Anda di halaman 1dari 1

1. Merujuk pada Keputusan Menteri Agraria No.

21, untuk dapat memperoleh tanah, PT


LS dapat menggunakan dua skema, yaitu pelepasan hak atau pemindahan hak.
Adapun tanah yang dibutuhkan oleh PT LSN adalah tanah dengan Hak Guna Usaha
apabila disimpulkan dari kasus. Selanjutnya, berdasarkan PMNA/K.BPN No.2/1999
jo Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 17 Tahun 2019, harus diperoleh izin
lokasi terlebih dahulu untuk keperluan perusahaan komersial/bisnis. Dengan
demikian, PT LSN pun harus mengajukan izin apabila ingin melakukan pemindahan
hak.
2. Merujuk pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria /K.BPN
No.2/1999, Bupati/Walikota, terkhususnya wilayah Jakarta, adalah pihak yang
berwenang untuk menerbitkan izin. Hak ini pun diberikan oleh Gubernur. Namun, izin
Hak Guna Usaha diterbitkan oleh Menteri Pertanian yang telah melakukan koordinasi
dengan Gubernur, Walikota, dan Bupati.
3. Merujuk pada ketentuan dalam Pasal 12 ayat 1 UU 39/2014 tentang Perkebunan,
wajib dilakukan musyawarah dengan masyarakat terlebih dahulu apabila akan
dilakukan pendirian usaha di atas tanah ulayat. Dengan demikian, PT LSN perlu
melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan masyarakat Kabupaten Banyuasin
untuk membahas mengenai imbalan dan penyerahan tanah. Namun, merujuk pada
Pasal 17 ayat 1, PT LSN tidak dapat mendirikan usaha di atas tanah tersebut apabila
masyarakat tidak menyetujui. Sementara itu, untuk tanah bersertifikat, PT LSN harus
membuat Akta Jual Beli yang dibuat di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Untuk
tanah yang belum bersertifikat, PT LSN harus mengajukan permohonan hak kepada
Badan Pertanahan Nasional Pusat untuk dibuatkan BAP Tanah dan diterbitkan Surat
Keputusan Pemberian Hak.

Anda mungkin juga menyukai