Anda di halaman 1dari 7

Kharisma Insani Rahesty

205020301111054
AKM 3 (CE)

RESUME
PAJAK PENGHASILAN 1

LABA SEBELUM PAJAK


Laba sebelum pajak atau yang dikenal sebagai laba akuntansi adalah laba atau rugi selama suatu
periode sebelum dikurangi beban pajak. Laba akuntansi merupakan laba yang ditentukan
berdasarkan kebijakan dan standar akuntansi. Pada umumnya laba akuntansi ini dihitung dari
laba operasi ditambah dengan pendapatan lain-lain dan dikurangi dengan beban lain-lain.

PENGHASILAN KENA PAJAK


Laba kena pajak atau laba fiskal adalah laba selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh otoritas perpajakan atas pajak penghasilan yang terutang. Laba
kena pajak yang dalam istilah perpajakan dikenal sebagai penghasilan kena pajak (PKP),
ditentukan dengan mengurangkan beban terhadap penghasilan bruto.

PERBEDAAN SEMENTARA YANG MENGAKIBATKAN TAMBAHAN PAJAK DI


MASA YANG AKAN DATANG
Perbedaan temporer kena pajak terjadi ketika laba akuntansi lebih besar daripada laba
fiskal. Akibatnya, beban pajak (yang ditentukan berdasarkan laba akuntansi) lebih besar daripada
beban pajak kini (yang ditentukan atas dasar laba fiskal).
Contoh perbedaan temporer kena pajak yang akan menimbulkan liabilitas pajak
tangguhan:
1) Pendapatan bunga termasuk dalam laba akuntansi proporsional terhadap waktu, namun
dalam laba kena pajak pendapatan bunga dihitung ketika kas diterima
2) Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan laba kena pajak (rugi pajak) mungkin
berbeda dengan penyusutan yang digunakan dalam penghitungan laba akuntansi
3) Biaya pengembangan dapat dikapitalisasi dan diamortisasi pada periode masa depan
dalam menentukan laba akuntansi, tetapi untuk penentuan laba kena pajak harus
dikurangkan pada periode saat terjadinya

Contoh Soal
PT Kharisma memiliki aset tetap berupa gedung yang dibeli pada 1 Januari 2018 dengan harga
Rp500.000.000. PT Kharisma mendepresiasi gedung dengan metode garis lurus selama lima
tahun tanpa nilai residual. Sementara itu, menurut peraturan perpajakan, mesin didepresiasi
dengan metode garis lurus selama empat tahun tanpa nilai sisa. Untuk menyederhanakan dan
memudahkan ilustrasi perbedaan temporer, diasumsikan beban depresiasi mesin adalah satu-
satunya beban yang ditanggung PT Kharisma. Selain itu, diasumsikan bahwa pendapatan PT
Kharisma selama lima tahun mulai 2018 adalah Rp250.000.000 per tahun. Tarif pajak yang
berlaku adalah 30%.

Selama tahun 2018 hingga 2021 beban pajak per tahun adalah Rp45.000.000 per tahun yang
harus tetap diakui walau besarnya pajak terutang (beban pajak kini) hanya sebesar Rp37.500.000
per tahun. Penyelesaian dari beban pajak tersebut ada yang ditangguhkan yaitu sebesar
Rp7.500.000 per tahun (Rp25.000.000 x 30%) dan disajikan sebagai beban pajak tangguhan di
dalam laporan laba rugi.

Jurnal tanggal 31 Desember 2018, 2019, 2020. 2021


Beban pajak penghasilan Rp45.000.000
Utang pajak Rp37.500.000
Liabilitas pajak tangguhan Rp 7.500.000

Jurnal tanggal 31 Desember 2022


Beban pajak penghasilan Rp45.000.000
Liabilitas pajak tangguhan Rp30.000.000
Utang pajak Rp75.000.000

Laporan Laba Rugi untuk Tahun 31 Desember 2018


Pendapatan Rp250.000.000
Beban depresiasi (100.000.000)
Laba sebelum pajak 150.000.000
Beban pajak penghasilan:
Beban pajak kini Rp 37.500.000
Beban pajak tangguhan 7.500.000 45.000.000
Laba bersih Rp105.000.000

PERBEDAAN SEMENTARA YANG MENGAKIBATKAN PENGURANG PAJAK


(SAVING) DI MASA YANG AKAN DATANG
Perbedaan temporer dapat dikurangkan terjadi ketika laba akuntansi lebih rendah
daripada laba fiskal. Akibatnya, beban pajak lebih kecil daripada beban pajak kini. Dalam
kondisi ini, entitas harus melakukan pembayaran pajak terlebih dahulu sebelum akuntansi
mengakuinya sebagai beban pajak. Oleh karena itu, perbedaan temporer dapat dikurangkan
mengakibatkan pengakuan aset pajak tangguhan dan pendapatan pajak tangguhan.
Contoh perbedaan temporer dapat dikurangkan yang menghasilkan aset pajak tangguhan:
1) Biaya imbalan pascakerja dapat dikurangkan dalam menentukan laba akuntansi ketika
jasa diberikan oleh pekerja, tetapi biaya tersebut baru dapat dikurangkan dalam
perhitungan laba kena pajak ketika iuran dibayarkan oleh entitas kepada Dana Pensiun
atau ketika imbalan pascakerja dibayarkan oleh entitas
2) Biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada perioda
terjadinya namun tidak diperkenankan sebagai pengurang dalam menentukan laba kena
pajak (rugi pajak) hingga perioda kemudian
3) Liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis diakui pada tanggal akuisisi tetapi
biaya terkait tidak dikurangkan dalam menentukan laba kena pajak hingga perioda
kemudian
4) Aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau direvaluasi tanpa penyesuaian setara
yang dibuat untuk tujuan pajak; timbul perbedaan temporer dapat dikurangkan apabila
dasar pengenaan pajak aset melebihi jumlah tercatatnya

Contoh Soal
PT Kharisma tanggal 1 Januari 2018 menerima pembayaran dari pelanggan sebesar
Rp500.000.000 atas sewa gedung selama lima tahun. Untuk menyederhanakan dan memudahkan
ilustrasi perbedaan temporer, diasumsikan selama tahun 2018 hingga 2022 PT Kharisma
menerima pendapatan penjualan tunai dari pelanggan sebesar Rp200.000.000 per tahun.
Diasumsikan pula bahwa beban operasi selama lima tahun tersebut adalah Rp100.000.000 per
tahun. Tidak ada perbedaan pengakuan beban operasi antara akuntansi dan peraturan perpajakan.
Tarif pajak yang berlaku adalah 30%.
PT Kharisma mengakui aset pajak tangguhan sebesar Rp120.000.000 (Rp400.000.000 x 30%)
serta mengakui pendapatan pajak tangguhan di dalam laporan laba rugi sebesar jumlah tersebut.

Jurnal 31 Desember 2018


Beban pajak penghasilan Rp60.000.000
Aset pajak tangguhan Rp120.000.000
Utang pajak Rp180.000.000

Jurnal 31 Desember 2019, 2020, 2021, 2022


Beban pajak penghasilan Rp60.000.000
Aset pajak tangguhan Rp30.000.000
Utang pajak Rp30.000.000

PERBEDAAN TETAP ATAU PERMANEN


Perbedaan permanen adalah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang tidak dapat
terpulihkan di masa depan. Perbedaan ini akan ada secara permanen dan tidak akan hilang akibat
perbedaan esensi antara kebijakan dan standar akuntansi dengan peraturan perpajakan sehingga
perbedaan jumlah laba akuntansi dan laba fiskal tidak akan hilang. Contoh dari perbedaan
permanen adalah beban sumbangan dan laba dari entitas asosiasi dengan kepemilikan 25%-50%
serta penghasilan yang dikenakan pajak final.

Contoh Soal
PT Kharisma pada tahun 2020 mengakui pendapatan penjualan sebesar Rp250.000.000, beban
operasi Rp100.000.000, dan beban sumbangan Rp20.000.000. Diasumsikan tidak ada perbedaan
pengakuan atas pendapatan penjualan dan beban operasi antara kebijakan dan standar akuntansi
dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Namun, beban sumbangan yang diakui oleh PT
Kharisma tidak diperkenankan diakui sebagai beban oleh peraturan perpajakan. Perbedaan ini
bersifat permanen dan mengakibatkan jumlah laba akuntansi berbeda dengan laba kena pajak.
Perbandingan keduanya seperti ini:
Akuntansi (Rp) Perpajakan (Rp)
Pendapatan penjualan 250.000.000 250.000.000
Dikurangi:
Beban operasi (100.000.000) (100.000.000)
Beban sumbangan (20.000.000)
Laba 130.000.000 150.000.000
Tarif pajak 30% 30%
Beban pajak 39.000.000 45.000.000

Karena perbedaan ini bersifat permanen, tidak ada pajak tangguhan yang harus diakui oleh PT
Kharisma. Beban pajak terutang yang harus ditanggung PT Kharisma pada tahun 2021 adalah
Rp45.000.000.
Beban pajak penghasilan Rp45.000.000
Utang pajak Rp45.000.000

JIKA TERJADI PERUBAHAN TARIF PAJAK


Jika tarif pajak di masa depan diekspektasikan akan berubah dan segera diberlakukan,
maka entitas harus mempertimbangkan tarif pajak yang baru tersebut pada periode berjalan.
Namun, jika tarif pajak yang baru belum akan diberlakukan, maka entitas menggunakan tarif
pajak yang lama.
Contohnya, pada Juni 2018 pemerintah menerbitkan peraturan perpajakan baru yang
menaikkan tarif pajak dari 30% menjadi 35% berlaku efektif mulai tahun 2019. Dalam situasi
seperti ini, ketika pada tahun 2018 entitas memperhitungkan dampak perbedaan temporer
terhadap tahun-tahun mendatang, maka entitas harus menerapkan tarif baru 35%. Namun, jika
pemerintah belum menerbitkan peraturan perpajakan baru yang mengubah tarif pajak menjadi
35%, maka entitas tetap menggunakan tarif 30% untuk menghitung dampak perbedaan temporer
tersebut.
Ketika perubahan tarif pajak diberlakukan, entitas harus segera mencatat pengaruhnya
terhadap akun pajak penghasilan tangguhan yang ada. Entitas melaporkan dampak perubahan
tarif pajak sebagai penyesuaian terhadap beban pajak penghasilan pada perioda terjadinya
perubahan tarif.

Anda mungkin juga menyukai