Anda di halaman 1dari 4

67.

Pemberian sanksi pidana bagi penolak vaksinasi Covid-19

Kejadian munculnya pandemi virus corona atau lebih dikenal dengan covid-19 yang
merupakan penyakit baru yang muncul pada tahun 2019. Keberadaan covid-19 ini pun
mampu melumpuhkan aktivitas semua kalangan masyarakat yang dilakukan di luar
rumah. Masa pandemik covid-19 pun sulit dikendalikan secara cepat sehingga
pemerintah pun membutuhkan kebijakan pelaksanaan yang tepat dan baik bagi
pemerintah maupun masyarakat. Seperti salah satu pencegahan yang dilakukan oleh
pemerintah yaitu stay at home yaitu tetap tinggal di dalam rumah. Namun, Covid-19
yang terjadi di Indonesia hingga kini masih belum juga pulih, sehingga pada awal 2021
maka pemerintah memberlakukan Vaksinasi. Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang
khusus diberikan dalam rangka meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit. Vaksinasi Covid-19 yang diresmikan oleh Presiden Jokowi Widodo
pada tanggal 5 Oktober 2020 yang meresmikan Peraturan Presiden (Perpres) Republik
Indonesia Nomor 99 Tahun 2020 Tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam mengatur masyarakat , pemerintah maupun Lembaga dalam rencana
vaksinasi dan merupakan program pemerintah dalam menanggulangi wabah Covid-19
ini.
Saya mengambil judul esay karena pemberian sanksi pidana bagi penolak kegiatan
vaksinasi tersebut harus mempertimbangkan adanya pro dan kontra yang bukan lagi isu
yang baru lagi dalam masyarakat sebagaimana halnya melihat respon dan opini terhadap
pelaksanaan vaksinasi tersebut. Banyaknya masyarakat yang memberikan aspirasi
melalui media sosial dan tidak setuju dengan kegiatan vaksinasi ini karena ketakutkan
mereka lanjut usia , adanya alergi pada kandungan vaksinasi tersebut, takut akan jarum
suntik, ataupun pada anak-anak yang usianya belum mencukupi. Tetapi anehnya,
pemerintah malah mengeluarkan pemberian sanksi pidana bagi yang menolak vaksinasi,
bukannya itu akan menjadi pemaksaan bagi masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan
vaksinasi tersebut ? apakah Hak Asasi Manusia tidak berguna lagi di Indonesia ?.Maka
dari itu, vaksinasi bukanlah tuntutan ataupun dibebankan bagi semua masyarakat,
melainkan suatu hak kepada masyakarat ingin turut serta atau tidak dalam kegiatan
vaksinasi bukan menjadi hal yang wajib bagi masyarakat Indonesia yang bisa saja
memberatkan dan menjadi beban atau kekacauan bagi masyarakat. Disertai dengan
adanya salah satu tanggapan dari peneliti Amnesty International Indonesia Ari
Pramuditya mengatakan: “Pemerintah harus menjamin hak setiap orang untuk
memberikan persetujuan dan tanpa paksaan sedikitpun sebelum dilakukan vaksinasi.
Pemerintah wajib mengupayakan proses vaksinasi dilakukan secara sukarela.
Pemaksaan vaksinasi dengan ancaman pidana pemenjaraan dan denda merupakan
pelanggaran hak asasi manusia.”1
Pentingnya aspirasi masyarakat yang harus ditampung pemerintah mengenai
kontra dalam ketidaksetujuan atau penolakan kegiatan vaksin dengan adanya berita
bahwasannya setiap orang yang menolak vaksinasi akan dikenakan sanksi adminstrasi
bahkan sanksi pidana. Adapun aturan pemerintah yang bertentangan dengan beberapa
peraturan yang telah ada yaitu Terdapat pada Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
Nomor 2 Tahun 2020 tentang penanggulangan Corona Virus Disease 2019 sebagaimana
yang tercantum dalam pasal 30 tersebut yang dimana jika seseorang menolak vaksinasi
makan akan di denda paling banyak sebesar Rp.5.000.000 ( lima juta rupiah ) justru hal
ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dalam Pasal 5 ayat 3
dikatakan bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan Kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Bahkan
dipertegas dalam pasal 56 ayat 1 UU yang sama, bahwa setiap orang berhak menerima
atau menolak tindakan pertolongan setelah menerima informasi data Kesehatan. 2 Lalu ,
Adapun dari Amnesti Internasional Indonesia yang mengatakan bahwa memaksakan
vaksinasi dengan ancaman berupa pidana merupakan pelanggaran HAM. Adapun Pasal
41 ayt (1) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyatakan “Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk
hidup layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh”. Sehingga Amnesty

