Anda di halaman 1dari 8

RESUME MATERI

“ Peran Pendidik/Guru dalam Meningkatkan Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada


Anak ”

Mata Kuliah: Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Dr. Usman, M.Si

OLEH

Ivana Ameylia Likoelangi

(210405501041)

KELAS C

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2021
I. Kognitif

Setiap anak memiliki pola dan waktu perkembangan yang unik, seperti kepribadian, tipe
pembelajaran, dan latar belakang keluarga. Baik metodologi maupun interaksi orang dewasa
dengan anak-anak haruslah sesuai dengan perbedaan individual anak-anak. Proses belajar terjadi
karena adanya interaksi antara pemikiran anak dan pengalamannya dengan bahan-bahan ajar,
gagasan-gagasan dan orang-orang. Pengalaman-pengalaman ini haruslah cocok dengan
kemampuan anak yang sedang berkembang dan juga memberikan tantangan bagi minat dan
pemahaman anak. (Bromley, KD,1992:2).

Perkembangan kognitif pada anak-anak dijelaskan dengan berbagai peristilahan,


pandangan aliran tingkah laku (behaviorisme) berpendapat bahwa ’’pertumbuhan kecerdasan
melalui terhimpunnya informasi yang makin bertambah’’. Sedangkan menurut aliran
interactionist atau developmentalis berpendapat bahwa ’’pengetahuan berasal dari interaksi anak
dengan lingkungan anak.’’ (patmonodewo, 2003:27).

Piaget (1896-1980) meyakini bahwa manusia dalam hidupnya melalui empat tahap
perkembangan kognitif. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir
khas/ berbeda. Empat tahap perkembangan kognitif itu adalah tahap sensori motor (anak belajar
untuk mengetahui dunianya hanya mengandalkan indera yaitu melalui meraba, membau, melihat,
mendengar dan merasakan), tahap praoperasional (penalaran mental muncul, egosentrisme mulai
kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang masih terbentuk), tahap operasional
konkret (perkembangan pemikiran yang teroganisir dan rasional), dan tahap operasi formal
(pemikiran sudah mencapai kematangan, anak sudah berpikir secara efektif dan sistematis).

II. Bahasa

Bahasa merupakan sarana komunikasi antar sesama, mulai dari kanan-


kanak sampai dengan orang dewasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia.
Ketrampilan berbahasa seseorang harus dibina sejak masa kanak-kanak, imajinasi anak mesti
diarahkan semasa kecil sehingga dalam perkembangan fase-fase kehidupannya menjadi
pengguna bahasa yang baik dan tepat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak , keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis. (Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode
Pengajarannya, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 22 ).

Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak secara alamiah untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara merespons
orang lain. (Nurbiana Dhieni, 2005:115).

Bromley, KD (1992:2) menyebutkan 5 fungsi bahasa sebagai berikut: (a) Bahasa


menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak-anak belajar kata-kata yang dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka. (b) Bahasa dapat merubah dan mengontrol
perilaku. Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan
perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa. (c) Bahasa membantu perkembangan
kognitif. Secara simbolik bahasa menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa merupakan
sistem di mana kita menambah pengetahuan yang kita akumulasikan melalui pengalaman dan
belajar.(d) Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa berperan dalam
memelihara hubungan dengan lingkungan belajar. (e) Bahasa mengekspresikan keunikan
individu. Anak-anak sering kali mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman, dan
pendapatnya dengan cara mereka yang khas yang merupakan refleksi perkembangan kepribadian
mereka.

III. Peran Guru terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada anak

Guru adalah seorang pendidik profesional yang memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru harus
mengetahui dengan baik karakteristik peserta didik dan juga apa saja yang memang relevan
untuk diajarkan pada mereka. Guru juga harus kreatif dalam merancang dan menggunakan
strategi, metode, model, hingga media pembelajaran, serta harus disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik.

Materi yang dapat mendorong aktivitas peserta didik tentunya adalah materi yang baru namun
tidak asing bagi mereka. Sesuatu yang baru harus disesuaikan dengan apa yang telah diketahui
peserta didik sebelumnya (Aunurrahman, 2012: 45).

Berbagai pendekatan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan


kognitif anak, guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, seperti:

• Belajar tentang kemampuan-kemampuan baru;


• Menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar;
• Kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil;
• Mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan
menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.

Maka dari itu guru berperan untuk memberikan arahan pada anak dalam setiap
pembelajarannya, memberikan pengalaman langsung dan guru harus menjadi penanya yang
aktif agar anak dapat berpikir dan mengemukakan pikiranya. Supaya pembelajaran lebih aktif
dan materi yang disampaikan dapat melekat pada otak anak.

Soemartin patmonodewo (2003:35-36) mengemukakan tentang cara guru atau pendidik


mengembangkan kognitif anak agar dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara
sebagai berikut :
• Melakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
• Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
• Berikan kesempatan dan doronglah anak untuk melakukan berbagai kegiatan secara
mandiri.
• Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan keterampilan dalam berbagai
tingkah laku.
• Tentukan batasan-batasan tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
• Kagumilah apa yang dilakukan anak.
• Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan
ketulusan hati.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa guru harus selalu memberi rangsangan,
stimulus dan membimbing untuk mengembangkan kognitif anak adalah dengan memberi
kesempatan anak untuk memperoleh pengalamnnya sendiri dalam pembelajaran, maksudnya
anak jangan terlalu ditekan untuk mengerjakan semua tugas yang telah ditentukan. Seorang guru
harus menjadi penanya yang aktif, membuat konflik yang dapat merangsang pikiran anak, dan
memberi dorongan, mengagumi, dan memberi pujian atas apa saja yang telah dilakukan anak.
Guru harus senantiasa memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, maksudnya anak jangan dipaksa
untuk mengerjakan semua tugas. Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan yang ingin ia
kerjakan dan tanamkan tanggung jawab atas pekerjaannya itu.
Kemampuan beradaptasi secara berhasil guru mengadakan
atau melakukan kegitan bermain peran sehingga anak mampu beradaptasi dengan teman dan
gurunya Melalui berdaptasi anak anak akan lebih mudah berkembang kognitifnya dan rasa social
emosionalnya , dan hasil observasi anak anak lebih suka dengan cara seperti itu karena mereka
bisa mengeluarkan expresi mereka di depan guru dan teman temannya .
Melakukan kegiatan mengemukakan fikirannya. Disinilah letak asimilasi dan bercerita
lalu anak menceritakan kembali , guru selalu memberikan pengetahuan-pengetahuan yang baru,
selalu diulang dan ditambah dengan yang baru melalui kegiatan umpan balik. Dengan kegiatan
ini pun guru dapat menggali seberapa pengetahuan anak dan seberapa kritis anak dalam
menanggapi sesuatu hal. Kegiatan bercerita ini dapat memotivasi anak untuk mengemukakan
fikirannya, dan anak-anak juga sekaligus dapat melatih kemampuan kebahasaannya. Melakukan
kegiatan bercerita disetiap pagi hari sebagai penghantar materi, berfungsi untuk merangsang
anak untuk mengungkapkan tentang sesuatu hal yang telah mereka ketahui selain itu juga guru
bisa tahu seberapa pengetahuan anak tentang materi yang akan dipelajari, guru sudah baik dalam
melakukan kegiatan bercerita ini, seperti halnya dalam mengenalkan berbagai warna,
pembelajaran untuk mengenalkan warna pada anak dibuat sambil olah raga, seperti guru menata
kertas warna dilantai, anak-anak disuruh untuk lompat atau berjalan dengan satu kaki sambil
menyebutkan warna yang diinjaknya. Selain anak bisa hafal anak juga merasa senang, sehingga
memungkinkan pembelajaran dapat diterima anak dengan baik.
Guru harus menyesuaikan media yang tepat dalam mengembangkan kemampuan
bercerita anak, media yang tepat digunakan adalah media visual, dan audio visual. Media visual
merupakan jalur penyampaian pesan atau informasi secara teknis dan kreatif, dimana media
visual menampilkan gambar, grafik dan tata letaknya jelas, sehingga penyampaian pesan dari
seorang guru kepada anak didik menjadi lebih tepat. Media berbasis visual memiliki peranan
yang penting dalam proses pembelajaran, melalui media ini dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan peserta didik. Bagi anak usia dini penggunaan media visual dapat
menumbuhkan minat dan semangat belajar yang tinggi serta akan memudahkan guru dalam
mengarahkan kemampuan imajinasi anak dalam berfikir dan bercerita, selain itu, media visual
dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata dalam lingkungan
anak didik khususnya lingkungan pendidikan anak usia dini.
Selain media visual guru juga dapat menggunakan media audio visual. Media audio
visual adalah media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang
dapat dilihat, contohnya rekaman video, berbagai jenis dan ukuran film, slide suara, dan lain
sebagainya. Penggunaan media ini dalam pembelajaran dianggap lebih baik dan lebih menarik,
sebab mengandung kedua unsur media yaitu audio dan juga visual.
Adapun peran guru yaitu:
• Guru memotivasi siswa untuk belajar, disamping mengelola kelas secara efektif
(Barry & King, 1993).
• Untuk itu guru harus menjadi fasilitator belajar bagi peserta
didik yang diwarnai secara kental oleh suasana warm and acceptance, realness,
openess, prizing, trust, emphatic understanding, love, caring (Rogers, 1969;
Gordon, 1974; Smith, 1978; Barry &King, 1993; Hendrick, 1994).
• Guru harus selalu memperhatikan dan memahami suasana kelas dan menangani
kelas secara sejuk, tidak meledak-ledak (Silberman, 1970), karena “language of
acceptance is so powerfull” (Gordon, 1974).
• Sikap guru sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan kegiatan belajar siswa
(Smith, 1978). Suasana kelas harus dibuat senyaman mungkin.

Adapun kegiatan atau aktivitas anak-anak dalam pembelajaran untuk melatih perkembangan
kognitif dan bahasa sebagai berikut:
a) Kesenian
Pusat kesenian mendorong anak-anak untuk mengembangkan dan mengeksplorasi
kreativitas mereka. Hal ini dapat memacu kreativitas, komunikasi verbal dan non verbal,
percaya diri, perkembangan motorik halus dan kasar serta kemampuan intelektualnya.
b) Permainan Balok
Pusat permainan balok dipenuhi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk dan
ukuran yang setiap baloknya diberi nama. Hal ini dapat menciptakan susunan khayal sang
anak seperti bangunan, kota, pertanian, mobil, truk, hewan dan lain-lain. Anak-anak juga
belajar banyak hal dengan cara membangun balok. Dengan permainan balok ini mereka
dapat mengembangkan kemampuan matematika, kemampuan berpikir, dan memecahkan
masalah, selain itu juga memperkuat daya konsentrasi. Kreativitas sang anak
dipergunakan dan
konsentrasinya dikembangkan di sini.
c) Tempat pengenalan bacaan dan tulisan
Pusat membaca dan menulis meliputi buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan
menyimak dan menulis sang anak. Wilayah ini adalah tempat yang tenang sehingga anak-
anak dapat melihat buku-buku yang ia sukai, membacakan temannya atau meminta guru
yang bersedia membacakan untuk mereka.
d) Matematika/Berhitung
Pada dasarnya kegiatan matematika/berhitung sama dengan kegiatan yang lain. Pada
kegiatan ini anak-anak dapat belajar mencocokkan, berhitung, dan mengelompokkan
serta menciptakan sendiri permainan yang mereka sukai. Pada kegiatan ini anak dapat
melatih kemampuan berbahasa, mendorong kemampuan intelektual mereka, otot-otot
halus, dan koordinasi mata. Mereka pun belajar keterampilan sosial seperti berbagi,
bernegosiasi, dan memecahkan masalah.
e) Musik
Musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran.
Dengan pengantar musik, anak-anak dapat mengembangkan panca indera, mengajarkan
ritme, berhitung dan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar dan mendorong
kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA

Azhari. Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Imajinasi Terhadap


Keterampilan Bercerita Pada Anak Usia Dini. 2015;53(9):1689-1699.
M Fauziah S. Pembelajaran Bahasa Yang Sesuai Dengan Perkembangan Anak. J IAIN
Kendari. 2021;1.
Nurrahmawati E, Hadiati E, dkk. PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN
KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK RAUDLATUL ULUM KRESNOMULYO. J Ilm
Pendidik Anak Usia Dini. 2018;1(Kognitif).
Paud DI, Konda Y. Peran Guru Dalam Anak Di Masa Pandemi Covid.

Anda mungkin juga menyukai