Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Pendidikan Aqidah Dr. Muhammad Noor Fuady, S.Ag., M.Ag.

MAKALAH
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH DAN RASUL-NYA

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Muhammad Riski Annur (210101010103)


Nur Khafizah Rizqi Aulia (210101010116)
Nur Rahmi Latifah (210101010118)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2021
BAB I
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT1

Iman adalah suatu kepercayaan atau keyakinan akan sesuatu yang letaknya
di dalam hati yang dapat mempengaruhi diri seseorang untuk bertindak dalam
segala hal dalam kehidupannya secara mantap sesuai dengan keyakinannya. Dalam
ajaran agama Islam, iman merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap umat
muslim, karena dengan adanya keimanan yang tertanam di dalam diri seseorang
muslim maka akan dapat mengarahkannya ke jalan yang baik atau juga yang buruk.
Oleh karena itu setiap muslim diwajibkan untuk mempelajari dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Secara etimologi (bahasa) pengertian iman adalah meyakini, percaya, dan


membenarkan. Sedangkan secara terminologi (istilah) iman adalah meyakini di
dalam hati, diucapkan dengan lisan yaitu dengan lafadz "Asyhadu An La Ilaha Illa
Allah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasullulah”, dan diamalkan dalam bentuk
perbuatan. Iman itu terletak di dalam hati seseorang. Implementasi keimanan yaitu
berupa ketakwaan yang dapat dilihat melalui perilaku. Untuk itu diperlukan adanya
keselarasan antara hati, lisan, dan perbuatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
iman adalah bentuk kepercayaan yang terletak di dalam hati seseorang yang akan
mempengaruhi tindakan dan perilaku.

Sedangkan pengertian kitab menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu
“kataba-yaktubu-kitabatan-kitaban"yang artinya tulisan. Adapun pengertian secara
terminologi adalah kumpulan dari suhuf atau lembaran yang tertulis dalam bentuk
buku yang diturunkan kepada para nabi.

Jadi, berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud dengan iman kepada kitab Allah SWT adalah meyakini atau

1
Afidiah Nur Ainun, dkk. 2018. Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami. (CV. IQRO : Lampung
2018). Hal. 41-43

1
mempercayai kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi yang
dijadikan sebagai pedoman bagi umat manusia. Iman kepada kitab Allah SWT
termasuk ke dalam rukun iman yang ke tiga. Sebagai umat muslim kita wajib untuk
mempercayai kitab-kitab yang di turunkan Allah SWT, terutama bagi umat muslim
meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab suci Al-Quran merupakan wahyu Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan
petunjuk dalam hidup umat manusia agar mendapatkan kebahagiaan baik didunia
maupun di akhirat.

B. DALIL-DALIL IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT

Dalil yang berkenaan dengan Iman kepada kitab Allah SWT, diantara
terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 4 dan Surah An-Nissa ayat 136.

1. Al-Baqarah ayat 4

ۗ‫اْل ِخَرةِ ُه ام يُ اوقِنُ او َن‬ ِ ِ ِ


َ ‫ك َوَماۗ اُنا ِزَل ِم ان قَ ابل‬
ٰ ‫ك ۗ َوبِ ا‬ َ ‫َوالَّذيا َن يُ اؤِمنُ او َن ِِبَاۗ اُنا ِزَل الَاي‬

artinya “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat”. (Al-Baqarah : 4)

2. An-Nissa ayat 136

ۗ‫ٰب الَّ ِذ اي نََّزَل َع ٰلى َر ُس اولِه‬ ِ ‫الل ِه ور ُس اولِهۗ والا ِكت‬


َ
ِٰ ِ ِ
َ َ ‫ٰيۗاَيُّ َها الَّذيا َن اٰ َمنُ اوۗا اٰمنُ اوا ب‬
‫الل ِه َوَم ٰلٰۤ ِٕى َكتِهۗ َوُكتُبِهۗ َوُر ُسلِهۗ َوالايَ اوِم‬
ٰ ِ‫ٰب الَّ ِذيْۗ اَنازَل ِمن قَبل ۗومن يَّ اك ُفر ب‬
‫ا َ ا ا ُ ََ ا ا‬ ِ ‫والا ِكت‬
َ
‫ض ٰل ًًل ۗ بَعِاي ًدا‬ ِٰ‫ا‬
َ ‫اْلخ ِر فَ َق اد‬
َ ‫ض َّل‬
artinya “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah SWT
dan rasulnya dan kepada kitab yang Allah SWT turunkan kepada rasulnya serta
kitab yang Allah SWT turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah
SWT, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya". (QS. An-Nissa : 136)

2
C. PENGERTIAN IMAN KEPADA RASUL 2

Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang ke 4 yang wajib kita
percayai dan yakini, dan seperti yang kita ketahui bahwa umat manusia sangat
sering melakukan perbuatan dosa sejak ribuan tahun lalu. Rasul diutus oleh Allah
untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, sehingga bisa selamat dunia dan
akhirat. Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya
sendiri dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diberi Allah
untuk umatnya.

Menurut bahasa iman berasal dari bahasa Arab aminayu'minu-imanan yang


berarti yang berarti percaya. Terkait dengan aqidah, iman mengandung makna Al-
Tashdiq yakni pembenaran terhadap suatu hal, yang tidak dapat dipaksakan oleh
siapa pun karena iman terletak dalam hati yang hanya dapat dikenali secara pribadi.
Menurut syara', iman diartikan sebagai pembenaran terhadap ajaran Nabi
Muhammad Saw, yakni beriman kepada Allah SWT, para malaikat, para nabi dan
rasul, hari kiamat, qadha' dan qadar. Sebagaimana hadits Rasul Saw. yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairih r.a mengenai pertanyaan Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad tentang Iman : Artinya:

"Beritahukan aku tentang Iman". Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman


kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“.

Dengan demikian iman menurut istilah berarti keyakinan yang tertanam


dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Dalam
hal ini iman merupakan kesatuan dan keselarasan antara hati, lisan atau ucapan dan
tingkah laku atau perbuatan terhadap segala hal yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
baik itu yang terkandung dalam rukun iman ataupun yang lebih luas dari itu,
misalnya mengimani akan kewajiban Shalat, halal dan haram dan sebagainya.

2
Afidiah Nur Ainun, dkk. 2018. Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami. (Lampung : CV. IQRO
2018). Hal. 50-51.

3
Beriman kepada rasul-rasul-Nya adalah rukun iman yang keempat, yaitu
memercayai bahwa Allah swt., telah mengutus para rasul-Nya untuk membawa
syi’ar agama atau membimbing umat manusia kepada jalan yang benar dan diridai
Allah. Jumlah rasul tidak diketahui secara pasti, namun ada ulama yang mengatakan
bahwa Allah swt., telah menurunkan nabi sebanyak 124.000 orang dan rasul
sebanyak 313 orang, dan jumlah ini pun belum dipastikan dan kemungkinan besar
jumlahnya lebih banyak lagi. Hanya Allah yang mengetahui.3

Dari sekian banyak jumlah rasul dan nabi tersebut, hanya 25 orang yang
disebutkan dalam Al-Qur’an, sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui
hanya 25 orang. Para nabi dan rasul tersebut adalah:

1. Nabi Adam a.s.


2. Nabi Idris a.s.
3. Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Soleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s.
7. Nabi Luth a.s.
8. Nabi Ismail a.s.
9. Nabi Ishak a.s.
10. Nabi Yaqub a.s.
11. Nabi Yusuf a.s.
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Suaeb a.s.
14. Nabi Musa a.s.
15. Nabi Harun a.s.
16. Nabi Zulkifli a.s.
17. Nabi Daud a.s.
18. Nabi Sulaiman a.s.
19. Nabi Ilyas a.s.

3
Muhammad Amri. 2016. Aqidah Akhlak.(Makasar : Semesta Aksara). Hal 59-61

4
20. Nabi Ilyasa a.s.
21. Nabi Yunus a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s.
24. Nabi Isa a.s.
25. Nabi Muhammad saw.

Di antara kedua puluh lima rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang
artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati yang tak pernah goyah dan
mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tak ada batasnya. Nabi yang
mendapatkan julukan Ulul Azmi adalah:

1. Nabi Nuh a.s.


2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Musa a.s.
4. Nabi Isa a.s.
5. Nabi Muhammad saw.

D. DALIL TENTANG IMAN KEPADA RASUL

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al - Hadid: 25

ۗ‫َّاس بِالا ِق اس ِط‬ ِ ِ


ُ ‫ٰب َوالاماي َزا َن ليَ ُق اوَم الن‬
ِ ِ ِ
َ ‫لََق اد اَار َس النَا ُر ُسلَنَا بالابَ يِّ نٰت َواَنا َزلانَا َم َع ُه ُم الاكت‬
ۗ‫ص ُرهۗ َوُر ُسلَه‬ ٰ ِ ِ ‫اْل ِديد فِي ِه بأاس ش ِدي ٌد َّومنافِع لِلن‬
ُ ‫َّاس َوليَ اعلَ َم اللهُ َم ان يَّان‬ ُ َ َ ‫َواَنا َزلانَا اَ ا َ ا َ ٌ َ ا‬
ٌّ ‫بۗ اِ َّن ٰاللهَ قَ ِو‬
‫ي َع ِزياٌز‬ ِ ‫بِالاغَاي‬
terjemahnya: "Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul - rasul Kami dengan
membawa bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al - Kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah

5
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul - rasul Nya Padahal Allah
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”

E. KITAB-KITAB ALLAH

Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasulnya brjumlah 4 buah, yaitu


Zabur (Nabi Daud AS), Taurat (Nabi Musa AS), Injil (Nabi Isa AS), dan Al-Quran
(Nabi Muhammad SAW). Adanya 4 kitab suci tersebut perlu untuk diyakini karena
merupakan petunjuk langsung dari Allah SWT. Meyakini adanya kitab-kitab Allah
termasuk salah satu rukun iman. Berbicara mengenai kitab-kitab yang disebutkan
diatas tersebut, dalam al-Quran surah Al-Baqarah ayat 285 Allah SWT berfirman:

‫ول ِِبَا أُنا ِزَل إِلَاي ِه ِم ان َربِِّه َوالا ُم اؤِمنُو َن ۗ ُكلٌّ َآم َن بِاللَّ ِه َوَم ًَلئِ َكتِ ِه َوُكتُبِ ِه َوُر ُسلِ ِه َْل‬
ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َم َن‬
ِ َ ‫ك ربَّنَا وإِلَي‬ ِ ِ ِ ِ ‫نُ َفِّر ُق ب ي أ‬
ُ‫ك الا َمصي‬ ‫َحد م ان ُر ُسله ۗ َوقَالُوا ََس اعنَا أَطَ اعنَا ۗ غُ افَرانَ َ َ َ ا‬
َ َ ‫َا‬

Artinya:

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat".
(Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali" (QS. Al-Baqarah: 285)

6
F. -KITAB ALLAH & RASUL PENERIMANYA
1. Zabur

Kitab zabur diwahyukan kepada Nabi Daud AS untuk para umatnya, yaitu
bangsa Bani Israil. Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang
diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada
2014, zabur diturunkan pada abad 10 SM (sebelum Masehi) di Yerusalem. Isinya
menggunakan bahasa Qibti. Di dalam kitab zabur terdapat doa, zikir, nasehat, dan
hikmah. Namun, tidak ada ajaran hukum syariat lantaran umat tersebut masih
mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh Nabi Musa. Mengenai adanya kitab
Zabur, kita dapat mengetahuinya melalui Al-Quran surah An-Nisa ayat 163 yang
berbunyi:

‫ود َزبُ ًورا‬


َ ‫آتَ اي نَا َد ُاو‬

Artinya:

Dan kami berikan Zabur kepada Daud (QS.An-Nisa: 163)

2. Taurat

Kitab Taurat diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS sekitar abad 12
SM. Kala itu, Nabi Musa menyampaikan ajaran yang terkandung di dalam kitab
Taurat kepada bangsa Bani Israil. Isi kitab tersebut menggunakan bahasa Ibrani. Di
dalamnya terdapat beberapa hukum-hukum syariat dan sistem kepercayaan yang
dapat dibenarkan. Al-Quran surah Ali 'Imran ayat 3 menjelaskan tentang firman
Allah yang menyatakan adanya Taurat. Yaitu dengan bunyi:

ۗ‫اْل اِْناي َل‬


ِ‫اْل ِّق مص ِّدقًا لِّما ب اي ي َدي ِه واَنازَل التَّوٰرىةَ و ا‬
َ ‫ٰب ب اَ ُ َ َ َ َ َ ا َ َ ا‬
ِ ‫ك الا ِكت‬
َ َ ‫نََّزَل َعلَاي‬

Artinya:

Dia menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung


kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan
Injil, (QS.Ali Imran: 3)

7
3. Injil

Kitab Injil diwahyukan Allah SWT untuk Nabi Isa AS pada awal abad 1 M.
Injil diturunkan di Yerusalem dan ditulis melalui bahasa Suryani. Kitab ketiga ini
menjadi pegangan bagi kaum Nasrani. Kandungan adalah mengenai perintah untuk
percaya kepada Allah SWT serta menghapus beberapa hukum yang ada di kitab
Taurat karena tidak sesuai dengan zaman ketika itu. Di dalam Al-Quran surah
Maryam ayat 30, Allah SWT berfirman:

ِ ِ
َ َ‫قَ َال إِ ِّّن َعاب ُد اللَّه آتَ ِاّنَ الاكت‬
‫اب َو َج َعلَِن نَبِيًّا‬

Artinya:

"Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab
(Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi" (QS.Maryam: 30)

4. Al-Quran

Dan yang terakhir dari daftar kitab Allah SWT adalah Al-Quran. Kitab
tersebut diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 M atau tahun
611-632 M. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir.
Maka, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya sekaligus tidak ada lagi kitab Allah
berikutnya. Di dalam Al-Quran, terdapat isi yang menghapuskan beberapa ajaran
kitab Taurat, Zabur, dan Injil lantaran tidak sesuai dengan zaman. Dengan kata lain,
Al-Quran juga bisa disebut sebagai penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab
Allah yang sudah ada sebelumnya. Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT
berfirman:

ِ َ‫َّاس وب يِّنَات ِمن ا اْل َد ٰى والا ُفرق‬ ِ ِِ ِ


‫ان‬ ‫َ ُ َ ا‬ َ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُنا ِزَل فيه الا ُق ارآ ُن ُه ًدى للن‬
َ ‫َش اه ُر َرَم‬

Artinya:

Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai


petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil).....". (QS.Al-Baqarah: 185)

8
G. SIFAT-SIFAT RASUL

Sifat-sifat Rasul dibagi menjadi 3 macam, yaitu sifat wajib bagi Rasul, sifat
mustahil bagi Rasul dan sifat jaiz bagi Rasul.

1. Sifat Wajib Bagi Rasul

Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada Rasul. Tidak bisa disebut
sebagai seorang Rasul apabila tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib bagi Rasul
ada 4, yaitu sebagai berikut:

a. Ash-Shiddiq

Ash-Shiddiq, yaitu Rasul selalu benar. Ada juga yang mengartikan bahwa,
Shiddiq adalah hadirnya suatu kekuatan yang dapat melepaskan diri dari sikap dusta
atau tidak jujur terhadap tuhannya, dirinya sendiri, maupun orang lain.

Setiap rasul pasti jujur setiap dalam ucapan dan perbuatannya. Apa-apa
yang telah disampaikan kepada manusia, baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai
dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan.
Dalam artian bahwa apa yang di sampaikan kepada manusia pasti benar adanya.
Sebagaimana firman Allah:

َ‫ول فَ ُخ ُذوهُ َوَما نَ َها ُك ام َعانهُ فَاناتَ ُهوا ۗ َواتَّ ُقوا اللَّه‬
ُ ‫الر ُس‬
َّ ‫َوَما آتَا ُك ُم‬
ُ ‫إِ َّن اللَّهَ َش ِد‬
ِ ‫يد الاعِ َق‬
‫اب‬
Artinya:

"Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah" (QS. Al-Hasyar: 7)

b. Al-Amanah

Amanah berarti bisa dipercaya baik lahir atau bathin. Sedangkan yang
dimaksud amanah disini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap
ucapan dan perbuatannya. Masalah amanah ini tercantum dalam Al-Quran pada
surah Asy-syuara' ayat 143:

9
‫ي‬ ِ
ٌ‫ّن لَ ُك ام َر ُس اوٌل اَم ا‬
‫ا ِّا‬
Artinya:

Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang lurus) kepadamu (QS.
Asy-Syuara: 143)

c. At-Tablig

Dalam makna Bahasa, tabligh berarti menyampaikan. Sedangkan dalam


makna istilah tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran islam yang diterima dari
Allah SWT kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksankan agar
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. sudah menjadi kewajiban para rasul
untuk menyampaikan kepada manusia atas apa yang diterima dari Allah yang
berupa wahyu yang menyangkut masalah hukum-hukum agama. Sebagaimana
firman Allah:

ٰ ِ ِ
ُ‫ت ِر ٰسلَتَهۗ ۗ َوالله‬
َ ‫ك ۗ َوا ان َّّلا تَ اف َع ال فَ َما بَلَّ اغ‬ َ ِّ‫ك ِم ان َّرب‬
َ ‫الر ُس او ُل بَلِّ اغ َماۗ اُنا ِزَل الَاي‬
َّ ‫اَيُّ َها‬
‫َّاسۗ اِ َّن ٰاللهَ َْل يَ اه ِدى الا َق اوَم الا ٰك ِف ِريا َن‬
ِ ‫ك ِم َن الن‬ َ ‫ص ُم‬ِ ‫يع‬
‫َا‬
Artinya:

Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika


tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (QS.
Al-Maidah: 67

d. Al-Fathanah

Al-Fathanah, yaitu Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Dalam


menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi dan strategi
khusus agar supaya wahyu yang tersimpan di dalamnya hukum Allah dan risalah
yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Sebagaimana firman
Allah:

10
‫ع َٰلى قَوْ مه‬ ‫ك ُح َّجتُنَاۗ اٰتَ اي ن َٰهاۗ اِبا ٰرِهاي َم‬
َ ‫َوتِال‬

Artinya:

Dan itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. (QS.Al-An’an: 83)

2. Sifat-Sifat Mustahil Bagi Rasul

Sifat mustahil bagi Rasul adalah sifat yang tidak mungkin ada pada diri
seorang Rasul atau sifat yang berlawanan dengan sifat yang wajib bagi Rasul.
Adapun sifat mustahil bagi Rasul tersebut ada 4:

a. Al-Kizzib

Al-Kizzib, yaitu mustahil Rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan
perbuatan Rasul tidak pernah bohong atau dusta. Sebagaimana firman Allah:

Yang artinya:

kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru(2). Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya(3). Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)(4). (QS.An-Najm: 2-4)

b. Al-Khianah

Al-Khianah, yaitu mustahil bagi Rasul itu Khianat. Semua yang


diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan. Sebagaimana firman Allah:

Yang artinya:

Ikutilah apa yang telah diwahyukan tuhanmu kepadamu (Muhammad), tidak ada
tuhan selain dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. (QS.Al-An’am: 106)

c. Al-Kitman

11
Al-Kitman, yaitu mustahil Rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap
firman yang ia terima dari Allah SWT, pasti ia sampaikan kepada ummatnya.
Sebagaimana firman Allah:

Yang artinya:

“Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa


perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku
tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa
yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan
orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”

d. Al-Baladah

Al-Baladah, yaitu mustahil Rasul itu bodoh. Meskipun Rasul itu tidak bisa
membaca dan menulis (ummi) tetapi beliau pandai. Firman Allah:

Yang artinya:

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah
pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS.Al-A’raf: 199)

3. Sifat-Sifat Jaiz Bagi Rasul

Sifat jaiz ini menjelaskan bahwa seorang Rasul merupakan manusia biasa
yang juga sering melakukan hal-hal manusiawi layaknya manusia pada umumnya.
Meski memiliki sifat jaiz atau sifat yang sama dengan manusia lainnya, namun hal
ini tidak mengurangi derajat Rasul di mata Allah SWT. Sifat jaiz ini dijelaskan di
dalam ayat Al-Quran:

‫اه َذاإَِّْلبَ َشٌرِمثا لُ ُك اميَأا ُكلُ ِم َّماتَأا ُكلُوََنِان ُه َويَ اشَرُِبِ َّماتَ اشَربُو َن‬
َٰ ‫َم‬

Artinya:

12
“…(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa
yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (QS. al-
Mu’minun: 33)

Rasulullah hanya memiliki satu sifat jaiz, yakni a’radhul basyariyah yang
mempunyai arti bahwa Rasul memiliki sifat yang sama sebagaimana manusia
lainnya. Misalnya, makan, minum, buang air, dan memiliki istri.

Bukan hanya menjelaskan bahwa Rasul memiliki kebiasaan manusiawi


seperti manusia pada umumnya, namun juga mempertegas kedudukan Rasul di
mata Allah SWT. Dengan adanya sifat jaiz ini, Rasul dianggap tidak sama
kedudukannya dengan Allah SWT namun Rasul adalah manusia yang diangkat
derajatnya oleh Allah SWT.

Selain yang disebutkan diatas, Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak
terdapat pada selain Rasul, yaitu sebagai berikut:

1. Ishmaturrasul, adalah Rasul orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan
salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan
wahyu Allah SWT. Sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan
tugas apapun.
2. Iltizamurrasul, adalah Rasul orang-orang yang selalu komitmen dengan
apapun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah dengan arahan
dan perintah Allah SWT. Meskipun dalam menjalankan perintah Allah
SWT itu harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat, baik
dari dalam pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah
sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah SWT.

H. HIKMAH BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH DAN


RASUL NYA

a. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

13
a) Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT yang telah mengutus para
rasul kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran melalui kitab
kitabnya. Kitab suci yang diturunkan itu menjadi pedoman dan tuntunan
dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat. Tanpa kitab itu, manusia
akan menjalani hidup tanpa tujuan yang pasti.
b) Mencegah perselisihan di antara sesama manusia. karena keterbatasan
manusia sering kali masalah itu tidak terselesaikan, kitab suci hadir untuk
memberi kepastian penyelesaian. Sebagaimana dalam QS. Yunus ayat 19.
c) Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah karena perhatian-Nya
kepada manusia yang telah memberi kitab kitab sebagai panduan hidup
untuk memahami hakikat dan tujuan hidup, walaupun manusia tidak
memintanya, Allah SWT telah memberi panduan itu. Allah memberikan apa
yang dibutuhkan oleh manusia, tapi sering Kali manusia tidak
menyadarinya. Hanya orang yang memahamilah yang mensyukuri hadirnya
kitab kitab itu.
d) Beriman kepada Kitab-kitab Allah menuntun seseorang untuk hidup dengan
teratur dan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan seluruh perintah
Allah dan meninggalkan larangan-Nya sebagaimana yang tercantum dalam
kitab kitab.4

Di antara hikmah-hikmah yang dapat diperoleh dari iman kepada kitab-kirab Allah,
khususnya al-Quran, adalah sebagai berikut:

1. Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang Muslim berarti memiliki suatu
kitab yang berisi wahyu atau firman Allah Swt. yang memiliki kebenaran yang
mutlak. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang memiliki kebenaran yang
hakiki (mutlak) selain dari kitab Allah. Karena Kitab Allah berisi kumpulan
wahyu yang berasal dari Allah Swt. Yang Maha Benar.
2. Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang Muslim dapat menjadikannya
sebagai pedoman dalam hidupnya. Dengan begitu maka seorang Muslim harus

4
Bunyamin dkk, "Aqidah Untuk Perguruan Tinggi" (Jakarta: UHAMKA PRESS, 2011). Hlm.
173-174

14
mengamalkan isinya dalam kehidupannya di dunia sekarang ini agar
memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
3. Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang Muslim juga dapat meyakini
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Kitab suci merupakan
kumpulan dari wahyu Allah yang diturunkan kepada manusia. Kitab suci ini
berisi berbagai informasi yang terkait dengan semua permasalahan yang ada di
alam semesta ini maupun yang di luar alam semesta. Karena itu, seorang
Muslim yang beriman kepada kitab suci ini berarti ia telah meyakini bahwa l
Allah Swt. benar-benar Maha Kuasa. Allah Swt. menjelaskan sebagian dari
kekuasaannya melalui kitab suci tersebut.
4. Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang Muslim dapat mengenal Allah
Swt. dengan benar. Sebab Allah Swt. sudah menjelaskan tentang diri-Nya
dalam kitab-kitab-Nya. Di samping itu, dengan imannya, ia dapat melakukan
apa yang seharusnya dilakukan untuk mengabdi dan menyembah kepada Allah
Swt.
5. Kitab Allah berisi semua permasalahan yang dibutuhkan oleh manusia, mulai
dari informasi tentang hal-hal yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang, dan mulai dari hal yang sangat sederhana (yang dapat
dilihat dan dilakukan manusia dalam kesehariannya) sampai pada hal yang
sangat rumit (seperti masalah-masalah ghaib). Dengan beriman kepada kitab
Allah, seorang Muslim akan mendapatkan informasi yang lengkap tentang
berbagai hal yang terkait dengan kehidupannya dan informasi-informasi lain
yang dibutuhkannya.
6. Bagi seorang Muslim, meyakini keberadaan al-Quran sebagai kitab Allah akan
menjadi motivasi untuk membacanya, memahami maknanya, dan
mengamalkan isinya dalam kehidupan nyata. Dengan ini maka ia akan
mendapatkan berbagai ilmu yang bermanfaat baginya, karena al-Quran
merupakan sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan.5

5
Marzuki, "Pendidikan Agama Islam" (Yogyakarta: Mediatama, 2006) hlm. 28-29

15
b. Hikmah beriman kepada Rasul Nya

a) Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Allah SWT telah lama


mengutus para rasul kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran,
tanpa nabi dan rasul, umat manusia akan berjalan tanpa arah.
b) Kehadiran nabi dan rasul membantu manusia dalam menjelaskan berbagai
persoalan yang tidak dapat dicapai oleh nalar.
c) Mencegah perselisihan diantara sesama manusia. Berbagai masalah sering
kali dihadapi oleh manusia, namun karena keterbatasan manusia sering kali
masalah itu tidak terselesaikan. Jadi di nabi dengan kitab-kitab suci itu hadir
untuk memberi kepastian penyelesaian.
d) Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah karena perhatian Nya
kepada manusia yang telah memberi suri teladan melalui para nabi dan
rasul.6

I. PERILAKU ORANG YANG BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB


ALLAH SWT DAN RASUL NYA

a. Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

a) Meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab- kitab Allah SWT merupakan
wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada para nabi dan rasul sebagai
pedoman hidup umat muslim.
b) Tidak membeda-bedakan antara kitab suci satu dengan kitab suci lainnya.
c) Menaati isi kitab suci Al-Qur‘an dalam kehidupan sehari-hari.
d) Menjadikan motivasi dalam beribadah dan menjalankan kewajiban-
kewajiban agama.
e) Senantiasa menghindari larangan-larangan Allah SWT.
f) Mempunyai sikap optimis untuk meraih kesuksesan didunia maupun di
akhirat.7

6
Bunyamin dkk, Op Cit, Hlm. 187-188
7
Afidiah Nur Ainun, "Mengenal Aqidah Dan Akhlak Islami" (Lampung: CV IQRO)hlm. 44-45

16
b. Perilaku orang yang beriman kepada Rasul-Nya

a) Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt. yang disampaikan rasul-Nya).


Allah Swt. berfirman:

‫ول َولِ ِذى ٱلْ ُق ْرَ َٰب‬


ِ ‫َّمآ أَفَآء ٱللَّه َعلَ ٰى رسولِِهۦ ِمن أ َْه ِل ٱلْ ُقر ٰى فَلِلَّ ِه ولِ َّلرس‬
ُ َ َ ْ َُ ُ َ
‫ني ْٱْلَ ْغنِيَآ ِء‬
َ ْ َ‫ٱلسبِ ِيل َك ْى ََل يَ ُكو َن ُدولَةٓ ب‬ َّ ‫ني َوٱبْ ِن‬ ِ ‫وٱلْيَٰتَم ٰى وٱلْم ٰس ِك‬
ََ َ َ َ
ٓ ٓ‫ول فَ ُخ ُذوهُ َوَما نَ َه ٰى ُك ْم َعْنهُ فَٱنتَ ُهوا‬ َّ ‫ِمن ُك ْم ٓ َوَمآ ءَاتَٰى ُك ُم‬
ُ ‫ٱلر ُس‬
‫اب‬ ُ ‫َوٱتَّ ُقوآ ٱللَّهَ ٓ إِ َّن ٱللَّهَ َش ِد‬
ِ ‫يد ٱلْعِ َق‬
Artinya: “...Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada
Allah Swt.. Sesungguhnya Allah Swt. amat keras hukuman-Nya.” (Q.S. al-
Hasyr/59: 7)
b) Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah Swt. Firman
Allah Swt.:

‫َو ْاعبُ ُدوا ٰاللهَ َوََل تُ ْش ِرُك ْوا بِهٓ َشْي ا َّوبِالْ َوالِ َديْ ِن اِ ْح َسانا َّوبِ ِذى الْ ُق ْرَٰب َوالْيَت ٰٰمى‬
ٓ‫السبِْي ِل‬
َّ ‫ب َوابْ ِن‬ ِ ٓ‫اْلن‬ ِ ِ ‫اح‬
ْ َْ ‫ب ب‬
ِ ‫الص‬
َّ ‫ب َو‬ ِ ُ‫اْلُن‬
ْ ‫اْلَا ِر‬ ْ ‫اْلَا ِر ِذى الْ ُق ْرَٰب َو‬
ْ ‫ني َو‬ِ ْ ‫والْم ٰس ِك‬
َ َ
ٓ‫ب َم ْن َكا َن ُمُْتَاَل فَ ُخ ْورا‬ ُّ ‫ت اَْْيَانُ ُك ْم ٓ اِ َّن ٰاللهَ ََل ُُِي‬ ْ ‫َوَما َملَ َك‬
Artinya: “Sembahlah Allah Swt. dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatupun...” (Q.S. an-Nisa/4: 36)
c) Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya.
Orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang
yang malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga
hidupnya menjadi beban orang lain. Mereka menyadari bahwa memenuhi
kebutuhan diri sendiri jauh lebih terhormat daripada karena belas kasihan
dan pertolongan orang lain.
d) Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw.

17
e) Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang
lebih tinggi. Usaha-usaha itu, misalnya seperti berikut :
a. Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
c. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu
pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi,
kedokteran, perdagangan, industri, transportasi, dan ekonomi. Ilmu-
ilmu pengetahuan tersebut hendaknya digunakan sebagai bekal dalam
beribadah dan usaha menyejahterakan umat manusia. Allah Swt.
berfirman:

‫س‬ ِ ِ‫ٰيٰۤاَيُّ َها الَّ ِذيٓ َن اٰ َمنُوٓ ٰۤۤا اِ َذا قِيٓ َل لَ ُكمٓ تَ َف َّس ُحوٓا ِِف الٓ ََمٰل‬
‫فَافٓ َس ُحوٓا يَفٓ َس ِح ٰاللهُ لَ ُكمٓ ٓ َواِذَا قِيٓ َل انْ ُش ُزوٓا فَانْ ُش ُزوٓا‬
‫يَرٓفَ ِع ٰاللهُ الَّ ِذيٓ َن اٰ َمنُوٓا ِمنٓ ُكمٓ ٓ َوالَّ ِذيٓ َن اُوٓتُوا الٓ ِعلٓ َم‬
‫ت ٓ َو ٰاللهُ ِِبَا تَعٓ َملُوٓ َن َخِبٓر‬ ٍ ‫در ٰج‬
ََ
Artinya: “...niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al-
Mujadilah/58: 11)
d. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna.8

8
Mustahdi, "Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti" (Jakarta: Buku sekolah elektronik,
2017)hlm. 115

18
BAB II

KESIMPULAN

Iman adalah bentuk kepercayaan yang terletak di dalam hati seseorang yang
akan mempengaruhi tindakan dan perilaku. iman kepada kitab Allah SWT adalah
meyakini atau mempercayai kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
nabi yang dijadikan sebagai pedoman bagi umat manusia. Dalil yang berkenaan
dengan Iman kepada kitab Allah SWT, diantara terdapat dalam Surah Al-Baqarah
ayat 4 dan Surah An-Nissa ayat 136.

Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang ke 4 yang wajib kita
percayai dan yakini, dan seperti yang kita ketahui bahwa umat manusia sangat
sering melakukan perbuatan dosa sejak ribuan tahun lalu. Rasul diutus oleh Allah
untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, sehingga bisa selamat dunia dan
akhirat. Dalil yang berkenaan dengan Iman kepada Rasul, yaitu yang terdapat lada
surah Al – Hadid ayat 25

Kitab-kitab Allah yang di turunkan kepada Rasulnya berjumlah 4 buah


yaitu: Zabur (Nabi Daud AS), Taurat (Nabi Musa AS), Injil (Nabi Isa AS), Al-
Quran (Nabi Muhammad SAW)

Sifat-sifat Rasul terbagi menjadi 3 macam:

Sifat Wajib bagi Rasul ; Shiddiq, yaitu Rasul itu jujur atau selalu benar,
amanah, yaitu Rasul itu dapat dipercaya baik lahir atau bathin, tablig, yaitu
menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada umat
manusia, fathanah, yaitu Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi.

Sifat Mustahil bagi Rasul ; Kizzib, yaitu mustahil Rasul itu bohong atau
dusta, khianah, yaitu mustahil Rasul itu berkhianat, kitman, yaitu mustahil Rasul
itu menyembunyikan kebenaran, baladah, yaitu mustahil Rasul itu bodoh.

Sifat jaiz bagi Rasul hanya memiliki satu sifat jaiz, yaitu a'radhul
Basyariyah yang mempunyai arti bahwa Rasul memiliki sifat yang sama

19
sebagaimana manusia lainnya. Seperti: makan, minum, buang air, dan memiliki
istri.

Hikmah beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT Dan Rasul-Nya yaitu ;


Menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat.
Mencegah perselisihan di antara sesama manusia, menjadi lebih bersyukur kepada
Allah menuntun seseorang untuk hidup. Sedangkan hikmah beriman kepada Rasul-
Nya yaitu; meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, kehadiran nabi dan rasul
membantu manusia dalam menjelaskan berbagai persoalan yang tidak dapat dicapai
oleh nalar, dan mencegah perselisihan diantara sesama manusia.

Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT dan Rasul-
Nya yaitu : Meyakini dengan sepenuh hati bahwa kitab- kitab Allah SWT
merupakan wahyu Allah SWT sebagai pedoman hidup, mentaati isi kitab suci Al-
Qur‘an dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan motivasi dalam beribadah dan
menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Senantiasa menghindari larangan-
larangan Allah SWT, menjunjung tinggi risalah, melaksanakan seruannya untuk
beribadah hanya kepada Allah Swt, selalu mengingat, memahami, dan berperilaku
sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, dan Terus berdakwah agar ajaran yang
dibawa rasul tidak sirna.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hayyie al-Kattani dkk, 2002, Bagaimana mencintai Rasulullah Saw, Jakarta:
GEMA INSANI PRESS.
Amri, Muhammad. 2016. Aqidah Akhlak. (Makasar : Semesta Aksara).
Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, 2006, Visualisasi Kepribadian Nabi Muhammad
Saw, Bandung: Irsyad Baitus Salam
Marzuki. (2006). Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Mediatama.
Mustahdi. (2017). Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti. Jakarta: Buku
sekolah elektronik
Nur Ainun, Afidiah, dkk. 2018. Mengenal Aqidah Dan Akhlak Islami. Lampung:
CV IQRO.
Rachmat Ramadhana al-Banjari, 2008, Prophetic Lidership, Jogjakarta: DIVA
Press
Ramadan, Hilal. (2011). Aqidah Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA
PRESS

21

Anda mungkin juga menyukai