Anda di halaman 1dari 62

TURUNAN FUNGSI

KALKULUS DASAR I
TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Referensi

• Purcell, Edwin J., dan Dale Varberg,


Kalkulus dan Geometri Analitis, Jilid 1,
Edisi kelima., Erlangga. Jakarta.
• Frank Ayres, JR. Dan Elliot Mendelson,
Kalkulus, Edisi keempat., Erlangga.
Jakarta.
Turunan

Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ yang nilainya pada sebarang


bilangan x adalah

y f  x  x   f  x 
lim  lim
x  0 x x  0 x

Asalkan limit tersebut ada. Limit ini disebut juga turunan f pada 𝑥0 .
NOTASI UNTUK TURUNAN
Misalkan turunan f pada sebarang titik x di dalam
domainnya:
y f  x  x   f  x 
lim  lim
x  0 x x  0 x
Nilai dari turunan adalah fungsi dari x dan dapat
ditunjukkan oleh sebarang ekspresi simbol-simbol berikut:
dy d d y
Dx y   y '  f '  x  y f  x   lim
dx dx dx x  0 x
Contoh 1:
Andaikan f  x   13x  6, tentukan f '  4  .
Penyelesaian:
f  4  x   f  4  13  4  x   6   13  4   6 
f '  4   lim  lim
x  0 x x  0 x
13x
 lim  lim 13  13
x  0 x x  0

Contoh 2:
Jika f  x   x 3  7 x, tentukan f '  c  .
Penyelesaian:
      7  c  x    c 3  7c 
3
f  c  x   f  c  
c x

f '  c   lim  lim
x  0 x x  0 x
3c 2 x  3c x 2  x 3  7x
 lim  lim  3c 2  3c x  x 2  7   3c 2  7
x  0 x x  0
DIFERENSIABILITAS
Sebuah fungsi dikatakan diferensiabel (dapat
didiferensiasikan) pada titik x0 jika turunan fungsi itu ada
pada titik itu.

TEOREMA (A)
Diferensiabilitas menunjukkan kontinuitas.

Jika f’(c) ada, maka f kontinu di c.


Tunjukkan bahwa lim f  x   f  c  . Sekarang
x c

f  x  f c
f  x  f c   x  c , x  c
xc
 f  x  f c 
Karenanya lim f  x   lim  f  c     x  c 
x c x c
 xc 
f  x  f c
 lim f  c   lim  lim  x  c 
x c x c xc x c

 f c  f ' c  0


 f c
Aturan Diferensiasi Fungsi

TEOREMA (B)

d
1.  c   0. (Turunan fungsi konstan adalah nol).
dx
d
2.  x   1. (Turunan fungsi identitas adalah 1).
dx
d d
3.  cu   c   u 
dx dx
d d d
4.  u  v  ...   u    v   ...
dx dx dx
d d d
5. u  v   u   v 
dx dx dx
d d d
6.  uv   u   v   v   u 
dx dx dx
d d
v  u   u  v 
d u dx dx
7.    , asalkan v  u.
dx  v  v 2

d 1 1
8.     2 , asalkan x  0.
dx  x  x

9.
d m
dx
 x   m  x m 1
Latihan Soal
Tentukan turunan dari:
1. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 + 3𝑥 + 5
2. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = −𝑥 4 + 3𝑥 2 − 6𝑥 + 1
3. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 − 5 2𝑥 4 − 𝑥
2
4. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 5𝑥 2 −1
2𝑥−3
5. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 3𝑥+4
6. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 2𝑥 + 1

7. 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 𝑥 3
Turunan Sinus dan Kosinus
Fungsi [f(x)] Fungsi [f’(x)]
sin x cos x
cos x -sin x
tan x sec 2 x
cot x -sec 2 x
csc x -csc x cot x
sec x sec x tan x
sin t 1  cos t
lim  1 dan lim 0
x 0 t x  0 t
Contoh 1:
Carilah turunan dari f  x   3sin x  2 cos x.
Penyelesaian:
d d d d
f  x    3sin x  2 cos x   3  sin x   2  cos x 
dx dx dx dx
= 3 cos x  2 sin x

Contoh 2:
Carilah turunan dari f  x   tan x.
Penyelesaian:
d d
d d  sin x 
cos x  sin x   sin x  cos x 
 tan x      dx dx
dx dx  cos x  cos 2 x
cos x cos x  sin x sin x 1
= 2
 2
 sec 2
x
cos x cos x
Latihan Soal
Tentukan turunan dari:
1. 𝑦 = 3 sin 𝑥 − 5 cos 𝑥
2. 𝑦 = sin 𝑥 cos 𝑥
3. 𝑦 = sin2 𝑥
sin 𝑥
4. 𝑦 = sin 𝑥+cos 𝑋
5. 𝑦 = sin2 𝑥 + cos 2 𝑥
cos 𝑥
6. 𝑦 = 𝑥
𝑥 2 +1
7. 𝑦 = 𝑥 sin 𝑥
Aturan Rantai

Fungsi gabungan (komposit) 𝑓 ∘ 𝑔 dari fungsi g dan f didefinisikan


sebagai berikut:
f g  x   f  g  x   .
Fungsi g diterapkan pertama kali dan kemudian fungsi f. Fungsi g
disebut fungsi dalam, dan f disebut fungsi luar. 𝑓 ∘ 𝑔 disebut
gabungan dari g dan f.
Aturan Rantai Turunan Fungsi

 
Dx f  g  x    f '  g  x    g '  x 

Jadi, turunan 𝑓 ∘ 𝑔 adalah perkalian turunan fungsi luar f dan


turunan fungsi dalam g. Diasumsikan bahwa g diferensiabel pada x
dan bahwa f diferensiabel pada g(x).
Misalkan 𝑢 = 𝑔 𝑥 dan 𝑦 = 𝑓 𝑢 . Maka fungsi
gabungan dari g dan f adalah 𝑦 = 𝑓 𝑢 =
𝑓 𝑔 𝑥 , lalu diperoleh rumus:
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= = (Aturan Rantai)
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
Contoh:
1. Misalkan 𝑢 = 4𝑥 2 − 2𝑥 + 5 dan 𝑦 = 𝑢3 .
Maka fungsi gabungan 𝑦 = ሺ4𝑥 2 − 2𝑥 +

dy dy du
 
dx du dx
 3u 2  8 x  2 
 3  4 x  2 x  5 8 x  2 
2 2
𝑑𝑦
2. Tentukan , jika 𝑦 = sin3 𝑥 2 − 𝜋
𝑑𝑥

Misal:
du dy dy dv du
u  x2     2x  . .
dx dx dv du dx
dv
v  sin u   cos u dy
 3v 2 . cos u.2 x
du
dx
dy
y  v3   3v 2 dy
du  6 x.sin 2 u. cos u
dx
dy
 6 x.sin 2 ( x 2   ). cos( x 2   )
dx
Latihan Soal

Diferensiasikan dengan menggunakan aturan rantai:


1. 𝑠 = 𝑡 2 − 3 4
2. 𝑦 = 𝑥 2 + 4 2 2𝑥 3 − 1 3

13
𝑡 3 −2𝑡+1
3. 𝑦 = 𝑡 4 +3
4. 𝑦 = sin3 4𝑥
Rumus Diferensiasi untuk Fungsi Invers

TEOREMA (C)

Misalkan f adalah fungsi satu-satu dan kontinu pada interval (a, b). Maka:
a) Range dari f adalah suatu interval I (mungkin tak hingga) dan f
bertambah atau berkurang. Selanjutnya, 𝑓 −1 adalah kontinu pada I.
b) Jika 𝑓′ 𝑥0 diferensiabel dan 𝑓′ 𝑥0 ≠ 0, maka 𝑓 −1 diferensiabel
1
pada 𝑦0 = 𝑓 𝑥0 dan 𝑓 −1 ′ 𝑦0 = .
𝑓′ 𝑥0

𝑑𝑥 1
Persamaan tersebut dapat ditulis dengan = 𝑑𝑦 , dimana 𝑥 = 𝑓′ 𝑥 .
𝑑𝑦
𝑑𝑥
Turunan Tingkat Tinggi

Jika 𝑦 = 𝑓 𝑥 diferensiabel, turunannya, 𝑦′, juga disebut turunan pertama


dari f. Jika 𝑦′ diferensiabel, turunannya disebut turunan kedua dari f. Jika
turunan kedua ini diferensiabel, maka turunannya disebut turunan ketiga
dari f, dan selanjutnya.
NOTASI
𝑑𝑦
Turunan Pertama 𝑦′, 𝑓′ 𝑥 , , 𝐷𝑥 𝑦
𝑑𝑥
𝑑2𝑦
Turunan Kedua 𝑦 ′′ , 𝑓′′ 𝑥 , , 𝐷𝑥2 𝑦
𝑑𝑥 2
𝑑3𝑦
Turunan Ketiga 𝑦 ′′′ , 𝑓′′′ 𝑥 , , 𝐷𝑥3 𝑦
𝑑𝑥 3
𝑑𝑛 𝑦
Turunan ke-n 𝑦 ሺ𝑛) , 𝑓 ሺ𝑛) 𝑥 , , 𝐷𝑥𝑛 𝑦
𝑑𝑥 𝑛
Contoh:
𝑑3 𝑦 𝑑4 𝑦 𝑑 12 𝑦
Jika 𝑦 = sin 2𝑥. Carilah 3 , 4, dan 12 !
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

Penyelesaian:
𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
= 2 cos 2𝑥; = −22 sin 2𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2

𝑑3 𝑦 𝑑4 𝑦
= −23 cos 2𝑥; = 24 sin 2𝑥
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 4

𝑑5 𝑦 5 𝑑 12 𝑦
= 2 cos 2𝑥; … ; = 212 sin 2𝑥
𝑑𝑥 5 𝑑𝑥 12
Latihan Soal
𝑑3 𝑦
Tentukan dari fungsi-fungsi berikut:
𝑑𝑥 3

1. 𝑦 = 𝑥 3 + 3𝑥 2 − 2𝑥 − 8
2. 𝑦 = 2𝑥 5 − 𝑥 4
3. 𝑦 = 2𝑥 + 5 4
4. 𝑦 = cos 𝑥 2
5. 𝑦 = sinሺ3𝑥)
1
6. 𝑦 = 𝑥−3
𝑥
7. 𝑦 = 2𝑥+1
Turunan Implisit

Aturan fungsi 𝑦 = 𝑓ሺ𝑥) dapat ditampilkan dalam bentuk:

𝑓 𝑥, 𝑦 = 0, dimana 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑦 − 𝑓 𝑥

• Bentuk fungsi 𝑓 𝑥, 𝑦 = 0 menyatakan bahwa y adalah fungsi


implisit dari x, dan x adalah fungsi implisit dari y.
• Bentuk fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑦 dinamakan fungsi eksplisit dimana
fungsi yang variabel terikat (y) dapat dibuat dalam ruas
terpisah dari variabel bebas (x).
Ilustrasi 1
1. Dari aturan 𝑥 2 + 𝑦 2 = 4, dapat dinyatakan bentuk eksplisitnya
adalah

𝑦= 4 − 𝑥2, 𝑦 = − 4 − 𝑥2,

𝑥= 4 − 𝑦 2 , atau 𝑥 = − 4 − 𝑦 2
yang menyatakan y sebagai fungsi eksplisit dari x, dan x fungsi
eksplisit dari y. (Fungsi implisit yang dapat diubah kedalam
fungsi eksplisit)
2. Dari aturan 𝑥 + sin 𝑥𝑦 = 𝑥 5 𝑦 2 + 3𝑦, tidak dapat dinyatakan
secara eksplisit y dalam x, dan juga x dalam y. (Fungsi implisit
yang tidak dapat dieksplisitkan)
Akan ditentukan turunan fungsi 𝑦 = 𝑦ሺ𝑥) yang
terkandung secara implisit dalam 𝐹 𝑥, 𝑦 = 𝐺ሺ𝑥, 𝑦).
Jika fungsi y terdiferensialkan terhadap x, maka

𝑑 𝑑
𝐹ሺ𝑥, 𝑦) = 𝐺ሺ𝑥, 𝑦) ,
𝑑𝑥 𝑑𝑥
dengan menganggap y sebagai fungsi dari x akan
menghasilkan y’ sebagai fungsi dari x dan y.
Contoh:
1. Tentukan turunan dari 𝑥 2 + 𝑦 2 − 9 = 0
Penyelesaian:
• Merubah bentuk implisit kedalam bentuk eksplisit
𝑦2 + 𝑥2 − 9 = 0
𝑦 = 9 − 𝑥 2 = 9 − 𝑥 2 1/2
1
sehingga 𝑦 = 9 − 𝑥 2 −1/2 −2𝑥
2
1
= −2𝑥 ∙
2 9 − 𝑥 2 1/2
𝑥
=−
9 − 𝑥2

𝑥
𝑦 =−
𝑦
2. Tentukan turunan dari
𝑦 2 + 𝑒 𝑥𝑦 − 3𝑥 + 2𝑥𝑦 = 0
Penyelesaian:
2𝑦𝑦 ′ + 𝑥𝑦 ′ 𝑒 𝑥𝑦 + 𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 3 + 2𝑦 + 2𝑥𝑦 ′ = 0
2𝑦𝑦 ′ + 𝑥𝑦 ′ 𝑒 𝑥𝑦 + 2𝑥𝑦 ′ = −𝑦𝑒 𝑥𝑦 + 3
𝑦 ′ 2𝑦 + 𝑥𝑒 𝑥𝑦 + 2𝑥 = −𝑦𝑒 𝑥𝑦 + 3
𝑥𝑦

−𝑦𝑒 +3
𝑦 =
2𝑦 + 𝑥𝑒 𝑥𝑦 + 2𝑥
3. Tentukan turunan dari
𝑥 3 + 3𝑦 2 + 4𝑥 2 𝑦 + 5 = 0
Penyelesaian:
3𝑥 2 + 6𝑦𝑦 ′ + 8𝑥𝑦 + 4𝑥 2 𝑦′ = 0
6𝑦𝑦 ′ + 4𝑥 2 𝑦 ′ = 3𝑥 2 − 8𝑥𝑦
𝑦 ′ 6𝑦 + 4𝑥 2 = 3𝑥 2 − 8𝑥𝑦
2

3𝑥 − 8𝑥𝑦
𝑦 =
6𝑦 + 4𝑥 2
4. Tentukan turunan dari
sin 𝑥𝑦 = 2𝑥𝑦 2 + 1

Penyelesaian:
d
dx
 sin xy  
d
dx
 2 xy 2  1

d  d 2  2  d 
 cos xy     xy  2 x    y  2 y   
x
 dx   dx   dx 
 cos xy  xy ' y   2 x  2 yy '  2 y 2
y '  x cos xy  4 xy   2 y 2  y cos xy
2 y 2  y cos xy
y'
x cos xy  4 xy
Turunan Fungsi Parameter
Jika x = f(t) dan y = g(t) terdefinisi pada selang 𝐷 ⊆ ℝ, aturan

𝑥 = 𝑓ሺ𝑡)
൜ , 𝑡 ∈ 𝐷, D suatu selang
𝑦 = 𝑔ሺ𝑡)
dinamakan fungsi parameter. Pada aturan ini, t disebut parameter dan
himpunan titik 𝑥, 𝑦 ∈ ℝ2 dinamakan grafik fungsi parameter.
𝑑𝑥
Jika fungsi x dan y terdiferensialkan terhadap t, dan ≠ 0 pada D,
𝑑𝑡

maka fungsi y terdiferensialkan terhadap x, dengan menggunakan aturan


rantai diperoleh:
dy dy dt dy dy 1 dy dy dt
  atau   sehingga 
dx dt dx dx dt dx dx dx dt
dt
Ilustrasi 2
Jika lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2 ditampilkan dalam bentuk fungsi
parameter
𝑥 = 𝑎 cos 𝑡
൜ 𝑦 = 𝑎 sin 𝑡 , 0 ≤ 𝑡 ≤ 2𝜋,

maka
𝑑𝑥 𝑑𝑦
= −𝑎 sin 𝑡 dan = 𝑎 cos 𝑡,
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Sehingga turunan fungsi y terhadap x adalah

𝑑𝑦ൗ

𝑑𝑦 𝑑𝑡 𝑎 cos 𝑡 𝑥
𝑦 = = = =−
𝑑𝑥 𝑑𝑥ൗ −𝑎 sin 𝑡 𝑦
𝑑𝑡
Contoh:
1. Tentukan turunan y’ dari fungsi parameter
𝑥 = 4𝑡 2 − 4𝑡 1
൜ 2 , 𝑡 ≥ 2
,
𝑦 = 1 − 4𝑡
kemudian nyatakan sebagai fungsi dari x dan y.
Penyelesaian:
• Karena x dan y terdiferensialkan terhadap t pada selang
ൣ12, ∞) dengan
𝑑𝑥 𝑑𝑦
= 8𝑡 − 4 dan = −8𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
• Maka fungsi y terdiferensialkan terhadap x dengan
𝑑𝑦ൗ

𝑑𝑦 𝑑𝑡 −8𝑡 −2𝑡
𝑦 = = = =
𝑑𝑥 𝑑𝑥ൗ 8𝑡 − 4 2𝑡 − 1
𝑑𝑡
Untuk menyatakan turunan fungsi parameternya sebagai fungsi dari x
dan sebagai fungsi dari y, nyatakan t dalam x, dan juga dalam y. Dari
bentuk fungsinya diperoleh hasil berikut.
x  4t 2  4t , t  1
2 y  1  4t 2 , t  12  0
  2t  1  1, 2t  1  0  1   2t  , 2t  1  0
2 2

 2t  1  x  1, 2t  1  0  2t 
2
 1  y, 2t  0
2

2t  1  x  1 2t  1  y
2t  1  x  1
Jadi, hasil yang diperoleh adalah
• Jika y’ dinyatakan sebagai fungsi dari x, maka

y'

 1 x 1   1  1
.
x 1 x 1
• Jika y’ dinyatakan sebagai fungsi dari y, maka
 1 y
y' .
1 y 1
2. Diketahui fungsi parameter
𝑥 = 𝑡 − sin 𝑡
൜ , 𝑡 ∈ ℝ,
𝑦 = 1 − cos 𝑡
𝑑𝑦 1
Tunjukkan bahwa 𝑦 ′ = =± 2𝑦 − 𝑦 2 , 0 < 𝑦 ≤ 2.
𝑑𝑥 𝑦
Penyelesaian:
• Karena x dan y terdiferensialkan terhadap t pada ℝ
dengan turunannya
𝑑𝑥 𝑑𝑦
= 1 − cos 𝑡 = 𝑦 dan = sin 𝑡 ,
𝑑𝑡 𝑑𝑡
• maka fungsi y terdiferensialkan terhadap x dan
turunannya adalah
𝑑𝑦
𝑑𝑦 ൗ𝑑𝑡 sin 𝑡 sin 𝑡
𝑦′ = = 𝑑𝑥 = = ,𝑦 ≠ 0.
𝑑𝑥 ൗ𝑑𝑡 1−cos 𝑡 𝑦
Selanjutnya dinyatakan sin t dalam y. Dari 𝑦 =
1 − cos 𝑡 diperoleh cos 𝑡 = 1 − 𝑦, sehingga

sin t   1  cos t   1  1  y    2 y  y 2 .
2 2

Gantikan hasil ini pada aturan y’, maka diperoleh


dy 1
y'  2 y  y 2 , 0  y  2.
dx y
Aplikasi Turunan
Kecepatan dan Percepatan
Contoh :
Sebuah partikel bergerak sepanjang garis koordinat mendatar
sedemikian rupa sehingga posisinya pada saat t dinyatakan oleh

s  t 3  12t 2  36t  30

Dalam hal ini s diukur oleh meter dan t dalam detik, tentukanlah :
a. Kapan kecepatannya nol?
b. Kapan kecepatannya positif?
c. Kapan partikel itu bergerak mundur?
d. Kapan percepatannya positif?
Masalah Benda Jatuh
Contoh:
Dari puncak sebuah gedung setinggi 160 meter, sebuah bola
dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal 64 m/detik, jika
posisi bola mengikuti fungsi berikut:
s  16t 2  v0t  s0
dimana v adalah kecepatan awal dan s ketinggian awal,
tentukanlah:
a. Kapan bola itu mencapai ketinggian maksimum?
b. Berapa ketinggian maksimumnya?
c. Kapan bola itu membentur tanah?
d. Dengan laju berapa bola itu membentur tanah?
e. Berapa percepatan pada saat t = 2?
Maksimum dan Minimum
Definisi 1. Misalkan f(x) kontinu pada selang I yang memuat c,
maksimum f (c )  f ( x )
f(c) disebut nilai global dari f pada I jika x I
min imum f (c )  f ( x )
f(c) disebut nilai maksimum lokal dari f pada I jika terdapat selang
minimum
f (c )  f ( x )
buka yang memuat c sehingga untuk setiap x pada selang
f (c )  f ( x )
buka. Nilai maksimum dan minimum fungsi disebut juga nilai ekstrim.
Titik pada daerah definisi dimana kemungkinan terjadinya ekstrim fungsi
disebut titik kritis.
Max Max
Min
lokal global
global Max Min
Min
lokal lokal
lokal

a b c d e f

Nilai ekstrim fungsi pada selang I=[a,f]


Teorema Titik Kritis

Andaikan f terdiferensialkan pada selang I yang


memuat titik c. Jika f(c) adalah nilai ekstrim,
maka c haruslah berupa suatu titik kritis, yakni c
berupa salah satu :
a) Titik ujung dari I
b) Titik stasioner dari f, yakni f’(c) = 0; atau
c) Titik singular dari f, yakni f’(c) tidak ada
Contoh soal:
Dengan menggunakan pagar kawat sepanjang 200m akan
dibangun suatu kandang ayam yang bentuknya persegi panjang,
tentukan ukuran kandang agar luas kandang maksimum.
Penyelesaian:
Keliling kandang = 2P + 2L Nilai stasioner dicari dengan Luas ‘ = 0
2P + 2L = 200 Luas ‘ = 100 – 2L
100 – 2L = 0
P + L = 100
2L = 100
P = 100 - L
L = 50
Luas kandang = p x L
Luas = P.L
Luas = ( 100 – L). L
Luas = 100L – L2
Untuk L = 50, maka P = 100-50 = 50
Contoh soal :
Jumlah dua bilangan adalah 30, tentukan kedua bilangan
tersebut agar hasil kalinya maksimum.
Penyelesaian:
Misal bilangan tersebut a dan b maka a + b = 30;
a = 30 – b, misal Hasil kali kedua bilangan = P
P =axb
= (30 – b) x b
= 30b – b2
Nilai stasioner jika
P’ = 0
P’ = 30 – 2b
30 – 2b = 0
2b = 30
b = 15 Untuk b = 15, maka a = 15.
Teorema 1. Uji turunan pertama untuk ekstrim lokal
f ' ( x)  0 f ' ( x)  0
Jika pada (c   , c) dan pada
f ' ( x)  0 f ' ( x)  0
(c, c   ) , maka f(c) merupakan nilai maksimum lokal
minimum
f(c)

f(c)
c c

f(c) nilai maks lokal f(c) nilai min lokal

Di sebelah kiri c monoton naik Di sebelah kiri c monoton turun


(f’ > 0) dan disebelah kanan c (f ’ < 0) dan disebelah kanan c
monoton turun (f’< 0) monoton naik (f’ > 0)
Algoritma Pengujian turunan pertama:
1. Selesaikan f’(x) = 0 untuk mendapatkan harga kritis
2. Gambarkan harga kritis tersebut pada garis bilangan,
dengan demikian terbentuk sejumlah selang
3. Tentukan tanda f’(x) pada tiap selang
4. Misalkan x bertambah setelah tiap harga kritis x = c, maka
• f(x) mempunyai harga maksimum (=f(c)) jika f‘(x)
berubah dari + ke –
• f(x) mempunyai harga minimum (=f(c)) jika f‘(x)
berubah dari – ke +
• f(x) tidak mempunyai mempunyai harga
maksimum maupun minimum di (x=c) jika f‘(x)
tidak mengalami perubahan tanda
Teorema 2. Uji turunan kedua untuk ekstrim lokal

Misalkan f ' (c)  0 . Jika f ' ' (c)  0 , maka f(c) merupakan
f ' ' (c )  0
nilai maksimum lokal f.
minimum
x 2  2x  4
Contoh: Tentukan nilai ekstrim dari f ( x) 
x2
x( x  4)
Jawab: f ' ( x) 
( x  2) 2
Tidak
+++++++ 0 ---------- ada--------- 0 ++++++ f’(x)
0 2 4 x
Dengan menggunakan uji turunan pertama
:di x = 0 tercapai maksimum lokal dengan nilai
f (0)  2
di x = 4 tercapai minimum lokal dengan nilai f (4)  6
Kemonotonan Fungsi
Definisi 2. Fungsi f(x) dikatakan monoton naik pada interval
I jika untuk
x1  x2  f x1   f x2  ,  x1 , x2  I

f(x2)
f(x1)

x1 x2
I

Fungsi f(x) monoton naik pada selang I


monoton turun pada interval I jika untuk

x1  x2  f x1   f x2  ,  x1, x2 I

f(x1)
f(x2)

x1 x2
I

Fungsi f monoton turun pada selang I


Fungsi Naik dan Turun
• Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat
digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi
yang bersangkutan menaik atau menurun pada kedudukan
tertentu.

Lereng nol
y = f(x)

Lereng negatif
fungsi menurun
Lereng positif f’(a) > 0, y = f(x) naik
fungsi menaik
f’(a) < 0, y = f(x) turun

Lereng nol
Teorema 3. Andaikan f diferensiabel di selang I, maka
• Fungsi f(x) monoton naik pada I jika f '( x) 0  x  I
• Fungsi f(x) monoton turun pada I jika f '( x) 0  x  I
x 2  2x  4
Contoh: Tentukan selang kemonotonan dari f ( x) 
x2
Penyelesaian:
(2 x  2)( x  2)  1( x 2  2 x  4)
f ' ( x) 
( x  2) 2
2x 2  6x  4  x 2  2x  4

( x  2) 2
x 2  4 x x( x  4)
 
( x  2) 2
( x  2) 2
f(x) monoton naik pada (-∞,0) dan (4,+∞)
f(x) monoton turun pada (0,2) dan (2,4).
Kecekungan Fungsi
y y

x x

Grafik fungsi cekung ke atas Grafik fungsi cekung ke bawah

Fungsi f(x) dikatakan cekung ke atas pada interval I bila f’(x) naik pada
interval I, dan f(x) dikatakan cekung ke bawah pada interval I bila f’(x)
turun pada interval I.
Teorema 4. Uji turunan kedua untuk kecekungan
1. Jika f "( x)  0,  x I , maka f cekung ke atas pada I.
2. Jika f "( x)  0 ,  x I , maka f cekung ke bawah pada I.
x 2  2x  4
Contoh: Tentukan selang kecekungan dari f ( x) 
x2
Penyelesaian:
x2  4x
f ' ( x) 
( x  2) 2
(2 x  4)( x  2) 2  2( x  2)( x 2  4 x)
f ' ' ( x) 
( x  2) 4
( x  2)(( 2 x  4)( x  2)  2( x 2  4 x))

( x  2) 4 Tidak
- - - - - ada +++ f”(x)

2 x 2  8x  8  2 x 2  8x  8 2 x

( x  2) 3 ( x  2) 3
Grafik f cekung ke atas pada (2,∞) dan cekung ke bawah pada selang
(-∞,2)
Menggambar Grafik Fungsi
A. Titik potong dengan sumbu x dan sumbu y
B. Asimtot fungsi
Definisi 3. Asimtot fungsi adalah garis lurus yang didekati oleh grafik
fungsi. Ada Tiga jenis asimtot fungsi, yakni
i. Asimtot Tegak
Garis x = c disebut asimtot tegak dari y = f(x) jika lim f ( x)  
x c
ii. Asimtot Datar
Garis y = b disebut asimtot datar dari y = f(x) jika lim f ( x)  b
x  
iii. Asimtot Miring
Garis y = ax + b disebut asimtot miring jika
f ( x)
lim  a dan lim f ( x)  ax  b
x   x x  
Asimtot Tegak

a a

x = a asimtot tegak x = a asimtot tegak


Dalam kasus Dalam kasus
lim f ( x)   lim f ( x)  
xa  xa 
dan dan
lim f ( x )   lim f ( x)  
xa xa
Asimtot Datar

y=b

Garis y = b asimtot datar karena lim f ( x)  b


x  

Asimtot datar mungkin dipotong oleh grafik fungsi untuk x


hingga. Tapi, jika untuk x menuju tak hingga asimtot datar
dihampiri oleh Grafik fungsi (tidak dipotong lagi).
Asimtot Miring

y = f(x)

y  ax  b

Garis y = ax + b asimtot miring

Asimtot miring bisa dipotong oleh kurva untuk nilai x


hingga. Untuk satu fungsi tidak mungkin ada sekaligus
asimtot datar dan asimtot miring.
x 2  2x  4
Contoh: Tentukan semua asimtot dari f ( x) 
x2
Penyelesaian:
(i) Asimtot tegak: x = 2, karena
x2  2x  4 x 2
 2x  4
lim   dan lim 
x 2 x2 x 2 x2
(ii) Asimtot datar:
x  2x  4
2 x 2 (1  2x  x42 )
lim f ( x)  lim  lim 2 1 2
x  x  x2 x  x ( 
x x2
)
(1  2x  x42 )
 lim  ,
x  (  )
1
x
2
x2

maka asimtot datar tidak ada


(iii) Asimtot miring
f ( x) x2  2x  4 1 x2  2x  4
a  lim  lim .  xlim
x  x x  x2 x  x2  2x
x 2 (1  2x  x42 ) (1  2x  x42 )
 lim  lim 1
x   x (1  )
2 2
x
x   (1  )2
x

x 2  2x  4
b  lim f ( x)  ax  lim x
x   x  x2
x 2  2 x  4  x( x  2)
 lim
x  x2
x2  2x  4  x2  2x 4
 lim  lim 0
x  x2 x   x2
Asimtot miring y = x
Titik Belok

 Definisi 4. Misal f(x) kontinu di x = b. Maka (b,f(b))


disebut titik belok dari kurva f(x) jika:
terjadi perubahan kecekungan di x = b, yaitu di
sebelah kiri dari x = b fungsi f cekung ke atas dan di
sebelah kanan dari x = b fungsi f cekung ke bawah
atau sebaliknya x = b adalah absis titik belok, jika
f "(b)  0 atau f "(b) tidak ada.
Tentukan titik belok (jika ada) dari
1. f ( x)  2 x 3  1
f ' ( x)  6 x 2 , f ' ' ( x)  12 x

------------- 0 +++++++ f”(x)



0 x

Di x = 0 terjadi perubahan kecekungan, dan f(0)= -1 maka (0,-1)


merupakan titik belok
2. f ( x)  x 4
f ' ' ( x)  12 x 2
+++++++ 0 +++++++ f”(x)

0 x
Tidak ada titik belok, karena tidak terjadi perubahan kecekungan
x 2  2x  4
Contoh: Diketahui f ( x) 
x2
a. Tentukan selang kemonotonan dan ekstrim fungsi
b. Tentukan selang kecekungan dan titik belok
c. Tentukan semua asimtot
d. Gambarkan grafik f(x)

a. Fungsi f(x) monoton naik pada selang (-∞,0), (4,+∞) monoton turun
pada selang (0,2) dan (2,4).
di x = 0 tercapai maksimum lokal dengan nilai f (0)  2
di x = 4 tercapai minimum lokal dengan nilai f (4)  6
b. Grafik f cekung keatas pada (2,∞) dan cekung ke bawah pada
selang (-∞,2), tidak ada titik belok

c. Asimtot tegak x = 2, asimtot miring y = x, tidak ada asimtot datar


d. Grafik f(x) Tidak
++++++ 0 ----- ada ----- 0 ++++++ f'
0 2 4 x
Tidak
--------------------- ada +++++++++++ f ''
2 x

2 4
-2
y=x

Anda mungkin juga menyukai