Anda di halaman 1dari 24

DASAR-DASAR

PERPAJAKAN
Oleh : Alva Yenica Nandavita, M.E.Sy
Definisi Pajak

• Definisi Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16


Tahun 2009
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi, atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi Pajak

• Definisi Pajak Menurut KBBI


Pajak adalah pungutan wajib, biasanya berupa uang
yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah
sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga
beli barang, dan sebagainya.
Unsur Pajak

• Iuran dari rakyat kepada negara


• Berdasarkan undang-undang
• Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara
yang secara langsung dapat ditunjuk.
• Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,
yaitu pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi
masyarakat luas
Dasar Hukum
• Dasar Hukum Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan adalah Undang-Undang
No. 06 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terkahir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009
Fungsi Pajak
• Fungsi Anggaran (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai satu sumber dana
bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya
• Fungsi Mengatur (Reguerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
Syarat Pemungutan Pajak
• Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat
Keadilan)
• Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan
Undang-Undang (Syarat Yuridis)
• Tidak Menganggu Perekonomian (Syarat
Ekonomis)
• Pemungutan Pajak Harus Efisien (Syarat
Finansial)
• Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana
Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
• Teori Asuransi
Sebaimana pada perjanjian asuransi atau pertanggungan
maka untuk perlindungan tersebut diperlukan pembayaran
premi, dan dalam hal ini, pembayaran pajak dianggap atau
disamakan dengan pembayaran premi tersebut
• Teori Kepentingan
Teori ini menekankan bahwa pembagian beban pajak pada
penduduk seluruhnya harus didasarkan atas kepentingan
orang masing-masing dalam tugas negara, termasuk juga
perlindungan atas jiwa orang-orang itu serta harta bendanya.
Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

• Teori Daya Pikul


Yang menjadi pokok pangkal teori ini adalah tekanan pajak itu
haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus
dibayar sesuai dengan daya pikul seseorang
a. Unsur Objektif (penghasilan, kekayaan dan besarnya
pengeluaran seseorang )
b. Unsur Subjektif (segala kebutuhan terutama materiil
dengan memperhatikan besar kecilnya jumlah
tanggungan keluarga )
Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak

• Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan antara
rakyat dengan negaranya, sebagai warga negara berbakti, rakyat
harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai
suatu kewajiban
• Teori Asas Daya Beli
Menurut teori ini fungsi pemungutan pajak dapat disamakan
dengan pompa, yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga negara, kemudian menyalurkan
kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara
kehidupan masyarakat dan untuk membawa ke arah tertentu yaitu
kesejahteraan.
Kedudukan Hukum Pajak
• Hukum Perdata
Mengatur hubungan antara satu individu dengan individu
lainnya
• Hukum Publik
Mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Tata Usaha
c. Hukum Pajak
d. Hukum Pidana
HUKUM PAJAK MATERIIL DAN HUKUM PAJAK
FORMIL
• Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah selaku
pemungut apajak dengan rakyat sebagai wajib pajak.
1. Hukum Pajak Materiil
memuat norma-norma yang menerangkan antara lain :
Keadaan, Perbuatan, Peritiwa hukum yang dikenai pajak
(Objek pajak), Siapa yang dikenakan pajak (Subjek pajak),
Berapa besar pajak yang dikenakan (Tarif), Segala sesuatu
yang timbul dan hapusnya utang pajak, hubungan hukum
antara pemerintah dan wajib pajak
Contoh : Undang- undang pajak penghasilan
HUKUM PAJAK MATERIIL DAN HUKUM PAJAK
FORMIL
2. Hukum Pajak Formil
memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi
kenyataan ( cara melaksanakan hukum pajak materiil) Hukum ini memuat
antara lain;
• Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan utang pajak.
• Hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak
meganai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang
pajak.
• Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan
pencatatan, dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan keberatan dan
banding.
Contoh : Ketentuan umum dan tata cara perpajakan
Pengelompokan Pajak
• Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung
Yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain
Contoh : Pajak Penghasilan

b. Pajak Tidak Langsung


Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
Pengelompokan Pajak
• Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh : Pajak Barang mewah
Pengelompokan Pajak
• Menurut Lembaganya
a. Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara
Contoh : pajak penghasilan, Bea Materai, Cukai

b. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah (Provinsi dan Kabupaten Kota)
Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran
DEFINISI PAJAK SYARIAH

• Dalam istilah bahasa Arab, pajak dikenal dengan


nama Adh-Dharibah, yang artinya adalah beban. Ia
disebut beban karena merupakan kewajiban
tambahan atas harta setelah zakat, sehingga dalam
pelaksanaannya akan dirasakan sebagaisebuah
beban.
• Adapun pengertian pajak menurut Yusuf Qaradhawi adalah
kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus
disetorkan kepada Negara sesuai dengan ketentuan, tanpa
mendapat prestasi kembali dari Negara, dan hasilnya
untuk membiayai pengeluran-
pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisasi
sebagian tujuan ekonomi, social, politik dan tujuan-tujuan lain
yangingin dicapai oleh Negara.
CIRI-CIRI PAJAK SYARIAH
a. Pajak (dharibah) bersifat temporer, tidak bersifat kontinyu, hanya boleh
dipungut ketika di baitul mal tidak ada harta atau kurang.
b. Pajak (dharibah) hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang
merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang
diperlukan untuk pembiayaan wajib tersebut, tidak boleh lebih.
c. Pajak (dharibah) hanya diambil dari kaum muslim, tidak kaum non-
muslim.
d. Pajak (dharibah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya,
tidak dipungut dari selainnya.
e. Pajak (dharibah) hanya dipungut sesuai dengan jumlahpembiayaan yang
diperlukan, tidak boleh lebih.
f. Pajak (dharibah ) dapat dihapus bila sudah tidak diperlukan.
Dasar Hukum Pemungutan Pajak Syariah
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.03/2011
tentang Pengenaan Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha
Pembiayaan Syariah.

• QS Al-Baqarah Ayat 195


Artinya:
dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
FUNGSI

a. fungsi penerimaan (budgetair)


Fungsi penerimaan adalah fungsi utama pajak. Pajak ditarik terutama untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran pemerintah dalam rangka menyediakan barang dan jasa publik. Dua pajak penyumbang
penerimaan terbesar adalah Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dengan demikian, dua
jenis pajak ini lebih memiliki fungsi penerimaan (budgetair) ketimbang fungsi mengatur.
b. fungsi mengatur (regulair)
Selain berfungsi sebagai sumber penerimaan negara, pajak juga memiliki fungsi mengatur. Dalam fungsi ini,
pajak mengarahkan perilaku sekelompok warga negara agar bertindak sesuai yang diinginkan. Contoh, agar
masyarakat Indonesia mendapatkan minyak goreng yang murah, maka terhadap ekspor CPO akan dikenakan
pajak ekspor yang tinggi. Contoh lain, agar masyarakat tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, maka
terhadap jenis barang seperti ini dikenakan PPnBM yang tinggi. Jenis pajak yang biasanya digunakan sebagai
instrumen mengatur ini adalah Pajak Ekspor, Bea Masuk dan PPnBM.
c. fungsi distribusi
Fungsi distribusi kekayaan di mana kelompok yang lebih mampu akan membayar pajak lebih banyak sementara
kelompok yang kurang mampu akan mendapatkan manfaat lebih banyak dibandingkan dengan pajak yang dia
bayar.
d. Berfungsi sebagai pendorong investasi dan konsumsi
e. Berfungsi sebagai pengatur kebijakan moneter
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK SYARIAH

• Benar – benar harta itu dibutuhkan dan tak ada


sumber lain.
• Pemungutan Pajak yang Adil.
• Pajak hendaknya dipergunakan untuk membiayai
kepentingan umat, bukan untuk maksiat dan hawa
nafsu.
• Persetujuan para ahli/cendikiawan yang berakhlak.
TRANSAKSI PAJAK SYARIAH
• Usaha Berbasis Syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya, yaitu :
kehalalan produk, kemaslahatan bersama, menghindari spekulasi, dan
riba. Terkait dengan prinsip menghindari riba, kegiatan pemberian
pinjaman yang dilakukan oleh jasa keuangan dengan mengenakan
tingkatbunga tertentu tidak dapat dilakukan oleh usaha berbasis syariah.
Kegiatan tersebut, dalam Usaha Berbasis Syariah dilakukan melalui
beberapa pendekatan antara lain:
a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b. transaksi jual beli dalam bentuk murabahah, salam, dan istisna
c. transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah dan ijarah muntahiya
bittamlik dan
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk qardh
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai