Anda di halaman 1dari 13

c  

c      ô


 

     

c 
    

 
• •
 c


 | • 

Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat


perdagangan sekaligus pusat konsumen.Pada daerah perkotaan tinggal banyak manusia,
banyak terdapat fasilitas umum, transportasi, komunikasi dan sebagainya.
Urbanisasi yang terjadi hampir di seluruh kota besar di Indonesia termasuk kota
Pekanbaru akhir-akhir ini menambah beban daerah perkotaan menjadi lebih berat. Kebutuhan
akan lahan, baik untuk permukiman maupun kegiatan perekonomian meningkat, sehingga
lahan yang berfungsi sebagai retensi dan resapan menurun. Akibatnya, aliran permukaan
bertambah besar.Perubahan fungsi lahan dari hutan (kawasan terbuka) menjadi daerah
terbangun juga mengakibatkan peningkatan erosi.Material yang tererosi terbawa serta ke
dalam saluran air dan sungai, mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan pada saluran
dan sungai.
Oleh karena itu, setiap perkembangan kota harus diikuti dengan evaluasi dan/atau
perbaikan sistem drainase secara menyeluruh, tidak hanya pada lokasi pengembangan, tetapi
juga daerah sekitarnya yang terpengaruh. Sebagai contoh, pengembangan suatu kawasan
permukiman dan pusat pertokoan maupun perkantoran pada sepanjang tepi jalan SM Amin
maupun sepanjang jalan Soekarno-Hatta yang merupakan bagian hulu dari drainase yang
terbentang di sepanjang jalan Nangka Ujung atau tepatnya drainase yang terbentang dari mall
SKA hingga persimpangan SM Amin ini yang menjadi daerah yang akanditinjau pada
makalah ini, maka perencanaan drainasenya tidak hanya dilakukan pada kawasan tersebut,
tetapi sistem drainase di hilir juga harus dievaluasi dan/atau di-M   jika diperlukan.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka instansi atau pengembang yang terlibat harus
mampu menjamin bahwa air dar kawasan yang dikembangkan tidak ada perubahan dari
sebelum dan sesudah dikembangkan.Cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyediakan
resapan-resapan buatan seperti sumur resapan, kolam resapan, kolam tandonn sementara, dan
sebagainya.

| 
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
-| Perencanaan teknis drainase yang dilaksanakan secara bertahap dan prioritas pada
lokasi di sepanjang tepi jalan Tuanku Tambusai (jl. Nangka) ujung mulai dari mall
SKA hingga persimpangan SM Amin.


• •
     


        !


" c" 
Pekerjaan pembuatan masterplan dan perencanaan teknis drainase dilakukan dengan
tahapan-tahapan berikut ini:

     " 


Pekerjaan ini meliputi studi kepustakaan, persiapan studio dan administrasi, orientasi
lapangan, mobilisasi alat, dan pengadaan tenaga lokal.Pekerjaan ini meliputi pula
pengumpulan data sekunder dari berbagai instansi di daerah studi maupun pengumpulan
informasi dari penduduk setempat mengenai banjir yang pernah terjadi.

   # 
Jenis survey yang dilakukan adalah survey hidrometri, topografi dan mekanika tanah.

 $  # ""


Inventarisasi mencakup kepada pengumpulan data hidrologi, geometri saluran
drainase serta bangunan-bangunan pelengkap.

 %   "c


Pekerjaan ini meliputi :
-| Pembuatan gambarhasil pengukuran geodesi.
-| Analisa data hidrologi dan hidrolika.
-| Analisa data sistem saluran yang ada.
-| Analisa laboratorium data mekanika tanah.

 &"
""
Studi hidrologi meliputi kegiatan-kegiatan :
-| Analisa hujan rencana untuk menentukan intensitas dan durasi hujan rencana.
-| Hitungan hidrograf permukaan yang merupakan transformasi hujan jam-jaman.
-| Penggabungan hidrograf saluran.

 '"
""
Studi hidrolika meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
-| Evaluasi limpasan dan genangan dari sistem jaringan drainase yang telah ada.
-| Alternatif pemecahan persoalan banjir/ genangan dengan merencanakan sistem
jaringan drainase.
-| Perhitungan hidrolika terhadap beberapa alternatif sistem jaringan drainase yang
telah direncanakan.
-| Optimasi untuk mendapatkan sistem jaringan drainase yang optimum dengan cara
melakukan iterasi dari beberapa alternatif pemecahan persoalan banjir dan
perhitungan hidrolikanya.

 (  c "c "


Studi hidrolika meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
-| Perencanaan detail semua saluran dan bangunan pelengkap
-| Volume pekerjaan dan spesifikasi teknis
-| Menganalisa secara sistematik mengenai pembagian paket pekerjaan
-| Membuat rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan
-| Perhitungan rencana anggaran biaya untuk setiap satuan pekerjaan

 )     


"  
Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, maka setiap kemajuan pekerjaan,
hambatan-hambatan yang dialami dan langkah kerja yang akan dilakukan berikutnya, akan
ditinjau pada saat yang tepat untuk dasar suatu diskusi pemecahan masalah sesuai teknologi,
data, dan personil yang tersedia.
Untuk keperluan tersebut di atas, prosedur yang umumnya ditempuh adalah sebagai
berikut ini :
-| Ú  

, yang berisi laporan mengenai pengumpulan data yang
telah dilakukan dan penetapan rencana kerja yang akan dilakukan.
-| Ú    , yang berisi laporan mengenai penetapan konsep alternatif
pemecahan masalah berdasarkan data genangan yang pernah terjadi dan hasil
perhitungan hidrolika.
-| Ú  c  , yang berisi laporan mengenai semua hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan harus sesuai dengan   
    . Laporan
ini sebagai bahan untuk diskusi.
-| Ú   , yang merupakan laporan akhir setelah laporan M final
disetujui melalui diskusi.
   "

  
Pendekatan perencanaan teknis sistem drainase termasuk rencana rinci (   
)
secara garis besar dinyatakan dalam rumusan berikut ini (Sudjarwadi, 1990).

p  Ú  !"# 

Keterangan :
SIDRA : Sistem Drainase
f(«) : dibaca fungsi dari
HR : Hujan Rencana
TA : Tanah (terutama sifat infiltrasinya)
TO : Topografi
TAGUL : Tata Guna Lahan
Artinya bahwa, sistem drainase merupakan fungsi dari parameter hujan rencana,
tanah, topografi dan tata guna lahan.
Hujan rencana ditetapkan berdasarkan analisis data hujan yang tersedia, sejauh
mungkin diusahakan berupa data hujan dari sistem drainase yang ditinjau.Data tanah
terutama bermanfaat untuk menentukan model
  berdasarkan tata guna lahan yang
ada.Secara singkat, data tanah dan tata guna lahan dipakai untuk menetapkan model
 
atau koefisien M  .
Cara memilih
  sistem drainase maupun dimensi-dimensi saluran dilandasi
analisis tentang sistem yang telah ada dan evaluasi tentang performa wilayah tersebut jika
mengalami genangan.
Prosedur analisis :
-| Studi Hidrologi : Pengumpulan data dan analisis hidrologi, analisis hujan rencana
dan hitungan hidrograf permukaan.
-| Studi Hidrolika : Evaluasi sistem drainase yang ada untuk mendapatkan peta
daerah genangan, pemilihan alternatif
  dengan rincian dimensi tiap saluran
-| Detail desain semua saluran dan bangunan pelengkap, volume pekerjaan,
spesifikasi teknis, dll.

  * ""


# | p
 
" |  $$
   %
- Dilakukan untuk menentukan intensitas dan durasi hujan.
- Hujan rencana yang ditetapkan berupa rangkaian hujan jam-jaman.
- Jika data yang tersedia berupa hujan harian, maka harus dilakukan
transformasi menjadi hujan jam-jaman.
½"| 
  
 & secara prinsip, hidrograf yang dihasilkan
merupakan hidrograf hasil transformasi hujan jam-jaman.
"|  ½
    ½ $ &dilakukan dengan metode
superposisi.
! | p
  
Kunci utama perencanaan sistem drainase untuk perkotaan adalah hubungan antara
debit (akibat curah hujan) dan tinggi muka air di saluran drainase. Studi hidrolika dilakukan
untuk menentukan
  dan dimensi saluran-saluran drainase, sehingga mampu
melewatkan debit aliran tanpa menimbulkan luapan-luapan.
Studi hidrolika dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :
-| Pengumpulan data kuantitatif banjir/ genangan yang pernah terjadi.
-| Perhitungan hidrolika dilakukan dengan menentukan elevasi muka air pada sistem
jaringan drainase yang ada berdasarkan hidrograf debit aliran yang pernah terjadi
tersebut.
-| Berdasarkan peta genangan tersebut dan hasil perhitungan hidraulik terhadap
saluran drainase yang ada, dibuat alternatif pemecahan permasalahan genangan/
banjir dengan merencanakan suatu sistem jaringan drainase.
-| Perhitungan hidraulik dilakukan lagi terhadap beberapa alternatif sistem jaringan
drainase yang telah direncanakan.
-| Iterasi dari beberapa langkah-langkah sebelumnya sehingga akhirnya didapat hasil
yang optimum.
ñ |     
Pekerjaan ini secara garis besar meliputi :
-| Analisa perhitungan perencanaan teknik
-| Pembuatan gambar perencanaan taknik termasuk gambar-gambar detailnya yang
siap pakai untuk pelaksanaan konstruksi
-| Pembagian paket pekerjaan
-| Rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
-| Membuat rancangan anggaran biaya
-| Spesifikasi teknik untuk pekerjaan pelaksanaan
-| Membuat laporan perencanaan teknik.
 
• •
•
 


$  +    " " c" 


Siklus pembangunan yang diterapkan selama ini mengikuti pola SIDLACOM
(p M            M    M     ).
Pola tersebut merupakan siklus pembangunan yang tidak lengkap, Karena tidak
mengakomodasi adanya proses evaluasi dan monitoring (E&M), sehingga proses perbaikan
dan kesinambungan proyek menjadi terhambat.(Suripin, 2003).
Bertitik tolak pada kurang berhasilnya pola siklus pembangunan SIDLACOM yang
tidak lengkap, maka dalam pembangunan sistem drainase serta sarana dan prasarana
perkotaan pada umumnya perlu mengacu pada siklus yang lengkap yang terbagi dalam empat
tahapan, yaitu :
  %     ', mencakup :
-| Identifikasi proyek
-| Pra studi kelayakan
-| Studi kelayakan
-| Perencanaan rinci
  % $  , mencakup :
-| Pra (persiapan) pelaksanaan (pra kontrak)
-| Pelaksanaan (konstruksi/ pelaksanaan kontrak)
-| Penyerahan proyek selesai ( M    
  M  M = PCR)
  % $    
  (%)*
$    

$     ! 


Dalam tahap perencanaan dan pemrograman ini yang mencakup identifikasi proyek,
penyusunan skenario pembangunan, persiapan proyek, pengkajian/ M
, dan negosiasi
yang menghasilkan Program Jangka Menengah (PJM) sistem drainase yang berisi kumpulan
beberapa proyek. Masing-masing proyek harus jelas tujuan dan sasaran serta lingkup
kerjanya, jelas besaran/ volume anggaran serta sumber-sumbernya, serta layak ditinjau dari
berbagai aspek, yaitu :
1)| Aspek Teknik
2)| Ekonomi dan finansial
3)| Social-budaya
r)| Legalitas atau perundang-undangan
5)| Kelembagaan
6)| Lingkungan

ô |  
Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi pembangunan atau perbaikan sistem
drainase di perkotaan, antara lain : (Suripin, 2003)
-| Tuntutan genangan yang terjadi harus lebih kecil dibandingkan daerah pedesaan
-| Pembebasan lahan dan relokasi (pemindahan) penduduk lebih sulit dilaksanakan
dibandingkan dengan daerah pedesaan yang jarang penduduknya
-| Diperlukan penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan adanya limbah domestic
dan limbah industry
-| Diharapkan sistem drainase yang dibangun/ diperbaiki harus sesuai dengan
lingkungan perkotaan
Perbaikan sistem drainase di daerah perkotaan pada umumnya mengikuti tahapan-
tahapan sebagai berikut :
-| Mempelajari sistem drainase yang sudah ada
-| Merumuskan rencana perbaikan sistem drainase
-| Perencanaan fasilitas drainase, seperti saluran drainase, tanggul, gorong-gorong,
kolam retensi, dan lain-lain.
-| Pelaksanaan pekerjaan
-| Operasi dan pemeliharaan fasilitas drainase
Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan dalam perencanaan drainase dari aspek
teknis, yaitu :

,| # # """ 


