Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“PONDOK PESANTEREN DAR EL ROSYID”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Saepul Bahri, S.Fil.I.,MA.Hum.

Disusun oleh: Kelompok 3

1. Cecep Hadiat Roby (1021900


2. Hanna Hafiza Abdurrosyid (1021900
3. Moch. Febi Fauzi (1021900
4. Nia Yulianti (102190023)
5. Nuraeni (1021900
6. Rizki Fauzan (1021900)
7. Ulfah Munawaroh (102190033)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN

T.A 2021/2022
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara


Lampiran 2 : Pedoman Observasi dan Dokumentasi
Lampiran 3 : Catatan Lapangan 1
Lampiran 4 : Catatan Lapangan 2
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 3
PEDOMAN WAWANCARA

1. Wawanacara Dengan Pengasuh Pondok Pesantren Dar El Rosyid.


a. Bagaimana sejarah awal berdirinya Pondok Pesantren Dar El Rosyid?
b. Siapa sajakah pimpinan Pondok Pesantren Dar El Rosyid sejak pertama kali didirikan
sampai saat ini.?
c. Selain pemipin pesantren apa sajakah peran yang dijalankan oleh kiyai?
d. Bagaimana sistem pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Dar El Rosyid?
e. Bagamanakah evaluasi keberhasilan studi bagi para santri, baik dalam sistem pondok
maupun sistem madrasah?
f. Dimanakah letak keunggulan sistem pembelajaran pesantren Dar El Rosyid
dibandingkan pesantren lainnya.?

2. Wawancara Dengan salah satu Santri (Putra/Putri)


a. Apa tujuan belajar di Pondok Pesantren Dar El Rosyid?
b. Bagaimana tanggapan mengenai pembelajaran di Pondok Pesantren Dar El Rosyid?
c. Bagaimanakah cara santri menjaga hafalan yang sudah dihafalkan?
d. Bagaimana kegiatan masak memasak santri di Pondok Pesantren Dar El Rosyid?
PEDOMAN OBSERVASI dan DOKUMENTASI

1. Observasi
a. Santri menyetorkan hafalan
b. Kegiatan KBM di Pondok Pesantren Dar El Rosyid
c. Kegiatan pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Dar El Rosyid

2. Dokumentasi
a. Detail Pondok Pesantren Dar El Rosyid
b. Santri menyetorkan hafalan Al-Qur’an
c. Kegiatan KBM di Pondok Pesantren Dar El Rosyid
d. Kegiatan pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Dar El Rosyid
Lampiran 3 : Catatan Lapangan 1
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Desember 2021
Lokasi : Pondok Pesantren Dar El Rosyid
Waktu : 13 : 00 - 14 : 00
Topik : Wawancara dengan Pengasuh Pondok

1. Peneliti : Bagaimanakah sejarah awal berdirinya pondok pesantren Dar El


Rosyid?
Narasumber : Pertama kali pondok ini dibangun yaitu oleh orang tua kami, yang
dimana merupakan mertua saya, yang notabenenya merupakan seorang pendidik di
sebuah lembaga pendidikan SMA Negeri 3 Pandeglang. Karena melihat dari
perkembangan pendidikan, terutama di jenjang pendidikan SMP dan SMA yang
semakin hari semakin berkembang baik dibidang ilmu pengetahuan maupun
teknologi. Akan tetapi sedikit sekali perkembangan siswa-siswa dibidang pendidikan
agama. Nah kebetulan orang tua saya ini merupakan salah satu aktivis di sebuah
organisai yang berfokus pada pendidikan agama, kemajuan agama yang menggunakan
syariat-syariat agama baik itu di bidang pendidikan maupun umum. Pada awalnya
kedua orang tua saya merasa risau tentang bagaimana cara untuk mengolah siswa atau
anggota pendidikan agar mempunyai dasar agama yang tinggi. Karena pemuda zaman
sekarang merupakan pemimpin yang akan datang. Nah dari situ lah kemudian kedua
orang tua saya terinspirasi untuk membuat satu lembaga pendidikan pesantren.
Meskipun kedua orang tua saya mengenyam penididikan formal yang cukup tinggi,
tetapi beliau mengarahkan anak-anaknya untuk berfokus pada pendidikan agama.
Beliau menimbang bahwa setelah pendidikan agama bisa dilanjutkan ke lembaga
pendidikan formal. Karena seperti yang kita lihat sekarang ini banyak fakultas-
fakultas, universitas-universitas yang menerima beasiswa dengan syarat minimal
hafalan sekian juz al-Qur’an. Nah dari situ lah kemudian orang tua saya termotivasi
untuk membuat satu lembaga pendidikan al-Qur’an, menghafal al-Qur’an dan
ditanamkan juga pendidikan syariat-syariat agama untuk nantinya dilanjutkan ke
jenjang pendidikan formal.

2. Peneliti : Siapa sajakah pimpinan pondok pesantren Dar El Rosyid sejak


pertama kali didirikan sampai saat ini?
Narasumber : Untuk kepemimpinan itu sendiri sebelum saya datang kesini, pada
awalnya dipegang oleh istri saya selaku anak pertama yang diawali dengan 2 orang
santri. Dua orang santri tersebut notabenenya merupakan siswa dari mertua saya di
SMA Negeri 3 Pandeglag. Jelang satu tahun kemudian saya menikah dengan beliau,
maka kepemimpinan pondok pesantren tersebut diamanahkan kepada saya. Secara
struktural maka kepemimpinan pondok pesantren tersebut dipegang oleh saya sendiri
yaitu sebagai pemimpin, adik ipar saya sebagai wakil pemimpin dan struktural-
struktural yang lain seperti bendahara, sekertaris itu semuanya dipegang oleh
keluarga.
3. Peneliti : Selain pimpinan pesantren, apa sajakah peran yang dijalankan oleh
kiyai?
Narasumber : Karena masih terbatasannya tenaga kependidikan maka selain sebagai
pemimpin saya merangkap sebagai operator dan juga teknisi. Dimana ketika ada
kendala-kendala yang harus diselesaikan oleh tenaga kependidikan maka sudah
sewajarnya saya sebagai pemimpin untuk mengcover semua tugas-tugas itu. Pada
dasarnya pendidikan pondok pesantren itu lebih dikenal dengan hodimul ma’had
bukan pemimpin. Dimana hodimul ma’had ini disebut sebagai pelayan pondok
pesantren. Jadi setiap perkara yang bisa diselesaikan oleh hodim tersebut memang
sudah sewajarnya diselesaikan oleh pemimpin tersebut. Selain itu saya juga aktif
langsung turun dalam kegiatan belajar mengajar baik itu dalam pendidikan tahfidzul
Qur’annya maupun dalam sesi pengajaran kitab-kitab kuning.

4. Peneliti : Bagaimanakah sistem pendidikan dan pengajaran di pondok


pesantren Dar El Rosyid?
Narasumber : Untuk sistem pengajaran di pondok pesantren ini kurang lebih sama
dengan pesantren-pesantren pada umumnya yang mana menekankan motode salaf,
yaitu pengajaran secara langsung dan bertahap. Terlebih lagi di pondok ini merupakan
pendidikan yang kita fokuskan pada penghafalan al-Qur’an dan pemahaman makna-
makna al-Qur’an. Jadi adapun metode yang dipakai kurang lebih sama dengan
pesantren yang menggunakan sistem tahfidzul Qur’an pada umumnya. Dimana
gambaran secara umum dalam sistem penghafalan al-Qur’annya kita mempunyai 3
metode yaitu yang pertama sabaq, kedua sabqi dan yang ketiga manzil. Sabaq adalah
hafalan baru, dimana setiap siswa diharuskan untuk menghafal 1 lembar dalam sehari
yang biasanya dilaksanakan setelah shalat subuh hingga menjelang duha. Sabqi
adalah pengulangan hafalan baru yang telah dihafal dalam pekan tersebut. Adapun
jumlah hafalan yang harus disetorkan adalah 2 lembar setengah atau sekitar 5 halaman
dan disetorkan sekitar jam 8 atau setelah selesai sholat duha. Manzil adalah setoran
hafalan minimal ¼ juz atau sekitar 2 lembar setengah atau 5 halaman setiap hari yang
biasanya dilaksanakan setelah dzuhur. Jadi dalam satu pekan seorang santri ini di
samping memfokuskan untuk mendapatkan hafalan baru yaitu satu halaman dala
setiap hari, mereka juga dituntut untuk mengulang hafalannya yang baru pada pekan
itu dan juga hafalan yang lama yang diawali dari surat atau juz pertama ia menghafal
biasanya diawali dari juz 30. Maka dalam satu pekan itu ada hafalan ulangan ada
hafalan tambahan, jadi dalam satu bulan ia beberapa kali mengulang-mengulang
hafalan lama dan juga beberapa halaman atau beberapa juz mendapatkan hafalan baru.
Sedangkan untuk program diniyah atau pendidikan syriat kami terapkan program
pendidikan sebagaimana pondok-pondok salafi, yaitu sistem pendidikan dengan
mualimin yaitu seorang guru atau seorang ustadz mengajar secara langsung dan
kitab-kitab yang dipakai sebagaimana pada umumnya. Ada kitab fathul qorib, kitab
safinatun najah, dan juga di dalam akhlak ada akhlaqul banin dan akhlaqul banat
untuk perempuan, untuk tauhidnya ada aqidatul awam, dan untuk tajwidnya juga ada
hidayatus sibyan dan lainnya sebagaimana yang diajarkan di pondok pesantren pada
umumnya.

5. Peneliti : Bagaimanakah evaluasi keberhasilan studi bagi para santri baik dalam
sistem pondok maupun sistem madrasah?
Narasumber : Untuk evaluasi jelas kita mebutuhkan yang namanya ujian. Dari sisi
akademiknya kita adakan satu evalusi yang disebut imtihan 2 kali dalam setahun yaitu
terdiri dari semester awal dan semester akhir. Semester awal biasanya diadakan
dibulan maulid dan semester akhir diadakan dibulan sya’ban. Adapun sistemnya
untuk sistem ujian dalam materi Qur’an yaitu, kami menganjurkan santri untuk
menyetorkan hafalan yang sudah ia hafal baik yang baru sedikit maupun yang sudah
banyak dalam waktu 2 minggu. Sedangkan untuk pendidikan diniyahnya atau
madrasahnya kami mengadakan ujian secara tertulis dengan soal-soal yang dibahas
dalam periode semester tersebut, termasuk semua pelajaran dan semua kitab yang
telah dipelajarai. Adapun untuk penilaiannya kami mengadakan ujian tulisan juga
ujian lisan, kemudian semua penilaiannya itu dimasukan ke dalam rapor yang mana
rapor tersebut disetorkan kepada wali santri untuk dievaluasi sendiri. Kemudian untuk
kedepannya kami berncana untuk membuat sutu metode evalusi, yang mana setiap
santri selesai menghafalkan satu juz kemudian dibaca secara hafalan kemudian
didokumentasikan. Setelah itu dikirimkan kepada wali santri dan keluarganya supaya
menjadi motivasi keluarganya bahwa anaknya telah menyelesaikan satu juz .

6. Peneliti : Dimanakah letak keunggulan sistem pembelajaran pondok pesantren


Dar El Rosyid?
Narasumber : Untuk segi keunggulannya saya rasa di pondok pesantren Dar El
Rosyid ini tidak banyak memiliki keunggulan-keunggulan yang berlebih
dibandingkan dengan pesantren-pesantren lain, terutama pesantren-pesantren yang
memang notabenenya sudah mengeluarkan banyak alumni-alumni atau output-output
yang sudah nampak berhasil. Karena umur dari pesantren kami yang baru seumur
jagung yang baru beberapa tahun berjalan, kami merasa kami tidak memiliki
keunggulan yang begitu banyak. Tetapi ada sistem-sistem ada metode-metode yang
kami adopsi dari pesantren-pesantren yang memang sudah terlihat keberhasilannya,
seperti metode dari pondok pesantren Dar El Rosyid dan Dar El Widah itu sendiri,
kemudian dari pondok pesantren saya dulu yang berada di Magelang Jawa Tengah
yaitu Darul Mufasid. Dimana kurang lebih di satu Indonesia itu cabangnya lebih dari
500 cabang dan santrinya beserta alumni mencapai puluhan ribu. Kami mengadopsi
sistem-sistem dan mengkombinasikan dengan pengalaman-pengalaman saya sendiri
dan alhamdulillah dalam masa 2 tahun ini ada 2 orang santri yang sudah
mengkhatamkan hafalan al-Qur’an serta paham syariat-syariat agama dan dasar-dasar
agama. Disini saya menekankan bagaimana seorang santri ini memperbaiki dan
memperlihatkan akhlak yang baik. Karena terutama untuk santri perempuan akan
keluar dari pondok pesantren dengan tanggung jawab yang besar. Salah satu tanggung
jawab yang besar ialah suatu saat ia akan mempunyai seorang anak yang mana
dikatakan al madrosatu ula. Dimana pendidikan yang pertama kali didapatkan oleh
seorang anak itu pendidikan dari seorang ibu. Menimbang dari itu maka saya
menekankan pendidikan di pondok pesantren ini adalah penyempurnaan atau
perbaikan akhlak-akhlak yang mana akhlak tersebut ditunjukan pada akhlak nabi
Muhammad saw.
Lampiran 4 : Catatan Lapangan 2
Hari/Tanggal : Kamis, 9 Desember 2021
Lokasi : Pondok Pesantren Dar El Rosyid
Waktu : 16 : 00 - 16 : 30
Topik : Wawancara dengan salah satu santri Putri Dar El Rosyid

1. Peneliti : Apa tujuan belajar di ponpes Dar El Rosyid ?


Narasumber :
2. Peneliti : Apa tanggapan santri mengenai pembelajaran di pondok pesantren
Dar El Rosyid?
Narasumber :
3. Peneliti : Bagaimanakah cara santri menjaga hafalan yang sudah dihafalkan?
Narasumber :
4. Peneliti : Bagaimanakah tanggapan mengenai kegiatan masak memasak santri
di pondok pesantren Dar El Rosyid?
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 3
Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Desember 2021
Lokasi : Pondok Pesantren Dar El Rosyid
Waktu : 16 : 00 - 16 : 30
Topik : Wawancara dengan salah satu santri Putra Dar El Rosyid

1. Peneliti : Apa tujuan belajar di ponpes Dar El Rosyid ?


Narasumber :
2. Peneliti : Apa tanggapan santri mengenai pembelajaran di pondok pesantren
Dar El Rosyid?
Narasumber :
3. Peneliti : Bagaimanakah cara santri menjaga hafalan yang sudah dihafalkan?
Narasumber :
4. Peneliti : Bagaimanakah tanggapan mengenai kegiatan masak memasak santri
di pondok pesantren Dar El Rosyid?
Lampiran 5 : Catatan Lapangan 3
Hari/Tanggal : Jum’at, 10 Desember 2021
Lokasi : Pondok Pesantren Dar El Rosyid
Waktu : 18 : 10 - 18 : 40
Topik : Observasi

Anda mungkin juga menyukai