MUNAWARAH
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Evaluasi Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination
dibandingkan dengan Tablet Lepas Obat Anti Tuberkulosis Terhadap
Resiko Terjadinya Drug Induced Hepatotoxicity (DIH) Di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Farmasi
MUNAWARAH
Kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Nama : Munawarah
Nomor Mahasiswa : P2500216016
Program Studi : Farmasi
Yang menyatakan
Munawarah
PRAKATA
Masyarakat Makassar
kepada:
tesis ini.
ini.
Sartini, M.Si.,Apt. selaku penguji II, dan Ibu Yusrini Djabir, M.Si.,
4. Bapak Prof. Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt. sebagai Dekan Fakultas
5. Ibu Dr. Hj. Latifah Rahman, DESS., Apt. sebagai Ketua Program
moril maupun materil serta atas doa yang tak ternilai harganya.
9. Kepada suami tercinta Nur Ahmad Wahid yang telah sangat setia
Mahyuni, Pak marlan, dan Pak Roni yang telah banyak membantu
13. Penyusun akan selalu berdoa semoga segala bantuan yang telah
Penyusun
ABSTRAK
halaman
PRAKATA v
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR SINGKATAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
A. Tuberkulosis 7
C. Kerangka Teori 36
D. Kerangka Konsep 37
E. Definisi Operasional 38
A. Rancangan Penelitian 41
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 41
D. Prosedur Penelitian 42
E. Alur Penelitian 43
F. Analisi Data 44
A. Kesimpulan 64
B. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN 70
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
Imbas Obat 28
Nomor halaman
Nomor halaman
2. Karakteristik Pasien 71
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat menghasilkan infeksi diam, laten atau penyakit aktif yang progresif.
sampai pada titik di mana sepertiga populasi dunia saat ini terinfeksi
dunia. Ada satu pasien tuberkulosis baru setiap menit di Indonesia, ada 2
kasus baru positif BTA setiap dua menit dan ada satu kematian akibat
1
2
fase, yakni fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4 atau 7 bulan)
(PDPI, 2006).
The World Health Organization (WHO) and the International Union Against
tanpa adanya bukti dasar dari uji klinik secara acak maupun sistematis
resiko pemberian dosis atau pil yang tidak tepat, dan mencegah
dengan isoniazid serta paket blister FDC yang tidak stabil dan tingkat
400 mg pirazinamida dan etambutol 275 mg. Ini cocok untuk rejimen
kemoterapi yang singkat dengan cara yang lebih dapat diandalkan. Satu-
perawatan intensif, bukan formulasi obat tunggal, atau FDC 2 atau 3 obat.
2001).
hanya membutuhkan minum 3-4 tablet per hari selama fase pengobatan
intensif, bukan 15-16 tablet per hari yang umum terjadi pada formulasi
resep untuk pengobatan TBC rumit dan kesalahan resep sering terjadi.
Oleh karena itu, dengan FDC 4 obat lebih mudah untuk menghitung dosis
4
Efek samping yang hampir dimiliki oleh semua jenis OAT lini
pertama adalah hepatitis. Efek ini pula lah yang dapat berdampak paling
serius. Hepatitis imbas OAT adalah peradangan pada organ hati yang
hepatitis imbas OAT akan timbul 1-2 bulan setelah konsumsi OAT
(Jasmer, 2002)
Hal lain yang mempengaruhi adalah faktor risiko yang dimiliki oleh
infeksi lain seperti HIV, konsumsi alkohol, karier hepatitis B atau hepatitis
(Jasmer, 2002).
tablet lepas. Pertanyaan tentang keefektifan dan resiko efek samping dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
tablet lepas Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terhadap resiko terjadinya efek
D. Manfaat Penelitian
tablet lepas Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terhadap resiko terjadinya efek
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
1. Definisi
berspora, dan tidak berkapsul dengan dinding yang sangat kompleks yang
membuat bakteri ini tahan asam pada pemeriksaan atau biasa disebut
tetapi pada sepertiga kasus menyerang organ lain seperti kelenjar limfe,
tulang, meningens, dll yang biasa disebut TB ekstra paru (Raviglione MC,
2002).
diantaranya akan menjadi sakit TB. Angka insidensi yang begitu tinggi
2. Epidemiologi Tuberkulosis
saat ini TB masih menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada
juta kasus baru tuberculosis pada tahun 2002 dan 3,9 juta adalah kasus
dalam peringkat ketiga terburuk setelah China dan India di dunia untuk
jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih
dari 140 ribu lainnya meninggal. Perkiraan kejadian BTA sputum positif di
2006)
3. Etiologi Tuberkulosis
2001)
asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan
Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat
4. Patogenesis Tuberkulosis
TB paru terdiri dari primer dan post primer, TB paru primer adalah
spesifik, sehingga tubuh melawan dengan cara tidak spesifik. Pada fase
terdapat fokus primer dan pembesaran kelenjar getah bening hilus atau
regional yang disebut komplek primer. Pada infeksi primer ini biasanya
masih sulit ditemukan kuman dalam dahak. (Silbernagl dan Lang, 2007)
pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini
mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang
nasib berikut:
integrum)
adalah epituberklosis.
tetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan
telah mendapatkan infeksi primer dan dalam tubuh orang tersebut sudah
ada reaksi hipersensitif yang khas. Infeksi ini berasal dari reinfeksi dari
luar atau reaktivasi dari infeksi sebelumnya. Proses awal berupa satu atau
lebih pnemonia lobuler yang disebut fokus dari Assman. Fokus ini dapat
1) Batuk lebih dari 4 minggu, gejala ini paling dini dan paling sering
6) Gejala umum yang tidak khas yaitu lemah badan, demam, anoreksia,
5. Klasifikasi Tuberkulosis
BTA positif
tuberkulosis aktif
tuberkulosis aktif
a. Kasus baru
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
dicurigai lesi aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis maka harus
2. Infeksi jamur
3. TB paru kambuh
d. Kasus gagal
- Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan)
14
(PDPI, 2006)
6. Diagnosa Tuberkulosis
Gambaran klinik
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi atas : gejala sistemik (umum) dan
a) Demam
mencapai 40° 41° C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang timbul,
dengan masa tidak sakit semakin pendek dan masa serangan semakin
panjang.
a) Batuk
jaringan paru; batuk baru akan terjadi bila bronkus telah terlibat. Batuk
b) Batuk darah
batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah. Gejala
batuk darah ini tidak selalu terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang
c) Sesak napas
d) Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena, dapat bersifat lokal atau
pleuritik.
Pemeriksaan jasmani
mungkin ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pegangan pada TB
paru yaitu lokasi dan kelainan struktural yang terjadi. Pada penyakit yang
ialah foto toraks PA dan lateral, sedangkan foto top lordotik, oblik,
- Terdapat kalsifikasi
minggu.
Letak lesi pada orang dewasa biasanya pada segmen apikal dan
posterior lobus atas, segmen posterior lobus bawah, meskipun dapat juga
bentuk sarang saja, akan tetapi dapat terlihat berbagai bentuk sarang
BTA tersebut. BTA barn dapat ditemukan dalam sputum, bila bronkus
penyebab, dalam hal penting sekali peranan hasil biakan kuman. Faktor-
sakit,
dengan sputum BTA (--) dan belum menular pada orang lain, paling
paru masih tinggi seperti Indonesia sensitivitasnya rendah. Hal ini sesuai
hanya sebagai alat bantu diagnostik saja, sehingga uji tuberkulin ini jarang
19
- jumlah leukosit
geseran ke kiri dan limfosit di bawah nilai normal, laju endap darah
dengan limfosit nilainya lebih tinggi dari nilai normal, laju endap darah
7. Pengobatan Tuberkulosis
bulan) dan fase lanjutan 4-7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri
- INH
- Rifampicin
20
- Pirazinamid
- Streptomisin
- Etambutol
- Kanamisin
- Amikasin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin dan
asam klavulanat
Kemasan
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.
minimal
rentang dosis yang telah ditentukan oleh WHO merupakan dosis yang
efektif atau masih termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik.
(PDPI, 2006)
22
1. TB Paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto thoraks lesi luas.
2RHZE/4R3H3
2. TB Paru (kasus baru), BTA negative, pada foto thoraks lesi minimal.
2RHZE/4R3H3
Fase lanjutan dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji
obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.
obat yang lebih kaut dan jangka waktu pengobatan yang lebih
lama.
pengobatan diteruskan.
24
Pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasil uji resistensi,
berikan RHZES. Jika telah ada hasil uji resistensi, sesuaikan dengan hasil
ringan atau berat, bila efek samping ringan dan dapat diatasi simptomatis
1. Isoniazid
tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat
pellagra). Efek samping berat dapat berupa hepatitis imbas obat yang
25
terjadi pada kurang lebih 0,5% pasien. Bila terjadi hepatitis imbas obat
2. Rifampisin
kadang diare.
- Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut, OAT harus
khusus.
- Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah
satu dari gejala ini terjadi, Rifampisin harus segera dihentikan dan
air mata dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses
3. Pirazinamid
sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi
4. Etambutol
yang diapakai, jarang sekali terjadi pada dosis 15-25 mg/kgBB/hari atau
5. Streptomisin.
dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25 gram.
tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek
mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera setalah suntikan.
Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat dikurangi 0,25 gram.
1. Definisi
hingga timbul gejala berat (Kishore, 2007). Hepatitis imbas OAT sendiri
umum definisi hepatotoksisitas adalah peningkatan kadar ALT 1,5 kali dari
kadar normal yang muncul setelah terapi, minimal 4 minggu tanpa gejala
masing obat berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
1. Nilai fungsi hati dalam batas normal sebelum diberikan terapi OAT.
dalam dosis normal baik itu sendiri maupun kombinasi minimal 5 hari
hati di luar batas normal, dan atau terjadi peningkatan bilirubin total
>1,5 mg/dl.
5. Tidak ada sebab lain yang jelas ketika nilai tes fungsi hati meningkat.
29
6. Ketika obat dihentikan, nilai fungsi hati menjadi normal atau menurun
serum.
terminology
berbagai populasi studi.12 Hepatitis imbas OAT lebih sering terjadi pada
Pada sebuah studi survei yang dilakukan oleh The U.S Public
memiliki risiko 2 kali lipat untuk terkena hepatitis akibat obat isoniazid dan
risiko akan semakin meningkat hingga 4-5 kali lipat pada seseorang yang
faktor risiko hepatitis imbas OAT pada berbagai populasi seperti Asia,
Tabel 4. Insidensi dan faktor risiko terjadinya hepatitis imbas OAT pada
beberapa wilayah (Ramdhani 2011).
obat lain.
10,7 ALT> 5x nilai Penggunaan E: 80%, Af:
normal flukonazol, Nilai 34%, Lainnya
CD4 <100, 5%
Bilirubin > 13
mmol/L atau ALT
> 61 U/L
11,0 ALT/AST >3x nilai Usia Tua, Riwayat E: 90%, As: 6%,
normal penyakit hepatitis Af: 3%, SA: 1%
sebelumnya,
Perempuan
13,0 ALT/AST >5x nilai HIV, Ras Asia Af: 60%, As:
normal 15%, E:24%,
Other: 3%
3. Patofisiologi
DQB1*0201 disamping usia lanjut, albumin serum <3,5 gr/dl dan tingkat
pembuluh darah hati. Pada beberapa penelitian uji klinis dengan hewan
coba yang di uji dengan dosis tertentu, memiliki tingkat serangan yang
lebih tinggi dan cenderung terjadi cepat ( Tetapi perlu diketahui beberapa
sehingga meningkatkan toksisitas dari zat metabolit obat (Wing wai yew,
2007).
4. Gejala Klinis
viral baik secara klinis, biokimia, dan histologi. Gejala dan tanda akan
yang akan timbul biasanya adalah nausea, ikterik, muntah, dan asthenia
yang dapat membedakan sebab dari gangguan hati. Oleh karena itu
diagnosis yang benar dan menyingkirkan hal-hal lain yang dapat membuat
tetapi jika terapi tidak dihentikan dapat berakibat fatal bagi pasien itu
5. Faktor Risiko
(serum transaminase naik lebuh dari tiga kali batas normal) menjadi
Hepatitis berat (transaminase serum > 10 kali nilai normal) terjadi pada
pada kelompok yang tidak memiliki faktor risiko terjadi dengan persentase
0,4%.13,15 Pasien dengan infeksi hepatitis kronis atau infeksi HIV lebih
rentan 3-5 kali terkena hepatitis imbas OAT. Infeksi kronis hepatitis B dan
C memiliki relevansi tertentu di banyak negara Asia. Infeksi HIV juga kini
C. Kerangka teori
Pasien Tuberkulosis
Obat2 Antituberkulosis
- Disfungsi mitokondria
Dieksresikann
- ROS
Drug Protein - Cell death signaling
Adduct pathway
-
Aktivasi imun Drug Induced
adaptive Hepatototoxicity
(DIH)
38
D. KERANGKA KONSEP
Fix dose
Combination Lama Konsumsi
OAT
Hepatotoksisitas
Ket:
= Variabel bebas
= Variabel Antara
= Variabel moderator
= variabel kendali
= variabel tergantung
39
E. Definisi Operasional
tuberkulosis.
zat aktif yang pada penelitian ini FDC yang dimaksud mengandung
mengkonsumsi OAT