“ARTIKEL SAHAM”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan (modal) jangka
panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan
imbalan uang tunai.
1. Sejarah Saham
Pasar Modal London memulai debutnya dari pasar terbuka (outdoor market) di jalan
Exchange Alley. Di jalan tersebut para broker melakukan transaksi jual beli saham-
saham perusahaan-perusahaan perkapalan dan perdagangan Inggris. Pada tahun 1725,
transaksi mulai beralih dari jalanan ke kedai kopi Jonathon's Coffee House,
perdagangan saham pada saat itu masih bersifat non-formal, baru setelah sistem
perdagangan dibakukan pada tahun 1773, administrasi perdagangan saham menjadi
lebih tertata dan namanya berubah menjadi The Stock Exchange.
Atas prakarsa Alexander Hamilton, saham-saham tiga bank besar di Amerika mulai
diperjualbelikan, walaupun pada saat itu pasar modal belum lagi terbentuk. Saham-
saham tersebut adalah saham the Bank of North America (1781), Bank of New York
(1784), dan the First Bank of the United States (1791). Saham-saham ini diterbitkan
untuk membayar hutang perang revolusi yang ditanggung oleh the Continental
Congress.
NYSE mengadopsi skala Dow Jones Industrial Average (DJIA), atau lebih dikenal
dengan Indeks Dow Jones. Nama tersebut diambil dari gabungan Charles Dow dan
Edward Jones, dua reporter yang kemudian mendirikan perusahaan penerbitan Dow
Jones & Company pada tahun 1882. Perusahaan tersebut menerbitkan surat kabar The
Wallstreet Journal yang berfokus kepada isu-isu finansial dan mengamati dengan
seksama pergerakan harga saham yang diperdagangkan di NYSE. Wallstreet Journal
kemudian membentuk sebuah indeks yang terdiri atas 11 perusahaan kereta api, dan
pada tahun 1896 diperluas menjadi rata-rata industri yang kemudian diadopsi oleh
NYSE sebagai indeks rata-rata saham-saham papan atas.
NYSE bukanlah satu-satunya pasar modal di kota New York. Pada awal
pengembangannya, aturan mengenai pendaftaran perusahaan pada NYSE sangat ketat,
setiap perusahaan dikenai ongkos sebesar $25 agar bisa terdaftar di NYSE. Banyak
pemilik perusahaan menengah yang hendak mengembangkan usahanya dengan
menjual sebagian kepemilikan sahamnya kepada publik terbentur dengan aturan yang
berlaku. Pada tahun 1842, sebagian broker mencoba memfasilitasi pasar perusahaan
menengah tersebut dengan membentuk the New York Curb Exchange, yang kemudian
berubah menjadi American Exchange (AMEX), namun hingga kini julukan Curb
Market tetap melekat kepada AMEX. Perdagangan saham di Curb Market pada
mulanya dilakukan di halaman gedung tempat NYSE berada. Hal tersebut tetap
berlangsung hingga akhirnya AMEX menempati gedung baru di Trinity Place, New
York pada tahun 1921.
Tahun 1920-an merupakan tahun tahun keemasan teknologi bagi sejarah Amerika,
yang kemudian dikenal sebagai Roaring Twenties. Berbagai inovasi seperti radio,
otomotif, penerbangan, telefon, dan pembangkit listrik mulai dikembangkan dan
diterapkan secara luas di Amerika. Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Radio
Corporation of America (RCA) dan General Motors menjadi pionir dalam pasar
finansial Amerika, tidak ketinggalan perusahaan finansial yang menangani transaksi
perdagangan dan investasi seperti the Goldman Sachs Trading Corporation turut
menjadi motor penggerak perekonomian di Amerika.
Bank-bank di Amerika mencoba memanfaatkan hal tersebut dengan memberikan
kredit sebanyak-banyaknya kepada perusahaan-perusahaan tanpa melakukan analisis
terhadap kelayakan usaha. Struktur hutang yang timpang menggandakan resiko
kebangkrutan perusahaan, namun hal tersebut tersamarkan dengan pertumbuhan
ekonomi Amerika yang pesat. Pada tahun 1929, Adolf Miller, Presiden the Federal
Reserve Board, mengeluarkan kebijakan uang ketat dan menaikkan suku bunga
pinjaman secara agresif. Akibatnya banyak perusahaan yang memiliki struktur hutang
yang buruk menjadi kesulitan dalam membayarkan kewajiban hutangnya. Hal tersebut
diperparah dengan aksi profit taking yang dilakukan oleh para investor di sektor
finansial. Berbagai pencetus tersebut kemudian menyebabkan krisis ekonomi terburuk
yang pernah dialami oleh Amerika dan mengakibatkan depresi ekonomi yang
berkepanjangan.
Hari Selasa, tanggal 29 Oktober 1929, tercatat sebagai hari terburuk dalam sejarah
finansial bangsa Amerika, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday. Krisis
dimulai pada hari sebelumnya tanggal 28 Oktober, terjadi aksi profit taking besar-
besaran yang menyebabkan Indeks Dow Jones turun menjadi 12.8%. Transaksi yang
terlalu besar menyebabkan sistem pita penghitung (the ticker tape system) menjadi
kelebihan beban dan rusak, padahal peranan pita penghitung tersebut amat vital sebab
menjadi satu-satunya sumber informasi investor tentang harga saham terkini. Investor
pun mencoba mencari informasi melalui telefon dan telegraf yang menyebabkan
kelebihan kapasitas dari kedua jaringan tersebut. Praktis pada hari itu terjadi
kebuntuan informasi yang membawa investor dalam kondisi kegamangan.
Keesokan harinya terjadi kekacauan di lantai bursa. Investor yang tidak mengetahui
perkembangan informasi tentang pasar finansial, dan terdorong oleh resiko yang
semakin besar akibat berlakunya sistem margin trading, berbondong-bondong menjual
saham-saham yang mereka miliki. Dalam dua jam, nilai saham-saham papan atas turun
hingga lebih dari separuhnya, dan dalam dua minggu Indeks Dow Jones turun hingga
40%. Amerika Serikat baru bisa keluar sepenuhnya dari krisis pada tahun 1932 setelah
kehilangan sekitar 89% nilai saham-saham perusahaan publik dari puncak
keemasannya.
Dalam rangka mengembalikan kepercayaan investor pada pasar modal, Kongres Senat
Amerika Serikat mengeluarkan the Securities Act pada tahun 1933, yang mengatur
perihal operasional dan sistem yang berlaku pada pasar modal. Dan pada tahun 1934,
dibentuk Securities and Exchange Commission (SEC) yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaan undang-undang tersebut. SEC terdiri dari lima orang
komisioner yang ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat dan disahkan oleh senat,
Joseph P. Kennedy ditunjuk menjadi ketua komisi pertama SEC masa bakti 1934-
1935. Guna melindungi investor dari aksi kejahatan finansial, SEC mewajibkan setiap
perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek untuk melaporkan keuangan perusahaan
yang telah diaudit, serta mengawasi setiap peralihan kepemilikan perusahaan-
perusahaan di Amerika Serikat.
Tahun 1971 menandai babakan baru dalam sejarah pasar modal. National Association
of Securities Dealers (NASD) memperkenalkan National Association of Securities
Dealers Automated Quotation (NASDAQ) yang sepenuhnya menerapkan prinsip pasar
modal elektronis untuk pertama kalinya. Semua data kepemilikan saham dan transaksi
keuangan dikonversikan menjadi data-data elektronik yang disimpan dalam satu
mainframe computer. Perdagangan saham tidak lagi dipusatkan dalam satu tempat,
namun dapat dilakukan dari mana saja asalkan terhubung dengan sistem NASDAQ,
suatu konsep yang istimewa mengingat pada saat itu koneksi internet belum lagi ada
dan teknologi tidak secanggih sekarang. Sistem yang demikian dikenal dengan istilah
over-the-counter (OTC). Saham-saham yang diperdagangkan oleh NASDAQ
kebanyakan berupa saham-saham perusahaan teknologi seperti IBM, Microsoft, Intel,
Cisco, dan lain sebagainya, oleh karena itu Indeks yang dipakai oleh NASDAQ
sebagai patokan pergerakan saham-saham yang tergabung di dalamnya dikenal sebagai
Indeks Teknologi NASDAQ. Saat ini NASDAQ bahkan telah mensponsori global
stock market dengan membuka cabang di berbagai daerah di luar negeri, diantaranya
Kanada dan Jepang, serta berasosiasi dengan pasar modal Hongkong dan Eropa.
2. Jenis-Jenis Saham
Saham bonus adalah sahan yang berasal dari kapitalisasi agio saham. Agio saham
sendiri adalah selisih antara harga saham saat penawaran umum dengan harga nominal
saham.
Saham biasa adalah saham dimana pemegang saham yang memilikinya mewakili
kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan.
3. Pembagian Pasar
Pasar perdana adalah pasar dimana emitmen atau perusahaan menjual saham atau surat
berharga lain kepada publik untuk pertama kalinya. Jika investor membeli saham di
pasar perdana berarti investor membeli saham pada saat masa penawaran umum
perdana ini atau initial public offering (IPO).
4. Harga Saham
Harga nominal saham adalah harga yang tercantum pada lembar saham yang
diterbitkan.
Harga pembukaan adalah harga saham yang berlaku saat pasar saham dibuka pada hari
itu.
Setelah dibuka sejak pagi, pasar atau bursa saham akan ditutup pada sore hari. Tepat
pada pukul 16.00 WIB, transaksi jual-beli saham di Bursa Efek Indonesia dihentikan
dan akan dilanjutkan keesokan harinya. Saat bursa tutup, harga pasar saham yang saat
itu sedang berlaku akan menjadi harga penutupan pada hari itu yang juga akan menjadi
acuan harga pembukaan untuk keesokan harinya.
5. Nilai Saham
Untuk itu, pada lembar saham tersebut akan tercantum nilai nominal (par value / face
value / stated value) yang akan digunakan untuk mencatat modal disetor penuh
tersebut.
Base value atau nilai dasar adalah hasil perkalian antara base price (harga dasar)
dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares).
Market value atau kapitalisasi pasar adalah hasil perkalian antara harga pasar (market
price) suatu saham itu dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding shares).
Market price itu sendiri adalah harga saham pada saat pasar berlangsung di pasar
sekunder atau bursa efek.
6.1. Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang
tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang
adalah tujuan utama suatu bisnis.
Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk saham dengan proporsi tertentu.
Selain keuntungan yang diperoleh dari hasil kinerja perusahaan berupa dividen,
investor juga bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan harga saham perusahaan
berupa capital gain. Capital gain bisa diperoleh jika investor menjual saham yang
dimiliki dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli.
Berlawanan dengan capital gain, capital loss adalah kerugian dari penjualan saham
dimana harga jualnya lebih rendah dari harga beli.
pemegang saham biasa tidak memiliki jaminan pasti akan mendapatkan dividen.
Akibat merugi, perusahaan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.
Dalam kondisi perusahaan untung, pemegang saham juga belum tentu mendapatkan
dividen ketika RUPS memutuskan sebagian keuntungan perusahaan tidak untuk
dibagikan sebagai dividen.
8. Online Trading
Online trading adalah sistem perdagangan secara online atau melalui teknologi
internet, dimana dengan cara ini investor tidak perlu datang atau menelepon broker /
kantor pialang, karena dengan akses internet saat ini mudah untuk mendapatkan apa
yang anda minta. Anda bisa hanya dengan duduk diam di rumah sambil menikmati
hidangan kopi dan gorengan sembari bermain dengan keluarga, nongkrong di warnet
atau kafe yang memiliki layanan internet Hotspot, semua informasi harga dan eksekusi
investasi bisa dilakukan, dimana saja serta kapan saja selagi anda masih bisa
berhubungan dengan internet.