Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku serta
masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama masalah remaja. Perkembangan
teknologi sekarang ini sedikit banyak telah memberi pengaruh buruk yang menyeret
remaja dalam pergaulan bebas.
Pergaulan bebas atau kenakalan remaja tidak lepas dari hubungannya dengan orang tua.
Selain itu, pengaruh lingkungan pertemanan juga menjadi salah satu faktor yang sangat
menentukan. Tentunya kita sudah sering mendengar keluhan-keluhan tentang betapa
sulitnya menemukan solusi atas masalah tersebut.
Keluhan tersebut tak hanya datang dari orang lain, tetapi juga dari orang tua sendiri yang
dalam hal ini seharunya menjadi orang terdekat anak yang memahami kondisi mereka dan
bisa membimbing mereka untuk tak terjerumus pergaulan bebas. Meskipun memang ada
begitu banyak penyebab yang melatarbelakangi anak hidup dalam pergaulan bebas.
Maka dari itu sebagai orang tua penting bagi kita untuk memahami apa itu pergaulan bebas
begitu pun dengan dampak yang ditimbulkan dan cara mengatasinya. Ketika kita sudah
mengerti maka komunikasikan dengan anak sebaik mungkin agar mereka memahami
risiko yang ditimbulkan bila memilih pergaulan bebas. Dengan begitu hal-hal yang tidak
diinginkan bisa dicegah sedini mungkin.
stilah pergaulan bebas bukan hal yang tabu lagi dalam kehidupan
masyarakat, tanpa melihat jenjang usia kata pergaulan bebas sudah sangat
populer, artinya bahwa ketika masyarakat mendengar kata pergaulan bebas
maka arah pemikirannya adalah tindakan yang terjadi di luar koridor hukum
yang bertentangan terutama bagi aturan Agama.

Pergaulan bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan
hukum yang berlaku dalam masyarakat. Pergaulan bebas dalam pemahaman
keseharian identik dengan perilaku yang dapat merusak tatanan nilai dalam
masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan, saya akan membahas hasil
wawancara mengenai beberapa hal yang terangkum dalam rumusan masalah berikut:
1.      Siswa memahami pengertian pergaulan bebas dimasa remaja
2.      Siswa mengetahui faktor-faktor penyebab pergaulan bebas dimasa remaja.
3.      Siswa mengetahui solusi dalam mengatasi pergaulan bebas dimasa remaja.
4.      Siswa mengetahui pengaruh pergaulan bebas dimasa remaja bagi prestasi siswa.

C. Tujuan Wawancara
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan wawancara ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab siswa/ siswi bagaimana cara siswa/siswi bergaul

2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan siswa/siswi dalam pergaulannya


3. Untuk mengetahui perilaku siswa/siswi dalam pergaulan dimasa remaja
D. Manfaat Wawancara
1. Manfaat Teoritis
Hasil Wawancara ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu bimbingan
dan konseling terutama psikologi perkembangan peserta didik.
2. Manfaat Praktis
A. Hasil wawancara ini dapat dijadikan rujukan bagi konselor sekolah dalam
memberikan strategi pelayanan di sekolah terkait dengan perilaku pergaulan
bebas dimasa remaja
B. Hasil wawancara ini untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan
masukan sehingga kelak menjadi konselor, peneliti mampu menjadi seorang
konselor yang berkepribadian baik.
C. Dapat menambah wawasan peneliti dalam pengembangan ilmu yang berkaitan
dengan layanan bimbingan dan konseling.
D. Bahan masukan bagi sekolah, guru bidang studi maupun guru pembimbing
dalam pelaksanaan program bimbingan kelompok teknik diskusi di sekolah
dalam merubah persepsi siswa tentang pergaulan bebas dimasa remaja.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
BERSAMA PACAR, ZINA PUN MENJADI WAJAR
Banyaknya
Siswa Siswi Yang Berpacaran
Dikalangan Sekolah

Dan janganlah kamu mendekati zina,


zina itu sungguh suatu perbuatan keji
dan suatu jalan yang buruk (QS. Al-isra ayat 32)
A. Landasan Teori Pacaran
1. Definisi Pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat
saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan
menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan
selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana
seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk
menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan
hidup. Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang
telah direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya
dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).

Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang
yang berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini
didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.
Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan
wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman
meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan
informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi
elemen utama dari keintiman.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pacaran
3
adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita
yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian
antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.

B. Metodelogi Wawancara
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video
dan lain sebagainya.
Penelitian ini dikatakan kualitatif karena pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di
dalamnya, dan hasil yang diharapkan pun bukanlah berdasarkan ukuran-ukuran
kuantitas, melainkan makna atau segi kualitas dari fenomena yang diamat.

C. Hasil Wawancara
1. Pergaulan Bebas Remaja Di Masa Kini
Pergaulan remaja sekarang dan dahulu sangatlah berbeda, hal ini karena pengaruh
globalisasi seperti meniru budaya budaya barat. Pergaulan remaja di zaman sekarang
sangatlah beragam seperti misalnya, Pacaran/zina, pertemanan (circle), Merokok dan
penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran. Hal-hal seperti itu dimasa sekarang
bukanlah sesuatu yang baru. Pacaran di masa kini juga tidak asing lagi bagi kalangan
remaja. Pacaran di satu sekolah ataupun beda sekolah sudah banyak dilakukan oleh
kalangan remaja. Ada juga yang berpacaran dengan beda kota/provinsi/pulau atau
yang sering di kenal dengan istilah “Virtual”.
Seperti halnya DT*, DT* Merupakan narasumber saya yang berpacaran di satu
sekolah. DT* Berumur 16 tahun dan sekarang sedang menduduki sekolah menengah
atas (SMA) . DT* mulai berpacaran sejak ia berumur 13 tahun atau sudah berpacaran
kurang lebih 2 tahun. DT* mengatakan bahwa ia kenal sama pacarnya karena di
kenali oleh teman mereka sendiri. Menurutnya Pacaran satu sekolah itu
menyenangkan

4
2. Kurangnya dan butuhnya kasih sayang seorang remaja sehingga memutuskan
untuk pacaran
Dimasa kini kasih sayang terkadang memang di butuhkan oleh seorang remaja
yang mengalami broken home. Zaman sekarang broken home sudah banyak dialami
oleh seorang remaja bahkan anak anak. Broken home sudah tidak asing lagi
terdengar di telinga. Remaja atapun anak anak yang mengalami brokoen home
terkadang lebih memilih untuk berpacaran dengan alasan ingin mencari kebahagiaan
mereka lewat orang lain, dan sebagai support system. Hal ini bagi saya adalah hal
wajar sebab masa remaja adalah masa di mana seorang remaja mengalami pubertas
Di masa remaja ini, seorang anak memang lagi membutuhkan kasih sayang dari
orang orang terdekat karena di masa remaja terkadang pikiran, hati, perasaan
seorang remaja itu tidak dapat di kondisikan.
Remaja membutuhkan orang sebagai teman yang dapat mendengarkan ceritanya,
keluh kesahnya, dan hal apapun itu. Anak anak yang mengalami broken home
ataupun yang orang tuanya sibuk menjadi bingung jikaningin bercerita. Terkadang
orang tua tidak selalu memikirkan dampak akibat perbuatan mereka. DT*
Memutuskan berpacaran dengan alasan sebagai penyemangat hidupnya,
penyemangat ia kesekolah, dan ia juga beralasan pacarnya itu dapat ia jadikan
sebagai rumah keduanya. DT* termasuk anak yang kurang kasih sayang dari orang
tuanya, orang tuanya sibuk bekerja dan hanya memiliki sedikit waktu untuk dirinya.
DT* menyadari dan mengakui jika pacaran itu berdosa dan di sekolah juga ada
larangan buat pacaran. DT* pun juga mengakui bahwa tanpa berpacaran pun
sebenarnya mereka bisa berteman tetapi DT* memutuskan berpacaran karena
baginya pacaran itu lebih ke arah romantis, tidak meragukan kasih sayang keduanya
di bandingkan hanya sekedar berteman saja yang sewaktu waktu keduanya dapat
berubah.

