Anda di halaman 1dari 12

BAB VII

PENGELASAN TIG

3.1 Tujuan
1. Mengetahui alat yang digunakan saat proses pengelasan.
2. Mengetahui cara pengoperasian mesin las TIG.
3. Mengetahui dan memahami proses pengelasan TIG..
4. Mengetahui penyebab terjadinya cacat pada hasil lasan.

3.2 Teori Dasar


3.2.1 Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam
kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan,
pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.Disamping untuk pembuatan, proses las
dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang
pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang
sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan
las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan
kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan
disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi
sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana
pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu didalam
pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih
terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin
dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan.
Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan
fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang. Berdasarkan
definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari
definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada
waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan
yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga
terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.
Klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.Pada waktu
ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat
penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama
perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan.
Sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak dapat dipotong dan
di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.[3]

1. Klasifikasi Proses Pengelasan


Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu:
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas disini adalah cara memotong logam yang
didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan
dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan
dengan busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah pengelasan
cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las
gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara pengelasan yang lain akan
dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan
masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan:
1) Pengelasan cair
1. Las gas
2. Las listrik terak
3. Las listrik gas
4. Las listrik termis
5. Las listrik elektron
6. Las busur plasma
2) Pengelasan tekan
1. Las resistensi listrik
2. Las titik
3. Las penampang
4. Las busur tekan
5. Las tekan
6. Las tumpul tekan
7. Las tekan gas
8. Las tempa
9. Las gesek
10. Las ledakan
11. Las induksi
12. Las ultrasonik
3) Las busur
4) Elektroda terumpan
5) Las busur gas
1. Las MIG
2. Las busur CO2
6) Las busur gas dan fluks
1. Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
2. Las busur fluks
3. Las elektroda berisi fluks
4. Las busur fluks
5. Las elektroda tertutup
6. Las busur dengan elektroda berisi fluks
7. Las busur terendam
8. Las busur tanpa pelindung
9. Elektroda tanpa terumpan
10. Las TIG atau las wolfram gas

3.2.2 Pengelasan TIG


Las Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
adalah jenis pengelasan dengan memakai busur nyala api yang menghasilkan
elektroda tetap yang terbuat dari tungsten (wolfram), sedangkan bahan penambah
terbuat dari bahan yang sama atau sejenis dengan bahan yang dilas dan terpisah
dari torch. Untuk mencegah oksidasi, maka dipakai gas pelindung yang keluar
dari torch biasanya berupa gas argon dengan kemurnian mencapai 99,99%. Pada
proses pengelasan ini peleburan logam terjadi karena panas ang dihasilkan oleh
busur listrik antara elektroda dan logam induk . Proses pengelasan Gas Tungsten
Arc Welding (GTAW) dapat dilihat seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Proses Pengelasan TIG


Source :(Wahida, 2013).
Tungsten Inert Gas (TIG) adalah suatu proses pengelasan busur listrik
elektroda tidak terumpan, dengan menggunakan gas mulia sebagai pelindung
terhadap pengaruh udara luar. Pada proses pengelasan TIG peleburan logam
terjadi karena panas yang dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda dengan
logam induk. Pada jenis pengelasan ini logam pengisi dimasukkan ke dalam
daerah arus busur
sehingga mencair dan terbawa ke logam induk. Las TIG dapat dilaksanakan
secara manual atau secara otomatis dengan mengotomatisasikan cara
pengumpanan logam pengisi.
1. Prinsip Kerja Las TIG atau GTAW
Pada gambar 2 menunjukkan skema atau cara pelaksanaan pengelasan
GTAW. Prosesnya menggunakan gas lindung untuk mencegah terjadinya oksidasi
pada bahan las yang panas. Untuk menghasilkan busur nyala, digunakan elektroda
yang tidak terkonsumsi terbuat dari logam tungsten atau paduannya yang
mempunyai titik lebur sangat tinggi.
Busur nyala dihasilkan dari arus listrik melalui konduktor dan mengionisasi
gas pelindung. Busur terjadi antara ujung elektroda tungsten dengan logam induk.
Panas yang dihasilkan busur langsung mencairkan logam induk dan juga logam
las berupa kawat las (rod). Penggunaan kawat las tidak selalu dilaksanakan (hanya
jika dirasa perlu sebagai logam penambah). Pencairan kawat las dilaksanakan di
ujung kolam las yang sambil proses pengelasan berjalan.
Terdapat 4 (empat) komponen dasar atau komponen utama dari las GTAW,
yaitu
1. Obor (torch)
2. Elektroda tidak terkonsumsi (tungsten)
3. Sumber arus las
4. Gas pelindung
Gambar 3.2. Skema Las TIG
Source : (Tim Fakultas Teknik UNY, 2004).

2. Kelebihan Las GTAW atau TIG


Berikut ini adalah beberapa keuntungan penggunaan GTAW atau TIG:
a. Menghasilkan sambungan bermutu tinggi, biasanya bebas cacat.
b. Bebas dari terbentuknya percikan las (spatter).
c. Dapat digunakan dengan atau tanpa bahan tambahan (filler metal)
d. Penetrasi (tembusan) pengelasan akan dapat dikendalikan dengan
baik.
e. Produksi pengelasan autogenous tinggi dan murah.
f. Dapat menggunakan sumber tenaga yang relatif murah.
g. Memungkinkan untuk mengendalikan variabel atau parameter las
secara akurat.
h. Dapat digunakan hampir pada semua jenis metal termasuk
pengelasan metal berbeda.
i. Memungkinkan pengendalian mandiri sumber panas
maupun penambahan filler metal.
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

3. Kekurangan Las GTAW atau TIG


Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari proses pengelasan GTAW atau
TIG:
a. Laju deposisi material lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan
elektroda terkonsumsi.
b. Memerlukan ketrampilan tangan dan koordinasi juru las lebih tinggi
dibandingkan dengan las GMAW (MIG) atau SMAW.
c. Untuk penyambungan bahan > 3/8 in (10 mm), GTAW lebih mahal dari pada
las dengan elektroda terkonsumsi.
d. Jika kondisi lingkungan terdapat angin yang cukup kencang, fungsi gas
pelindung akan berkurang karena terhembus angin.

4. Elektroda Tungsten
Elektroda tungsten adalah elektroda tidak terumpan (nonconsumable
electode) yang berfungsi sebagai pencipta busur nyala saja yang digunakan untuk
mencairkan kawat las yang ditambahkan dari luar dan benda yang akan
disambung menjadi satu kesatuan sambungan. Elektroda ini tidak berfungsi
sebagai logam pengisi sambungan sebagaimana yang biasa dipakai pada elektroda
batang las busur metal maupun elektroda gulungan pada las MIG.
Titik lebur metal tungsten adalah 6.170oF (3.410o C). Pada saat tungsten
mendekati suhu tersebut, sifatnya menjadi thermonic (sumber pemasok elektron).
Suhu tersebut dihasilkan melalui tahanan listrik, jika saja bukan karena pengaruh
pendinginan dari penguapan elektron yang keluar dari ujung elektroda, elektroda
tersebut akan mencair oleh panas yang dihasilkan dari tahanan listrik tersebut.[5]

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A


2019/2020
6
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

3.3 Metodelogi Penelitian


3.3.1 Skema Proses

Persiapan alat dan bahan

Dilakukan pengukuran dimensi plat

Mesin las TIG dinyalakan

Dilakukan proses pengelasan TIG

Dilakukan pembersihan terak

Dilakukan pengumpulan data

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.3 Skema Proses Pengelasan TIG
3.3.2 Penjelasan Skema Proses

1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.


2. Dimensi plat yang akan digunakan dilakukan pengukuran menggunakan
jangka sorong.
3. Setelah material disiapkan dimeja mesin las SMAW di nyalakan.
4. Pengelesan SMAW dilakukan secara teliti dan hati-hati

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A


2019/2020
7
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

5. Hasil pengelasan yang telah dilakukan pembersihan dari terak dengan


menggunakan palu dan sikat kawat.
6. Lakukan pengumpulan data.
7. Kemudian buat Analisa dan pembahasan.
8. Dibuat Kesimpulan.
3.3.3 Gambar Proses

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Mesin las TIG : 1 Unit
2. Apron lengan : 1 Pasang
3. Apron dada : 1 Buah
4. Topeng las : 1 Buah
5. Meja las : 1 Buah
6. Jangka sorong : 1 Buah
7. Palu terak : 1 Buah
8. Sikat kawat : 1 Buah
9. Kamera : 1 Buah
10. Tang : 1 Buah
3.4.2 Bahan
1. Plat Baja ST 37 : 2 Buah
2. Elektroda : 1 Buah
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A
2019/2020
8
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

3. Masker Lab : 1 Buah

3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 3.1 Data pengelasan but joint

No. Data Keterangan

Bentuk Gerakan Elektroda

1. Butt joint

2. Jenis Pengelasan TIG

3. Posisi Las 1G

P = 101 mm

4. Dimensi Benda Kerja L = 78 mm

T = 4,76 mm

5. Jenis Material Baja ST-37

6. Tipe Elektroda Kawat tembaga

7. Diameter Elektroda 2,6 mm

8. Polaritas DC Pulse

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A


2019/2020
9
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

9. Arus 45 A

10. Arah Pengelasan Kiri ke kanan

3.6 Analisa dan Pembahasan


Pengelasan TIG merupakan pengelasan dengan memakai busur nyala api yang
menghasilkan elektroda tetap yang terbuat dari tungsten (wolfram). Pengelasan
TIG ini merupakan pengelasan yang non consumable electrode, selain itu dalam
memilih electroda tungsten disesuaikan dengan jenis material yang akan di las.
Mengenai elektroda yang digunakan dalam TIG ini menggunakan Tungsten dan
sedikit paduan dari Ce,Th dan Lt. Pada umumnya TIG welding ini digunakan
untuk pengelasan aluminium, namun bisa juga digunakan material lain seperti
yang praktikan gunakan dengan baja. Proses ini dapat melibatkan filler dalam
proses pengisian weld metal ataupun tidak, tidak ada perbedaan yang jauh dalam
perbedaan metode ini, hanya jika menggunakan filler pengisi maka terdapat
komposisi tambahan dalam weld metal. Sedangkan yang praktikan gunakan tidak
menggunakan filler pengisi, artinya proses welding ini pure melelehkan base
metal untuk disatukan. Pada saat proses pengelasan pastikan bergerak ketika
logam yang di las sudah mencair agar proses penyambungan terjadi karena pada
TIG ini tidak memakai filler metal. Gas pelindung yang digunakan pada
praktikum ini adalah argon karena gas argon memiliki beberapa kelebihan sebagai
berikut :
1. Nyala lebih halus tidak bersuara keras
2. Mengurangi penetrasi
3. Memiliki daya pembersih
4. Lebih murah dan mudah didapat
5. Lebih mudah menyalakan busur listrik.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A


2019/2020
10
BAB III PENGELASAN TIG Kelompok 5

Gambar diatas merupakan hasil lasan dari praktikan. Pada pengelasan ini
terlihat masih ada beberapa bagian yang belum mencair dikarenakan terlalu
cepat saat mengelas sehingga logam tidak menyatu secara keseluruhan

3.7 Kesimpulan dan saran


3.7.1 Kesimpulan
1. Proses TIG secara prinsip yaitu dengan melelehkan base metal dengan
tungsten electrode dan elektroda ini merupakan non-consumable
electrode.
2. Parameter kualitas hasil lasan TIG diantaranya adalah kecepatajn
pengelasan, sudut mengelas, posisi pengelasan, polaritas yang digunakan
dan keterampilan dari welder.

3.7.2 Saran
1. Dudukan untuk lasan tidak rata sehingga sedikit kesusahan ketika
mengelas.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI 2 TEKNIK PENGELASAN LOGAM T.A


2019/2020
11

Anda mungkin juga menyukai