"| 

Kondisi lokasi sistem drainase yang ada saat ini harus diketahui secara detail untuk
perencanaan sistem drainase. Survey dan investigasi yang dilakukan meliputi :
-| Topografi
-| Iklim
-| Hidrologi
-| Daerah genangan
-| Tata guna lahan dan rencana pembangunan masa mendatang
-| Sistem drainase yang telah ada
"|  
Informasi umum pada lokasi harus diketahui secara rinci. Informasi yang diperlukan
paling tidak meliputi :
-| Lokasi sistem drainase
-| Elevasi permukaan tanah
-| Batas-batas administrasi
"|      
Kondisi iklim lokasi sistem drainase dipelajari berdasrkan catatan data yang lalu.Data
meteorolgi seperti suhu udara, kelembaban relatif, intensitas matahari, kecepatan
angin, evaporasi dan lain-lain dapat dikumpulkan dari beberapa yang ada di sekitar
lokasi.Pencatatan dan penyimpanan data dapat diambil di Badan Meteorolgi dan
Geofisika (BMG).
Data hidrologi yang diperlukan meliputi data debit, data hujan, data kualitas air, dan
data pasang surut.
*"|   ½ 
Data genangan dapat dikumpulkan melalui rekaman yang tersedia maupun
wawancara langsung dengan penduduk setempat. Data yang dikumpulkan meliputi :
-| Tinggi muka air maksimum dan kedalaman genangan
-| Luas dan persebaran daerah genangan
-| Lamanya genangan
-| Sumber air dan arah aliran air
-| Frekuensi terjadinya genangan
-| Penyebab terjadinya genangan
*"| p$   $'     
Investigasi yang diperlukan meliputi :
-| Batas daerah tangkapan air dan luas total
-| Saluran drainase utama dan panjangya
-| Panjang saluran-saluran cabang dan daerah tangkapannya
-| Kapasitas masing-masing saluran dan pola alirannya
-| Permasalahan drainase di daerah tangkapan
-| Kondisi saluran utama sistem drainase yang telah ada

,|   !" c" 


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem drainase, yaitu (Suripin,
2003) :
-| Target rencana perbaikan untuk saluran induk dan fasilitasnya. Saluran induk
menggunakan debit rencana dengan kala ulang 5 s/d 25 tahun, sedangkan saluran
tersier dengan periode ulang 2 tahunan.
-| Pekerjaan perbaikan harus memenuhi persyaratan teknis dan praktis
-| Operasi, pemeliharaan, dan pengelolaan harus mudah
-| Fasilitas dan sistem drainase yang telah ada harus diusahakan sebanyak mungkin
dapat dimanfaatkan
-| Komponen infrastuktur lainnya yang sudah ada untuk menghindari perusakan
yang tidak disengaja
-| Pembebasan lahan dan relokasi sedapat mungkin dihindari
Berdasarkan data kondisi saat ini dan data genangan, dapat disusun usaha-usaha
perbaikan maupun perencanaa drainase yang baru yang memungkinkan yang dapat
dipilih dari beberapa alternatif berikut :
-| Penurunan debit dengan pembuatan resapan air dan daerah simpanan (M   
M ) di daerah hulu dan tengah
-| Pembuatan saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan
-| Perbaikan dan/ atau normalisasi saluran drainase
-| Pembuatan pintu klep untuk mengatasi air tinggi di saluran induk
-| Pengurugan daerah-daerah yang rendah
-| Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan
Dari beberapa alternatif penyelesaian di atas, dapat dipilih satu atau lebih alternatif
yang sesuai dengan kondisi setempat.

!,|   !c" 
Saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit rencana dengan
aman. Perencanaan teknis saluran drainase mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
-| Menentukan debit rencana
-| Menentukan jalur (trase) saluran
-| Merencanakan profil memanjang saluran
-| Merencanakan penampang melintang saluran
-| Mengatur dan merencanakan bangunan-bangunan serta fasilitas sistem drainase

~ | 
     
Langkah-langkah perhitungan analisis ekonomi proyek, khususnya proyek drainase
perkotaan adalah sebagai berikut :
-| Perkiraan biaya keseluruhan
-| Konversi harga finansial ke harga ekonomi dengan memakai faktor konversi
-| Jadwal  M   dari tahun ke tahun
-| Tata guna lahan pada saat ini (M  ), saat mendatang tanpa proyek (  M
  M  ) dan saat mendatang dengan proyek (  M  M  )
-| Luas genangan banjir pada saat ini (M  ), saat mendatang tanpa proyek (  M
  M  ) dan saat mendatang dengan proyek (  M  M  )
-| Perkiraan manfaat ekonomi (
 
  ), termasuk kerugian
akibat genangan banjir pa saat ini (M  ), saat mendatang tanpa proyek (  M
  M  ) dan saat mendatang dengan proyek (  M  M  )
-| Susunan    
, kemudian hitung nilai EIRR.
-| Analisis sensitivitas
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa suatu proyek adalah layak secara ekonomis
jika biaya ( ) atau investasi yang diperlukan masih relatif lebih kecil dibandingkan
dengan manfaat (  ) yang diperoleh. Untuk menilai kelayakan tersebut, dapat
digunakan parameter-parameter berikut :
-| •     M •!"
-| P  •   • 
-|  M
!  !  M !!"

ñ |    


Untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki dari masyarakat terhadap fasilitas
yang akan dikembangkan, perlu diperhatikan aspek sosial-budaya masyarakat
setempat. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya pertentangan tujuan antara
kehendak pemerintah (penyedia fasilitas) dan kehendak masyarakat. Juga untuk
menghilangkan kesan bahwa fasilitas/ prasarana-sarana yang dibangun semata-mata
milik pemerintah, sehingga masyarakat tidak peduli dengan keberadaan fasilitas
tersebut. Masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan, mulai
dari perumusan gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai operasi dan pemeliharaan.

r |     


Untuk dapat melaksanakan konsep penanganan banjir secara komprehensif yang
berdasarkan paradigma manajemen air, diperlukan seperangkat ordonansi atau
peraturan.Dalam ordonansi tersebut, harus meliputi filosofi manajemen air
(khususnya air hujan) dan implementasinya ke dalam pendekatan teknis, susunan
institusi, finansial, perilaku masyarakat yang diharapkan, dan sanksi terhadap pihak-
pihak yang melanggar peraturan.Peraturan harus disusun sedemikian rupa, sehingga
mudah dipahami oleh pengelola dan masyarakat yang menjadi # 
 M.(Suripin,
2003).

$   
Tahap pelaksanaan proyek merupakan implementasi dari apa yang sudah duhasilkan
dari tahap sebelumnya yang berupa rencana/ desain proyek. Tahap ini terdiri dari tiga sub
tahapan, yaitu :
1)| Pra pelaksanaan (pra kontrak), yaitu :
a.| Penyusunan program
b.| Penyusunan rencana/ desain rinci
c.| Penyusunan anggaran biaya
d.| Penyusunan organisasi dan personalia
e.| Pembebasan lahan
f.| Pra kualifikasi
g.| Pelelangan/ pengadaan
h.| Penetapan pemenang
i.| Pengumuman pemenang
2)| Pelaksanaan kontrak, yaitu :
a.| Penyerahan lapangan
b.| Surat perintah mulai bekerja
c.| Rapat persiapan pelaksanaan
d.| Mobilisasi alat dan tenaga
e.| Pemeriksaan bersama (  
 # M    )
f.| p  M
g.| Pelaporan
h.| Pemeriksaan pekerjaan
i.| Pembayaran prestasi pekerjaan
j.| Perubahan pekerjaan (bila ada)
k.| Perpanjangan waktu pelaksanaan (bila perlu)
l.| Denda (bila ada)
m.| p     
n.|   
 M
3)| Penyerahan pekerjaan (proyek)
Penyerahan pekerjaan proyek ini dilaksanakan paling lambat tiga bulan setelah proyek
selesai, didukung dengan Laporan Proyek Selesai atau dikenal dengan "M  
 
  !  M "!"$
$ $ - "  "
Pembangunan sistem drainase merupakan investasi dana masyarakat dan dana
pemerintah. Oleh sebab itu, agar pengoperasian dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan
baik sesuai dengan Prosedur Operasi Standar (SOP = pM  M  "M   M ) yang
direncanakan, maka semua bangunan dan atau barang yang telah dibuat atau diadakan harus
diinventarisasi dan didokumentasikan dengan sebaik-baiknya.
Dokumen inventaris yang baik mencakup :
-| SOP untuk operasi dan pemeliharaan
-| Gambar tata letak dalam peta
-| Tahun konstruksi/ pengadaan
-| Masalah-masalah penting yang terjadi
-| Tahun-tahun perbaikan dan catatan penggantian komponen/ bagian
-| Gambar teknis yang penting

$ % #"""
 Evaluasi dan monitoring merupakan bagian yang sangat esensial dalam manajemen
sistem drainase. Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahapan kegiatan
pembangunan, mulai dari perencanaan sampai tahap operasi dan pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai