Anda di halaman 1dari 2

Analisis Isu Kontemporer

Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai
perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang
nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Pada perubahan ini perlu
disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak
terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa. Isu lainnya
yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang terjadi dalam
sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan
yang buruk atau globalisasi secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu lainnya yang
mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan saiber (cyber crime) dan
tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi
yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi
identitasnya dan penyebarannya bersifat masif. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari
bahwa PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan
Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan diuraikan berikut ini:
1. Korupsi : Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio. Dalam bahasa Inggris
adalah corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis disebut corruption dan dalam bahasa
Belanda disebut dengan coruptie. Dari bahasa Belanda itulah lahir kata korupsi dalam
bahasa Indonesia. Korup berarti busuk, buruk; suka menerima uang sogok (memakai
kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan sebagainya). Korupsi adalah perbuatan yang
buruk (seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya). Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Merugikan Keuangan
Negara 2. Suap menyuap 3. Penggelapan dalam Jabatan, 4. Pemerasan, 5. Perbuatan
curang, dan gratifikasi ( gratifikasi adalahpemberian dalam arti luas, yakni pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik).
2. Narkoba : Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya mendapat
bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal jenis
kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat
berbahaya ini. Meski ada beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan
pengobatan, namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada
banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah: dehidrasi,
halusinasi, menurunnya tingkat kesadaran, kematian dan gangguan kualitas hidup
3. Radikalisme : Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan. Paham ini juga mengacu pada sikap
ekstrem dalam aliran politik
4. Money Laundry : Pencucian uang secara sederhana merupakan upaya menyembunyikan
atau menyamarkan uang atau dana yang diperoleh dari suatu aksi kejahatan atau hasil
tindak pidana sehingga seolah-olah tampak menjadi harta kekayaan yang sah.
5. Proxy war : Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak
yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut
dengan boneka, pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapa pun,
kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Untuk terhindar dari hal ini
sebagai warga Indonesia sudah seharusnya mengamalkan pancasila sebagai dasar falsafah
negara harus benar-benar direalisasikan, sehingga tertanam nilai-nilai Pancasila dalam
rangka mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, dan daerah yang timbul akibat dari
proxy war serta mengantispasi menghindari adanya keinginan pemisahan dari NKRI sesuai
dengan symbol sesanti Bhineka Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan
Kesatuan tidak boleh mematikan keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana
kemajemukan
6. Kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime , hate speech dan hoax:
a. Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma,
pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem
dan mencari celah agar bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan
lainnya.
b. Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
Dengan berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan akses pengguna
media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat
mungkin terjadi.
c. Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar.
Saran : Modul lebih diringkas lagi agar lebih mudah untuk dipahami dan agar semangat untuk
membaca

Anda mungkin juga menyukai