X (k)= X (mS +l)=
{data ,l=1,2,3 , … S−1
dengan,
l = nomor subkanal
S = jarak antarpilot
X p (m)
subkanal data
Frekuensi
X p (m)
Waktu
Gambar 2.6 Isyarat pilot dan data pada susunan pilot tipe sisir
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengestimasi kanal dengan
memanfaatkan keberadaan pilot. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
Error) [4].
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengestimasi kanal dengan
memanfaatkan keberadaan pilot. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
karakteristik kanal pilot dapat diketahui dengan metode kuadrat terkecil (Least
Square, LS), yaitu hasil bagi antara sinyal yang diterima dengan sinyal yang dikirim.
MSE) antara kanal sebenarnya dengan kanal yang diestimasi menggunakan korelasi
(2.6)
derau. Matriks Rhhls merupakan korelasi silang antara kanal asli h dengan kanal
estimasi LS (hls) , sedangkan matriks Rhlshls merupakan matriks korelasi antara kanal
Derau tidak dapat dikorelasikan dengan kanal, sehingga korelasi silang antara
kanal h dengan kanal yang terkena derau hls dapat dianggap sama dengan korelasi
anatara kanal h dengan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, Rhhls dapat diganti dengan
2
Rhh, sedangkan korelasi diri Rhlshls eqivalen dengan Rhh ditambah daya derau σ
dan daya sinyal. HLMMSE dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:
σ
HLMMSE = Rhh ( Rhh + n2 (XXH)-1)-1hLS (2.9)
diperlukan korelasi diri kanal asli untuk mengestimasi HLMMSE. Padahal, kanal asli
tidak diketahui. Untuk menyelesaikan masalah ini, korelasi diri diganti dengan
Dalam estimasi kanal OFDM, pendekatan yang pertama yang dilakukan sebab tidak
2
Η 1
Ε {ΧΧ }=Ε| | Ι
x
k
(2.10)
−1
β
H LMMSE =Rhh ( Rhh +
SNR
I ) h LS
(2.11)
I = matriks identitas
2
E|x k|
2
2 1
β=E|x k| E| |
xk (2.12)
(2.13)
Ada dua jenis interpolator yang dapat digunakan yaitu interpolator satu
dimensi dan interpolator dua dimensi. Interpolasi dua dimensi digunakan untuk
sistem OFDM dengan simbol pilot yang sedikit seperti susunan pilot tipe grid pada
Gambar 2.5. Karakteristik kanal diperiksa dalam ranah waktu dan ranah frekuensi
interpolasi dua dimensi, yaitu dalam ranah waktu dan ranah frekuensi. Interpolasi
satu dimensi digunakan untuk susunan pilot tipe sisir seperti pada Gambar 2.3.
Penjejakan karakteristik subpembawa hanya dilakukan dalam ranah waktu atau ranah
frekuensi saja. Ada beberapa teknik interpolasi satu dimensi yang dapat digunakan
untuk mengestimasi kanal frekuensi pada susunan tipe pilot, jenis-jenisnya adalah
interpolasi linear, interpolasi orde dua, interpolasi low-pass, interpolasi spline cubic,
contoh pendekatan polinolmial adalah dengan teknik interpolasi linear seperti pada
Gambar 2.7.
Jika pilot menggunakan susunan tipe sisir, teknik interpolasi estimasi kanal
hanya digunakan pada ranah frekuensi dimana r 2 merupakan jarak antara frekuensi k
dengan frekuensi v2k0 yang dapat dilambangkan dengan l , dan v2 merupakan selisih
antara frekuensi v2k0 dengan v2 (k0+1) yang dapat dilambangkan dengan S, estimasi
kanal pada subkanal data OFDM dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
{ Sl }+ H ( m+1) Sl
H e ( k )=H p ( m ) 1− p
l (2.16)
H e ( k )={ H p ( m+1 )−H p ( m ) } + H p ( m)
S
Dengan,
perbedaannya terdapat pada jumlah kanal isyarat pilot yang digunakan untuk
mengestimasi kanal data. teknik interpolasi linear hanya mengunakan dua estimasi
isyarat pilot, sedangkan teknik interpolasi orde dua menggunakan tiga estimasi
isyarat pilot yang berdekatan sebagai nilai antara untuk menghitung karakteristik
subkanal data.
H e ( k )=H e ( mS+ l )
Dengan,
α (α −1)
c 1=
2
c 0=−( α −1 ) (α +1)
α (α + 1)
c−1=
2
l
α = ( sama dengan interpolasi linear)
S
nol) ke rentetan asli. Rentetan ini kemudian ditapis menggunakan low-pass finite
length impulse response (FIR) filter yang akan melewatkan data asli untuk
square error antara titik-titik yang diinterpolasi sehingga nilai idealnya diperkecil.
sejumlah titik.
DFT/IDFT. HLS yang merupakan karakteristik kanal dalam ranah frekuensi diubah
ke ranah waktu dengan IDFT. Nilai dalam ranah waktu ini kemudian diinterpolasi
menjadi N titik dengan metode penggalan tetap yang sederhana [6]. DFT akan
mengubah nilai karakterstik kanal dalam ranah waktu hasil interpolasi kembali ke
ranah frekuensi.
sehingga isyarat yang diterima akan berbeda dengan isyarat yang dikirm.
karakteristik kanal pada kawasan frekuensi, dan Y adalah data yang diterima maka
Y =¿)( X ) (2.18)
Kanal dengan
Isyarat Karakteristi Isyarat
Kirim, X k terima,Y
karakteristik kanal, sehingga bagian penerima OFDM dapat mengolah isyarat yang
Estimasi kanal hanya akan memberikan nilai yang mendekati keadaan yang
sebenarnya karena nilai karakteristik kanal tidak dapat diketahui secara pasti. Metode
estimasi yang baik diperlukan untuk menghasilkan nilai yang paling mendekati
dapat digunakan oleh sistem penerima OFDM untuk menentukan isyarat yang
seharusnya diterima.
Y =¿)( X )
1
dengan merupakan resiprokal H.
H
Untuk mendapatkan nilai isyarat sebenarnya dilakukan perkalian antara
resiprokal H dengan isyarat yang diterima oleh penerima OFDM. Perkalian ini
dilakukan oleh sistem penyama kanal yang berada di penerima OFDM. Sehingga
diperoleh isyarat sesuai dengan yang dikirim[9]. nilai X’ akan sama dengan nilai X
jika karakteristik kanal hasil estimasi dan interpolasi sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
BAB III
4 METODOLOGI
Gate Array) spesifikasi Spartan 3 keping XC3S500E tipe FG320 dengan kecepatan -4
yang berada dalam modul Spartan 3E Starter Kit, serta satu perangkat
Professional, dengan prosesor Intel ® Core Duo T6670 2.20 GHz, dan RAM 4.00
GB. Perancangan dan simulasi dilakukan dengan perangkat lunak Xilinx ISE 10.1
Konsep FPGA pertama kali dirintis pada tahun 1985 oleh Ross Freeman
Programmable Gate Array) adalah peralatan logika yang terdiri dari susunan sel-sel
logika dua dimensi dan saklar-saklar yang dapat diprogram [1]. Struktur konseptual
dalam breadboard yang bisa diubah oleh pengguna atau pembuat desain. Karena
proses tersebut dapat dikerjakan oleh pendesain di dalam laboratorium atau bisa
disebut “in field” tanpa adanya fasilitas fabrikasi, maka peralatan tersebut dapat
dengan memberikan fungsi khusus pada tiap sel logika dan mengatur koneksi dari
saklar-saklar terprogram. Jika desain dan sintesis telah diselesaikan, maka desain
logika biasa (AND, OR, XOR, NOT, dll) maupun jenis fungsi matematis dan
(register) mulai dari flip-flop sampai Random Access Memory (RAM) [11].
Beberapa keuntungan dari FPGA antara lain adalah harga yang relatif
Description Language). Bahasa HDL yang populer adalah VHDL (Very high speed
Xilinx ISE Design Suite atau yang dikenal dengan ISE WebPACK adalah
sebuah Integrated Software Environment yang dibuat oleh perusahaan Xilinx untuk
mendesain dan memprogram chip FPGA atau CPLD yang dikeluarkan oleh
perusahaan Xilinx.
file (device programming). Sementara ada tahapan lain yaitu verifikasi desain yang
merupakan salah satu bagian sistem penerima dari blok sistem OFDM yang dapat
Pada susunan pilot tipe sisir, ada sejumlah isyarat pilot yang disebar seragam
jumlah kanal yang berisi isyarat pilot [6]. Jarak antara masing-masing pilot dapat
Susunan data dan pilot pada setiap subkanal pada sistem OFDM sesuai
X p ( m) , l=0
X (k)= X (mS +l)=
{
data ,l=1,2,3 , … S−1
Interpolator dalam tugas akhir ini dirancang untuk sistem OFDM yang
jumlah subkanal yang diberi pilot dapat dihitung dari jumlah seluruh subkanal yang
subkanal. Jumlah subkanal yang diberi pilot dapat dihitung sebagai berikut
NC
S=
Np
N C 128
N p= = =42.67=43 subkanal
S 3
dengan jumlah subkanal yang diberi pilot untuk jarak pilot sebanyak 3 subkanal.
subkanal yang diberi pilot ada sebanyak 43 subkanal. Simbol pilot akan dimasukkan
126. Pilot Subkanal 127 juga diisi dengan pilot karena tanggapan subkanal ini tidak
dapat diinterpolasi jika diisi dengan data. Karena subkanal 127 diisi dengan pilot,
maka jumlah subkanal yang berisi simbol pilot bertambah menjadi 44 subkanal.
dengan ketentuan 4 subkanal yang dicuplik memiliki 2 subkanal pilot seperti terlihat
0,1,2, dan 3. Nilai tanggapan pada subkanal 0 dan subkanal 3 yang berisi simbol pilot
dapat digunakan untuk menghitung nilai tanggapan pada subkanal 1 dan subkanal 2
subkanal yang tidak disisipi isyarat pilot, tetapi juga digunakan untuk menghitung
equalizer), yang telah dibuat pada skripsi sebelumnya, untuk menentukan isyarat
Mulai
Studi Literatur
1. Literatur OFDM
2. Literatur FPGA
3. Skripsi terdahulu
Percobaan
1. Skripsi Terdahulu
2. Komponen sistem digital dalam FPGA
Cari Metode
Yang Tepat
Pengujian
1. Simulasi
2. FPGA
Analisa
Kesimpulan
Selesai
BAB V
5 JADWAL PENELITIAN
Bulan
No. Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Telaah literatur
2. Pembuatan perangkat lunak
3. Pengambilan data
4.
Pengimplementasian ke perangkat keras
5. Kompilasi dan analisis data
6. Evaluasi dan perbaikan
7. Penulisan Laporan
6 DAFTAR PUSTAKA
[1] Chu, Pong P. 2008. FPGA Prototyping By VHDL Examples (Xilinx Spartan-3
[2] Lee, R. C. T., Mao-Ching Chiu and Jung-Shan Lin. 2007. Communications
[3] Aditya, Iqbal Prayudha. 2010. Implementasi Pemeta dan Pengawa-peta QAM
Orde 4/16/64 Untuk Model OFDM 256 Subkanal Dengan Pendekatan Look-
Yogyakarta: UGM.
[4] Simangunsong, Rugun Paulina. 2010. Penyamaan Kanal Pada OFDM Dengan
Yogyakarta: UGM.
[5] Oktobiyanto, T.R., 2008, Simulasi OFDM Dengan Pilot Statis Dan Estimasi
[6] Coleri, S., Ergen, M., Puri, A., and Bahai, A., Channel Estimation Techniques
US: Springer.
[9] Anwar, A., 2010, Pengaruh Kerapatan Pilot OFDM Terhadap Kecermatan
UGM.
[10] Prihandika, Advis. 2010. Perbandingan Kinerja Perkalian Biner 8 Bit Algoritma
[12] Marindra, A. M. J., 2010, Implementasi Pengirim OFDM pada FPGA Xilinx
[13] 2005. Xilinx ISE Software Manuals and Help. Xilinx, Inc.