5
Contoh siswa yang menjadikan pacarnya sebagai teman curhatnya

3. Apa yang di lakukan siswa/siswi dalam berpacaran?


Siswa/siswi berpacaran di satu sekolah sudah tidak asing lagi untuk di dengar.
Siswa/siswi yang berpacarn di satu sekolah sering terjadi akibat keduanya satu kelas,
satu ekstrakulikuler, ataupun karena satu angkatan. Di dalam lingkungan sekolah
siswa/siswi mungkin memang jarang menunjukan jika keduanya berpacaran. Tetapi
jika pergi/pulang sekolah siswa/siswi melakukan hal sebagaimananya pacaran,
Banyak siswa/siswi yang terkadang pergi/pulang bersama pacarnya. Tidak semua
siswa/siswi yang berpacaran itu berani apabila bertemu secara langsung. Ada
Siswa/siswi yang berpacaran terkadang lebih memilih melakukan
interaksi/komunikasi antar keduanya melalui chat. Di masa remaja ini siswa/siswi
yang berpacaran hanya menghabiskan waktu bersama pacarnya dengan menonton
bioskop, bermain game bareng, belajar bareng, dan pergi berduaan di waktu kosong,
tetapi jika untuk chatan siswa/siswi tentu setiap hari bahkan jam berchatan antar
keduanya. DT* yang merupakan narasumber saya termasuk siswa yang berpacaran
lebih aktif ke chatan dari pada untuk bertemu langsung. DT* mengatakan jika ia
bertemu pacarnya hanya di sekolah saja. Walaupun DT* jarang bertemu langsung
bersama pacarnya ia tentu tidak kalah romantis sama yang sering bertemu. DT*
menghabiskan waktu bersama pacarnya dengan bermain game bareng, nonton(online)
bareng, telponan/videocall-an, serta chatan yang selalu ia lakukan. Bagi nya
melakukan hal seperti itu juga tidak kalah seru dan menarik.
Pacaran yang di lakukan seorang remaja saat ini memang betul berbeda beda cara
6
mereka melakukan kebahagiaan merek senidiri. Ada yang banyak menghabiskan

7
waktunya hanya dengan chatan, bertemu langsung bahkan ada yang jarang sekali
chatan dan bertemu begitupula sebaliknya.

Contoh siswa yang pacaran disatu sekolah

4. Alasan siswa/siswi memutuskan berpacaran satu sekolah


Siswa/siswi yang berpacaran satu sekolah jelas mempunyai alasan, seperti hal ini
siswa/siswi berpacaran dengan alasan sebagai penyemangat ia datang kesekolah.
Dan benar DT* pun mengakui bahwasannya berpacaran satu sekolah memang jelas
membuat dirinya semangat untuk kesekolah, selain itu DT* mengakui apabila
berpacaran satu sekolah bisa saling memberikan informasi satu sama lain, bisa
saling mengerjakan tugas, bahkan bisa pergi/pulang bersama pacar. Berpacaran satu
sekolah juga memberikan alasan bahwa seorang siswa/siswi yang susah bertemu
apabila bersama pacarnya di luar jam sekolah, dengan ia berpacaran satu sekolah
bisa lebih sering bertemu.
Note : DT* (Nama samaran narasumber)

8
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi
remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak
manusia sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia
remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide
cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang
digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.
Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar
berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri
bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu
definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran
adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya
sebagai label “saya punya pacar dan mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah
suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu
kita dalam mengatasi persoalan hidup untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang
lainnya.
Pacaran satu sekolah juga tidak selalu menimbulkan hal negatif bagi siswa/siswi yang
melakukannya. Ini semua tergantung bagaimana siswa/siswi tersebut menjalankannya.
Pacaran satu sekolah terkadang justru membuat siswa/siswi lebih semangat untuk datang
kesekolah. Tetapi bukan berarti pacaran satu sekolah tidak mempunyai dampak
negtifnya, seperti contoh membuat siswa tidak fokus dalam pemebelajaran. Hal ini balik
lagi ke diri siswa/siswi itu sendiri bagaimana cara mengatasinya.
Terkadang tidak semua yang di lakukan oeh remaja saat berpacaran itu bersifat negatif
atau ke arah yang romantis. Banyak orang yang menjadikan dirinya berpacaran hanya
untuk kesenangan dirinya, sebagai support system dirinya dan penyemngat dirinya. Ada
juga yang menjadikan pacarnya sebagai teman belajarnya ,dan teman curhatnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/26578321?utm_source=android&utm_medium=share&utm
_campaign=question

http://repository.radenfatah.ac.id/12528/3/BAB II.pdf
http://repository.unpas.ac.id/30073/5/BAB II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai