Anda di halaman 1dari 8

Mengenal 

Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal


(SPMI)
   Mengenal Sekolah Model
Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI)
Oleh : Afif Suryono,S.Pd.,M.Pd.*)
 I.     Pendahuluan
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2016
tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat
4 dinyatakan bahwa Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disebut SPMI-Dikdasmen adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas kebijakan dan
proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan
bermutu yang memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. Berdasarkan hal tersebut
sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk melaksanakan SPMI dalam rangka
mencapai atau melampaui 8 (delapan) standar nasional pendidikan. Sistem penjaminan mutu
pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan
dasar dan menengah secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi
sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu.
II.       Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam satuan
pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan;
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi pendidikan;
Dalam implementasinya sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah ditunjang oleh
Sistem Informasi Penjaminan Mutu pendidikan dasar dan menengah, seperti terlihat pada 

1
Gambar 1. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Dalam implementasinya, sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengikuti siklus
kegiatan sesuai dengan komponen masing masing. Siklus sistem penjaminan mutu internal terdiri atas :
1.      Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan;
2.      Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah;
3.      Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses
pembelajaran;
4.      Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan;
5.      Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi.
Sistem Penjaminan Mutu Internal
1. Siklus SPMI di Sekolah
Sistem Penjaminan Mutu Internal seperti digambarkan pada Gambar 2., merupakan suatu siklus yang
kontinu yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan
berkelanjutan serta terbangunnya budaya mutu pendidikan di sekolah. Dalam menjalankan penjaminan
mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis antara seluruh
pemangku kepentingan di sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan/Tata
Usaha, dan bekerja sama dengan komite sekolah.
Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima tahapan yaitu: i) pemetaan mutu;
penyusunan rencana peningkatan mutu; ii) implementasi rencana peningkatan mutu; iii) evaluasi/audit
internal; dan v) penetapan standar mutu pendidikan. Guna mengetahui capaian sekolah dalam hal
mutu pendidikan pada saat akan menjalankan SPMI yang pertama kali, langkah pertama yang
dilakukan adalah melakukan pemetaan mutu dengan menggunakan dokumen evaluasi diri yang di
dalamnya termasuk instrumen evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sebagai standar minimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil pemetaan mutu selanjutnya
dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan kebijakan sekolah dalam melakukan
peningkatan mutu pendidikan.

2
Gambar 2.Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Berdasarkan hasil pemetaan mutu pendidikan yang telah dicapai (sebagai baseline) selanjutnya
dilakukan langkah kedua yaitu penyusunan rencana peningkatan mutu pendidikan yang dituangkan
dalam dokumen perencanaan, pengembangan sekolah dan rencana aksi. Selanjutnya rencana
pemenuhan tersebut dilanjutkan dengan langkah ketiga yaitu implementasi rencana peningkatan mutu
selama periode tertentu (semester atau tahun ajaran). Setelah perencanaan dan pengembangan
sekolah tersebut diimplementasikan selama periode tertentu, dilakukan langkah keempat yaitu
evaluasi/ audit secara internal untuk memastikan bahwa pelaksanaan peningkatan mutu berjalan
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Laporan dari hasil evaluasi adalah; (i) pemenuhan 8 SNP,
dan (ii) hasil implementasi dari rencana aksi. Dari hasil evaluasi/audit kemudian dilakukan langkah
kelima yaitu penetapan standar mutu baru yang lebih tinggi apabila capaian sekolah telah memenuhi
minimal sesuai SNP. Dengan demikian penerapan sistem penjaminan mutu bukanlah hanya ditujukan
untuk meningkatkan mutu sesuai pada SNP namun mendorong terciptanya budaya mutu pendidikan
dimana semua komponen di sekolah memiliki jiwa pembelajar dan selalu mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan jaman. Siklus pemenuhan mutu pada setiap sekolah adalah seperti disajikan
pada Gambar.3.

3
Gambar 3. Siklus Pemenuhan Mutu Secara Berkelanjutan di Satuan Pendidikan
2. Pembagian Peranan dalam Pengembangan SPMI di Sekolah
Guna melaksanakan sistem penjaminan mutu internal, sekolah membentuk Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Sekolah. Secara organisasi, posisi dari Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah adalah
seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Bagan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal


Agar tidak terjadi tumpang-tindih peranan antara kelembagaan sekolah yang dipimpin oleh Kepala
Sekolah dengan kelembagaan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah, dilakukan pembagian
peranan sebagai berikut:
Tugas Sekolah :

4
·         Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI
·         Menyusun dokumen SPMI
·         Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah
·         Melaksanakan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses
pembelajaran
·         Menetapkan standar baru dan menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi
·         Membentuk unit penjaminan mutu pada satuan pendidikan; dan
·         Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan
Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah :
·         Mengkoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan pendidikan
·         Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap pelaku
pendidikan di satuan pendidikan dalam pengembangan penjaminan mutu pendidikan;
·         Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu pendidikan di satuan
pendidikan;
·         Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan;
dan
·         Memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
3. Hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal
Hasil dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah terjadinya peningkatan mutu pendidikan pada level
sekolah dari waktu ke waktu seperti yang terlihat pada Gambar 5. Skor tersebut adalah untuk setiap
standar dari 8 SNP yang telah ditetapkan. Keberhasilan SPMI di setiap satuan pendidikan ditunjukkan
oleh peningkatan skor dari setiap standar setiap kali dilakukan penilaian. Namun demikian, dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak harus dipaksakan menaikkan skor seluruh 8
standar pada periode yang sama.

Gambar 5. Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Setiap Satuan Pendidikan
Untuk melakukan Sistem Penjaminan mutu Pendidikan internal Sekolah bisa melakukan workshop
dengan mengkaji
A. Standar Nasional Pendidikan

5
Tujuan pengkajian Standar Nasional Pendidikan adalah:
1.      Menjelaskan tujan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standar nasional pendidikan
2.      Menemukenali prinsip-prinsip dari penyelenggaraan pendidikan dari peraturan perundang-
undangan yang ada.
3.      Menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
4.      Menyepakati untuk mencapai pendidikan Indonesia yang bermutu diperlukan acuan yang tepat
5.      Menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan di Indonesia
B. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Tujuan pengkajian Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah;
1) Menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melalui PMP.
2) Menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.
3) Menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.
4) Menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan
C. Sistem Penjaminan Mutu Internal Satuan Pendidikan
Dalam mengkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal Satuan Pendidikan ada lima hal pokok yang perlu
dipelajari, yaitu:
1.      Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal: bertujuan menggambarkan siklus penjaminan mutu
internal, menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI dan menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing
tahapan dalam siklus dengan benar.
2.      Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan: tujuan agar terampil melakukan Pemetaan mutu/EDS.
3.      Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu; tujuan agar mampu menyusun rencana pemenuhan
mutu berdasarkan hasil EDS.
4.      Pelaksanaan Pemenuhan Mutu Bahan :tujuannya adalah menjelaskan mekanisme pemenuhan
mutu satuan pendidikan dan menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusun
dokumen implementasi.
5. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Mutu/Audit Mutu; Tujuannya adalah membuat
dokumen rencana evaluasi dan menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan
dan peningkatan mutu sesuai rencana.

 
III.              Penutup
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu Sistem
6
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Sesuai dengan
Permendiknas nomor 28 tahun 2016 menjadi acuan dasar untuk sekolah sebagai satuan pendidikan
dalam melaksanakan penjaminan sekolah menjadi sekolah yang berbudaya mutu dan selalu berusaha
melaksanakan standar baru dalam upaya perbaikan berkelanjutan karena capaian SNP oleh sekolah
baru merupakan kriteria minimal sekolah yang ada di Indonesia, sehingga sekolah harus berusaha
mencapai diatas SNP yang salah satunya uapayanya dengan menerapkan SPMI disekolah.
 
DAFTAR PUSTAKA
1.      Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.      Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.
32 tahun 2013 dan diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah
4.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
5.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
7.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
9.      Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
10.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
11.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
12.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum
13.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
14.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
15.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
16.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Atas
17.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan

7
18.  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
19.  Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan 2006
20.  Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Bab 2 Angka 2.4
Acuan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai