LAMONGAN
Kematian merupakan suatu hal alamiyah yang ada dalam siklus kehidupan di
dunia dan merupakan qodarullah yang telah ditetapkan sejak manusia masih berupa
janin dalam kandungan. Kematian seseorang dalam kehidupan sosial menyisakan
sebuah kesedihan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, sehingga dalam islam
disunnahkan melakukan takziyah untuk meghibur, meringankan beban kesedihan
keluarga, dan mendoakan ataupun memohon ampunan bagi yang wafat. Takziyah
dalam konteks muamalah islam merupakan mendatangi orang yang meniggal dunia
degan maksud menyabarkannya melalui ungkapan-ungkapan yang dapat
menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan. Bentuk takziyah disetiap
daerah berbeda- beda, salah satunya adalah di desaku Desa wanar. Sebuah desa
dengan mayoritas penduduknya seorang muslim yang memiliki kekentalan nuansa
islami disetiap sendi kehidupannya. Desa wanar merupakan desa yang cukup
terkenal di kabupaten lamongan dengan masyarakatnya yang berwawasan modern
dan berpegang teguh pada nilai-nilai islami.
Tradisi berikutnya atau yang kedua adalah tradisi penyiraman makam dengan
air yang berlangsung hingga 3 hari setelah jenazah dikuburkan. Tradisi ini dilakukan
oleh masyarakat Desa Wanar dengan kepercayaan supaya jenazah yang telah
dikuburkan tersebut tetap sejuk dan untuk memadatkan tanah kuburan.
Kemudian tradisi takziyah yang ketiga yaitu pada saat malam hari setelah
setelah seseorang wafat. Tradisi ini berlangsung selama 7 hari setelah jenazah
dikuburkan, yang dilangsungkan pada waktu selesai sholat maghrib dan dihadiri oleh
beberapa masyarakat Desa Wanar yang berknan untuk mengirimkan do’a kepada
orang yang wafat tersebut tanpa diberi undangan terlebih dahulu oleh keluarga yang
ditinggal wafat. Pada malam pertama hingga ketujuh dilakukan acara tahlil dan kirim
do’a pada seseorang yang telah wafat tersebut. Tedapat hal-hal pembeda pada saat
tahlilan tersebut yaitu pada malam ketiga dan ketujuh. Pada malam ketiga
masyarakat yang ikut serta dalam acara tahlilan diberi berkatan yang berisi biasanya
berisi nasi dan lauk, roti apem (berkat sudah matang) maupun beras,mie,telur, roti
apem (berkat keringan). Roti apem wajib diberikan pada saat berkatan tersebut
karena bagi masyarakat desa Wanar dianggap sebagai simbol permintaan maaf.
Pada malam ketujuh masyarakat yang ikut serta dalam acara tahlilan diberi berkatan
yang berisi biasanya berisi nasi, lauk, roti apem, dan uang tunai yang di masukkan
dalam berkatan tersebut. Uang tunai tersebut tidak ada patokan tertentu untuk
dikeluarkan pada saat ketujuh harinya orang yang wafat, namun sesuai dengan
kemapuan keluarga atau ahli waris untuk memberikan uang tunai sebagai shodaqoh
yang diniatkan untuk orang yang wafat tersebut.
Tradisi takziyah yang keempat yaitu pada saat bulan berikutnya setelah
seseorang wafat atau disebut 40 harinya orang yang wafat. Pada hari ke-40 tersebut
dilaksanakan acara tahlil dan do’a untuk orang yang wafat. Pelaksanaan tahlil dan
do’a di Desa Wanar dapat dilaksanakan setelah sholat maghrib maupun setelah
sholat isya’ sesuai dengan kesepakatan keluarga. Untuk tahlil dan do’a pada hari ke-
40 hanya masyarakat yang mendapat undangan dari keluarga untuk bisa menghadiri
acara dihari ke-40 ini. Biasanya pada hari ke-40, keluarga dari orang yang wafat
tersebut menyembelihkan binatang kambing sesuai kebutuhan untuk dijadikan
sebagai berkatan atau shodaqoh. Pada hari ke-40 ini, keluarga yang ditinggal wafat
mengundang beberapa tokoh agama/kyai untuk memberikan mauidlotul hasanah
setelah acara tahlil dan do’a selesai.