Anda di halaman 1dari 15

Disusun oleh:

Windy Tovania A. Chan - 112019188

Pembimbing: dr. Meliana, Sp.PD-FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG
PERIODE 07 FEBRUARI 2022 – 16 APRIL 2022
§ WHO mengumumkan nama baru pada tanggal 11 Februari 2020 : Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
§ Ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan
lebih dari 190 negara dan teritori lainnya
§ Tanggal 12 Maret 2020, WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemic
§ Terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia > 29 Maret
2020
§ Di Indonesia sudah ditetapkan 1.35jt kasus , yang dinyatakan sembuh 1.17jt dan
jumlah kematian mencapai 36.721
§ Virus RNA dengan rantai tunggal positif , termasuk dalam subfamily Orthocoronavirinae
§ Asal. Lokasi dan reservoir dari CoV2019-nCoV masih belum jelas, walaupun saat ini
diyakini bahwa berawal dari zoonosis dan kalelawar yang mungkin bisa jadi penyebabnya
§ Menyerang sal.pernapasan

Epidemiologi
• Pada tanggal 30 Januari 2020 sebanyak 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86
kasus lainnya dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia,
Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India,
Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, Jerman
• Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9% dan angka ini termasuk tertinggi di
Asia Tenggara
§ Protein S yang terdapat pada SARS-CoV dilaporkan sebagai determinan yang
signifikan dalam masuknya virus ke dalam sel host.
§ Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim
ACE-2 (ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru )
§ Translasi replikasi gen dari RNA genom virus

§ Replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan
dari kompleks replikasi virus
§ Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di
sel epitel saluran napas atas
§ Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah.
§ Tanpa gejala
§ Ringan : gejala masih kurang spesifik seperti sakit
tenggorokkan, sakit kepala, diare, mual dan muntah,
anosmia, atau ageusia, demam, batuk, napas pendek,
myalgia, fatigue
§ Sedang
- Pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda
klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat)
- Anak-anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia
tidak berat (batuk/sulit bernapas + napas cepat dan
atau tarikan dinding dada)
- Berat : tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak,
napas, cepat) ditambah satu dari frekuensi napas
>30x/menit, distress pernapasan berat atau SpO2
<93%
§ Kritis : Acute respiratory Distress Syndrome (ARDS),
sepsis, dan syok sepsis
§ Foto thotax • CT SCAN

infiltrate, penebalan peribronkial, konsolidasi fokal,


efusi pleura

opasifikasi ground- glass


§ Pemeriksaan Virologi
- Metode yang dianjurkan yaitu real time reversetranscription polymerase chain
reaction (rRT-PCR)
- Sampel positif atau konfirmasi SARS-CoV-2 jika rRT-PCR (+) minimal 2 target genom
(N,E,S atau RdRP) yang spesifik terhadap SARS-CoV-2
- Hasil negative tidak menyingkirkan sepenuhnya kecurigaan terhadap COVID-19
§ Pemeriksaan PCR Swab
- Dilakukan hari ke-1 dan ke-2 > penegakkan diagnosis
- Pasien rawat inap : 3x pemeriksaan
- Pasien tanpa gejala, ringan dan sedang : tidak perlu follow up pemeriksaan PCR

- Pasien berat dan kritis : followup dan pada hari ke 1- dari pengambilan swab yang
positif
- Positif persisten : terdeketeksi fragmen atau partikel virus yang sudah tidak aktif
(berat&kritis)
§ Isolasi dan pemantauan penting dilakukan
§ Isolasi mandiri dirumah : 10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi
§ Pasien dipantau melalui telepon petugas Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP)
§ Edukasi kepada pasien
§ Farmakologis :
§ Vitamin C untuk 14 hari : vitamin C non acidic 500mg/6-8 jam oral, multivitamin yang
mengandung vitamin C 1-2 tablet/24 jam, dianjurkan vitamin C,B,E, dan Zink
§ Vitamin D suplemen 400 IU-1000 IU/hari atau obat 1000-5000 IU/hari
§ Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli Indonesia yang
teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan namun dengan tetap memperhatikan
perkembangan kondisi klinis pasien.
§ Isolasi mandiri dirumah selama maks.10 hari sejak muncul gejala + 3 hari bebas gejala
demam dan gangguan pernapasan
§ Gejala >10 hari , isolasi dilanjutkan hingga hilang gejala ditambah dengan 3 hari bebas
gejala
§ Farmakologis :
§ Vitamin C 500 mg/6-8 jam selama 14 hari
§ Vitamin D 400-1000 IU/hari atau 1000-5000 IU/hari
§ Azithromisin 1x500 mg selama 5 hari
§ Antivirus: Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari atau Favipiravir (Avigan
sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2x600 mg
(hari ke 2-5)
§ Pengobatan simptomatis seperti parasetamol bila demam
§ Pengobatan komorbid dan komplikasi bila ada
§ Dirujuk ke RS dengan ruang perawatan khusus COVID-19
§ Non farmakologis : istirahat total, asupan kalori adekuat, control elektrolit, status hidrasi/
terapi cairan, oksigen
§ Pemantauan lab : hitung jenis, ditambah CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, dan foto thoraks
secara berkala
§ Farmakologis :
§ Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 ml NaCl 0.9% habis dalam 1 jam diberikan secara
drip IV selama perawatan.
§ Vitamin D suplemen 400-1000 IU/hari atau 1000-5000 IU/hari
§ Azithromisin 500 mg/24 jam per IV/oral atau Levofloxacin 750 mg/24 jam per IV/oral
§ Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2x600 mg (hari ke 2-5) atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan
1x100 mg IV drip (hari ke 2-5)
§ Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi
§ Pengobatan simptomatis, komorbid, dan komplikasi yang ada.
§ Dilakukan di RS khusus COVID-19
§ Non farmakologis : istirahat total, asupan kalori adekuat, control elektrolit, status
hidrasi/terapi cairan, dan oksigen
§ Pemantauan lab : hitung jenis, CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, hemostatis, LDH, D-
dimer, foto thoraks <93, PaO2/FiO2 <300mmHg, peningkatan >50% pada area paru-
paru di rontgen thorax, limfopenia progresif, peningkatan CRP progresif, asidosis
laktat progresif > waspada kondisi kritis !
§ Pertimbangkan untuk pemasangan ventilasi mekanik di ICU , 3 Langkah penting
pencegahan peruburukan penyakit :
1. Gunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive mechanical ventilation
(NIV) pada pasien dengan ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih disarankan
dibandingkan dengan NIV.
2. Pembatasan resusitasi cairan, terutama pasien dengan edema paru.
3. Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone position )
Farmakologis yang diberikan berupa:
§ Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 ml NaCl 0.9% habis dalam 1 jam diberikan
secara drip IV selama perawatan.
§ Vitamin B1 1 ampul/24 jam/IV

§ Vitamin D suplemen 400-1000 IU/hari atau 1000-5000 IU/hari


§ Azithromisin 500 mg/24 jam per IV/oral atau Levofloxacin 750 mg/24 jam per IV/oral
§ Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2x600 mg (hari ke 2-5) atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1)
dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5)
§ Antikoagulan
§ Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari
§ Pengobatan simptomatis, komorbid, dan komplikasi yang ada.

§ Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan lain sesuai dengan kondisi klinis
pasien dan ketersediaan di fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing apabila
terapi standar tidak memberikan respon perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai