Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
(Kelompok 3)
Konsep produksi jangka panjang atau teori produksi dengan jangka waktu
panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah
atau semua faktor produksi bersifat variabel. Ini berarti bahwa dalam jangka
panjang setiap faktor dapat ditambahkan jika diperlukan. Dalam jangka panjang
perusahaan juga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
Jika faktor produksi yang dapat berubah adalah tenaga kerja dan modal
atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Q = F (L,C)
Dalam fungsi produksi ini diketahui bahwa tingkat produksi dapat berubah
dengan mengubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan
memiliki dua alternatif jika ingin meningkatkan tingkat produksinya. Perusahaan
dapat meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau modal atau
tenaga kerja dan modal.
Hasil produksi yang sama dalam teori ini akan ditunjukkan oleh kurva yang
disebut kurva isokuan (biasa disebut isokuan samping). Sedangkan biaya yang
digunakan untuk menghasilkan produk disebut isoqost (biaya yang sama).
Isoquant menggambarkan berbagai kombinasi dua input (misalnya, tenaga kerja
dan modal) yang dapat digunakan perusahaan untuk berproduksi pada tingkat
output tertentu. Isoquant yang lebih tinggi menunjukkan output yang lebih besar.
Sebaliknya, isokuan yang lebih rendah menunjukkan keluaran yang lebih kecil.
Sifat-sifat dari kurva isoquant: Isoquant yang lebih jauh dari titik nol
menunjukkan tingkat output lebih tinggi. Tidak berpotongan. Belereng negatif atau
mempunyai slope yang negatif (kiri atas ke kanan bawah). Cembung terhadap titik
origin.
Kurva isoqost atau kurva produksi yang sama adalah kurva yang
menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk berproduksi dengan
menggunakan faktor input tertentu. Isoqost membatasi dan membedakan
kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar isoqost maka semakin besar
pula hasil yang bisa diperoleh. Sebaliknya semakin kecil isoqost semakin kecil pula
hasilnya. Kurva isoqost bisa negatif dan positif, negatif jika ada penambahan satu
unit input akan menyebabkan penurunan penggunaan input lainnya. Sebaliknya
jika input yang lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang lain bertambah.
Maka kurva isoqost dapat memiliki kemiringan positif, yaitu hanya untuk memenuhi
kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indiferen tidak efisien, karena jika seorang
produsen menambah satu input, input lainnya juga meningkat, dan sebaliknya.
3. Nilai MPL dan APL Dari Input Tenaga Kerja dan MPK dan APK Dari Input
Modal
Konsep elastisitas dalam suatu fungsi produksi atau disebut juga elastisitas
input menerangkan seberapa besar prosentase perubahan dari variabel output
sebagai akibat adanyaperubahan pada variabel input sebesar 1 persen. Elasisitas
produksi input ( Ei ) yang mengukurpersentase perubahan output ( %∆Q ) sebagai
akibat perubahan pesentase perubahan penggunaan kuantitas input ( %∆I ),
elasisitas produksi input diukursebagai berikut :
Ei =
%∆I
=
Keterangan :
E = Nilai Elastisitas
estimasi untuk model fungsi produksi log-linear seperti fungsi produksi Cobb-
Douglas. Parameter α dan β yang terdapat pada fungsi produksi Cobb-Douglas
masing-masing menyatakan parameter atau koefisien dari faktor input modal (K)
dan tenaga kerja (L). Hal ini dapat diterangkan dengan menggunakan rumus
elastisitas input berikut ini :
E = MP/AP> 1, Menambah
penggunaan input
1 MP> AP elastis AP meningkat
E = MP/AP = 1, Tetap
menggunakan
2 MP = AP unitary AP maks input
Jika poduk marginal dari tenaga kerja lebih kecil dari pada produk rata-rata
tenaga kerja (MPL > APL), maka elasisitas output (produksi) tenaga kerja
lebih besar dari pada (EL > 1). Dalam situasi ini penambahan
penggunaan tenaga kerja masih menguntungkan karena mampu
memberikan tambahan output yang lebih besar sehingga produktifitas rata-
rata tenaga kerja akan meningkat.
Jika poduk marginal dari tenaga kerja lebih besar dari pada produk rata-
rata dari tenaga kerja (MPL < APL), maka elasisitas output (produksi)
tenaga kerja lebih besar dari pada (EL < 1). Dalam situasi ini penggunaan
tenaga kerja, perlu dikurangi agar tetap mempertahankan atau
meningkatkan produktifitas rata – rata tenaga kerja. Penambahan
penggunaan tenaga kerjadalam situasi dimana elasisitas output tenaga
keja lebih kecil dari satu (EL >1) akan menurunkan poduktifitas rata-rata
tenaga kerja.
Jika poduk marginal dari tenaga kerja sama dengan produk rata-rata dari
tenaga kerja (MPL = APL), maka elasisitas output (produksi) tenaga
kerjasama dengan satu (EL = 1). Dalam situasi ini produktifitas rata-rata
tenaga kerja mencapai maksimum, dan kondisi ini harus dipertahankan.
Sehingga sistem produksi yang berorientasi padaupaya memaksimumkan
produktifitas input variable jangka pendek harus beoperasipada kondisi
dimana elasisitas output dari input variable itu sama dengan satu.
5. Return to Scale Suatu Fungsi Produk
Skala hasil (returns to scale) adalah derajat sejauh mana output
berubah akibat perubaban tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai
dalam produksi. Terdapat tiga tipe dalam skala hasil: tetap, meningkat, dan
menurun. Jika kuantitas semua input yang digunakan dalam produksi
ditingkatka secara proporsional, kita akan mendapatkan skala hasil tetap
(constans retuns to scale) jika output meningkat dalam proporsi yang sama;
skala hasil meningkat (increasing retuns to scale) jika output meningkat dalam
proporsi yang lebih besar; skala hasil menurun (discreasing returns to scale)
jika output menurun dalam proporsi yang lebih kecil.
Misalkan, perusahaan saudara menggandakan input/faktor produksi
yang digunakan menjadi dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Faktor
produksi yang sebelumnya digunakan yaitu 20 tenaga kerja dan 4 mesin.
Dengan menggandakan menjadi dua kali lipat, sekarang input/faktor produksi
yang saudara gunakan menjadi 40 tenaga kerja dan 8 mesin. Hasil produksi
sebelumnya katakanlah 300 sandal, setelah input digandakan ternyata hasil
(output) menjadi 600. Ini contoh skala produksi konstan.
Jadi, skala produksi akan melihat seberapa besar perubahan output
setelah input dilipatgandakan. Contoh diatas dapat dilihat input atau faktor
produksi dinaikkan menjadi dua kali lipat. Hasil produksi juga meningkat dua
kali lipat. Namun, tidak semua produksi yang dilakukan setiap perusahaan
akan memberikan hasil demikian. Output yang dihasilkan setelah
penggandaan input bisa saja lebih besar dari 600 sandal atau bahkan bisa
kurang dari 600 sandal yang dihasilkan.