Anda di halaman 1dari 13

NEXT

TEORI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BAGIAN 1
(TEORI BRUNER, AUSUBEL
DAN PIAGET
DOSEN PENGANJAR / PEMBIMBING :
HAIRUNNISA, M.Pd

Kelompok 3

1. ZALMAN (4215287)
2. ERVAN SISWANDA (4215271)
3. PAI PUTRA (4215277)
BACK NEXT

TEORI-TEORI BELAJAR
Berbicara mengenai teori belajar dan mengajar matematika berarti berbicara mengenai ”bagaimana” dan
”kepada siapa” suatu topik matematika diajarkan. Belajar dan mengajar merupakan dua kata yang berbeda,
tetapi dalam pelaksanaaannya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Salah satu ciri pembelajaran
matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada teori psikologi pembelajaran yang pada saat ini
sedang populer dibicarakan oleh para pakar pendidikan. Secara umum teori psikologi pembelajaran tersebut
dapat dibagi atas dua aliran besar, yaitu aliran psikologi tingkah laku (Behavioristik) dan aliran psikologi kognitif.
Tokoh Menganut Aliran Behavioristik
1. Skinner (teori ganjaran atau penguatan),
2. Ausubel (teori belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai),
3. Gagne (obyek matematika),
4. Pavlov (teori belajar klasik),
5. Baruda (siswa belajar itu meniru), dan
6. aliran latihan mental (struktur otak manusia terdiri atas gumpalangumpalan otot yang harus dilatih)
Tokoh Menganut aliran kogntif
1. Bruner (teori belajar konsep dan struktur matematika),
2. John Dewey (teori Gestalt),
3. Dienes (matematika adalah studi tentang struktur),
4. Van Hiele (teori perkembangan mental anak dalam geometri).
5. Piaget (konstruktivisme personal)
BACK NEXT

TEORI BELAJAR BRUNER


Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi dari
Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberi
dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berpikir.
Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana
manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar
pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta
informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan
manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya
Tiga Proses Kognitif Yang Terjadi Dalam Belajar
1. proses perolehan informasi baru;
2. proses mentransformasikan informasi yang diterima;
3. menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan
Menurut Bruner belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-
struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Dalam setiap kesempatan,
pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai
dengan situasi.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR BRUNER


Bruner melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak
sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang
dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh siswa dalam memahami
suatu konsep matematika. Melalui alat peraga yang ditelitinya anak akan melihat
langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda
yang diperhatikannya. Peran guru adalah:
1. Perlu memahami struktur pelajaran.
2. Pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri
konsepkonsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar.
3. Pentingnya nilai berpikir induktif.
Bruner mengemukakan empat teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan
pengajaran matematika. Keempat dalil tersebut adalah:
BACK NEXT

TEORI BELAJAR BRUNER


 Dalil Konstruksi atau Penyusunan
Di dalam teorema konstruksi dikatakan cara yang terbaik bagi seorang siswa untuk
mempelajari sesuatu atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkontruksi atau
melakukan penyusunan sebuah representasi dari konsep atau prinsip tersebut.
 Dalil Notasi
Menurut teorema notasi representase dari suatu materi matematika akan lebih mudah
dipahami oleh siswa apabila didalam representase itu digunakan notasi yang sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitif siswa.
 Dalil Kekontrasan dan Variasi
Menurut teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa suatu konsep matematika
akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu dikontraskan dengan konsep-
konsep yang lain sehingga perbedaan antar konsep itu dengan konsep-konsep yang lain
menjadi jelas.
 Dalil Konektivitas dan Pengaitan
Di dalam teorema konektivitas disebut bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan setiap
ketramplan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
ketrampilan-ketrampilan lain.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR BRUNER


Metode Penemuan Satu hal yang membuat Bruner terkenal karena dia lebih
peduli terhadap proses belajar daripada hasil belajar, menurutnya belajar
merupakan faktor yang menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan
perolehan khusus, yaitu metode penemuan (discovery). Discovery learning dari
Bruner merupakan model pengajaran yang melambangkan berdasarkan pada
pandangan kognitif tentang pembelajaran dalam prinsip konstruksitivis dan
discovery learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Adapun
tahap-tahap penerapan belajar penemuan adalah:
1. Stimulus (pemberian perangsang)
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulan data)
4. Data Processing (pengolahan data)
5. Verifikasi
6. Generalisasi
BACK NEXT

TEORI BELAJAR PIAGET JEAN


Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori
pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap
organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup,
demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan,
pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental).
pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:
1. Skema atau skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan
terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema
juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang
datang, dan terus berkembang.
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep
awalnya, hanya menambah atau merinci.
3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak
cocok lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang
dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skemata).
BACK NEXT

