Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FILSAFAT ISLAM

KEJUJURAN DALAM AL-QUR’AN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat islam

DOSEN PENGAMPU: Dr. Asep Wahyudin, M.Ag.,M.I.Kom

DISUSUN OLEH:

CEPI SUTIAWAN(1214040024)

PROGRAM STUDY PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,

Assalamu’allaikum wr.wb,

Segala puji hanya bagi allah swt, yang telah memberikan kenikmatan dan karunia yang tak terhingga untuk
saya, sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul kejujuran dalam al-qur’an.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat islam dan saya harap dengan membuat
makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi orang yang membaca.

Selama penyusunan makalah ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dr. Aep wahyudin, M.Ag.
Selaku dosen pengampu mata kuliah filsafat islam yang telah memberikan saya tugas ini dan yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari jika dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kukurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini.

Bandung,15 April 2022

Penulis

2
Daftar Isi
BAB 1 .....................................................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................................................................................................ 4
2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................................................................4
3. TUJUAN ............................................................................................................................................................................................. 5
BAB 11 ...................................................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN JUJUR ........................................................................................................................................................................5
B. INDIKATOR JUJUR ...........................................................................................................................................................................5
C. MACAM-MACAM JUJUR .................................................................................................................................................................7
D. MANFAAT JUJUR ............................................................................................................................................................................ 11
1) Memperluas pergaulan ......................................................................................................................................................... 11
2) Hidup bermasyarakat dengan damai dan tentram ............................................................................................................... 11
E. DALIL-DALIL JUJUR ...................................................................................................................................................................... 11
F. CIRI-CIRI JUJUR .............................................................................................................................................................................`16
G. HIKMAH JUJUR .......................................................................................................................................................................... 17
H. CONTOH JUJUR.............................................................................................................................................................................18
BAB 111 ...............................................................................................................................................................................................22
PENUTUP ............................................................................................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................................................... 23

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi adalah salah satu modal utama untuk menjalin relasi
yang baik. Karakter dan kepribadian seseorang dapat mempengaruhi baik dan buruknya hubungan orang
tersebut dengan rekan- rekannya. Mendapatkan kepercayaan rekan menjadi hal yang begitu harus dimiliki
oleh seseorang. Alangkah bangga dan bahagianya jika kita mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Tentu saja, untuk mendapat kepercayaan itu kita harus memiliki kepribadian yang baik.

Dalam hal ini, tentunya kita harus memiliki pribadi yang jujur agar dapat dipercayai oleh rekan kita
tersebut. Dalam hal agama, kejujuran merupakan sebuah akhlak terpuji yang tentunya akan mendapatkan
ganjaran dari setiap perbuatannya.

Namun, kejujuran yang seperti apa yang akan mendapatkan sebuah reward baik dari sesama
manusia maupun dari pencipta-Nya. Maka, dengan ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menjadi
pencerahan agar kita menjadi pribadi yang memiliki akhlak yang disenangi tersebut, yaitu kejujuran.
Seperti apa kejujuran itu, bagaimana kita berlaku jujur, dan apa manfaat dari kejujuran itu akan dijelaskan
dalam makalah di bawah ini.

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Apa pengertian jujur dalam al-qur’an?

b) Apa Indikator kejujuran?

c) Apa macam macam kejujuran?

d) Apa manfaat kejujuran?

e) Apa saja dalil yang ada dalam al-qur’an?

f) Apa hikmah berbuat jujur?

g) Apa saja Ciri-ciri perilaku jujur?

h) Apa saja contoh perilaku jujur?

4
3. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

a) Mengetahui pengertian jujur,

b) Mengetahui indikator kejujuran,

c) Mengetahui macam macam kejujuran,

d) Mengetahui manfaat kejujuran,

e) Mengetahui dalil dalil kejujuran,

f) Mengetahui hikmah kejujuran,

g) Mengetahui ciri ciri kejujuran,

h) Mengetahui contoh perilaku jujur.

5
BAB 11

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JUJUR

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kejujuran berasal dari kata “jujur” yang berimbuhan ke- dan -
an, dan mempunyai arti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang dan tulus atau ikhlas.. Dalam Bahasa
Arab, Tabrani Rusyan mengatakan bahwa jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang berarti benar,
dapat dipercaya. Itu berarti bahwa jujur adalah kesesuaian dan kebenaran dari perkataan dan perbuatan
yang sesuai dengan kenyataan.

Jujur adalah sebuah upaya perbuatan untuk menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
baik ucapan, perbuatan dan tindakan.

Selain itu, Sawitri Supardi Sadarjoen mengatakan bahwa jujur merupakan sebuah kepribadian sifat yang
ada pada diri seseorang. Jujur ditunjukkan dengan perilaku dan perkataan tanpa menipu dan
disembunyikan untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Dan jujur merupakan sebuah energi
positif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jujur adalah sebuah perilaku positif yang apabila kita berkata dan berbuat
sesuatu, keduanya selalu berkesinambungan. Tidak melakukan kecurangang- kecurangan itu juga
merupakan bentuk kejujuran. Jujur menyebabkan kita menjadi orang yang dapat dipercaya.

Kejujuran adalah aspek moral yang memiliki nilai positif dan baik. Kejujuran punya kata lain seperti
berterus terang. Lawan dari kejujuran adalah kebohongan, kecurangan dan lain-lain. Di dalam sifat
kejujuran juga melibatkan sikap yang setia, adil, tulus dan dapat dipercaya. Kejujuran adalah sifat yang
dihargai oleh banyak etnis budaya dan agama. Jadi tidak hanya agama Islam saja yang mengharuskan
umatnya untuk menjunjung tinggi sifat kejujuran.

Kata jujur menyiratkan sebuah perkataan kebenaran dalam semua situasi dan semua keadaan. Kejujuran
juga bisa memiliki arti memenuhi janji, baik itu janji yang tertulis maupun tidak tertulis. Tidak hanya
memenuhi janji, memberikan pendapat dan nasihat yang benar juga disebut dengan kejujuran.

Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin. Meskipun
melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus mengerjakannya dengan jujur.
Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan hak tersebut juga bisa disebut dengan perilaku
jujur.

Seperti kata pepatah mengatakan, “Kejujuran adalah sesuatu yang mahal’, memang benar adanya.
Berperilaku jujur sangat terasa berat, terlebih lagi untuk diri sendiri. Memang, tidak semua orang senang
dengan kejujuran, kejujuran tidak selamanya membuat orang-orang bahagia, ada juga kejujuran yang bisa

6
membuat orang sakit hati. Tidak hanya membuat orang lain sakit hati, kejujuran bahkan bisa membuat kita
dibenci oleh orang lain.

Sebetulnya, tidak ada dasarnya atau alasan kita untuk berbohong. orang yang jujur pasti akan mengakui
kesalahan yang diperbuatnya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal itu merugikan orang lain.
Dengan bertindak jujur bisa meringankan masalah dan tidak menimbulkan masalah yang baru lagi nantinya.

Jika manusia sudah terbiasa untuk berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat untuk
berperilaku jujur dan akan selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya.

Kejujuran bukanlah sesuatu yang tidak kita sadari lakukan, namun kita secara sadar dan memahami bahwa
segala tindakan yang kita lakukan memiliki dampak baik maupun buruk. Begitu pula dengan mengatakan
kejujuran maupun kebohongan. Topik ini dibahas pada buku AHA (Kesadaran, Kejujuran dan Tindakan)
oleh Kyle Idleman.

B. INDIKATOR KEJUJURAN

1) Berkata yang benar,

2) Bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan,

3) Berkata benar walau orang lain tidak menyetujui,

4) Sesuai antara perkataan dan perbuatan,

5) Memberikan kesaksian dengan adil,

6) Mempercayai dan membenarkan ajaran Allah dan Rasulnya,

7) Taat terhadap perintah dan larangan Allah,

8) Menepati janji (tidak ingkar).

C. MACAM-MACAM KEJUJURAN

1) Jujur dalam niat ( Shiddiq Al-Qalbi)

Niat merupakan suatu makna disertai maksud dan keinginan. Suatu amal jika tidak disertai niat maka tidak
sah dan tidak akan diterima. Dengan niat, dapat menentukan atau menjadikan besar dan kecilnya suatu
‫عمع م ل ن‬ ‫ِ ن نم م نم‬ ‫مم م ع‬
amalan. Hal tersebut sesuai dengan sebuah hadits yang berbunyi ‫اُ َاّ مَا‬َْ‫اِ َِا اا‬
َ َِّ‫َّى ْا اْ رِ ئٍ َِكّ َاَّا َ ا‬
“sesungguhnya tiap- tiap amalan itu tergantung pada niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan apa
yang ia niatkan”. Al fudhail berkata: Allah hanya menginginkan niat dan keinginanmu darimu. Jika suatu
amalan dilakukan karena Allah, dinamakan ikhlas dan berarti tidak ada amalan untuk selain Allah. Amalan
tersebut jika dilakukan untuk selain Allah maka dinamakan nifak, riya dan lain sebagainya.

7
2) Jujur dalam perkataan (Shiddiq Al-Hadits)

Bentuk kejujuran yang paling popular di masyarakat adalah jujur dalam perkataan. Seorang yang
senantiasa berkata jujur akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain dan tentunya dikasihi oleh Allah
swt. Namun, jika seorang itu berdusta orang lain tidak akan mempercayainya.

Shiddiq Al-Hadits adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada perkataan yang diucapkannya.
Umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga perkataannya. Perkataan yang harus diucapkan adalah
sebuah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan akan menuntun ke dalam kebohongan-kebohongan
lainnya. Orang-orang yang beriman diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata jujur seperti yang tertera
di dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi:

ۙ‫َ دً يًْ اد‬ ‫اَْاسْي سَا ُۙت دِْيَس اۙ سَُلوۙ ّۙتُلوۙ ل‬


‫لس سَقل يوُل يوۙ قس يو دً س‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan lah perkataan yang
benar.”

3) Jujur dalam berjanji (Shiddiq Al-Amal)

Cerminan dari seseorang yang memiliki sifat jujur salah satunya adalah menempati janjinya kepada
siapapun, walaupun terhadap anak kecil sekalipun. Dalam sebuah hadits dikatakan: “Barangsiapa berkata
kepada anak kecil, kemari saya beri korma ini, kemudian dia tidak memberinya, maka dia telah melakukan
kebohongan” (HR. Ahmad). Dan Allahpun memberikan pujian kepada orang yang berbuat jujur dalam
menepati janjinya. Hal itu terdapat dalam Q.s Maryam ayat 54, yang artinya: “dan ceritakanlah (hai
Muhammad) kisah Ismail dalam Al- Quran. Sesungguhnya ia adalah orang yang jujur dalam janjinya, dan
dia adalah seorang Rasul dan Nabi”.

Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan segala perbuatannya.
Jujur dalam melakukan suatu perbuatan merupakan derajat yang sangat tinggi. Orang yang jujur dalam
melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak memiliki riya di dalam hatinya, ia tidak mengharapkan
pujian dari manusia, namun hanya berharap pujian dari Allah SWT semata. orang yang jujur tidak akan
ragu-ragu untuk melakukan kebaikan, hal ini tertera dalam surat Al-Hujurat ayat 15, yang berbunyi,

ِ‫ل ا‬
‫ّ دًقل يوَس‬
‫َُ ىَٕس لُ لُ ُۙ ل‬ ۙ ‫لد‬ ‫َ يو دُ هٖ ث ل تُ ُس يُ ْس يّْ ساِ يلوۙ سَ سَا سًُ يلَۙ ِدا س يَ سوۙ دُ دَ يُ سَۙ س يُْل دِ دَ يُ ِد يْ س‬
‫َِد يْ دِ ل‬ ‫ۙدْت سُا يُۙ لُْي دَُل يوَس ُۙت دِْيَس اۙ سَُل يوۙ ِد ل‬
‫اّد سَ سَ ل‬

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.”

8
4) Jujur dalam bermu’amalah (Shiddiq Al-wa’d )

Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam menepati janjinya kepada orang lain.
Tidak hanya janji kepada orang lain, namun juga janji kepada dirinya sendiri. Misalnya, jika seseorang
mendapatkan harta dari segala jerih payahnya, dan berjanji untuk memberikan sebagian kepada orang
yang membutuhkan, maka itu termasuk dalam jujur untuk menepati janji. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran
surat Al-Ahzab ayat 23 yang berbunyi,

‫لس سََس يْ دٖ ِس دُ يُ لَ يُ تَ يَ قسٰا ى ْسْي ِسٖٗا سَ دَ يُ لَ يُ تَ يَ ْت يَُ دسِ لْ سَ سَا ِسًتُل يوۙ ّ س يِ دًْ د ا‬
‫يا‬ ‫دََس يُۙ لُْي دَ دُْيَس دَ سَا لٌ س‬
‫ًَسقل يوۙ سَا سَا سًُلَۙ ل‬

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada
Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”

Jujur dalam bermu’amalah merupakan salah satu penyempurna dari bentuk- bentuk kejujuran yang lain.
Sikap yang mencerminkan seorang muslim adalah tidak pernah menipu, memalsukan, dan berkhianat
walau kepada non muslim sekalipun. Dalam melakukan jual beli tidak melakukan kecurangan dengan
mengurangi atau menambah takaran dan timbangan.

