Anda di halaman 1dari 6

REVIEW: PERILAKU HARIAN SIAMANG (Sympalangus syndactylus) DALAM

KONSERVASI EX-SITU DI TAMAN SATWA LEMBAH HIJAU BANDAR


LAMPUNG

Fadhilah Laillatul Zahra, Endah Setyaningrum

Jurusan S1 Biologi Fakultas MIPA, Universitas Lampung, Jl Prof. Dr. Ir. Sumantri
Brojonegoro No. 1, tlpn (0721) 704625, Bandar Lampung 35141

e-mail: zhrafadhila11@gmail.com
diajukan 02/04/2022

ABSTRAK

Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung (TSLHBL) merupakan salah satu lembaga
non pemerintah yang mengembangkan konservasi ex-situ untuk menyelamatkan satwa yang
terancam punah salah satunya adalah siamang (Sympalangus syndactylus). Artikel ini
mengulas mengenai perilaku harian siamang dalam konservasi ex-situ dengan menggunakan
metode focal time sampling. Penelusuran artikel melalui Google Scholar, Google Books, dan
Publish or Perish. Individu siamang yang diamati di Taman Satwa Lembah Hijau berjumlah
6 ekor individu siamang. Selama 12 hari pengamatan menggunakan metode pencatatan
perilaku harian siamang yang dilakukan dari pukul 08.00-17.00 dengan aktivitas makan,
lokomosi (bergerak), dan istirahat. Presentase aktivitas harian untuk jantan tertinggi adalah
lokomosi 43,59%, istirahat 34,36 % dan makan 22,05% hampir sama dengan jantan, siamang
betina juga didominasi oleh aktivitas lokomosi yaitu 41,18%, istirahat dan makan masing-
masing 29,41%. Aktivitas lainnya seperti bersuara sekitar pukul 11.00-13.00 dengan
didahului oleh siamang jantan lalu siamang betina.

Kata Kunci: siamang (Sympalangus syndactylus), perilaku harian, konservasi ex-situ, taman
satwa lembah hijau

ABSTRACK

Lembah Hijau Animal Park is one of the non-governmental organizations that develops ex-
situ conservation to save endangered animals, one of which is the gibbon (Sympalangus
syndactylus). This article reviews the daily behavior of gibbons in ex-situ conservation using
the focal time sampling method. Search articles through Google Scholar, Google Books, and
Publish or Perish. The number of gibbons observed in the Lembah Hijau Animal Park was 6
gibbons. During 12 days of observation, the gibbon's daily behavior recording method was
carried out from 08.00-17.00 with eating, locomotion (moving), and resting activities. The
highest percentage of daily activity for males is locomotion 43.59%, resting 34.36% and
eating 22.05% almost the same as males, female gibbons are also dominated by locomotion
activity, namely 41.18%, resting and eating 29 respectively. 41%. Other activities such as
singing around 11.00-13.00, preceded by a male gibbon and then a female gibbon.

Keywords: siamang (Sympalangus syndactylus), daily behavior, ex-situ conservation, lembah


hijau animal park

PENDAHULUAN pada habitat dan wilayah yang sempit. Saat


ini, populasi siamang yang tersisa di
Indonesia merupakan negara yang Sumatera sebagian besar terdapat di
dilimpahi keanekaragaman hayati yang kawasan lindung dan konservasi (Rusita,
begitu tinggi, yang mengandung berbagai 2016).
jenis fauna yang unik dan khas salah
satunya jenis primata yaitu siamang Penyusunan strategi konservasi
(Sympalangus syndactylus). Siamang siamang sangat diperlukan untuk menjaga
merupakan satwa primata yang di kelestarian populasi siamang. Strategi
Indonesia hanya dapat dijumpai di Pulau pelestarian jangka panjang yang terbaik
Sumatera dan saat ini populasinya untuk mempertahankan spesies siamang
terancam akibat tingginya laju kerusakan adalah perlindungan populasi dan
habitat di wilayah ini. komunitas alami di habitat alami yang
dikenal dengan konservasi in-situ. Adanya
Di luar wilayah Indonesia, populasi aktivitas manusia yang berlebihan seperti
asli siamang hanya ditemukan di perambahan kawasan hutan dan perburuan
Semenanjung Malaysia dan sedikit areal di liar yang secara langsung mengancam
Thailand. Siamang termasuk dalam keberadaan siamang di habitat aslinya
kategori terancam punah (endangered) menjadikan upaya konservasi in-situ
berdasarkan IUCN Red List 2009. menjadi kurang efektif. Salah satu upaya
Berdasarkan tingkat kerentanan terhadap untuk mencegah kepunahan satwa langka
perdagangan satwaliar, siamang tergolong adalah dengan memelihara individu-
Appendix I CITES (Convention on individu alami dalam kondisi terkendali
International Trade in Endangered Spesies dan di bawah pengawasan manusia yang
of Wild Fauna and Flora), yang jumlahnya dikenal dengan konservasi ex-situ
sudah sangat sedikit di alam sehingga (Astriana Pujacita Suhandi, 2015).
perdagangannya diawasi dengan sangat
ketat oleh pemerintah. Kebun binatang atau taman
margasatwa adalah tempat hewan
Ancaman utama terhadap populasi dipelihara dalam lingkungan buatan dan
siamang adalah adanya penurunan merupakan sarana penghubung antara
kuantitas dan kualitas habitat, antara lain masyarakat dan satwa liar, karena ditempat
terjadinya fragmentasi habitat, selain itu ini masyarakat dapat melihat berbagai
masih terjadi perburuan satwa liar untuk jenis dan perilaku dari satwa liar. Berbeda
diperdagangkan. Terjadinya fragmentasi dengan konservasi in-situ yang
hutan akibat pembukaan kawasan hutan menempatkan satwa pada habitat aslinya,
dan pembukaan lahan untuk perkebunan kebun binatang Indonesia masih berada di
menyebabkan populasi siamang terdesak
bawah standar yang ditetapkan dan tidak satwa untuk beradaptasi dengan perubahan
mengutamakan kesejahteraan satwa. lingkungan (M. Bismark, 2019).
Masalah pendanaan dan kurangnya sumber
daya manusia yang kompeten
menyebabkan penanganan satwa kurang METODE
sesuai. Fungsi utama dari konservasi ex-
situ adalah melakukan usaha perawatan Review artikel berisi kajian atas
dan penangkaran berbagai jenis satwa pengetahuan, gagasan, maupun temuan
untuk membentuk dan mengembangkan yang telah dipublikasikan. Sejumlah
habitat baru sebagai sarana perlindungan artikel yang dihimpun berdasarkan hasil
dan pelestarian alam yang dimanfaatkan penelusuran melalui Google Scholar,
untuk pengembangan ilmu pengetahuan Google Books, dan Publish or Perish.
dan teknologi serta untuk sarana rekreasi dengan periode publikasi dari 10 tahun
alam yang sehat. Salah satu lembaga non terakhir. Kata kunci yang digunakan yaitu
pemerintah yang mengembangkan ‘Siamang’, ‘Konservasi ex-situ’,
konservasi ex-situ adalah Taman Satwa ‘Konservasi in-situ’, ‘Kebun binatang’,
Lembah Hijau, Bandar Lampung ‘Perilaku harian siamang’, ‘Observasi’,
(TSLHBL). Kesesuaian upaya konservasi ‘Metode focal time sampling.’. Hasil
satwa liar secara ex-situ di taman satwa penelusuran kemudian disajikan secara
tersebut masih minim sehingga perlu ada deskriptif.
penelitian lebih lanjut agar satwa-satwa
yang ada dikelola secara baik. Diketahui
bahwa banyak taman satwa mengelola HASIL DAN PEMBAHASAN
satwa liar yang ada baru sesuai dengan
ketersediaan sumberdaya manusia dan Kondisi Siamang (Sympalangus
finansial yang ada di organisasinya tanpa syndactylus) dan Kandang di Taman
memperdulikan kebutuhan satwa-satwanya Satwa Lembah Hijau
(Nabila Alfalasifa, 2019).
Individu siamang di Taman Satwa
Perbedaan kondisi habitat akan Lembah Hijau berjumlah 6 ekor individu
berdampak buruk terhadap kehidupan siamang. Taman Satwa Lembah Hijau
satwa. Kurang atau buruknya kualitas memiliki area yang luas untuk kandang
sumber makanan, fasilitas dan area yang siamang, ada danau kecil buatan di
tidak cukup luas yang diberikan untuk para dalamnya, dan ada pepohonan seperti
satwa mengakibatkan banyaknya kondisi pohon kelapa.
satwa di kebun binatang yang
Perilaku Harian Siamang (Sympalangus
memprihatinkan termasuk kondisi
syndactylus) di Taman Satwa Lembah
siamang. Kondisi seperti ini akan
Hijau
menimbulkan stres bahkan kematian bagi
siamang, hal inilah yang menyebabkan Selama 12 hari pengamatan
perlu dilakukan penelitian tentang perilaku menggunakan metode pencatatan perilaku
harian siamang dalam konservasi exsitu harian siamang (focal time sampling) yang
karena perilaku merupakan salah satu cara dilakukan dari pukul 08.00-17.00 dengan
aktivitas makan, lokomosi, dan istirahat
maka data hasil pengamatan tersebut ditentukan oleh jenis dan kelimpahan
didapatkan presentase aktivitas harian makanan (Asis Tiyawati, 2016).
untuk jantan tertinggi adalah lokomosi
43,59%, istirahat 34,36 % dan makan Aktivitas makan pada siamang di
22,05% hampir sama dengan jantan, Taman Satwa Lembah Hijau adalah
aktivitas yang paling sedikit dilakukan
siamang betina juga didominasi oleh
dengan persentase jantan 22,05% dan
aktivitas lokomosi yaitu 41,18%, istirahat
betina 29,41%. Pakan yang diberikan
dan makan masing-masing 29,41%. Pada
saat istirahat siamang menghindari hanya pada pagi hari dengan waktu yang
teriknya sinar matahari dengan cara turun tidak menentu, pemberian pakan selama di
ke bagian tajuk yang paling rendah. Pada kandang dilakukan oleh keeper di dalam
periode istirahat terjadi interaksi sosial kandang. Siamang jantan lebih menyukai
antara anggota kelompoknya melalui buah-buahan seperti pepaya, sedangkan
siamang betina lebih menyukai sayur-
kegiatan berkutu-kutuan dan duduk
sayuran. Agar aktivitas makan siamang di
bersama dimana jantan dewasa merupakan
Taman Satwa Lembah Hijau sama seperti
kegiatan pusatnya. Kegiatan istirahat akan
di alam, sebaiknya pakan yang diberikan
meningkat sejalan dengan penurunan
intensitas makan selama aktivitas lebih awal pukul 06.00 dengan begitu sifat
berlangsung. siamang di alam tidak begitu hilang.
Perilaku makan siamang, seperti jenis
Pada pengamatan yang dilakukan primata lainnya banyak menggunakan
di Taman Satwa Lembah Hijau perilaku kedua tangannya dan anggota gerak
istirahat siamang biasanya duduk diam lainnya. Siamang makan dengan cara
setelah makan dan setelah melakukan duduk di pinggir danau buatan.
lokomosi seperti bergelayutan. Biasanya
Siamang adalah satwa arboreal,
posisi istirahat siamang duduk sambil
oleh karena itu satwa ini sangat
menggaruk tubuhnya sesekali dan tidur
membutuhkan tumbuh-tumbuhan terutama
sebentar saat siang hari. Siamang betina
pohon sebagai tempat melakukan aktivitas
melakukan aktivitas istirahat sebesar
29,41% sedangkan siamang jantan lebih hariannya. Aktivitas bergerak lebih di
besar yaitu 34,36%. dominasi oleh siamang jantan daripada
betina. Siamang lebih sering bergerak
Keadaan di alam Siamang akan dengan bergelayutan pada pohon di dalam
banyak memakan buah ketika musim buah kandang tidak ada waktu khusus dimana
tiba, tapi ketika tidak ada akan lebih siamang lebih banyak melakukan aktivitas
banyak mengkonsumsi pucuk daun. bergerak dengan persentase 43,59% dan
Kelompok siamang dapat melakukan 41,18%. Siamang jantan bergerak dengan
kegiatan makan pada pohon yang sama bergelayutan, sedangkan pada siamang
untuk 2 sampai 3 hari berturut-turut betina bergerak dan berpindah dengan
dengan sesekali melakukan penjelajahan leluasa. Selain itu banyaknya pengunjung
dan biasanya tidur pada pohon yang dan kebisingan yang ada disekitar kandang
berdekatan dengan pohon sumber makanan siamang membuat siamang lebih sering
tersebut. Lamanya kegiatan makan di suatu mengeluarkan suara yang membuat satwa
pohon sangat bervariasi terutama lainnya ikut mengeluarkan suara, hal ini
juga merupakan salah satu penyebab dari segi ketersediaan makanan, tindakan
tingginya aktivitas lokomosi karena usil pengunjung, serta penyakit yang kerap
siamang merasa adanya gangguan dari menyerang siamang.
aktivitas manusia (Rozza Tri Kwatrina,
2013).
DAFTAR PUSTAKA
Selain aktivitas istirahat, makan
dan bergerak dalam pengamatan siamang
Asis Tiyawati, S. P. (2016). KAJIAN
juga memiliki aktivitas lain seperti
PERILAKU DAN ANALISIS
bersuara hampir disetiap kegiatannya.
KANDUNGAN GIZI PAKAN
Akan tetapi siamang lebih sering
DROP IN SIAMANG (Hylobates
mengeluarkan suara jika banyak
syndactylus) DI TAMAN AGRO
pengunjung datang dan selalu bersuara
SATWA DAN WISATA BUMI
setiap hari dari pukul 11.00-13.00 untuk
KEDATON. Jurnal Sylva Lestari,
selanjutnya istirahat. Biasanya siamang
Vol. 4 No. 1, 1-8.
jantan lebih dahulu mengeluarkan suara
lalu disusul oleh siamang betina. Astriana Pujacita Suhandi, D. Y. (2015).
PERILAKU HARIAN
ORANGUTAN (Pongo pygmaeus
SIMPULAN Linnaeus) DALAM
KONSERVASI EX-SITU DI
Perilaku harian siamang di Taman KEBUN BINATANG KASANG
Satwa Lembah Hijau terdiri dari: aktivitas KULIM KECAMATAN SIAK
makan, aktivitas istirahat, aktivitas HULU KABUPATEN KAMPAR
lokomosi (bergerak), dan aktivitas lainnya RIAU. Jom faperta Vol. 2 No. 1, 1-
seperti bersuara hampir disetiap 14.
kegiatannya. Aktivitas yang mendapatkan
presentase paling tinggi, yaitu lokomosi M. Bismark, S. I. (2019). HABITAT
sebanyak (jantan 43,59% dan betina SIAMANG (Symphalangus
41,18%). Presentase aktivitas lainnya, syndactylus, Raffles 1821) DI
yaitu aktivitas istirahat siamang jantan KAWASAN TERDEGRADASI
34,36 % dan makan 22,05%, siamang TAMAN NASIONAL KERINCI
betina istirahat dan makan masing-masing SEBLAT, KABUPATEN PESISIR
29,41%. Aktivitas lainnya seperti bersuara SELATAN. Jurnal Penelitian
sekitar pukul 11.00-13.00 dengan Hutan dan Konservasi Alam, Vol.
didahului oleh siamang jantan lalu 16 No. 2, 1-13.
siamang betina. Mengenai pemberian
Nabila Alfalasifa, B. S. (2019). Konservasi
pakan yang baik untuk untuk siamang di
Satwa Liar secara Ex-Situ di
Taman Satwa Lembah Hijau perlu
Taman Satwa Lembah Hijau
dilakukan penelitian lebih lanjut. Serta,
Bandar Lampung . Jurnal Sylva
tindakan perbaikan kandang menyerupai
Lestari, Vol. 7 No. 1, 1-11.
habitat aslinya, dan perbaikan pengelolaan
sangat diperlukan, agar siamang di Taman Rozza Tri Kwatrina, W. K. (2013).
Satwa Lembah Hijau tetap sejahtera baik SEBARAN DAN KEPADATAN
POPULASI SIAMANG
(Symphalangus syndactylus
Raffles, 1821) DI CAGAR ALAM
DOLOK SIPIROK DAN
SEKITARNYA, SUMATERA
UTARA. Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam, Vol. 10 No.
1, 1-11.

Rusita, B. S. (2016). Perilaku Harian


Primata (Hylobates syndactylus,
Macaca fascicularis, Presbytis
melalophos) Di Pusat Primata
Schmutzer Taman Margasatwa
Ragunan Jakarta. Seminar
Nasional KOMHINDO,
Universitas Lambung Mangkurat
Kalimantan Selatan., 1-7.

Anda mungkin juga menyukai