Anda di halaman 1dari 5

Nama : Indah Permatasari

NPM : 19210005
Kelas : Akuntansi 01

1. Penelitian dilakukan dengan metode/cara ilmiah


 Karena Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan
dalam memecahkan atau mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam
penelitian. Penelitian sendiri merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ilmu pengetahuan
diperoleh melalui penelitian secara sistematis yang dinamakan metode ilmiah. Metode
ilmiah mensyaratkan pendekatan secara rasional yang konsisten dengan hukum atau
teori yang ada dan harus diuji melalui percobaan. Metode ilmiah pun memiliki
beberapa karakteristik yang harus dipenuhi yaitu bersifat kritis dan analitis, bersifat
logis, bersifat obyektif, bersifat konseptual dan teoritis, bersifat sistematis dan bersifat
empiris. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu

2. Terdapat 3 paradigma penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan mix-method (gabungan)


Paradigma yang dianut seorang peneliti tentang tuntutan pengetahuan (knowledge claim),
prosedur umum penelitian (strategies of inquiry) dan prosedur penjaringan dan analisis
data (research method) akan menentukan apakah dia akan menggunakan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, atau metode gabungan. Jadi kembali kepada Penelitiannya.
 Dan menurut saya paradigma penelitian yang paling baik untuk diterapkan adalah
Kuantitatif (positivism). Karena metode penelitian kuantitatif bertujuan
menggambarkan fenomena/kejadian sosial, yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Serta berusaha mencari keteraturan dalam kehidupan manusia, dengan
memisahkan dunia sosial menjadi komponen-komponen empiris yg disebut variable.
Metode ini menekankan pada keluasan informasi, bukan pada kedalamannya. Dan
menurut saya metode penelitian kuantitatif yang paling mudah untuk diterapkan.

3. A. Fenomena bidang akuntansi saya :


 Ringkasan fenomena:
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pati,
Jawa Tengah menyebut tunggakan pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB)
Pedesaan dan Perkotaan (P2) di Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani
mencapai Rp1 miliar lebih. Kabid PBB P2 dan BPHTB BPKAD Pati, Udi
Harsilo Nugroho mengatakan, tunggakan pajak sebesar itu didominasi oleh
wajib pajak yang berdomisili di luar daerah. Sementara rata-rata tunggakan
pajak sebesar Rp1-2 jutaan. Meski ada satu wajib pajak yang menunggak
hingga Rp125 juta.
 Masalah : Tunggakan Pajak PBB P2 di Pati Tembus Rp 1 M
Lebih
 Masalah penelitian : faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
tingginya tunggakan pajak?
 Tema/topik penelitian : Pajak Bumi Bangunan (PBB)

B. Cara mendapatkan research gap :


1) Menemukan Fenomena yang Belum Dijelaskan oleh Teori.
Yang harus di lakukan adalah jangan keluar jalur dan tetap fokus pada bidang
ilmu masing-masing. Jika sudah menemukan kejadian yang sekiranya
menarik, cari tahu apakah ada teorinya. Jika belum ada teorinya, berarti di
situlah letak celahnya.
2) Menemukan Konsep yang Tidak Diperhatikan oleh Penelitian Terdahulu.
Temukan konsep yang sebenarnya berhubungan tetapi tidak menjadi Fokus
penelitian. Selain itu, konsep itu juga mungkin perlu diperbarui atau diberi
penjelasan lebih lanjut, agar bisa memberikan manfaat yang lebih baik.
3) Menemukan Inkonsistensi dari Hasil Penelitian Terdahulu.
Jumlah penelitian terdahulu tidak hanya satu. Dari sekian banyak penelitian,
biasanya ada beberapa yang memiliki hasil berbeda. Misalnya, penelitian A
memiliki hasil bahwa variabel X dan Y berhubungan secara positif. Sementara
itu, hasil penelitian B menyebutkan bahwa variabel X dan Y berhubungan
secara negatif. Perbedaan hasil tersebut bisa menjadi research gap yang
kemudian diteliti ulang oleh peneliti .
4) Menemukan Kekurangan dari Penelitian Terdahulu.
Setiap riset atau penelitian pasti memiliki kelemahan. Salah satu yang
menyebabkan hal ini terjadi adalah karena teori yang digunakan dibatasi Pada
teori tertentu. Maka dari itu, seringkali artikel penelitian menjabarkan apa saja
yang bisa diteliti lebih lanjut.

4. Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam penulisan skripsi,
peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui di tempat penelitian
jika tidak memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya. Dalam skripsi landasan
teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila
fondasinya kuat, begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan
metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat
pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Seperti
yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:52), bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar
penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trial and error). Adanya landasan teori merupakan sebuah ciri, bahwa penelitian tersebut
merupakan cara ilmiah dalam mendapatkan data, dan hasil yang diungkapkan bukan
hanya sekedar prasangka tidak berdasar.

5. Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan penelitian


A. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah. Walaupun hipotesis
penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian
mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian
didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian
tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis.

B. Cara merumuskan hipotesis yang baik :


1) Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas)
- Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas
karyawan (tidak jelas)
2) Dapat diuji secara alamiah
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat
diuji)
- Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak
(Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat
mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)
3) Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat
- Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat
yaitu teori permintaan dan penawaran)
- Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar
mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)

6. Perbedaan antara variabel moderating dengan variabel intervening


 VARIABEL MODERATING
Variabel Moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai
pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah
hubungan antar variabel-var'iabel independen dengan variabel-variabel dependen
kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada Variabel
Moderating. Oleh karena itu, variabel Moderating dinamakan pula dengan
variabel
Contingency. Variabel Moderating Merupakan variabel yang keberadaannya
mempengaruhi besarnya hubungan / pengaruh antara independent dan dependent
variabel.
 VARIABEL INTERVENING
Variabel lainnya adalah variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening
merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel independen dengan
variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel Intervening Biasa
disebut juga Mediating Variable, merupakan variabel perantara di tengah
independent variable dan dependent variable.
 Contohnya :

Bila di lihat pada gambar struktur analisis jalur diatas bisa melihat
adanya dua pengaruh variabel X terhadap Z. Pengaruh X terhadap Z tanpa
melalui Y adalah pengaruh langsung (direct effect), sedangkan pengaruh X
terhadap Z melalui Y disebut sebagai pengaruh tidak langsung (indirect
effect). Penjumlahan pengaruh langsung dan tidak langsung disebut sebagai
pengaruh total (total effect).
Variabel Y di sini disebut variabel intervening atau mediating, yaitu
variabel yang memediasi variabel X dan Z. Jadi, variabel intervening adalah
variabel yang memediasi pengaruh variabel X terhadap Z secara tidak
langsung.

Ada satu konsep lagi selain konsep variabel intervening atau mediating
yaitu variabel moderating. Variabel moderating ini bersifat memperlemah atau
memperkuat pengaruh X terhadap Z. Untuk memperjelasnya perbedaan
konsep ini disajikan pada Gambar berikut.

Kedua konsep ini hampir mirip dan tidak sedikit yang bingung.
Namun, sejatinya kedua variabel ini sangat berbeda. Bila varibel intervening
(mediating) dipengaruhi oleh variabel independen (jadi variabel intervening
sudah pasti adalah menjadi variabel dependen) sebelum variabel ini
mempengaruhi variabel dependen yang lain. Sedangkan variabel moderating
adalah variabel independen yang tidak dipengaruhi oleh variabel independen
mana pun.
Sebagai contoh misalnya variabel Z adalah Efektifitas Pembelajaran,
sedangkan variabel Y adalah motivasi siswa, dan variabel X adalah sarana dan
prasarana. Sarana dan prasarana (X) dapat mempengaruhi motivasi siswa (Y)
dan efektifitas pembelajaran (Z) secara langsung. Jadi, sekali lagi variabel
intervening adalah variabel perantara yang menjembatani atau memediasi
pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Z).
Sedangkan variabel motivasi siswa (Y) mampu menentukan efektifitas
pembelajaran (Z). Sehingga variabel X juga dapat mempengaruhi variabel Z
secara tidak langsung melalui variabel Y. Sehingga pengaruh total variabel X
terhadap variabel Z adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tak
langsung.

Anda mungkin juga menyukai