Untuk memperoleh keberkahan dalam jual-beli,Islam; mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai berikut:

1. Jujur dalam menakar dan menimbang

2. Menjual barang yang halal

3. Menjual barang yang baik mutunya

4. Tidak menyembunyikan cacat barang

5. Tidak melakukan sumpah palsu

6. Longgar dan murah hati

7. Tidak menyaingi penjual lain

8. Tidak melakukan riba

Mengeluarkan zakat bila telah sampai nisab dan haulnya.

Prinsip-prinsip tersebut diajarkan Islam untuk diterapkan dalam kehidupan didunia perdagangan agar
dapat memperoleh keberkahan usaha. Keberkahan usaha meliputi keuntungan didunia dan akhirat.
keuntungan di dunia berupa relasi yang baik dan menyenangkan,sedangkan keuntungan akhirat berupa
nilai ibadah karena perdagangan yang dilakukan dengan jujur.

9
Kecurangan-kecurangan dalam transaksi perdagangan itu dapat dilihat dari fenomena berikut ini:

1. Kecurangan dibidang berat timbangan seperti penjualan gula dengan berat 1 kg, padahal berat
sebenarnya hanya 800 atau 900gram.

2. Kecurangan di bidang ukuran seperti penjualan kain sepanjang 1 meter ternyata hanya 90 cm.

3. Ada di antara pedagang yang memiliki dua timbangan atau lebih. Satu timbanganya yang benar dipakai
saat menimbang tidak ada pembeli,sedang yang satu timbangan yang tidak benar dipakai saat menjual.

5) Jujur dalam seluruh agama (Shiddiq Al-Hall )

Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada segala hal yang dia lakukan. Misalnya,
jujur dalam berpendapat, jujur dalam melakukan pekerjaan, jujur jika diberikan amanat, dan tidak ada sifat
iri atau dengki di dalam hatinya. Ketika seseorang berperilaku jujur baik dalam perkataan dan
perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam jalan kebaikan seperti yang tertera dalam hadits Nabi
Muhammad, riwayat Bukhari dan muslim,

ِ‫دُى ۙيُ سجُت د‬


‫دُى ۙيُ دِ د ّْ سَ ۙيُ دِ يْ ْسـ يًَدى ۙ س‬ ّ ‫َ ِسا تدَ ُۙ د‬
‫ّ يًَس ْسـ يًَدى ۙ س‬ ّ ‫ََسـ يْ لُ يُ دِـاُ د‬
‫ّ يً د‬ ‫ س‬.‫ًَّدْـيُدا‬
‫سَ دَ يًُس لد د‬ ‫ّ يًَس سحَتى ْل يُـَ س‬ّ ‫ًّ للَ سَ ْسـَ س سْ تْى ُۙ د‬‫ُۙـْ لَ لِ ْس ي‬
‫ سَ سَا ْسَس ۙ لٌ ت‬.
َ‫ا‬ ‫دُى ۙيُُل لج يو دَ سَ ۙيُُل لج يو لَ ْسـ يًَدى ۙ س‬
‫دُى ُُۙت د‬ ‫دَ ْسـ يًَدى ۙ س‬ ‫دَ ِسا تدَ ۙيُ سُِ س‬
‫َ ۙدْـتا لُ يُ سَ ۙيُ سُِ س‬.‫ا‬ ‫سَ دَ يًُس لد ُسـِتِۙـ د س‬ ‫دَ سَ ْسـَ س سْ تْى ۙيُ سُِ س‬
‫دَ سحَتى ْل يُـَ س‬ ‫سَ سَا ْسَس ۙ لٌ ۙيَُس يًِل ْس يُِ ل‬

“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada
kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih
berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

Jujur dalam hal ini merupakan amalan yang paling mulia dan memiliki derajat tertinggi. Bukti dari bentuk
shidiq (benar antara perkataan dan perbuatan) yaitu dengan benar dalam seluruh amalan hati seperti
takut, zuhud, ridha, tawakal dan lain- lain. Nabi saw bersabda:

‫َ دًّ يُْدا‬ ‫ّ يًَس سحَتى ْل يَُ س‬


‫سَ دَ يًُس تلد د‬ ّ ‫ًّ للَ سَ ْسَ س سْ تْى ُۙ د‬ ‫ّ يًَس ْس يًَدى ِدُسى يُِۙد د ّْ سَ ۙ تدَ يُِۙد تْ ْس يًَدى ِدُسى يُۙ سجُت دِ سَ سَا ْسَس ۙ لٌ ت‬
‫ُْۙ لَ لِ ْس ي‬ ّ ‫َ ِسا تدَ ُۙ د‬ ّ ‫سََس يْ لُ يُ ِدا ُۙ د‬
‫ّ يً د‬

“hendaklah kalian bersikap benar/ jujur, karena kebenaran itu akan mengantarkan pada kebaikan dan
kebaikan akan menyampaikan ke surga. Seseorang itu selalu berlaku benar dan berusaha mencarinya
hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang suka berlaku benar

10
D. MANFAAT JUJUR

Jujur merupakan salah satu akhlak mahmudah (perbuatan terpuji), maka tentu saja apabila kita
mengamalkannya kita akan mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat dari kejujuran adalah:

1) Memperluas pergaulan

Orang yang berprilaku jujur tentu akan banyak disenangi orang. Karena ia tidak membuat perasaan
khawatir dan curiga terhadap temannya. Maka dari itu orang yang berprilaku jujur akan dipermudah dalam
bersosialisasi.

2) Hidup bermasyarakat dengan damai dan tentram

Hidup damai dan tentram akan tercipta atas terbiasanya kita berprilaku jujur. Karna akan menimbulkan
sikap saling mempercayai, menghargai, saling peduli juga tidak saling merugikan

3) Mendapat Ridho Allah swt.

Perilaku jujur adalah perilaku yang selalu membawa kebaikan. Maka perilaku jujur juga pasti akan
mendatangkan ridho Allah karena jujur merupakan suatu perbuatan yang disenangi Allah swt.

E. DALIL-DALIL KEJUJURAN

1) Qs. Al- Maidah: 8

‫لس‬ ‫َُسآَل قس يو مٍ سََس اى ِ س تً ّ س يَ دًُلوۙ ۚ ۙ يَ دًُلوۙ ُ سلو ِ س يق سْ ل‬


‫َ دََُ ت يُ سو اى ۖ سَّۙتُلوۙ ت‬
‫لس ۚ دإ تَ ت‬ ‫َ سًَسۙ سَ ِد ياُ دُِ د‬
‫يِ ۖ سَ سً ْسجي دْ سَُت لُ يُ س‬ ‫ْسا ِسْي سَا ُۙتِدَْس آ سَُلوۙ لُوْلوۙ قس تو دََْۙس د تّد ل‬
‫ْْ ِد سُا ّ س يَ سَُلوَس‬
‫سَِد ل‬

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Diperintahkan kepada orang- orang beriman agar membiasakan diri untuk selalu menegakkan kebenaran
dalam melakukan perkara dunia maupun akhirat (agama) dengan penuh rasa ikhlas. Yaitu jika beramal
dilakukan dengan baik dan benar tanpa berbuat dzalim terhadap yang lain. Melakukan ‘amr ma’ruf dan
nahyi munkar adalah salah satu bentuk menegakkan kebenaran untuk mengharap ridha Allah.

Dalam ayat ini diterangkan bahwa bentuk kejujuran adalah menyatakan kebenaran dalam persaksian
secara adil, tanpa didasari unsur apapun, kepada siapapun sekalipun terhadap musuh. Karena apabila
terjadi ketidak adilan maka akan timbul perpecahan di masyarakat karena telah hilangnya rasa percaya.
11
Keadilan adalah salah satu jalan untuk mendapat ridho Allah, dan menunjukkan bahwa kita adalah orang
yang bertaqwa. Dengan berlaku adil, kita menghindarkan diri dari murka Allah. Setiap perbuatan tentu ada
balasannya, termasuk berlaku adil. Jika seseorang meninggalkan keadilan makan balasan yang ia dapat di
dunia adalah kehinaan dan kenistaan. Sedangkan balasan di akhirat adalah murka Allah.

Salah satu dari bentuk kejujuran adalah adil dalam persaksian. Memberikan keterangan yang benar dalam
persaksian secara adil dan ikhlas terhadap siapapun sekalipun terhadap musuh, menunjukkan bahwa kita
benar orang yang bertaqwa. Memberikan kesaksian yang adil adalah suatu bentuk kejujuran agar kita
senantiasa mendapatkan ridho dari Allah swt.

ُ‫َ يُ لَ يُ سَ سَُ يلوۙ سَ يُ هٖل اُٰدَس يُُۙس يو لُ يَُۙس دِ يْ ل‬ ‫ْ ل‬


‫لل س‬ ‫ْ دَ يَ ّسْي َد سَا يًۙس يَْا لْ اَ دَ دًْيَس ِد يْ سَا َ ۙسِسً هدۙ سَ د‬
‫ُ س‬ ‫َ يًقل لَ ه يُ ُس لَ يُ سَُلٌل ّسجي دْ ي‬ ‫لل اُِسۙ ْس يو لٍ ْس يُُس لُ ُۙ ل‬
‫ّ دًقدْيَس د‬ ‫قسا سٌ ل‬

Allah berfirman:"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.
Bagi mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya;
Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling besar".
(QS. AL Maidah: 119).

2) Qs At Taubah: 119

‫ْسا ِسْي سَا ُۙتِدَْس آ سَُلوۙ ّۙتُلوۙ ت‬


‫لس سَ لُوْلوۙ سَ سُ ُۙ ت‬
‫ّا دِقدَْس‬

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar.”

Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang yang beriman akan memenuhi perintah Allah untuk bertaqwa dan
merasa takut kepadaNya. Dan meninggalkan segala larangannya. Termasuk larangan untuk tidak Bersama-
sama dengan orang munafik melakukan dosa yaitu dengan berdusta dan bersumpah untuk kedustaan itu.

Kebohongan itu hanya boleh dilakukan (rukhsohnya) dalam 3 hal:

Tipu daya dalam berperang (beradu strategi),

Mendamaikan dua pihak yang bersengketa,

Seorang suami yang berbohong bertujuan untuk menyenangkan hati sang istri.

Sebagai orang yang beriman kita harus selalu taat terhadap perintah dan larangan Allah swt. Dan Allah
melarang kita untuk menjauhi perbuatan dusta agar kita tidak temasuk orang yang munafik. Kita harus
senantiasa jujur dalam hal apapun. Karena tidak jujur adalah perbuatan dosa. Kebohongan hanya boleh
dilakukan atas dasar 3 hal diatas, itu merupakan sebuah keringanan yang diberikan oleh Allah swt.

12
3) Qs Al- Ahzab: 35

‫ّا دِقسا د‬
…… ِ ‫ّا دِقدَْس سَُۙ ت‬
‫سَُۙ ت‬

“…laki-laki dan perempuan yang benar,…”

Allah swt menjelaskan dalam ayat ini tentang sifat- sifat hambanya yang akan masuk surga dan diampuni
segala salah dan dosanya, yaitu:

Tunduk dan taat terhadap hukum Islam, baik perbuatan ataupun ucapan,

Mempercayai dan membenarkan ajaran Allah dan RasulNya,

Selalu khusyu dan tenang dalam menjalankan perintah agama.

Menunjukkan tanda keimanan dengan berucap dan berbuatan kebenaran.

Allah akan mengampuni dan memasukkan hambanya ke dalam surga jika ia beriman dengan selalu
menjalankan perintah Allah, juga berlaku dan berkata yang benar.

ُ ‫مل ل م‬ ‫لم نل‬ ِ ‫ل‬ ‫د م‬ ‫ع‬ ُِ ُِ ُ ‫ع‬ ِ ُ ِ ‫م م ع لل م‬ ُ ‫م د معد م م مم ع مم ل‬


‫َِ لُ ل م‬
{‫َّ مَا أ يّ مَا‬ َِ ِ‫اّ اَُّا آَّْا ا‬ ‫( مَ ًًََا ُ عَل مَََُِا‬70) َِْ ْ‫وَك عْ ِك عْ مَ مَْ َِ عِ أ عْ مَاِك عْ ِك عْ لَ ع‬ ُّ ََْ ِ‫اّ لَ َِ ر‬ َََ ًَُ َ‫ْ َََِا َََا َا‬
(71) }

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang
benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
(QS. Al Ahzab:70-71).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
yang beriman agar tetap bertakwa kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan penyembahan sebagaimana
seseorang yang melihat-Nya, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur, tidak
bengkok, tidak pula menyimpang.

Allah juga menjanjikan kepada mereka jika mereka melakukan perintah-perintah-Nya ini, Dia akan
memberi mereka pahala dengan memperbaiki amal perbuatan mereka. Yakni Allah memberi mereka taufik
untuk mengerjakan amal-amal yang saleh, dan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang
terdahulu. Sedangkan dosa yang akan mereka lakukan di masa mendatang, Allah akan memberi mereka
ilham untuk bertobat darinya.

13
Perilaku jujur merupakan sifat dari orang-orang mukmin, hal ini tertera dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat
23-24 yang berbunyi,
‫لس سََس يْ دٖ ۚ ِس دُ يُ لَ يُ تَ يَ قسٰا ى ْسْي ِسٖٗا سَ دَ يُ لَ يُ تَ يَ ْت يَُ دسِ لْ ۖ سَ سَا ِسًتُل يوۙ ّ س يِ دًْ د ا‬
‫يا‬ ‫دََس يُۙ لُْي دَُدْيَس دَ سَا لٌ س‬
‫ًَسقل يوۙ سَا سَا سًُلَۙ ل‬

‫لس سُاَس سَُل يو دَۙ تَ دح يْ دُ ۚا‬ ‫دَ يُۙ لُ اُ دُ دُْيَس ۙ يدَ َ ِسا سَ ۙ س يَ ْسَ ل يو س‬
‫َ سََس يْ دَ يُ ه ۙ تدَ ل‬ ‫ّ يًقد دَ يُ سَْلَسِّ س‬
‫ّ دًقدْيَس ِد د‬
‫لل ُۙ ل‬
‫ْ ل‬
‫دُْسجي دَ س‬
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada
Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),”

“agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab
orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”

Di dalam surat Al-Ahzab ayat 35 dijelaskan, orang-orang muslim yang berperilaku jujur akan diberikan
pahala yang besar , ayat tersebut berbunyi,

‫ٌ سَ يُۙ لَُ س س‬
‫ّ دًّقدْيَس‬ ‫ِ سَ يُۙ اٰ دِ دَْيَس سَ يُۙ اِٰدَا د‬ ‫ّ دِ اْ د‬
‫ّ دِ دْْيَس سَُۙ ل‬
‫ٌ سَُۙ ل‬ ‫ًّ ادق د‬ ‫ّ دًقدْيَس سَُۙ ل‬
‫ٌ سَُۙ ل‬ ‫ٌ سَ يُۙ اُُدَدْيَس سَ يُۙ اُُد اَ د‬
‫ٌ سَ يُۙ لُْي دَُدْيَس سَ يُۙ لُْي دَ اُ د‬
‫ۙ تدَ يُۙ لُ يِ دَ دُْيَس سَ يُۙ لُ يَِدُا د‬
‫لل ُس لَ يُ تَ يْ دُ سًْ د تَۙسَي دْۙ سَ دِ يْ دُا‬ ‫لس سُِدْ ديْۙ تَُِۙتۙ دُ اْ د‬
‫ِ ۙ س سًَت ل‬ ‫ٌ سَُِۙتۙ دُ دْْيَس ل‬ ‫ا‬
‫ٌ سَ يُْۙا دُ دِْيَس ِل لْ يَ سَ لَ يُ سَ يُْۙا دُِ د‬ ‫ّ ىُٕا د‬ ِ
‫ّ ِا ىٕ دُْيَس سَُۙ ل‬‫ٌ سَُۙ ت‬ ‫ًّّ ادق د‬ ‫سَ يُۙ لَُ س س‬

“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan
yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

4) Qs Az- Zumar: 33

َ‫ًَتَس دِ دٖ ا ِلَ اُسِدَس لُ لُ يُۙ لَُتُلو‬ ّ ‫س سَُۙتِدْ سَا سَ دِاُ د‬


‫ّ يً د‬
‫َ سَ س‬

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa.”

Dalam ayat ini yang dimaksud dengan kebenaran adalah agama Islam dan yang membawanya adalah Nabi
Muhammad. Kaum mu’min yaitu orang yang mempercayai kebenaran. Dan orang- orang yang bertaqwa
adalah Rosul dan semua kaum mu’min ini.

Rosul dan kaum mu’min merupakan orang yang bertaqwa. Dan salah satu ciri orang mu’min itu ialah
mempercayai ajaran Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, dan berbuat kebenaran itu sendiri.

14
5) Qs Muhammad: 21

‫ًَسقلوۙ ت‬
ُ‫لس ُس سُاَس سَْ ديْۙ ُس لَ ي‬ ‫َا سَِل سَقس يو لٌ سَ يَ لْ ل‬
‫ٌَ ۚ ِسِدٰسۙ سََس سٍ يۙأ س يَ لْ ِسَس يو س‬ ‫س‬

“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah
perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang
demikian itu lebih baik bagi mereka.”

Untuk orang munafik dijelaskan dalam ayat ini adalah daripada takut dan gentar menghadapi musuh lebih
baik taat kepada Allah dan Nabi Muhammad saw dan berkata dengan ucapan yang ma’ruf. Itu jika mereka
mengaku benar- benar beriman.

Untuk menujukkan keimanan kita, kita harus menjauhi sifat orang munafik yang kebih takut terhadap
musuh daripada kepada Allah. Dan kita harus selalu mengucapkan perkataan yang baik.

6) Qs Al- Ankabut: 3

‫ًَسقلوۙ سَُسْس يََس سُ تَ يُُۙسا دٰ دَِْس‬


‫لل ُۙتِدَْس س‬
‫سَُسُس يً ِسَسُتا ُۙتِدَْس دَ يَ قس يِ دَ دَ يُ ۖ ِسَسْس يََس سُ تَ ت‬

“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Dalam ayat ini Allah menunjukkan perbedaan antara orang yang benar- benar beriman dan orang yang
imannya dusta yaitu dengan cara menimpakan kepada mereka sesuatu yang menyerupai sebuah ujian dan
cobaan. Dan Allah akan membalas masing- masing sesuai haknya.

Jadi, orang yang berdusta dalam keimanannya akan Allah timapakan ujian kepadanya. Setiap perbuatan
akan Allah berikan balasannya sesuai hak nya, yang berdusta Allah timpakan cobaan kepadanya dan yang
benar dalam keimanannya Allah membalas sesuai haknya atas kejujurannya.

7) QS Al- Anfal: 58

‫لس سً ْ دلَْي يُٰۙساِدُدَْس‬ ‫سَإد تَا ّسٰساِس تَ دَ يَ قس يو مٍ دَْساْسِد ِسا يِْد يِ إدُس يْ دَ يُ سََس اى س‬
‫َ سوَۙم ۚ إد تَ ت‬

“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah
perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berkhianat”.

15
Ketika mengadakan perjanjian dengan suatu kaum tetapi kamu mengkhawatirkan kaum tersebut
mengkhianati perjanjian itu karena kamu melihat jelas tanda- tandanya, maka sebelum pengkhianatan itu
terjadi hendaklah untuk segera menutup pintu pengkhianatan itu. Yaitu dengan cara memberi tahu kepada
mereka dengan cara terang- terangan, tanpa menipu dan tidak tertutup dihadapan mereka dengan sebuah
peringatan bahwa kalian tidak akan terikat lagi dengan mereka dan tidak akan lagi mengurusi urusan
mereka.

Segala bentuk pengkhianatan sangat dilarang dalam Islam. Ringkasnya dalam ayat ini diterangkan bahwa
kita tidak boleh memerangi lawan tanpa memberi tahu terlebih dahulu jika perjanjian tersebut telah
dibatalkan. Hal itu bertujuan agar kita tidak dituduh sebagai pelanggar janji.

Segala bentuk pengkhianatan dibenci. Tidak ada jalan lain ketika telah mengetahui tanda- tandanya untuk
melemparkan perjanjian tersebut kepada secara terang- terangan kepada mereka agar terhindar dari
bahaya orang-orang kafir.

Agar kita terhindar dari bahaya orang kafir, jika kita mengadakan sebuah perjanjian dengan suatu kaum
dan kita melihat tanda- tanda pengkhianatan maka kita harus segera menutup pintu pengkhianatan
tersebut. Dan kita harus memberikan peringatan secara terang- terang kepada mereka dengan tidak lagi
terikat dan mengurusi urusan mereka.

8) QS An- Nahl: 105

‫لد ۖ سَِلَ اُسِدَس لُ لُ يُُۙسا دِٰلوَس‬ ‫دإْت سُا ْس يَُ دسْْ يُۙ سُِ س‬
‫دَ ُۙتِدَْس سً ْلْي دَُلوَس دِآْسا د‬
‫ِ ت‬

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”

Sebagai dalil dari wujud dan ke-EsaanNya Allah menegakkan hujjah dan ayat- ayat nya di alam ini. Namun
ada orang- orang yang tidak mempercayainya, orang- orang itu adalah orang yang berbuat dusta dan
kebatilan. Mereka berbuat dusta karena mereka merasa tidak takut terhadap siksa Allah, dan mereka tidak
mengharapkan pahala dari kepercayaan mereka terhadap ayat- ayat Allah itu. Hal demikian bukan
termasuk sifat Nabi saw dan kaum mu’min, melainkan itu adalah sifat- sifat kaum musyrik. Maka Allah
menghukum mereka sebagai pendusta yang hina.

Jika kita ingin mengikuti sifat Nabi dan tergolong kaum mu’min maka kita tidak boleh melakukan
perbuatan dusta yang tidak mempercayai ayat- ayat bukti wujud dan k e- Esaan Allah seperti sifat- sifat
kaum musyrik. Agar kita terlepas dari siksa Allah swt.

16
9) Jujur Tanda Orang Bertaqwa (QS. Al Baqarah: 177)
ِ
‫َ سَُُۙت دِ هّْ َۚس سَ اّۙ سى يُۙ سُا سٌ سَ اَى لح دِّ هٖ ٰس دَى‬
‫ًۙ دَ دْ سَ يُۙ سُ اَ ىٕ سُ دِ سَ يُۙ دُ اَ د‬ ‫َ سَ اُ دُ تَ يُۙ دِ تْ سَ يَ اۙ سََس دِ ل‬
‫اّد سَ يُْۙس يو دٍ ي ا‬ ‫َ سَ يُۙ سُ يْ دْ د‬ ‫يَ يُۙ دِ تْ ۙ س يَ ّ ل سوُي يوۙ لَ لَ يو سُ لُ يُ قدِس سِ يُۙ سُ يِ دْ د‬
‫ُ سْ س‬
‫ّ دِ دْْيَس ِدى يُِۙسْ سي‬
َِ‫َا د‬ ۚ ‫ي‬
‫َُۙ اُوً س سَُۙ لُ يوِل يوَس دَِس يَ دً دُ يُ ۙدٰسۙ سَا سًُ يلَۙ سَُۙ ل‬ ۚ ‫ا‬
‫َّوً س سَّۙ سى ت‬ ‫ا‬ ِ
ّ ‫ِ دِ يْ ا دِ سَُِۙتا ىٕ دَْيَس سَِدى د‬ ‫ي‬
‫يُُۙل يْ اِى سَُْۙس اَُا ى سَُۙ سُِا دُْيَس سَِۙيَس ُۙ ت‬
‫ي‬
‫َ سَۙسقس س‬
‫اٍ ُۙ ت‬ ‫ُْۙقسا ۚ د‬
ِ ‫ًَسقل يو هۙ سَۙ ل ا‬ ِ‫ي ي ل ا‬
‫َُ ىَٕس لُ لُ يُۙ لَُتُل يوَس‬ ‫َُ ىَٕس ُۙت دِْيَس س‬ ۙۗ ‫سَُٰۙ تتْ ِۙ دَ سَ دحْيَس ُِۙسْ د ه‬

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya
kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka
itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.

10) Kejujuran adalah sebuah perilaku yang mementingkan objektivitas dalam penilaian atau dalam
mengambil keputusan. Kejujuran juga berarti tidak mengambil hak orang lain atau berlaku curang. Hal
ini diperingatkan oleh Allah dalam surat Al-Muthaffifin ayat 1-6 yang berbunyi,

‫َ دُّ دُْ ايَس‬


‫س يْ لِ دُّ يَ لُ س‬

‫اۗ ْس يَِ يسوِل يو َۖس‬


‫ُۙت دِْيَس ۙدٰسۙ ۙ يَُ ساُل يوۙ سََسى ُُۙت د‬

‫سَۙدٰسۙ ُساُل يو لُ يُ ۙ س يَ تَُس ْل يو لُ يُ ْ يلِٰ لدْ يَ هَس‬


ِ‫ل ل ا‬
‫َُ ىَٕس ۙسْت لَ يُ تَ يَِل يوث ل يو اَس‬ ۙ َ‫ۙ س سً ْسِ ي‬

ُ‫دُْس يو مٍ سَ دِْ ماي‬

‫اۗ دُ سَّْ د يُۙ اََس دُْ هيَس‬


‫ْ يتو سٍ ْسُل يو لٍ ُُۙت ل‬

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!”

“(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,”

“dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.”

“Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,”

“pada suatu hari yang besar,”

“(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.”

17
F. HIKMAH PERILAKU JUJUR

Setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada konsekuensinya, begitu pula dengan kejujuran. Pada buku
Hasil Sebuah Kejujuran oleh Ami Raksanagara dijelaskan mengenai nilai kejujuran, rajin, hati yang bersih,
halus rasanya, dan masih banyak lagi.

Orang muslim yang selalu berperilaku jujur akan diberikan hak-hak istimewa oleh Allah SWT. Tidak hanya
mendapatkan pahala untuk akhirat, namun juga ada balasan di dunia. Berikut adalah hikmah dari memiliki
sifat jujur yaitu:

1. Kejujuran akan membawa kepada hal-hal yang baik

Orang yang berperilaku jujur tentunya akan dituntun kepada hal-hal yang baik. Misalnya seperti lebih
bahagia, tidur lebih tenang karena tidak ada beban di dalam hatinya, dan lain-lain. Hal ini tertera dalam
surat Muhammad ayat 21 yang berbunyi,
‫لم ُُ م م ل م‬ ‫م ل‬ ُ‫عم ر م‬ ‫ٌر م م‬ ‫م مٌ م‬
ْ‫اّ ِكاَ َ رع دًا ِ لَ ع‬ ‫اٌْ نَُ عَ ٌُ نْ عْ لِ عَۗ َ َاُا مْ مَ مَ اا عْ لِ َِ عَ مًََُا‬َ

“Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila
perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar (beriman)
kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.”

2. Orang yang jujur akan memperoleh surga dari Allah SWT

Orang yang selalu berperilaku jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Allah
bahkan menjanjikan surga untuknya, seperti yang dituliskan dalam Al-Quran surat Al-maidah ayat 119 yang
berbunyi,

‫عل م لم ل ل‬ ‫ل‬ ‫م م ل ل ذ م م ع ل م ع م ل ن ع َم ع ل ل ع ُ ل ع م ن ٌ م ع ع ع م ع م ع م ع ذ ل ذ ع م ع م ا ُ م د م َ م ل ل ع‬
ْ‫اّ مّْ لَ عْ مَ مَُ عَا مُّْ ُ ذ ََِ اِِ عََ اِ مْ َِ عَ ل‬ ِ َ َ ‫ُاُ اّ ِٰا ََّ ِِّّ اِْ ًَ َُ رق ًَََُْ َِْ جٌّ ّْ رِْ ََْ ّْ ََِا ااَِّ َ َِ ًََّ َََْا اًِا‬
‫ر‬

“Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka
memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”

Selain mendapat kebaikan di akhirat, orang yang berperilaku jujur cenderung memiliki banyak teman atau
kerabat. Orang yang jujur tentunya akan lebih banyak disukai oleh orang-orang yang jujur juga.

18
3.Hidup lebih damai dan bahagia

Selain mendapatkan lebih banyak teman, orang yang berperilaku jujur akan memiliki hidup yang lebih
tenang dan damai karena efek positif yang hadir ketika kamu mengatakan hal yang jujur dan benar.

4. Lebih percaya diri

Orang yang jujur pada dirinya sendiri maupun orang lain cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Hal ini karena dia tidak berbohong jika ingin mendapatkan sesuatu. Ia percaya dengan menjadi orang yang
jujur tidak akan membawa hasil yang mengecewakan.

G. CIRI-CIRI JUJUR

Untuk melihat seseorang sedang berperilaku jujur atau tidak, bisa dilihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri perilaku
jujur, sebagai berikut:

1. Berkata yang sebenarnya

2. Selalu taat pada perintah dan menjauhi larangan Allah

3. Tidak melakukan ingkar janji terhadap orang lain

4. Selalu percaya dengan ajaran Allah SWT dan Rasu-Nya

5. Berusaha untuk bersikap adil

6. Melakukan suatu hal sesuai dengan perbuatannya

Bebarapa konsep yang tercantum dalam Al-Qur`an tentang kejujuran, yang di antaranya adalah:

1) yang bermakna jujur dan benar.

2) yang berarti memberrkan .

3) yang memiliki arti maskawin.

4) bermakna memberikan sedekah.

5) yang berarti memberikan sedekah pula.

Nilai-nilai kejujuran yang ada di dalam Al-Qur`an adalah kejujuran dalam kejujuran, yang di antaranya:

1) jujur dalam berkata.

2) Jujur dalam hati.

3) Tidak berkhianat.

19
Lawan sifat jujur adalah:

1) Berkata dusta.

2) Menghianati janji.

3) Lalai dalam menjalankan amanah

Jujur memiliki banyak pengaruh diantaranya adalah:

1) Memiliki watak yang baik.

2) Mengikat silaturrahim yang baik.

3) Tertanamnya kepercayaan dari semua orang.

Cara Menumbuhkan Sifat Jujur

Cara sederhana untuk memupuk sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Selalu melaksanakan segala perintah-Nya

2. Berperilaku menjauhi larangan-Nya

3. Senantiasa mengakui segala dosa yang telah dilakukan

4. Berjanji tidak akan melakukan perbuatan dosa kembali

5. Selalu berkata jujur dan benar

6. Selalu berbuat jujur dan tidak curang

7. Menjaga dan melaksanakan amanah yang dipercayakan

H. CONTOH PERILAKU JUJUR

Pada dasarnya, untuk melihat seseorang sedang berperilaku jujur bisa dilihat di mana saja dan kapan saja.
Di bawah ini akan diberikan contoh perilaku jujur di sekolah dan di rumah

Perilaku Jujur di Sekolah

1. Tidak mencontek saat mengerjakan soal ujian

2. Tidak membohongi uang pembayaran sekolah

3. Tidak berkata bohong kepada teman, guru, dan staff sekolah

4. Tidak berbohong saat membeli makanan di kantin

20
Perilaku Jujur di Rumah

1. Tidak mengambil sisa uang atau kembalian saat berbelanja

2. Selalu mengakui kesalahan ketika berbuat salah

3. Tidak berbohong kepada anggota keluarga di rumah

4. Jangan mengambil properti rumah tanpa izin

5. Berbicara apa adanya dan jangan melebih-lebihkan suatu informasi

contoh perilaku jujur dan menepati janji dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dari laman Kemenag:

1. Senantiasa menjaga, memelihara dan melaksanakan janjinya, baik janji terhadap Allah, janji terhadap
sesamanya, juga janji terhadap dirinya sendiri

2. Mengikuti perjalanan, sirah, dan konsep kehidupannya Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.

3. Memenuhi janji untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta ini dengan selalu
menjaga persatuan, perdamaian, dan kebhinekaan.

4. Suami/istri menepati janji yang dibacakan dan diucapkan ketika mereka melakukan akad nikah.

5. Segera menepati janji ketika berjanji kepada sesama manusia seperti memenuhi undangan atau
bertemu di suatu tempat.

6. Mengerjakan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang disepakati.

7. Apabila mempunyai hutang, segera membayarnya sesuai janji

8. Apabila mempunyai nazar, segera melaksanakannya.

21
BAB 111

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jujur (aś-śidqu) adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan, sedangkan dusta (al-każibu) adalah
mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan kenyataan. Kejujuran merupakan petunjuk dan jalan menuju
surga Allah Swt., sedangkan dusta adalah petunjuk dan jalan menuju neraka. Jujur adalah sifat para nabi
dan rasul Allah Swt., sedangkan bohong atau dusta adalah ciri atau sifat orang-orang munafik.

Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian, keselamatan, kesejahteraan, dan kenikmatan lahir
batin baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbulkan keguncangan,
kegelisahan, konflik sosial, kekacauan, kehinaan, dan kesengsaraan lahir dan batin baik di dunia apalagi di
akhirat.

Diperbolehkan dusta hanya untuk tiga hal saja, yaitu ketika seorang istri memuji suaminya atau sebaliknya.
Ketika seseorang yang akan mencelakai orang yang tidak bersalah dengan mengatakan bahwa orang yang
dicari tidak ada. Ketika ucapan dusta untuk mendamaikan dua orang yang sedang bertikai agar damai dan
rukun kembali.

Ada lima macam kejujuran yakni jujur dalam perkataan,jujur dalam niat,jujur dalam janji,jujur dalam
bermuamalah dan jujur dalam seluruh agama.

Dan ada beberapa keutamaan atau hikmah dalam berbuat kejujuran seperti berbuat Jujur dan benar
balasannya Surga,dikumpulkan bersama orang-orang jujur,jujur tanda orang bertaqwa,kejujuran
membimbing kebaikan,kejujuran menenangkan,terhindar dari sifat munafik,dan bersama para nabi.

B. KRITIK DAN SARAN

Demikian lah makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Jika pembaca mengerti mengenai kejujuran ini maka itu sebuah hadiah yang besar bagi saya.

Saya menyadari bahwasanya makalah yang ditulis ini masih belum sempurna,oleh karena itu saya mohon
kritik dan sarannya yang positif agar dapat mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam makalah ini dan
mohon untuk dimaklumi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad Arifin Bin Badri, Sifat Perniagaan Nabi, (Bogor: Pustaka Darul Ilmi, 2008), h. 76.

A. Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, (Jakarta: Inti Cipta Media Nusantara, 2006), h. 25.

Humamah, Kamus Psikologi Super Lengkap, ( Yogyakarta: Cv. Andi Office, 2015), h. 182

http://mustamitatan.blogspot.co.id/2015/06/kejujuran-jujur-merupakan-salah-satu.html

Ahmad Mushtafa Al- Maraghi, Tafsir Al Maraghi jilid 6, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1987), h. 128-
130

Ahmad Mushtafa Al- Maraghi, Tafsir Al Maraghi jilid 11, h. 76-78

Universitas Islam Indonesia, Al- Quran dan Tafsirnya Jilid VII, (Yogyakarta: Pt. Verisia Yogya Grafika, 1995), h. 10

Moh. E. Hasim, Ayat Suci Lenyepaneun, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1993), h. 2

Universitas Islam Indonesia, Al- Quran dan Tafsirnya Jilid IX, h. 353-354

Ahmad Mushtafa Al- Maraghi, Tafsir Al Maraghi jilid 20, h. 200

Ahmad Mushtafa Al- Maraghi, Tafsir Al Maraghi jilid 10, h. 33

Ahmad Mushtafa Al- Maraghi, Tafsir Al Maraghi jilid 14, h. 260

Mahmud Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.
65- 66

Tafsir Al- ‘Usyr Al- Akhir dari Al- Quran Al Karim, h. 100

Tafsir Al- ‘Usyr Al- Akhir dari Al- Quran Al Karim, h. 100

Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim, (Bandung:
Rosdakarya, 2006), h. 189

https://www.scribd.com/document/320513565/KEJUJURAN-pdf, diakses pada 30/12/17 20:45

Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim, h. 191

Tafsir Al- ‘Usyr Al- Akhir dari Al- Quran Al Karim, h. 104

http://mustamitatan.blogspot.co.id/2015/06/kejujuran-jujur-merupakan-salah-satu.html

Mahmud Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi, (Jakarta: Prenada Media Group,
2014), h. 65- 66

BurhanuddinSalam,EtikaSosial Asas Moral dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta:RinekaCipta,1997), hal.23.

AkhmadMujahidin, EkonomiIslam…,hal.146.

23
Mujahidin,Akhmad.EkonomiIslam.Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,2007.

Salam,Burhanuddin.EtikaSosialAsasMoraldalamKehidupanManusia,Jakarta:RinekaCipta, 1997.

Al Maliki. Syekh Ahmad Sawi, Hasyah Al-Sawi, Libanon: Dar Al-Fikr.

As-Sabuni. Syekh Muhammad Ali, 2011. Rawai`u Al-Bayan, Bairut: Dar Ibnu `abud

As-Sabuni. Syekh Muhammad Ali, 2011. Safwah Al-Tafasir, Bairut: Al-Maktabah Al-`asriya.

Masan AF. 2009. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas VIII. Semarang: Toha Putra.

Syaltut, Mahmud. 1990. Tafsir Al-Qur’ānul Karim. Bandung: Diponegoro.

24

Anda mungkin juga menyukai