Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN KARAKTER

SISWA (PPKS) TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL DAN


MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI MAS KHAIRUL
HIKMAH KABUPATEN MEMPAWAH

OLEH:
MUHAMMAD ALI
NIM: 2204100627

Tesis Ini Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar


Magister Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2022

i
DAFTAR ISI
Halaman

COVER ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
A. Judul ........................................................................................ 1
B. Latar Belakang ........................................................................ 1
C. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
D. Fokus Penelitian ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
G. Penelitian Terdahulu ............................................................... 8
H. Kajian Teori ............................................................................. 12
1. Pendidikan Agama Islam .................................................... 12
2. Kecerdasan Spiritual .......................................................... 17
3. Motivasi Belajar ................................................................. 20
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ...................... 23
1. Kerangka Konseptual ......................................................... 23
2. Hipotesis Penelitian ............................................................ 23
J. Metodologi Penelitian ............................................................. 24
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................... 24
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 25
3. Populasi dan Sampel .......................................................... 25
4. Sumber Data ....................................................................... 26
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 26
6. Alat Analisis Data .............................................................. 27
7. Teknik Analisis Data .................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 32

ii
A. Judul
Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa (PPKS) Terhadap
Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar pada Siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah.

B. Latar Belakang
Spiritual menjadi poin utama dalam proses perkembangannya. Pendidikan
memiliki posisi strategis dalam mewujudkan kecerdasan spiritual. Kecerdasan
spiritual memainkan peran penting dalam perkembangan positif remaja,
ketahanan dan perilaku positif. Peneliti menemukan bahwa kecerdasan spiritual
memiliki efek positif terhadap kesehatan mental remaja dan berhubungan
dengan berkurangnya perilaku. Kemudian remaja yang memiliki tingkat
kecerdasan spiritual yang lebih tinggi lebih dapat menghargai sesama dan tidak
merendahkan satu sama lain. Artinya bahwa kecerdasan spiritual dapat menjadi
salah satu solusi untuk mengatasi tindakan intimidasi dan viktimisasi di kalangan
remaja.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif seperti tindakan intimidasi dan
viktimisasi, pesimis, rasa cemas dan khawatir dalam menjalani kehidupan
disebabkan oleh rendahnya kecerdasan spiritual dikalangan remaja. Oleh karena
itu, sebagaimana telah disinggung di awal bahwa pendidikan khususnya Suatu
program pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam
penyampaiannya. Untuk mewujudkan kecerdasan spiritual tentunya didasarkan
terlebih dahulu kepada pengajarnya. Apabila pengajar atau guru mampu
memberikan contoh yang baik makan besar kemungkinan siswa akan meniru.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125 yaitu.

َ ْ ‫ع ظ َ ة ِ ال‬
ِ ‫ح سَ ن َ ة‬ ِ ‫ح كْ مَ ة ِ َو ال ْ مَ ْو‬ ِ ْ ‫ك ب ِ ال‬َ ِّ ‫ا ُ دْ ع ُ ا ِ ٰل ى سَ ب ِ ي ْ ِل َر ب‬
‫ع ل َ مُ ب ِ مَ ْن‬ْ َ ‫ك ه ُ َو ا‬ َ َّ ‫ي ا َ ْح سَ ُُۗن ا ِ َّن َر ب‬ َ ِ‫ي ه‬ ْ ِ ‫ج ا دِ ل ْ ه ُ ْم ب ِ ال َّ ت‬
َ ‫َو‬
‫ع ل َ مُ ب ِ ال ْ مُ ه ْ ت َ دِ ي ْ َن‬
ْ َ ‫ض َّل عَ ْن سَ ب ِ ي ْ ل ِ ٖه َو ه ُ َو ا‬ َ

1
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Kepribadian Suatu program pembelajaran akan tercapai tergantung


bagaimana cara pengajar dalam penyampaiannya spiritual yang dimiliki anak
didik tersebut. Suatu program pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana
cara pengajar dalam penyampaiannya. Suatu program pembelajaran akan
tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam penyampaiannya.
Terlaksananya program pembelajaran tersebut tentunya akan berdampak pada
kecerdasan spiritual siswa. Kecerdasan spiritual ini harus Suatu program
pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam
penyampaiannya.
Merujuk pada penelitian dilakukan Sopian Al-Farisi (2018) “Pengaruh
Program Eksternal Pendidikan Agama Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual
pada Siswa MAN Model Kota Singkawang”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa program eksternal Pendidikan Agama Islam berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecerdasan emosional pada siswa.
Jadi Suatu program pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara
pengajar dalam penyampaiannya hubungan yang erat terhadap kecerdasan
emosional siswa. Kemudian peneliti mencoba melakukan observasi dan
menemukan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya perilaku negatif dari
anak disebabkan oleh internet melalui smart phone ataupun gadget. Modernitas
serta era revolusi industri yang saat ini telah masuk pada fase ke 4.0 telah
mempengaruhi pola perilaku masyarakat termasuk peserta didik. Suatu program
pembelajaran akan tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam
penyampaiannya smart phone. Selain sikap individualistik, pada sisi yang lain
juga kecanggihan teknologi informasi Suatu program pembelajaran akan
tercapai tergantung bagaimana cara pengajar dalam penyampaiannya.
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat justru membawa
seseorang semakin terlena, memunculkan sikap enggan bertanggung jawab

2
terjadinya dekadensi moral serta meningkatnya Pengaruh lingkungan dan arus
globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan dan
pengetahuan justru dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan berbagai
penyimpangan dan tindakan kejahatan lainnya, Pengaruh lingkungan dan arus
globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan.
Pendidikan merupakan menjadikan problem tersendiri, karena keadaan
siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar
semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
Keberhasilan sebuah pendidikan menjadikan problem tersendiri, karena
keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar
semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan. Oleh
karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari kemampuan guru.
menjadikan problem tersendiri, karena keadaan siswa yang berakenaragam
menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program pembelajaran
yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat. Sayangnya
terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai dengan bakat dan minat siswa
sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
Peningkatan prestasi belajar menjadikan problem tersendiri, karena
keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar
semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu, motivasi internal dan
motivasi eksternal. Motivasi internal muncul karena ada faktor dari dalam, yaitu
karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi eksternal karena adanya faktor

3
dari luar, terutama dari lingkungan. menjadikan problem tersendiri, karena
keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar
semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan. Metode
merupakan realisasi dari strategi pembelajaran yang sudah ditentukan, kemudian
dari metode tersebut terbentuklah suatu program pembelajaran yang akan
diimplementasikan kepada peserta didik.
Pengaruh lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi
kurang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak bermain dengan teman
atau sibuk memainkan Hp android, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan
siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula
memperhatikan, bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran.
Di dalam kelas masalah utama interaksi antara guru dan siswa adalah pada
motivasi. Guru berharap setiap siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya
sehingga potensi siswa ini dapat berkembang dengan baik dan benar. Keadaan
psikologi berbeda menjadikan problem tersendiri, karena keadaan siswa yang
berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program
pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat.
Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai dengan bakat dan
minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
Pada penelitian ini peneliti mencoba menjelasakan terkait program-
program yang terdapat pada MAS Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah.
Program-program dari program Pendidikan Agama Islam internal dan program
Pendidikan Agama Islam eksternal. Adapun program menjadikan problem
tersendiri, karena keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus
lebih paham dan menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat
siswa dalam belajar semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini
berjalan kurang sesuai dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini
menjadi terabaikan yang terdapat di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah. Adapun program Pendidikan Agama Islam eksternal adalah

4
program Tahfidz Qur’an, Kajian Islam (Liqo’), membaca Al-qur’an selama 15
menit sebelum pembelajaran dimulai dan solat fardu berjamaah.
Tahfidz merupakan memelihara Al-qur’an. Program Tahfidz Qur’an yang
terdapat pada MAS Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah memiliki tenaga
pendamping yang handal dan kompeten. menjadikan problem tersendiri, karena
keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar
semakin meningkat. Sayangnya terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai
dengan bakat dan minat siswa sehingga motivasi ini menjadi terabaikan.
Kemudian untuk program Pendidikan Agama Islam selanjutnya adalah program
Kajian Islam (Liqo’). Liqo’ merupakan salah satu metode pembelajaran, dari
banyaknya metode bagi seorang muslim yang ingin menambah wawasannya
mengenai agama islam. Kemudian terkadang istilah liqo’ di sekolah dan
kampus-kampus disebut dengan mentoring. Selanjutnya untuk program
Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah adalah. Kemudian untuk program Pendidikan Agama
Islam yang terakhir adalah program solat berjamaah. Di sini solat berjamaah
yang dimaksud adalah solat Ashar. Dikarena siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah memiliki jadwal kegiatan belajar mengajar di siang hari
yakni dari jam13:00 – 17:00 WIB. Tentunya dari rentang waktu tersebut siswa
akan dijumpai dengan solat Ashar. Atas kebijkan yang dibuat oleh Kepala
Sekolah terkait diwajibkannya seluruh siswa-siswi untuk solat Ashar berjamaah.
Kemudian dari program tersebut tidak hanya berdampak pada mendorong
motivasi siswa untuk belajar namun juga akan membentuk kecerdasan spiritual
pada siswa. Terlaksananya seluruh rangkaian program tersebut peneliti menduga
akan ada dampak positif yang akan dirasakan oleh siswa-siswi MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah terhadap kecerdasan spiritual diri. Kemudian
dari program tersebut diharapkan dapat menjadikan siswa-siswi meskipun
dihadapkan dengan dunia yang modern dan canggih seperti saat ini.

5
Berdasarkan pemaparan masalah di atas dapat disimpulkan dengan judul
tentang “Pengaruh Program Pengembangan Karakter Siswa (PPKS) Terhadap
Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar pada Siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah”.

C. Identifikasi Masalah
Remaja yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi lebih
dapat menghargai sesama dan tidak merendahkan satu sama lain. Kemudian
menjadikan problem tersendiri, karena keadaan siswa yang berakenaragam
menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program pembelajaran
yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat. Sayangnya
terkadang tujuan guru ini berjalan kurang sesuai dengan bakat dan minat siswa
sehingga motivasi ini menjadi terabaikan seperti lingkungan arus globalisasi
yang menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp android,
maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa.
1. Kenakalan remaja.
2. Penyalahgunaan teknologi bagi siswa.
3. Kurangnya pendidikan karakter dalam membentuk kecerdasan spiritual
siswa.
4. Kurang termotivasinya siswa dalam meningkatkan mutu belajar.

D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa (PPKS) terhadap kecerdasan spiritual pada Siswa di MAS
Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Program Pengembangan
Karakter Siswa (PPKS) terhadap motivasi belajar pada Siswa di MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah?

6
E. Tujuan Penelitian
Tujian penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menganalisis pengaruh antara Program Pengembangan Karakter
Siswa (PPKS) terhadap kecerdasan spiritual pada Siswa di MAS Khairul
Hikmah Kabupaten Mempawah.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara Program Pengembangan Karakter
Siswa (PPKS) terhadap motivasi belajar pada Siswa di MAS Khairul Hikmah
Kabupaten Mempawah.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini karena keadaan siswa yang berakenaragam
menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program pembelajaran
yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat spiritual
motivasi belajar pada di MAS Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan sarana yang bermanfaat dalam pengetahuan
tentang pola pengaruh dan motivasi belajar bagi ingin melanjutkan
penelitiaan ini.
b. Bagi Siswa
Dapat dijadikan karena keadaan siswa yang berakenaragam
menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan program
pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin
meningkat terwujudnya.
c. Bagi Pendidik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
bagi guru dalam membimbing kecerdasan spiritual siswa.

7
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zainal (2019) dengan judul tesis “Pengaruh
Program One Day One Surah di Lingkungan Sekolah terhadap Kedisiplinan
Beragama Siswa di SMPN 3 Sinjai Selatan” Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu ada pengaruh yang signifikan antara Program One Day One Surah di
lingkungan sekolah terhadap kedisiplinan beragama, dengan nilai signifikan
berturut- turut 0,012 dimana p <0,05.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Marsidah (2013) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) dengan judul tesis “Analisis
Program Muhadharah Pada Bulan Ramadhan Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa Kelas V SD Negeri Candisari Kecamatan Telogomulyo
Kabupaten Temanggung”. Pada tesis ini dibahas mengenai pengaruh positif
antara Program Muhadharah pada bulan ramadhan terhadap kecerdasan
spiritual siswa. Semakin sering dilakukannya Program Muhadharah maka
akan semakin meningkatkan kecerdasaran spiritual siwa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Has (2017) dengan judul tesis
“Pengaruh Program Tadarusan Wajib Siswa Terhadap Motivasi Belajar
Siswa MI Al Iman Darussalam Candisari Secang Magelang”. Pada tesis ini
dibahas mengenai adanya pengaruh positif Program Tadarusan Wajib Siswa
terhadap motivasi belajar Siswa dalam kategori baik, dengan nilai signifikan
berturut- turut 0,003 dimana p <0,05.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sopian Al-Farisi (2018) yang berjudul
“Pengaruh Program Eksternal Pendidikan Agama Islam Terhadap
Kecerdasan Spiritual pada Siswa MAN Model Kota Singkawang”. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan. Jumlah sampel
dalam penelitian ini berjumlah 113 siswa yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program eksternal
PendidikanAgama Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kecerdasan emosional pada siswa dengan nilai signifikansi 0,041 lebih kecil
dari 0,005.

8
5. Penelitian yang dilakukan oleh Kholida (2016) dengan judul tesis
“Pengaruh Program Rohis Tekun terhadap Motivasi Belajar Siswa di MAN
1 Baureno”. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan variabel
independen dan dependen memiliki korelasi positif dan pengaruh yang
signifikan, di mana Program Rohis Tekun sebesar 0,373. dengan nilai R
sebesar 0,495, R2 sebesar 0,245. Hal tersebut menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Program Rohis
Tekun) terhadap variabel dependen (motivasi belajar) sebesar 24,5 %.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irham (2016) dengan judul
tesis“Pengaruh Program Dhuha Berjamaah Terhadap Kecerdasaran
Emosional” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
hubungan antara Program Dhuha Berjamaah setiap siswa. Kemudian
Program Dhuha Berjamaah sangat mempengaruhi kecerdasan emosional
siswa dalam bertindak. Dengan dilakukannya program ini secara rutin maka
akan emosional dari setiap siswa akan mudah terkontrol
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ameneh (2012) dengan judul tesis“Analisis
Program Pengontrolan Emosional Siswa Terhadap Cara Bertindak Siwa”
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara Program
Pengontrolan Emosional terhadap cara bertindak siswa. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa berbagai faktor Program Pengontrolan Emosional
mampu mempengaruhi cara bertidak siswa, namun untuk mendapatkan
hasil yang maksimal memerlukann waktu yang cukup lama agar siwa
tersebut mampu bertindak sesuai aturan.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Alifuddin (2016) dengan judul “Pengaruh
Program Kesejahteraan Spiritual Terhadap Ketekunan Beribadah Pada
Mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Islam Indonesia Yogyakarta”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Program
Kesejahteraan Spiritual terhadap ketekunan beribadah. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Program Kesejahteraan Spiritual
terhadap ketekunan beribadah, (0,001 < 0,05, R2 24,2%).

9
9. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Juhairi (2015) yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan di Rumah Terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang”. Jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 siswa yang terdiri dari kelas X,
XI, dan XII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Agama
Islam di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecerdasan
emosional pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang dengan nilai
signifikansi 0,000. Kemudian hasil selanjutnya menunjukkan bahwa
Pendidikan Agama Islam di rumah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan emosional pada siswa SMAN 2 Kabupaten Pandeglang
dengan nilai signifikansi 0,031.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Devi Oktaviani (2017) yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Kecerdasan Emosional dan
Kecerdasan Spiritual Siswa MA Daruh Khoir di Tanggerang Selatan”. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan. Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Daruh Khoir di Tanggerang
Selatan, kemudian untuk sampel dalam penelitian ini berjumlah 89 siswa
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Pendidikan Agama Islam berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kecerdasan emosional pada siswa dengan nilai signifikansi 0,001
lebih kecil dari 0,005. Kemudian untuk Pendidikan Agama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kecerdasan spiritual pada dengan nilai
signifikansi 0,036 lebih lebih besar dari 0,005.
Untuk mempermudah melihat pembaharuan penelitian ini, maka peneliti
mencantumkan persamaan dan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian
yang akan dilakukan dalam bentuk tabel berikut.

10
Tabel 1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian
No Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan
Persamaan
Zainal (2019) “Pengaruh penelitian ini
Perbedaan penelitian ini
Program One Day One Surah adalah sama-sama terletak pada objek
membahas tentang
di Lingkungan Sekolah penelitian, tempat
1 program
terhadap Kedisiplinan penelitian, dan variabel
Pendidikan Agama
Beragama Siswa di SMPN 3 Islam yaitu salah dependen yang
Sinjai Selatan” digunakan.
satunya membaca
Al-qur’an.
Marsidah (2013) “Analisis
Program Muhadharah Pada Persamaan
Perbedaan penelitian ini
Bulan Ramadhan Terhadap penelitian ini
terletak pada objek
adalah sama-sama
Kecerdasan Spiritual Siswa penelitian, tempat
2 membahas tentang
Kelas V SD Negeri penelitian, dan variabel
program
Candisari Kecamatan independen yang
Pendidikan Agama
Telogomulyo Kabupaten digunakan.
Islam.
Temanggung”.
Persamaan
Dian Has (2017) “Pengaruh penelitian ini
Program Tadarusan Wajib adalah sama-sama Perbedaan penelitian ini
membahas tentang terletak pada objek
Siswa Terhadap Motivasi
3 program penelitian, tempat
Belajar Siswa MI Al Iman Pendidikan Agama penelitian, dan jumlah
Darussalam Candisari Islam yaitu salah sampel yang digunakan.
Secang Magelang” satunya membaca
Al-qur’an..
Sopian Al-Farisi (2018) Persamaan Perbedaan penelitian ini
“Pengaruh Pembentukan penelitian ini terletak pada objek
4 Karakter dengan Kecerdasan adalah sama-sama penelitian, tempat
Spiritual di SMA Negeri 22 membahas tentang penelitian, dan beberapa
Palembang” kecerdasan spiritual variabel yang digunakan.
Kholida (2016) “Pengaruh Persamaan Perbedaan penelitian ini
penelitian ini terletak pada objek
Program Rohis Tekun
5 adalah sama-sama penelitian, tempat
terhadap Motivasi Belajar membahas tentang penelitian,.dan jumlah
Siswa di MAN 1 Baureno” motivasi belajar. sampel yang berbeda.
Persamaan
penelitian ini
Muhammad Irham (2016) adalah sama-sama Perbedaan penelitian ini
berjudul “Pengaruh Program membahas tentang terletak pada objek
6
Dhuha Berjamaah Terhadap program dari penelitian, tempat
Kecerdasaran Emosional” Pendidikan Agama penelitian.
Islam.

11
Persamaan
Ameneh (2012) “Analisis penelitian ini Perbedaan penelitian ini
adalah sama-sama terletak pada objek
Program Pengontrolan
7 membahas tentang penelitian, tempat
Emosional Siswa Terhadap program dari penelitian, dan variabel
Cara Bertindak Siwa” Pendidikan Agama terikat yang digunakan.
Islam.
Alifuddin (2016) “Pengaruh
Program Kesejahteraan Persamaan
Spiritual Terhadap Perbedaan penelitian ini
penelitian ini
terletak pada objek
8 Ketekunan Beribadah Pada adalah sama-sama
penelitian, dan tempat
Mahasiswa Pendidikan membahas tentang
penelitian.
Dokter Universitas Islam konsep spiritual.
Indonesia Yogyakarta”
Persamaan Perbedaan penelitian ini
I Gusti Juhairi (2015) berjudul penelitian ini terletak pada objek
“Pengaruh Pendidikan Agama adalah sama-sama penelitian, tempat
Islam di Sekolah dan di Rumah membahas tentang penelitian, jumlah sampel
9
Terhadap Kecerdasan Spiritual Pendidikan Agama yang berbeda, dan media
Siswa SMAN 2 Kabupaten Islam terhadap penerapan Pendidikan
Pandeglang” kecerdasan Agama Islam yang
spiritual. berbeda.
Persamaan
Perbedaan penelitian ini
penelitian ini
Devi Oktaviani (2017) berjudul terletak pada objek
adalah sama-sama
“Pengaruh Pendidikan Agama penelitian, tempat
membahas tentang
Islam Terhadap Kecerdasan penelitian, dan pada
10 pengaruh
Emosional dan Kecerdasan penelitian tidak
Pendidikan Agama
Spiritual Siswa MA Daruh menggunakan variabel
Islam terhadap
Khoir di Tanggerang Selatan” terikat lainnya seperti
kecerdasan
kecerdasan emosional.
emosional.

H. Kajian Teori
1. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Mansur (2009) pendidikan yaitu karena keadaan siswa
yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan
menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam
belajar semakin meningkat.
Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan menumbuh
kembangkan dan meliputi fikiran. Menurut Ahmad Tafsir (2016)
pendidikan adalah suatu usaha untuk membantu manusia menjadi

12
manusia. Manusia dikatakan telah karena keadaan siswa yang
berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan
program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin
meningkat.
Sedangkan menurut Zuhairini (2004) menambahkan membantu
menumbuh kembangakan, mendewasakan dan membuat seseorang
menjadi semakin teratur. Pendidikan sebagaimana telah tertuang dalam
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan
merupakan karena keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru
harus lebih paham dan menggunakan program pembelajaran yang tepat
agar minat siswa dalam belajar semakin meningkat maksudnya pendidikan
yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan
dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya.
Berdasarkan beberapa paparan di atas karena keadaan siswa yang
berakenaragam menjadikan guru harus lebih paham dan menggunakan
program pembelajaran yang tepat agar minat siswa dalam belajar semakin
meningkat maksudnya pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan
menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati
rintangan yang telah dihadapi dalam pengalaman hidupnya.
Adapaun Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis (2008)
karena keadaan siswa yang berakenaragam menjadikan guru harus lebih
paham dan menggunakan program pembelajaran yang tepat agar minat
siswa dalam belajar semakin meningkat. maksudnya pendidikan yang
wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan
tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya.
Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha sadar maksudnya
pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan
menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah

13
dihadapi dalam pengalaman hidupnya makna tujuan sampai dengan ajaran
Islam secara menyeluruh, yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari serta dijadikan.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya maksudnya pendidikan
yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan
dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya. Kemudian secara umum tujuan pendidikan Agama
Islam adalah untuk membentuk kepribadian manusia agar menjadi pribadi
yang dapat mencerminkan ajaran-ajaran Islam serta bertakwa kepada
Allah dan dapat membentuk insan kamil.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam memiliki fungsi mengembangkan potensi
peserta didik dan menyalurkan nilai-nilai islami dan mempersiapkan
segala kebutuhan masa depan peserta didik.
1) Pengembangan, yang berfungsi untuk maksudnya pendidikan yang
wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan
dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya. Pada dasarnya yang pertama kewajiban
penanaman, sedangkan sekolah hanya maksudnya pendidikan yang
wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan
dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya, arahan, serta pelatihan dengan tujuan agar
keimanan serta ketakwaan dapat berkembang secara optimal.
2) Pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan
menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah
dihadapi dalam pengalaman hidupnya.
3) Penyesuaian mental, yang berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun fisik serta dapat
mengubah lingkungannya yang sesuai dengan ajaran Islam.

14
4) Perbaikan, yang berfungsi maksudnya pendidikan yang wujudnya
menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan tujuan
agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam pengalaman
hidupnya.
5) Pencegahan, yang berfungsi untuk menangkal dari perbuatan yang
negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya serta dapat menghambat perkembangannya menuju manusi
indonesia yang seutuhnya.
6) Pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan
menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah
dihadapi dalam pengalaman hidupnya.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
1) Hubungan manusia dengan Allah (Hablun minaAllah).
2) Hubungan manusia dengan sesama manusia (Hablun minnas).
3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.
e. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Anak
Seorang anak yang baru lahir didunia maksudnya pendidikan yang
wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan
tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya.
Menurut A.R. Sholeh (2016) mengatakan maksudnya pendidikan
yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan
dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya, keinginan. Oleh karena itu sangat vital adanya
faktor belajar. Semua orang tua ingin memiliki keturunan atau anak yang
memiliki sikap baik, yang sholeh sholehah, yang senantiasa akan
menjunjung tinggi nama baik orang tua, maksudnya pendidikan yang
wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan
tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam
pengalaman hidupnya. Dalam hal ini jika orang tua memiliki anak yang

15
sholeh atau sholehah anak tersebut akan senantiasa mendoakan kedua
orang tuanya. Untuk mencapai hal yang diharapkan oleh orang maksudnya
pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan
menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah
dihadapi dalam pengalaman hidupnya.
Menurut Rohmah (2013) lapangan pendidikan agama Islam meliputi
tiga hal antara lain.
1) Tarbiyah jismiyah maksudnya pendidikan yang wujudnya
menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan tujuan
agar dapat melewati rintangan yang telah dihadapi dalam pengalaman
hidupnya.
2) Tarbiyah aqliyah maksudnya pendidikan yang bertujuan untuk
mencerdaskan akal dan menajamkan otak contohnya ilmu berhitung.
3) Tarbiyah adabiyah maksudnya teori praktik bertujuan untuk dan
meningkatkan maksudnya pendidikan yang wujudnya menyehatkan
dan menyuburkan tubuh dan menegakkan dengan tujuan agar dapat
melewati rintangan yang telah dihadapi dalam pengalaman hidupnya
Tarbiyah adabiyah merupan satu ajaran wajib supaya yang mulia oleh
Rasulullah Saw.
f. Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Sekolah tempat kedua anak-anak mendapatkan, meskipun tempat
kedua namun pada zaman sekarang ini peran sekolah dirasa paling besar
khususnya dalam mengajarkan anak tentang Islam. maksudnya
pendidikan yang wujudnya menyehatkan dan menyuburkan tubuh dan
menegakkan dengan tujuan agar dapat melewati rintangan yang telah
dihadapi dalam pengalaman hidupnya di mana peluang berkarir bagi
perempuan lebih terbuka, menjadikan intensitas perjumpaan anak dengan
orang tua semakin berkurang. Kondisi ini tentu berdampak pada
pendidikan anak dalam keluarga menjadi tidak maksimal. Sebagian orang
tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya.

16
Memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan bagi
peserta didik, sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak untuk
mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh
orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah.
Oleh karena itu ujung tombak sekolah, dalam konteks ini tanggung jawab
untuk mengajarkan peserta didik tentang ajaran Islam berada dipundak.
Pendidikan Agama Islam memiliki tersebut. Pentingnya Pendidikan
Agama Islam semakin terlihat manakala merujuk pada UU SISDIKNAS
No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan sekolah merupakan tempat lanjutan
bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah.

2. Kecerdasan Spiritual
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual, menurut Muhaimin (2014) sekolah
merupakan tempat lanjutan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan
setelah keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga
kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah.
Menurut Toto Tasmara (2015) sekolah merupakan tempat lanjutan
bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang
telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah.
Dalam terminologi Islam, dapat dikatakan bahwa SQ sekolah
merupakan tempat lanjutan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan

17
setelah keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga
kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah sekolah merupakan
tempat lanjutan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah
keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga
kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah. Jika qalb ini sudah
baik, maka gerak danaktivitas anggota tubuh yang lain akan baik pula.
Dari keterangan di atas, dapat sekolah merupakan tempat lanjutan
bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang
telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah, dan alam sekitar agar menjadi orang yang
bertakwa.
b. Fungsi Kecerdasan Spiritual
Adapun fungsi kecerdasan menurut Muhaimin (2014) adalah.
1) Kecerdasan spiritual dengan sekolah merupakan tempat lanjutan bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah. Maka żikir (mengingat Allah dengan lafaz
lafazt tertentu) merupakan salah satu metodekecerdasan spiritual untuk
mendidik hati menjadi tenang dan damai. sekolah merupakan tempat
lanjutan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga.
Apa yang telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian
dikembangkan selanjutnya di sekolah. Kadang kitamenyaksikan orang
yang berpenampilan sejuk, tenang, sekolah merupakan tempat lanjutan
bagi anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang
telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah sehari-hari.
2) Kecerdasan spiritual sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah

18
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah. sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah beradab.
c. Prinsip Kecerdasan Spiritual
Prinsip sendiri menurut Agustian (2001) adalah sebagai berikut.
1) Prinsip kebenaran, yaitu hidup dengan cara hanif, sekolah
merupakan tempat lanjutan bagi anak untuk mendapatkan
pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah diajarkan oleh orang tua
dalam keluarga kemudian dikembangkan selanjutnya di sekolah.
2) Prinsip keadilan, yaitu konsisten melangkah dijalan kebenaran atau
dengan memberikan sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah.
3) Prinsip kebaikan, yaitu sekolah merupakan tempat lanjutan bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang
telah diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian
dikembangkan selanjutnya di sekolah dimana-mana sehingga kita
dapat saling membantu dan memberi kebaikan".
d. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2007) faktor tersebut adalah.
1) Sel saraf otak
Otak menjadi sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah.

19
2) Titik tuhan
Dalam penelitian sekolah merupakan tempat lanjutan bagi anak
untuk mendapatkan pendidikan setelah keluarga. Apa yang telah
diajarkan oleh orang tua dalam keluarga kemudian dikembangkan
selanjutnya di sekolah. Dia menyebutnya sebagai titik Tuhan God.

3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Suparman (2010) motivasi lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp
android, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya
menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan,
bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran. Kemudian menurut Sardiman
(2011) motivasi dapat lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian
siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak
bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp android, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaranperbuatan dengan tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp
android, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya
menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan,
bahkan ada yang malas mengikuti pelajarandapat menimbulkan kegiatan
belajar.

20
b. Fungsi Motivasi
Menurut Hamalik (2005) fungsi motivasi belajar yaitu.
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2) lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang
semangat dalam belajar, mereka lebih banyak bermain dengan teman
atau
3) kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Pada waktu
pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang malas
mengikuti pelajaran.
c. Peran Motivasi Belajar
Menurut Hamzah (2011) peran motivasi yaitu.
1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian
siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak
bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp android, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada
yang malas mengikuti pelajaran.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam
tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula
memperhatikan, bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran.
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak bermain
dengan teman atau sibuk memainkan Hp android, maka ini berdampak
terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Pada waktu
pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang malas
mengikuti pelajaran. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk
belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

21
d. Macam-Macam Motivasi Belajar
Menurut Syaiful (2011) ada dua macam motivasi belajar yaitu.
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan Hp android,
maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya
menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan,
bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya rangsangan dari luar. Motif belajar dikatakan ektrinsik
bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor
situasi belajar.
e. Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Slameto ciri-ciri motivasi belajar sebagai berikut.
1) Ulet menghadapi kesulitan.
2) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah yang belum
diketahui.
3) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.
4) Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
6) Senang dan rajin penuh semangat
7) Senang mencari dan memecahkan masalah.

22
I. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual

Kecerdasan Spiritual
(Y1)
Program Pembentukan
Karakter Siswa
(X)

Motivasi Belajar
(Y2)

Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian


Keterangan:
X : Program Pembentukan Karakter Siswa
Y1 : Kecerdasan Spiritual
Y2 : Motivasi Belajar

2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual penelitian di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Program Pembentukan Karakter Siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecerdasan spiritual
H2 : Program Pembentukan Karakter Siswa berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi belajar.

23
J. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran.
b. Jenis Penelitian
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. lingkungan arus
globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam
belajar, mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk
memainkan, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam
tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula
memperhatikan, bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran.
Di dalam penelitian tentunya terdapat suatu variabel, variabel
penelitian merupakan operasional konstrak supaya dapat diukur.
lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang
semangat dalam belajar, mereka lebih banyak bermain dengan teman atau
sibuk memainkan, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam
tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula
memperhatikan, bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran telah
ditetapkanmenghasilkan data kuantitatif.

24
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian pada penelitian di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah Waktu penelitian ini berlangsung selama kurun waktu 4 bulan
terhitung mulai dari penyusunan proposal, pengumpulan data sampai
penyusunan laporan akhir.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Menurut Sugiyono (2019) populasi lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka
ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan. Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah seluruh siswa di MAS Khairul Hikmah Kabupaten
Mempawah yang berjumlah 135 siswa yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan.
b. Sampel
Pada penelitian ini sampel yang digunakan diambil dengan
menggunakan pendekatan nonprobability sampling. Nonprobability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2019). Adapun jenis metode
probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling. Simple random sampling merupakan pengambilan
anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono 2019).
Besar sampel yang diambil sesuai dengan Rumus Slovin sebagaimana
penghitungan sampel dibawah ini.

25
n = N / (1 + N.e2)
n = 135 / (1 + 135. (10%)2)
n = 135 / (1,98)
n = 57,44 dibulatkan 57

Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditoleransi (10%).

Diketahui populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 135 siswa,


maka jumlah populasi yang diambil sebagai sampel adalah 57 siswa.

4. Sumber Data
a. Sumber Primer
Sumber primer merupakan sumber yang diperoleh dari responden
secara langsung dilokasi penelitian. Berdasarkan masalah dalam penelitian
ini, data diperoleh langsung dari responden berupa angket. lingkungan arus
globalisasi menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam
belajar, mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk
memainkan, maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam
tugasnya menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula
memperhatikan, bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran telah
ditetapkan. Dalam hal ini yang menjadi responden dalam penelitian adalah
siswa di MAS Khairul Hikmah Kabupaten Mempawah.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder lingkungan arus globalisasi menjadikan sebagian
siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih banyak
bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini berdampak
terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa. Pada waktu

26
pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang malas
mengikuti pelajaran telah ditetapkan.

5. Teknik Pengumpulan Data


Kuesioner (angket), merupakan cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada respondenuntuk
dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Bentuk
angket yang diberikan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial. Menurut (Ghozali 2013) Skala Likert
adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan.
a. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai=1
b. Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai=2
c. Untuk jawaban netral diberi nilai=3
d. Untuk jawaban setuju diberi nilai=4
e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai=5

6. Alat Analisis Data


Alat analisis data pada penelitian ini berupa uji intrumen data yang
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan (Ferdinand 2011). Adapun
kriteria dalam penilaian uji validitas adalah sebagai berikut.
1) Apabila r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut vaild.
2) Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner
tidak valid.

27
b. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas adalah penguian lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka
ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan (Ghozali, 2013).
1) Hasil alpha cronbach > 0,60, maka dikatakan reliabel.
2) Hasil alpha cronbach < 0,60, maka dikatakan tidak reliabel.

7. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian,
termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian.
a. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka
ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan (Sugiyono, 2019).
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah lingkungan arus globalisasi
menjadikan sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar,
mereka lebih banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan,
maka ini berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya
menjadi siswa. Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan,
bahkan ada yang malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan. Apabila
metode One Sample Kolomogorov Smirnov. Normal atau tidaknya
distribusi suatu data dilakukan dengan melihat nilai signifikasinya. Jika

28
Nilai Signifikasi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal begitu pula sebaliknya.
2) Uji Linearitas
Uji ini digunakan lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada
yang malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan Anova Table, jika nilai
Deviation From Linearity > 0,05 maka bersifat linear, sehingga dapat
disimpulkan memenuhi syarat linearitas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun pada penelitian ini
untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan
metode analisis grafik Scatterplot. Grafik Scatterplot yang baik
menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen (program
Pendidikan Agama Islam) lingkungan arus globalisasi menjadikan
sebagian siswa menjadi kurang semangat dalam belajar, mereka lebih
banyak bermain dengan teman atau sibuk memainkan, maka ini
berdampak terhadap kedisiplinan siswa dalam tugasnya menjadi siswa.
Pada waktu pembelajaran giat ada pula memperhatikan, bahkan ada yang
malas mengikuti pelajaran telah ditetapkan sebagai berikut.

29
Persamaan (1) Y1 = a + bX + e
Persamaan (2) Y2 = a + bX + e

Keterangan:
Y1 = Kecerdasan Spiritual
Y2 = Motivasi Belajar
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi dari Variabel
X = Program Pengembangan Karakter Siswa (PPKS)
e = Error Term

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan uji hipotesis adalah


sebagai berikut.
1) Uji Parsial (Uji T)
Uji T pada dasarnya menunjukkan tentang seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian ini
dilakukan dengan dasar perbandingan nilai signifikan yang telah
ditetapkan 5% (α = 0,05). Diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian
dapat dilakukan dengan dasar analisis sebagai berikut.
a) Apabila nilai signifikasi < 0,05 maka H₀ ditolak dan H₁ diterima,
yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b) Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka H₀ diterima dan H₁ ditolak,
yang artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan variabel bebas (X) dalam menerangkan variabel terikat
(Y). Nilai Adjust R Square (R2) yang berada diantara nilai nol sampai
dengan nilai satu.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, 2016. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, cet.Bandung:


Remaja Rosd akarya.

Ary Ginanjar Agustian, 2001 Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. ESQ .Jakarta: Arga.

Cotton,Sian et al, 2016. “Spiritual Well-Being and Mental Health Outcomes in


Adolescents With or Without Inflammatory Bowel Disease,” Journal of
Adolescent Health 44.

Dutkova,Katarina et al. 2017. “Is Spiritual Well-Being Among Adolescents


Associated with a Lower Level of Bullying Behaviour? The Mediating
Effect of Perceived Bullying Behaviour of Peers,” Journal of Religion and
Health 56, no. 6 December 1, 2017

Ferdinand, 2011. Metode Penelitian Manajemen, Badan. Penerbit. Universitas


Diponegoro Semarang.

Ghofir Abdul, Zuhairini, 2004. Metodologi Pembelajaran PAI,Malang: UIN Press


dan UM press.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamzah B. Uno, 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Ki Hadjar Dewantara. (tt). Karya Pendidikan Bagian Pertama, Cetakan Kedua


Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa

Mansur, 2009.Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Muhaimin, dkk. 2014. Paradigma Pendidikan Islam, cet., Bandung: Rosda Karya.

Oemar Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar Jakarta:Bumi Aksara.

Ramayulis, 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rohmah, Noer, 2013. Pengantar Psikologi Agama, Yogyakarta:Teras.

Sardiman. A.M, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

31
Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka
Cipta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suparman S, 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus


Book Publisher.

Syaiful Bahri Djamarah, 2011. Psikologi Belajar Jakarta: PT Rineka Cipta.

Toto Tasmara, 2011 Kecerdasan Ruhaniah Transcendental Intelegence, Jakarta:


Gema Insani Press.

Wong-McDonald, A., Gorsuch, R. L.,.A. 2011. multivariate theory of God


concept,religious motivation, locus of control, coping, and spiritual well-
being.Journalof Psychology and Theology, 32 (4).

Zohar Danah dan Ian Marshal. 2007. SQ: Spiritual Intelegence, The Ultimate
Intelegence, London, Blumbury.

32

Anda mungkin juga menyukai