Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ILMIAH

Solusi Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Dilihat Dari Kecerdasan Otak


dan Spiritual

LOVITA

202114500559

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


Solusi Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Dilihat Dari Kecerdasan Otak
dan Spiritual
Oleh:
Lovita
Universitas Indraprasta PGRI

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Kecerdasan otak dan kecerdasaran spritual pada anak perlu dikembangkan sejak usia dini.
Hal tersebut disebabkan oleh munculnya berbagai permasalahan pada saat anak telah menginjak
remaja karena kecerdasan otak dan spiritual anak tidak dikembangkan dengan tepat. Kecerdasan
otak merupakan kemampuan seseorang untuk menalar, memecahkan masalah, belajar,
memahami gagasan, berpikir, dan merencanakan sesuatu sedangkan kecerdasan spiritual adalah
kemampuan seorang individu untuk mengembangkan diri secara utuh dengan menerapkan nilai-
nilai positif dalam memaknai dan menyelesaikan permasalahan kehidupan.
Permasalahan yang sering muncul ketika anak memasuki remaja antara lain nongkrong
dan bagadang tanpa tujuan yang jelas dan manfaat, mengonsumsi narkoba, bunuh diri, bolos
sekolah, seks bebas, berperilaku impulsif, dan sebagainya. Permasalahan-permasalahan tersebut
tidak terlepas dari pengalaman emosi dan pengasuhan sejak usia dini. Harapannya, dengan
dikembangkannya kecerdasan otak dan kecerdasan spiritual sejak dini dapat membantu anak-
anak tumbuh menjadi manusia sempurna, yaitu sebagai pribadi yang mampu memaknai
permasalahan dan menyelesaikannya secara positif serta mereka akan memiliki keterampilan
dalam berpikir, memilih, dan memutuskan segala sesuatu dengan tepat.

BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Kenakalan Remaja
Kenakalan Remaja adalah kegiatan, ataupun perbuatan yang melanggar norma,
ketentuan, dan peraturan hukum. Biasanya dilakukan oleh anak-anak remaja yang masih sekolah
maupun yang tidak sekolah. Banyak hal yang melatarbelakangi kenakalan remaja ini ditambah
dengan adanya kesempatan dan kurangnya perhatian dari keluarga. Perbuatan mereka disebut
dengan tindakan patologis karena mereka melanggar norma hukum, dan melakukan pelanggaran
yang dampaknya dapat merugikan diri mereka sendiri termasuk keluarga, lingkungan tempat
tinggal dan juga orang lain.
Menurut Suryadin dalam Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan publikasi
Kemendikbud, yang disebut sebagai remaja merupakan perempuan berusia 13-17 tahun dan laki-
laki berusia 14-17 tahun. Usia ini merupakan masa-masa saat individu mulai mencari jati diri,
sehingga rentan terhadap hal baru diluar kebiasaan mereka. Sehingga pada usia ini penting untuk
menekankan pendidikan moral, norma, dan hukum, serta memberikan bimbingan dan dukungan
tindakan positif untuk remaja.

B. Otak
Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusiaOtak terbagi ke dalam tiga bagian utama, yaitu:
➢ Otak Besar (cerebrum), berfungsi untuk mengatur gerakan dan koordinasi gerakan,
sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian, penalaran, pemecahan masalah, emosi,
serta pembelajaran.
➢ Otak Kecil (cerebellum), berfungsi untuk mengontrol dan mengoordinasikan gerakan,
menjaga keseimbangan, serta mempertahankan postur tubuh.
➢ Batang Otak, berfungsi membawa sinyal ke dan dari seluruh bagian tubuh. Selain itu,
batang otak juga mengatur fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, dan
pernapasan.
Otak terbentuk dan berkembang sejak manusia masih berada di dalam kandungan hingga usia
dewasa. Perkembangan otak ini dimulai dari bagian belakang otak dan terus berlanjut ke depan
atau bagian lobus frontal. Saat lahir, otak manusia sudah memiliki hampir seluruh neuron yang
akan dimilikinya selama sisa hidup mereka. Meski demikian, hubungan antar sel-sel inilah yang
masih akan terus berkembang. Memasuki usia tiga tahun, ukuran otak manusia terus tumbuh
menjadi sekitar 80 persen dari ukuran orang dewasa. Menginjak usia lima tahun, ukuran otak
anak sudah mencapai 90 persen dari orang dewasa. Perkembangan otak pun menjadi lebih tajam
pada usia ini.
Ukuran dan berat otak remaja tidak berbeda jauh dengan orang dewasa. Pada usia ini, mielin
yang sudah dibentuk ketika bayi dilahirkan memiliki rangkaian yang lebih kompleks. Rangkaian
akhir mielin tersebut berada di bagian lobus frontal, tepatnya di belakang dahi, yang berfungsi
untuk mengambil keputusan, mengontrol impuls, dan empati. Namun, fungsi tersebut belum
begitu matang selayaknya orang dewasa. Oleh karena itu, banyak remaja yang sering mengalami
galau atau emosi yang labil.
1. Kecerdasan Otak
Manusia sangat beruntung karena Tuhan memberi kita otak yang luar biasa
dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Kecerdasan otak manusi itu terbagi
menjadi 2 macam, yaitu:
➢ Kecerdasan Intelektual, atau yang biasa disebut dengan intelligence quotient
(IQ) adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia, seperi kemampuan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami
ide, menggunakan bahasa, berhubungan dengan daya tangkap dan
kemampuan belajar. Kecerdasan ini juga sering dihubungkan dengan
kemampuan melakukan analisis, perbandingan dan logika.
➢ Kecerdasan Emosional, atau yang biasa disebut dengan emotional quotient
(EQ) adalah kecerdasan sosial yang dimiliki seseorang untuk mengenali
perasaannya saat berinteraksi dengan orang lain atau saat berada di situasi
tertentu. Sederhananya, kemampuan ini merupakan kemampuan mengelola
emosi diri sendiri dan peka atau peduli kepada orang lain

B. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual atau spiritual quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi
dan memecahkan persoalan makna kehidupan, nilai-nilai dan keutuhan diri. Yaitu kecerdasan
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan orang lain.
SQ adalah kecerdasan tertinggi dan menjadi landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ.
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik akan bersikap fleksibel, mampu
menyesuaikan diri dngan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu
menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu
kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan
antara berbagai hal ,mandiri serta pada akhirnya mampu membuat seseorang mengerti akan
makna hidupnya.

BAB III
PEMBAHASAN

Fase remaja dikenal sebagai fase pencarian jati diri dikarenakan remaja berada diantara
anak-anak dan orang dewasa. Remaja tidak dapat digolongkan ke dalam golongan anak-anak
akan tetapi juga belum dapat diterima secara penuh untuk masuk ke dalam golongan dewasa.
Pada masa remaja biasanya timbul suatu keinginan untuk mencoba segala sesuatu yang baru
karena terdorong dari keingintahuannya akan sesuatu hal.
Maka tidak jarang remaja melakukan hal-hal untuk mewujudkan keinginanya tanpa
memikirkan resiko yang ada. Perilaku-perilaku yang dilakukan untuk memuaskan rasa ingin
tahunya terkadang bertentangan dengan nilai dannorma yang ada di masyarakat. Perilaku yang
menyimpang inilah yang kemudian disebut kenakalan remaja.
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka
tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini.
Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penaggulangan kenakalan remaja dapat
diselesaikan dengan mengembangkan:
1) Kecerdasan Otak
Kecerdasan otak pada remaja dapat menjauhkan kenakalan pada remaja itu
sendiri. Remaja yang memiliki kecerdasan otak yang tinggi dapat melampiaskan
emosinya ke arah yang lebih positif dan tidak merugikan lingkungan sekitarnya.
Kemampuan identifikasi masalah yang dilakukan individu dapat membuat dirinya
tercegah dari emosi negatif yang dapat membuat dirinya bisa berperilaku positif.
Kesadaran yang dimiliki remaja membuat remaja mampu memahami atas peran
dan fungsinya di dalam masyarakat. Kesadaran di dalam peran sosial juga penting
dimiliki oleh remaja untuk mencegah perilaku yang dapat merugikan masyarakat.
Kesadaran ini dapat mendukung individu untuk melakukan moral reasoning, yaitu ketika
berhadapan dengan situasi konflik dengan norma sosial, individu dapat mempertahankan
normanya dengan memiliki suatu alasan.
Aspek lainnya adalah remaja yang mampu mengontrol dirinya dapat menunda
kepuasan di dalam dirinya, sehingga ketika akan melakukan sesuatu individu tersebut
bisa menyeleksi terlebih dahulu. Kemampuan menggunakan emosi untuk memotivasi diri
juga mampu membuat remaja bangkit dari rasa frustasi yang dialaminya.

2) Kecerdasan Spiritual
Hubungan dari kecerdasan spiritual dengan kenakalan remaja yaitu kecerdasan
spiritual yang dimiliki oleh setiap individu jika dipergunakan dan diasah secara terus
menerus, maka individu tersebut tidak akan melakukan perbuatan yang menyimpang atau
melakukan kenakalan. Ciri seorang memiliki kecerdasan spiritual, yaitu:
➢ Memiliki visi yang karakteristiknya mempunyai tujuan hidup, agar tujuan hidup
dapat tercapai maka tidak akan melakukan sesuatu yang dapat merusak tujuan
hidup. Contohnya, pelajar yang memiliki visi akan lulus dengan nilai tertinggi
jika selama sekolah ia tidak pernah membolos sekolah, maka visi tersebut dapat
tercapai.
➢ Merasakan kehadiran Tuhan YME, sehingga tidak akan melakukan kenakalan
remaja, seperti mencuri karena selalu merasa cukup atas nikmat yang Tuhan
berikan.
➢ Memiliki kualitas sabar, karakteristiknya adalah tabah dan daya yang sangat kuat
untuk menerima beban, sehingga tidak akan stress dengan melakukan kenakalan
remaja. Seperti, mencontek saat ujian berlangsung.
➢ Berdoa, karakteristiknya adalah selalu mengingat Tuhan dimanapun ia berada,
sehingga tidak akan berani melakukan kenakalan remaja, seperti memukuli teman
dengan sengaja.

Anda mungkin juga menyukai