1
https://www.amnesty.id/memaksakan-vaksinasi-dengan-ancaman-pidana-merupakan-pelanggaran-ham/,
diakses 07 oktober 2021, pada jam 19:30
2
https://law.uii.ac.id/blog/2021/09/06/vaksinasi-covid-19-hak-atau-kewajiban/, diakses 07 oktober 2021 ,
pada jam 19:00
mengingatkan bahwa hak untuk tidak diberikan perawatan medis tanpa persetujuan
telah tercermin dalam Pasal 7 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
(ICCPR) serta Deklarasi Universal tentang Bioetika dan Hak Asasi Manusia yang
intinya menyatakan bahwa intervensi medis hanya boleh dilakukan dengan persetujuan
sebelumnya dan tanpa paksaan berdasarkan informasi yang memadai. Selain itu
persetujuan tersebut harus dinyatakan dan dapat ditarik kembali kapan saja dan dengan
alasan apa pun.3
Menurut saya, pemaksaan atau tuntutan pidana yang demikian merupakan suatu
pelanggaran Hak Asasi Manusia , Vaksinasi memang kegiatan atau program yang baik
dalam meningkatkan imun kekebalan tubuh tetapi perlu diketahui juga bahwa Vaksinasi
bukan juga satu-satunya cara dalam menghentikan penyebaran Covid-19 tetapi hanya
untuk meningkatkan kekebalan tubuh bukan secara langsung mematikan virus yang ada
di dalam tubuh. Kemudian munculnya produk hukum yang mana masyarakat yang
menolak pemberian vaksinasi akan dikenakan sanksi adminsitrasi dan sanksi pidana
yang justru malah membuat lemah masyarakat dan antipati terhadap pemerintah.
Padahal , masi banyak cara yang bisa dilakukan yang bisa diterima masyarakat
Indonesia seperti pemberian vaksinasi bisa diganti dengan memberikan suplemen
vitamin bagi orang dewasa,jika mungkin ada alergi terhadap kandungan vaksinasi yang
membuat dia menolak vaksin atau ketakutan bagi mereka yang takut akan jarum suntik,
dan pada anak-anak yang masih takut pada vaksin dapat diberikan sirup vitamin yang
dapat menjaga stamina tubuh mereka. Ada juga cara lain selain memberikan pidana bagi
mereka yang tidak bisa vaksin, mereka juga dapat meminta keterangan surat kepada
dokter bahwasannya mereka tidak bisa melakukan kegiatan vaksin tersebut. Maka dari
itu persekpetif penulisan pendapat mengenai kontra atau ketidaksetujuaan dalam
pemberian sanksi pidana bagi vaksinasi Covid-19 ini hendaknya dapat memberi tahu
kepada pemerintah agar program ini tidak adanya paksaan ataupun sanksi yang harus
diberikan kepada masyarakat. Yang terpenting adalah sebagai warga yang baik kiranya
kita tetap sabar dan ikhlas dalam menghadapi situasi saat ini dan juga berusaha mentaati
apa yang sudah dihimbau oleh pemerintah, demi kebaikan dan keselamatan Bersama.

3
https://www.amnesty.id/memaksakan-vaksinasi-dengan-ancaman-pidana-merupakan-pelanggaran-
ham/, diakses 07 oktober 2021 , pada jam 19:30
Sehingga tidak benar bila tindakan menolak vaksin dianggap sebagai perbuatan
kriminal.

Anda mungkin juga menyukai