TEORI BELAJAR PIAGET JEAN


Menurut Piaget, dalam pikiran seseorang ada struktur pengetahuan awal (skemata). Setiap
skema berperan sebagai suatu filter dan fasilitator bagi ide-ide dan pengalaman-pengalaman
yang baru. Skemata mengatur, mengkoordinasi dan mengintensifkan prinsip-prinsip dasar.
Melalui kontak dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu
dengan proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget membedakan 4 taraf perkembangan kognitif seseorang:
1) Taraf sensori-motor :
taraf ini, seorang anak belum berpikir dan mengembangkan suatu kejadian atau objek secara
konseptual meskipun perkembangan kognitif sudah mulai ada, yaitu dibentuknya skemata.
2) Praoperasional:
mulailah berkembang kemampuan berbahasa dan beberapa bentuk pengungkapan.
Penalaran pralogika juga mulai berkembang.
3) Taraf operasional konkret:
anak memperkembangkan kemampuan menggunakan pemikiran logis dalam berhadapan
dengan persoalanpersoalan yang konkret
4) Taraf operasional formal:
anak sudah memperkembangkan pemikiran abstrak dan penalaran logis untuk macam-
macam persoalan.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR PIAGET JEAN


Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berpikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temanya.
.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR AUSUBEL


Ausubel terkenal dengan teori belajar bermaknanya. Menurut Ausubel Hudoyo,
1998 bahan pelajaran yang dipelajari haruslah “bermakana” artinya bahan
pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan
struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa, sehingga konsep konsep baru
tersebut benar-benar terserap olehnya. Menurut David P. Ausubel, ada dua jenis
belajar :
1. Belajar Bermakna Meaningfull Learning, belajar dikatakan bermakna bila
informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat
mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
2. Belajar Menghafal Rote Learning, bila struktur kognitif yang cocok dengan
fenomena baru itu belum ada maka informasi baru tersebut harus dipelajari
secara menghafal.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR AUSUBEL


 Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi.
1. berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada peserta didik
melalui penerimaan atau penemuan.
2. menyangkut bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif
yang telah ada.
 Ausubel mengemukakan empat tipe belajar, yaitu:
1. Belajar dengan penemuan yang bermakna Informasi yang dipelajari, ditentukan secara
bebas oleh peserta didik.
2. Belajar dengan penemuan tidak bermakna Informasi yang dipelajari, ditentukan secara
bebas oleh peserta didik, kemudian ia menghafalnya.
3. Belajar menerima yang bermakna Informasi yang telah tersusun secara logis di sajikan
kepada peserta didik dalam bentuk final akhir, peserta didik kemudian menghubungkan
pengetahuan yang baru itu dengan struktur kognitif yang dimiliki.
4. Belajar menerima yang tidak bermakna Dari setiap tipe bahan yang disajikan kepada peserta
didik dalam bentuk final. Peserta didik tersebut kemudian menghafalkannya.
BACK NEXT

TEORI BELAJAR AUSUBEL


Ausubel mengungkapkan beberapa prinsip dalam teori belajarnya, diantaranya:
1. Advance Organizer ,mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari dan
mengingatkan siswa pada materi sebelumnya yang dapat digunakan dalam membantu
menanamkan pengetahuan baru.
2. Diferensiasi Progresif, Selama belajar bermakna berlangsung perlu terjadi pengembangan
konsep dari umum ke khusus. Dengan strategi ini guru mengajarkan konsep mulai dari
konsep yang paling inklusif, kemudian kurang inklusif dan selanjutnya hal-hal yang khusus
seperti contoh- contoh setiap konsep.
3. Belajar Superordinat ,dapat terjadi apabila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya
dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas.
4. Penyesuaian Integratif Rekonsiliasi, Integratif Menurut Ausubel, selain urutan menurut
diferensiasi progresif yang harus diperhatikan dalam mengajar, juga harus diperlihatkan
bagaimana konsep- konsep baru dihubungkan dengan konsep-konsep yang superordinat
Dahar, 1988. Guru harus memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru
dibandingkan dan dipertentangkan dengan arti sebelumnya yang lebih sempit dan
bagaimana konsep-konsep yang tingkatannya lebih tinggi mengambil arti baru.
BACK VIRTUAL REALITY WORKSHOP - VIRTUAL REALITY WORKSHOP- VIRTUAL REALITY WORKSHOP NEXT

BURUNG
IRIYAN,BURUNG
CENDRAWASI
SUKUP
SEKIAN,TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai