Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Psikologi Umum

Dosen : Pdt. Perobahan Nainggolan, M.Th


Topik : Ingatan/Memori dan Kelupaan
Oleh : Zakaria Purba
Daniel Parlinggoman Simamora
Ramoc Sitorus
Ezra Tobing

1. Pendahuluan
Setiap orang bergantung pada kekuatan memorinya untuk melakukan aktivitas
harian. Untuk dapat melakukan aktivitas, manusia perlu mengingat apa yang telah
terjadi dan apa yang akan direncanakannya. Semua itu merupakan bagian dari memori.
Memori atau diartikan juga sebagai ingatan. Peneliti pertama tentang memori manusia
adalah H. Ebbnghaus pada tahun 1885. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitiannya
yaitu proses penurunan ingatan atau lupa terjdai paling ccepat dalam 9 jam pertama
setelah memperoleh informasi dan masih berlangsung selama 30 hari berikutnya.
Ebbinghaus kemudian menjadikan rangkaian tersebut sebagai standar belajar
yang dinamakan prosedur belajar. Memori sendiri merupakan tempat atau alat
menerima, mengelola, menyimpan pengalaman atau informasi ke dalam otak dan dapat
diambil kembali atau mengingat kembali informasi tersebut.  Memori memiliki peran
yang sangat besar dalam kehidupan manusia melakukan aktivitasnya.

2. Kajian teori dari topik masalah


2.1 Pengertian Ingatan/Memori
Pengertian memori menurut Chaplin, 2002 yaitu fungsi yang terlibat dalam
proses mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu yang diingat kembali,
dan pengalaman khas yang paling diingat. Dari ketiga pengertian tersebut, maka
memori dimpulkan sebagai fungsi, pengalaman, atau informasi, dan spesifikasi. Memori
melibatkan apa yang dilihat dan dialami dengan merekamnya. Memori menggunakan
rekaman itu untuk melakukan aktivitas. Namun tidak semua pengalaman bisa disimpan
dengan baik, hanya informasi atau pengalaman tertentu yang memiliki kekhasan saja
yang mampu tersimpan. Sehingga memori memerlukan suatu tempat untuk
menyimpan, menerima, dan mengingat kembali informasi khusus.Apa yang dilihat atau
alami akan dipersepsikan pada individu dan hal tersebut di masukkan ke dalam jiwa
kemudian disimpan di ingatan. Pada suatu saat ingatan itu bisa diambil kembali. Proses
mengingat informasi ada tiga tahap, yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). 1
1
https://dosenpsikologi.com/memori-dalam-psikologi

Kemampuan ingatan ada tiga yaitu learning/ menerima atau belajar tentang informasi,
retention/ menyimpan, dan remembering/ menimbulkan kembali ingatan yang sudah
disimpan.1
2.1.1 Jenis Jenis Memori
Memori dalam psikologi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan juga dengan penyimpanan informasi yang
diperoleh dari penerimaan pancaindera. Memori sensoris merupakan
proses penyimpanan informasi melalui saraf saraf sensoris dalam jangka
waktu yang sangat pendek.
 Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata melihat sesuatu, gambaran
objek melalui sistem indera akan disampaikan ke bagian penyimpanan otak
melalui impuls impuls saraf.
 Storage dalam memori sensoris: memori sensorid memiliki kapasitas memori
yang sangat besar namun penyimpanan tidak berlangsung lama atau cepat
hilang.
2. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek merupakan proses penyimpanan memori secara
sementara yang artinya memori tidak bisa disimpan lama.
 Encoding dalam memori jangka pendek: informasi yang didapatkan akan
diterima di otak dengan sebutan kontrol proses. Informasi akan diproses dan
kemudian disimpan. Kontrol proses merupakan proses yang mengatur masukna
informasi serta laju kecepatan menangkap informasi.
 Storage dalam memori jangka pendek: kapasitas memori dalam jangka pendek
terbatas sehingga memiliki kemungkinan untuk hilang.
 Retrieval dalam memori jangka pendek: Proses mengingat dalam memorijangka
pendek tidak terlalu lama karena kapasitas memori yang terbatas.Untuk
mengingat memori jangka pender bisa dilakukan dengan paralel search atau
serial search.
3. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjag meripakan proses penyimpanan yang bisa diingat
cukup lama dan relatif bersifat permanen.
 Encoding dalam memori jangka panjang: prosesnya yang terjadi hampir sama
dengan memori jangka panjang namun setelah itu dilakukan proses semantik
atau coding. Data akan dianalisa lebish lagi.
 Storage dalam memori jangka panjang: proses encoding dilakukan dengan
menyaring inti dari informasi yang didapat. Maka penyimpanan informasi bisa
berlangsung lebih lama. Selain itu kapasitas penyimpanan memori juga lebih
besar sehingga banyak memori yang diingat permanen.2

1
https://dosenpsikologi.com/memori-dalam-psikologi
2
Suyanto, Agus.2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
 Retrieval dalam memori jangka panjang: penyimpanan pada memori jangka
panjang ini sangat terorganisir sehngga proses pengambilan memori juga bisa
cepat dan tepat.
2.1.2 Fungsi memori
Memori memiliki fungsi fungsi kusus dan peranannya dalam membantu aktivitas
tubuh manusia. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari memori:
1. Encoding/ memasukkan informasi
Encoding merupakan proses penyerapan persepsi dari informasi yang didapat
kemudian dirubah menjadi difat memori organisme. Proses ini cukup lama agar
mampu tersimpan dengan baik dan tidak mudah hilang. Proses encoding ini bisa
terjadi secara tidak sengaja maupun sengaja. Misalnya apabila informasi atau suatu
hal tertentu diterima oleh panca indera dan dimasukkan ke dalam ingatan secara
tidak sengaja. Sengaja, yaitu apabila individu memiliki niat untuk menyimpan
informasi tersebut sehingga individu menaruh fokus perhatiaannya dalam
menyerap  informasi.
Proses coding ini butuh beberapa waktu dan masing masing orang berbeda. Orang
dengan tingkat kecerdasan tinggi akan dapat menyerap dengan cepat, dan
sebaliknya orang dengan tingkat kecerdasan lebih rendah membutuhkan waktu
yang lebih lama.
2. Storage/ menyimpan
Fungsi berikutnya adalah sebagai alat penyimpanan. Setelah proses encoding, data
atau informasi yang didapat akan disimpan dengan membentuk jejak jejak yang bisa
ditimbulkan kembali. Jejak jejak memori tersebut disebut juga traces memori.
Memori traces ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan. Apabila
memori traces hilang maka memori akan cukup sulit untuk dikembalikan atau
kelupaan. Jejak jejak memori membantu menuntun keinginan manusia untuk
memperoleh bentuk ingatan tertentu.
3. Retrival/ mengeluarkan kembali
Fungsi ketiga yaitu menimbulkan kembali ingatan yang sudah tersimpan. Proses ini
berkaitan dengan proses mencari informasi di dalam otak, menemukannya, dan
menggunakan kembali memori tersebut. Mekanisme ini sangat membantu dalam
kegiatan sehari- hari dimana ingatan ingatan yang tersimpan berkaitan erat dengan
masa depan. Segala bentuk aktivitas berhubungan dengan mengingat dan
meneluarkan kembali ingatan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan ingatan
yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:
 Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunju
yang ada pada organisme. Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak
berada di depannya.2
2
Suyanto, Agus.2009. Psikologi Umum.
Jakarta: Bumi Aksara
 Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui
petunjuk seperti jejak jejak pada ingatan organisme. Proses ini bisa berlangsung
dengan cepat atau berjalan beberapa saat.
 Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang
panjang. Proses ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan
suatu kejadian dengan runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah
dibacanya.
2.1.3 Proses Terbentuknya Memori
Proses pembuatan memori diawali dengan paparan objek atau lingkungan pada
panca indera manusia. Memori diciptakan oleh susunan saraf pusat secara biologis
yang melibatkan banyak kerja saraf dan komponen tubuh lainnya. Proses
terbentuknya memori diawali dengan penerimaan informasi melalui panca indera,
kemudian diterima oleh sarah sensori di panca indera dan dikirim ke otak.
Otak mempersepsikan informasi kemudian disimpan pada memori jangka pendek
atau waktu yang sebentar sekitar 1 menit. Memori jangka pendek dikirim ke
generator atau pembangkit tanggapan yang kemudian disalurkan kembali ke bagian
tubuh lainnya untuk memberikan tanggapan.
Memori jangka pendek kemudian diubah menjadi memori jangka panjang dan
disimpan secara permanen di dalam otak. Proses ini melibatkan kerja kontrol dan
membentuk jejak jejak memori. Memori jangka panjang dapat digunakan dengan
cepat dengan melalui jejak jejak memori yang terbentuk. Semakin sering dipanggil,
memori akan semakinmudah ditemukan dan jejak jejak nya semakin jelas. Namun
pada memori jangka panjang yang tidak pernah atau jarang digunakan maka
memori akan meluap dan terjadi lupa atau kondisi tidak dapat mengingat sesuatu.
Memori lupa dapat dikembalikan dengan melalui ciri ciri informasi yang masih
diingat.
Memori kontrol bekerja jika ada keinginan kuat, harapan, motivasi, minat dan usaha.
Namun apabila tidak ada hal hal tersebut, maka kontrol tidak akan bekerja dan
memori tidak akan tersimpan. Kualitas kontrol tergantung pada banyaknya
informasi yang tertangkap panca indera, semakin banyak yang tertangkap maka
penyimpanan memori akan lebih baik. Kontrol lainnya yaitu frekuensi dimana
semakin banyak frekuensi informasi yang didapatkan maka semakin baik pula
penyimpanan memorinya.2
2.2 Pengertian Kelupaan
Lupa merupakan istilah yang tidak asing lagi ditelinga kita. Hampir setiap
hari kita pasti mendengar keluhan orang-orang yang lupa akan sesuatu,
entah lupa tentang peristiwa, barang-barang yang akan dibawa, mungkin
juga lupa dengan nama teman masa kecilyang sudah lama tidak berjumpa.
Fenomena tersebut dapat terjadi pada siapapunjuga,tak pandang usia,
status, pekerjaan, dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 2006). 3

2
Suyanto, Agus.2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
3
https://www.kompasiana.com/mukhodatulafidah/
54f41f64745513792b6c869e/apa-sebenarnya-lupa-itu

Sesuatuyang diingat adalah yang tidak dilupakan, dan sesuatu yang


dilupakan adalah yang tidak diingat. (Sumadi Suryabrata, 2006:
47).Berikut pengertian lain mengenai Lupa, Lupa ialah suatu proses yang
tidak dapat menghasilkan respon kita dalam kondisi ingatan yang sehat.
(Agus Suyanto, 1993: 46). Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang
berjudul psikologi pendidikan mengartikan lupa sebagai hilangnya
kemampuan untuk menyebut kembali atau menghasilkan kembali segala
sesuatu yang sebelumnya telah kita peroleh secara sederhana. Sedangkan
Gulo (1982) dan Reber (1988) mengartikan lupa sebagai ketidak
mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau
dipelajari.3
2.2.1 Faktor Kelupaan dalam Sebuah Memori
Kelupaan terjadi karena ingatan yang tersimpan tidak pernah atau jarang
ditimbulkan kembali. Sehingga perlahan ingatan itu memudar dan hilang.
Konsep lupa memiliki empat macam teori yaitu: Decay
theory (menganggap bahwa memori akan semakin memudar), Teori
interferensi ( menitikberatkan pada interval), Retrieval failure (kegagalan
mengingat memori disebabkan oleh interferensi), teori Motivated
Forgetting (kecenderungan melupakan hal hal yang tidak
menyenangkan, Sebab fisiologis (adanya perubahan fisik di otak
dikarenakan gangguan fisik). Lupa bisa juga menjadi tanda fisiologis dari
penuaan, dikarenakan fungsi sistem saraf yang menurun pada usia tua
dan tidak dapat meregenerasi diri lagi.
Memori dalam psikologi disebutkan sebagai proses penyimpanan
informasi dari apa yang ditangkap oleh panca indera manusia. Hal hal
berupa gambaran dari pengelihatan, penciuman, pendengaran da apa
yang dirasakan akan dipersepsikan lalu disimpan di dalam otak. Memori
bersifat sementara ataupun permanen. Memori juga bisa terlupakan atau
bisa juga dipanggil kembali disaat dibutuhkan. Peranan sistem saraf pusat
dalam menghantarkan informasi bersifat sensorik merupakan sistem
kerja yang utama. Apabila terjadi gangguan dalam penghantarann
informasi, maka informasi tidak dapat tersimpan.
Pada kondisi lupa, ingatan atau memori yang disimpan mungkin memiliki
kekurangan saat proses penyimpanan, misalnya waktu terpajang yang
kurang, kurangnya frekuensi, kurang khas, atau terlalu lama dan jarang
dipanggil kembali. Lupa merupakan hal yang biasa terjadi pada siapapun.
Dengan mengetahui sistem kerja memori ini, maka cara belajar atau
mengingat informasi bisa diperbaiki dengan lebih sering terpapar
informasi.
Banyak penelitian telah mengkaji tentang pikiran dan memori manusia,
tetapi masih saja belum mampu menguak tentang kompleksitasnya.
Namun demikian, menurut para psikolog, ada dua alasan utama mengapa
kita melupakan suatu informasi, yaitu:4

3
https://www.kompasiana.com/mukhodatulafidah/54f41f64745513792b6c869e/
apa-sebenarnya-lupa-itu
4
Ahmadi, Abu H. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: PT.Rineka Cipta

1.Interferensi
Kita menyimpan informasi, tetapi tidak dapat mengingat atau tidak bisa
mengaksesnya ketika kita membutuhkan informasi tersebut. Namun, di
kemudian hari mungkin saja kita mengingat kembali informasi yang
dahulu kita butuhkan. Hal itu bisa jadi karena adanya interferensi. Dalam
psikologi, interferensi dijelaskan sebagai suatu keadaan dimana informasi
atau ingatan hilang disebabkan adanya campur tangan, gangguan,
atau interferensi dari hal lain baik yang memiliki kemiripan satu sama
lain ataupun tidak.
Interferensi ini hanya menyebabkan kelupaan sementara dimana
jika informasi yang dilupakan itu digali lagi, maka informasi yang kita
butuhkan akan kembali. Kelupaan karena interferensi misalnya pada
kasus siswa-siswa di sekolah yang seringkali mengalami lupa karena
banyaknya materi yang dipelajari.
Interferensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu interferensi retroaktif dan
interferensi proaktif. Interferensi retroaktif menunjukkan bahwa
informasi yang sudah ada sebelumnya, diganggu oleh informasi yang baru
saja diperoleh. Sebagai contoh, rumus matematika yang sudah diajarkan
minggu lalu, terganggu oleh rumus matematika yang baru saja dipelajari
di hari ini. Dengan begitu, maka rumus matematika yang diajarkan
sebelumnya terlupakan. Interferensi proaktif menunjukkan bahwa
informasi yang baru saja diperoleh diganggu oleh informasi yang sudah
ada terlebih dahulu. Misalnya, rumus matematika yang baru saja
diajarkan terganggu oleh rumus matematika yang sudah diajarkan
seminggu sebelumnya, sehingga yang diingat adalah rumus matematika
yang diajarkan minggu lalu.
2. Kemunduran (Decay)
Memori kita tidak lagi menyimpan informasi yang kita butuhkan secara
permanen. Semua jejak fisik memori telah menghilang dan tidak tersedia
lagi sehingga kita pun tidak bisa lagi mengaksesnya. Hal tersebut bisa saja
terjadi karena adanya kemunduran (decay). Kemunduran tersebut dalam
psikologi dijelaskan dalam sebuah teori bahwa seseorang bisa melupakan
sesuatu karena ingatan tersebut termakan oleh waktu dengan sendirinya.
Hal itu diperkuat dengan sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa
informasi yang ada di memori manusia bisa saja mengalami pemudaran
atau kemunduran karena informasi tersebut tidak digunakan lagi.4

4
Ahmadi, Abu H. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Sebagai contoh dari teori kemunduran, yaitu  hilangnya ingatan kita


tentang kejadian apa saja yang kita alami ketika berusia tujuh tahun. Atau
hilangnya ingatan kita tentang apa saja yang terjadi pada hari pertama
kita masuk ke sekolah menengah, dan lain sebagainya. Ketika kita
berusaha menggali informasi tentang hal-hal tersebut, kita tidak mampu
memnemukannya. Hal tersebut karena kejadian-kejadian itu tidak lagi
tersimpan dalam memori atau karena kita tidak benar-benar menganggap
memori itu penting sehingga ingatan tersebut akan memudar seiring
berjalannya waktu.
Pada penelitian lain, beberapa peneliti sepakat menyatakan bahwa
terkadang informasi itu memang telah ada dalam memori kita, hanya
informasi tersebut tidak dapat diakses kecuali ada pertanda atau isyarat
tertentu. Pertanda atau isyarat tersebut bisa berupa elemen-elemen yang
mengingatkan kita terhadap suatu memori atau peristiwa tertentu. Hal ini
disebut dengan Cue-Dependent Forgetting  yaitu kelupaan karena
ketiadaan petunjuk atau pertanda untuk mengingat.
Sebagai contoh, seseorang yang lupa akan nama gurunya karena tidak ada
petunjuk yang bisa mengarahkannya pada nama guru tersebut. Ia baru
bisa mengingat nama gurunya ketika diberi tahu oleh temannya, bahwa
gurunya adalah guru yang sering memakai baju merah, memakai parfum
khas aroma mawar dan pernah mengajar Bahasa Jepang. Inilah yang
disebut lupa karena tidak adanya petunjuk. Petunjuk yang dimaksud
adalah ciri-ciri guru tersebut.5
Menurut Wade dan Travis dalam buku Psikologi, Cue-Dependent
Forgetting  adalah jenis penurunan ingatan yang paling umum
terjadi. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa kondisi mental, fisik,
dan mood yang kita miliki dapat menjadi petunjuk bagi kita untuk dapat
menggali suatu informasi yang sudah ada dalam memori. Kondisi mental
dan fisik yang menjadi petunjuk bagi kita disebut state-dependent
memory.  Contohnya, ketika kita merasa sangat takut terhadap suatu
peristiwa, kita mungkin dapat mengingat peristiwa tersebut dengan
sangat baik ketika kita berada pada kondisi ketakutan
yang amat sangat. Mood  yang menjadi petunjuk bagi kita disebut mood-
congruent memory.  Sebagai contoh ketika kita sedang merasa senang,
kita cenderung mengingat hal-hal yang menyenangkan dan mengabaikan
hal-hal yang tidak menyenangkan, begitupun sebaliknya.
Memori manusia didesain dengan kompleksitasnya. Memori kita
tidak mampu menyimpan semua hal yang terjadi dalam hidup. ‘
Memori memiliki batasannya, sehingga lupa adalah sesuatu yang wajar
dan manusiawi, karena setiap manusia akan mengalaminya.6

5
Feldman, Robert S. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
6
(http://www.news-medical.net/health/Causes-of-amnesia-(Indonesian).aspx

3.Manfaat Praktis dari Topik Makalah yang Dibahas


Manfaatnya adalah:
Untuk mengetahui atau memperkaya pengetahuan tentang proses terjadinya
ingatan/memori dan faktor kelupaan. Dengan begitu kita dapat mengatasi kelupaan
dini. Dan juga sangat berpengaruh dengan study kita sebagai mahasiswa.
3. Kontribusi dari Topik Makalah kepada Teologi(Gereja)
Ingatan/Memori dan Kelupaan juga sangat berpengaruh penting dengan hal-
hal yang berkaitan dalam Gereja.Karena Ingatan/Memori dan Kelupaan ini
cerminan kita dalam bersosialisasi di Gereja, Contohnya dalam mengenali
dan mengingat nama-nama angggota keluarga didalam Gereja kita sangatlah
penting.

4. Kesimpulan
Pengertian memori menurut Chaplin, 2002 yaitu fungsi yang terlibat proses
mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu yang diingat kembali,
dan pengalaman khas yang paling diingat. Dari ketiga pengertian tersebut, maka
memori dimpulkan sebagai fungsi, pengalaman, atau informasi, dan spesifikasi.
Memori melibatkan apa yang dilihat dan dialami dengan merekamnya. Memori
menggunakan rekaman itu untuk melakukan aktivitas. Namun tidak semua
pengalaman bisa disimpan dengan baik, hanya informasi atau pengalaman
tertentu yang memiliki kekhasan saja yang mampu tersimpan. Jenis-jenis
memori, yaitu memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka
panjang. Fungsi memori adalah encoding ( memasukan informasi), storage
(menyimpan), dan retrival (mengeluarkan kembali).
Lupa merupakan istilah yang tidak asing lagi ditelinga kita. Hampir setiap
hari kita pasti mendengar keluhan orang-orang yang lupa akan sesuatu, entah
lupa tentang peristiwa, barang-barang yang akan dibawa, mungkin juga lupa
dengan nama teman masa kecilyang sudah lama tidak berjumpa. Fenomena
tersebut dapat terjadi pada siapapunjuga,tak pandang usia, status, pekerjaan,
dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 2006). Sesuatuyang diingat adalah
yang tidak dilupakan, dan sesuatu yang dilupakan adalah yang tidak diingat.
(Sumadi Suryabrata, 2006: 47). Penyebab kelupaan yaitu interferensi, dan
kemunduran ( decay) .Dalam psikologi, interferensi dijelaskan sebagai suatu
keadaan dimana informasi atau ingatan hilang disebabkan adanya campur
tangan, gangguan, atau interferensi dari hal lain baik yang memiliki kemiripan
satu sama lain ataupun tidak. Kemunduran (decay) tersebut dalam psikologi
dijelaskan dalam sebuah teori bahwa seseorang bisa melupakan sesuatu karena
ingatan tersebut termakan oleh waktu dengan sendirinya. Hal itu diperkuat
dengan sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa informasi yang ada di
memori manusia bisa saja mengalami pemudaran atau kemunduran karena
informasi tersebut tidak digunakan lagi.
5. Daftar Pustaka
https://dosenpsikologi.com/memori-dalam-psikologi
Suyanto, Agus.2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
https://www.kompasiana.com/mukhodatulafidah/54f41f64745513792b6c869e/apa-sebenarnya-
lupa-itu

Ahmadi, Abu H. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Feldman, Robert S. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika


(http://www.news-medical.net/health/Causes-of-amnesia-(Indonesian).aspx

Anda mungkin juga menyukai