Anda di halaman 1dari 69

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

(PPnBM)
Pajak yang dikenakan terhadap penyerahan
atau impor barang berwujud yang tergolong
mewah.

Hanya dikenakan sekali pada sumbernya


yaitu pabrikan atau saat impor
PPnBM tidak dapat dikenakan sndiri melainkan harus
bersama dengan PPN
TARIF
Antara 10 % sd 200%
SUBYEK

PKP yang menghasilkan BKP yang


tergolong mewah
OBYEK
1. Penyerahan Barang berwujud yang
tergolong mewah
2. Impor barang yang tergolong mewah
OBYEK
1. Penyerahan Barang berwujud yang
tergolong mewah
2. Impor barang yang tergolong mewah
SOAL LATIHAN
Perusahaan A mengimpor mobil Ferari seharga Rp.
1.000.000.000
Apabila Tarif PPnBM nya senilai 20%, berapakah
pajak yang harus bayar Perusahaan A atas impor
mobil Ferari tersebut ?
JAWAB
PPN
10% x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 100.000.000,-
PPnBM
20% x Rp. 1.000.000.000,-= Rp. 200.000.000,-
Pajak = Rp. 300.000.000,-
JAWAB
JADI PPN BM NYA ADALAH Rp. 300.000.000,-

SEHINGGA HARGA DASAR + PAJAK ADALAH


Rp. 1.300.000.000,-
SOAL LATIHAN
Pengusaha B mengimpor sepeda lipat berlapis emas
seharga Rp. 2.000.000.000
Apabila Tarif PPnBM nya senilai 200%, berapakah
pajak yang harus bayar Perusahaan B atas impor
sepeda lipat berlapis emas tersebut ?
JAWAB
PPN
10% x Rp. 2.000.000.000,- = Rp. 200.000.000,-
PPnBM
200% x Rp. 2.000.000.000,-= Rp. 4.000.000.000,-
Pajak = Rp. 4. 200.000.000,-
JAWAB
JADI PPN BM NYA ADALAH Rp. 4.200.000.000,-

SEHINGGA HARGA DASAR + PAJAK ADALAH


Rp. 6..200.000.000,-
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PENGERTIAN

Pajak yang dikenakan terhadap penyerahan


import barang kena pajak atau jasa kena pajak
yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak
SIFAT

1. PAJAK TIDAK LANGSUNG


2. MULTI TAHAP (MULTI STAGE)
3. PAJAK OBYEKTIF
4. NETRAL
SUBYEK :
Pengusaha Kena Pajak
Yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk
apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan jasa usaha
atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean
TARIF

10 %
PERISTILAHAN

1. PAJAK MASUKAN
2. PAJAK KELUARAN
OBYEK

1. Penyerahan barang kena pajak


2. Impor barang kena pajak
3. Penyerahan jasa kena pajak
4. Ekspor barang kena pajak
dll
PERKECUALIAN
1. Barang hasil pertambangan atau pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya, misalnya : minyak
mentah, gas bumi, panas bumi, pasir dan kerikil dll
2. Barang sembako, misalnya : beras, gula, jagung, gabah
dll
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
warung dll
PERKECUALIAN USAHA JASA
1. Pelayanan jasa medis (jasa dokter umum, dokter
hewan, bidan, psikolog)
2. Pelayanan social (panti asuhan, panti jompo,
pemakaman, rehabilitasi)
3. Jasa keuangan (deposito, tabungan)
4. Jasa asuransi
5. Jasa Pendidikan (Pendidikan sekolah, luar sekolah)
dll
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
PENGERTIAN
Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak
yang terutang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku
SPT digunakan dalam pajak langsung.

SPT tidak digunakan dalam pajak tidak langsung


sebab pajaknya dinilai sendiri dan langsung
dibayar oleh wajib pajak
FUNGSI SPT
1. Sarana melaporkan, melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan pajak yang
sebenarnya terutang
2. Sebagai laporan tentang pembayaran pajak yang telah
dilakukan sendiri oleh wajib pajak
3. Sebagai laporan pembayaran pajak dari pemotong pajak
4. Merupakan alat penelitian atas kebenaran perhitungan
pajak yang terutang dari Wajib Pajak
SURAT KETETAPAN PAJAK
PENGERTIAN

Surat keputusan yang menetapkan jumlah


pajak terutang
SKP dapat berupa :

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SPN)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah
pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pajak, besarnya sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar
ALASAN DITERBITKANNYA SKPKB

1.Jumlah pajak terutang kurang dibayar


2.SPT tidak disampaikan pada waktunya
FUNGSI SKPKB

1. Koreksi atas jumlah yang terutang


2. Sarana untuk mengenakan sanksi
3. Alat untuk menagih pajak
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)

Yaitu surat keputusan yang menentukan


tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan
FUNGSI SKPKBT

1. Koreksi atas ketetapan pajak sebelumnya


2. Sarana untuk pengenaan sanksi
3. Alat penagih pajak
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

Yaitu surat keputusan yang menentukan


jumlah kelebihan pembayaran pajak
karena jumlah kredit pajak lebih besar
dari pajak terutang
Fungsi SKPLB

Sebagai sarana pengembalian kelebihan


pembayaran pajak pada Wajib Pajak
PROSEDUR PENGEMBALIAN

1. Wajib Pajak mengajukan permohonan secara


tertulis
2. Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB selambat-
lambatnya 12 bulan
3. SKPLB yang tidak terbit dalam waktu 12
bulan maka wajib pajak memberitahukan
Dirjen Pajak bahwa permohonan sudah
dianggap dikabulkan
4. Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB sesuai
permohonan Wajib pajak dan dikirm ke
wajib pajak dengan tembusan KPP
5. KPP menerbitkan surat perintah membayar
kembali dalam waktu satu bulan
6. Kelebihan pembayaran dapat
dipergunakan untuk kompensasi
7. Keterlambatan pembayaran kelebihan
pajak dikenakan bunga 2% sebulan
Surat Ketetapan Pajak Nihil

Yaitu surat keputusan yang menentukan


jumlah pajak yang terutang sama besarnya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak
SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
PENGERTIAN

Adalah surat yang dipergunakan oleh wajib


pajak untuk melakukan pembayaran pajak
yang terutang
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK

Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak


dan atau sanksi administrasi berupa bunga
dan atau denda
STP diterbitkan dalam hal :

1. Pajak penghasilan tidak atau kurang dibayar


2. Surat pemberitahuan terdapat salah tulis atau salah
hitung sehingga terdapat kekurangan pembayaran
3. Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa
denda atau bunga
4. Pengusaha kena pajak tidak melaporkan usahanya
PEMBUKUAN
Pasal 6 KUHD
Mewajibkan masyarakat yang melakukan usaha
untuk melakukan pembukuan
Dalam pasal 6 tidak ada sanksi, hanya
sanksi moral bahwa perusahaan tidak
akan maju
Tujuan :
1. Bukti di pengadilan
2. Kewajiban pada pihak ketiga
3. Mengetahui perusahaan maju atau mundur
Dalam UU No. 6 tahun 1983 sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan UU No. 16 tahun 2000
Ditentukan dengan tegas siapa saja yang wajib membuat
pembukuan
Pembukuan meliputi :
a. Buku kas
b. Buku bank
c. Buku pembelian
d. Buku penjualan dan lai-lain
YANG WAJIB MEMBUAT PEMBUKUAN
Perseroan, yang melakukan usaha, badan-badan
koperasi dan orang pribadi yang mempunyai modal
sekurang-kurangnya sepuluh juta rupiah dan atau
mempunyai peredaran setahun melebihi 120 juta
rupiah
PEMERIKSAAN
Adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah data dan atau
keterangan lain dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Pemeriksaan dilakukan dalam hal :
1. Ada keragu-raguan dari fiscus terhadap pembukuan
wajib pajak
2. Ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam
pembukuan wajib pajak
3. Informasi pihak ketiga yang meragukan pembukuan
wajib pajak
TEMPAT PEMERIKSAAN

1.Tempat usaha wajib pajak


2.Tempat tinggal wajib pajak
SASARAN PEMERIKSAAN

1.Kesalahan hitung
2.Penggelapan penghasilan
3.Pengurangan penghasilan
YANG WAJIB MEMBUAT PEMBUKUAN
Perseroan, yang melakukan usaha, badan-badan
koperasi dan orang pribadi yang mempunyai modal
sekurang-kurangnya sepuluh juta rupiah dan atau
mempunyai peredaran setahun melebihi 120 juta
rupiah
PENYIDIKAN
Yaitu serangkaian tindakan penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang
diperlukan agar semua lebih jelas tentang tindak
pidana dibidang perpajakan yang terjadi
TUJUAN :
1. Untuk menemukan tersangka
2. Untuk mengetahui besarnya pajak
terutang yang diduga digelapkan
PENYIDIK

Pasal 1 jo 6 KUHAP
Penyidik umum :
1. Polisi
2. PNS yang diberi wewenang khusus
PNS di lingkungan Dirjen Pajak yang diberi
wewenang khusus untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan
KEWENANGAN

1. Melakukan penelitian ataskebenaran berkenaan dengan tindak


pidana yang diduga dilakukan dalam bidang perpajakan
2. Melakukan penelitian terhadap orang yang diduga melakukan
tindak pidana dibidang perpajakan
3. Meminta keterangan dan menemukan bahan bukti dari orang
atau badan sehubungan dengan tindak pidana yang diduga
dialkukan dibidang perpajakan
4. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan,
pencatatan dan dokumen lain
5. Melakukan pemeriksaan ditempat tertentu
yang diduga terdapat bahan bukti,
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain
serta melakukan penyitaan
PELAKSANAAN PENYIDIKAN
Pelaksanaan penyidikan tidak boleh sewenang-wenang, melainkan
ada aturan tertentu yang harus ditaati
a. Pejabat pajak yang ditunjuk sebagai penyidik diberi wewenang
khusus untuk melaksanakan penyidikan tindak pidana dibidang
perpajakan
b. Penyidik pejabat pajak/pns tertentu dalam pelaksanaan
tugasnya berada dibawah koordinasi dan pengawasan
penyidik polisi
c. Penyidik yang mengetahui, menerima laporan
atau pengaduan tentang terjadinya suatu
pristiwa yang patut diduga merupakan tindak
pidana wajib segera melakukan tindakan
penyidikan yang diperlukan

d. Penyidik polisi dapat memberi petunjuk dan


bantuan
e. Penyidik pejabat pajak memberitahukan
dimulainya penyidikan kepada penuntut umum

f. Penuntut umu adalah jaksa yang diberi


kewenangan oleh uu untuk melakukan penuntutan
dan penetapan/putusan hakim
g. Jika penyidik pajak menghentikan penyidikannya karena
tidak cukup bukti atau dihentikan demi hukum, maka hal itu
harus diberitahukan kepada penuntut umum dan tersangka
mupun keluarganya

h. Penyidik wajib memberitahukan kepada tersangka


tentang haknya untuk mendapatkan bantuan hukum

Anda mungkin juga menyukai