Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANISA UTAMI

NIM : 7203144024
KELAS : ADP B

KELOMPOK 3
Materi: MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

Anggota Kelompok:
1) Dewi Rizki Wulandari
2) Enggy Ayu Puspitasari
3) Khoirunnisa Rambe

TANYA JAWAB

1. Yang bertanya : Fitrah Harianja (Kel.4)


Pertanyaan :
Manusia merupakan makhluk Allah SWT dalam sebaik-baik bentuk. Di
samping itu manusia dibekali dengan ilmu dan akal serta kemauan, dengan demikian
dia punya kapasitas sebagai khalifah Allah di muka bumi, sehingga pertanyaan saya
Apakah ada persamaan manusia Dengan makhluk lainnya?

Yang menjawab : Enggy Ayu Puspitasari


Jawabannya :
Secara umum antara manusia dengan makhluk Allah yang lainnya ialah
memiliki kesamaan dari sisi orientasi yaitu tujuan penciptaannya yakni sama-sama
diberi tugas untuk beribadah kepada Allah SWT.

2. Yang bertanya : Zaidan Irfan Siregar (Kel.5)


Pertanyaan :
Di dalam ppt kalian berdasarkan firman allah Q.S. Al-mu'minin ayat 12 yang
mana dijelaskan bahwasannya manusia diciptakan dari saripati yang berasal dari
tanah. Nah pertanyaannya apa alasan Allah SWT menciptakan manusia dari tanah?

Yang menjawab : Enggy Ayu Puspitasari


Jawabannya :
Menurut kami alasan mengapa Allah menciptakan manusia dari tanah ialah
karena supaya kita paham dan mengetahui kebesaran Allah dan tanah itu sifatnya
merendah dibawah, mengapa demikian , supaya kita itu tidak menyombongkan diri
kebanyakan dari manusia ini menyombongkan dirinya dengan tidak mau atau
jarangnya bersujud kepada Allah. padahal klau bisa kita mikir 34 kali di dalam sholat
wajib sehari semalam kepala bagian tubuh paling mulia di tubuh manusia harus
menyungkurkan diri dengan bersujud ke atas tanah tempat asal muasal kejadiannya,
itu belum termasuk sholat-sholat sunnah. Kemudian diciptakannya manusia dari tanah
karena kita akan kembali ke tanah tempat asal muasal kita, sujudpun kita di tanah ,
dan dapat kita ketahui bahwa manusia punya watak untukmenyombongkan diri yg
luar biasa, semua menjadi bahan kesombongan, mulai dari harta, pangkat atau
jabatan, keturunan, dan lainnya. Kemudian potensi kesombongan yang bernaung di
dalam diri manusia tersebut sejalan dengan dengan hakikat diri manusia yang tercipta
dari tanah. Perintah untuk bersujud ke tanah dan jika mati dikembalikan ke tanah agar
manusia senantiasa sadar dia tercipta dari tanah dan sari pati tanah yang hina. dengan
begitu manusia tidak semakin menjadi" kesombongannya. Untuk lebih
menyelamatkan manusia dari sikap kesombongannya yaitu senantiasa memohon
perlindungan dan hidayah dari Allah SWT.

3. Yang bertanya : Dini Humairah Marpaung (Kel 4)


Pertanyaan :
Apakah ada persamaan manusia dengan makhluk Allah lainnya?

Yang menjawab : Dewi Rizki Wulandari


Jawabannya :
Secara umum antara manusia dengan makhluk Allah yang lainnya (jin.
malaikat dan yang lain) memiliki kesamaan dari sisi orientasi (tujuan) penciptaannya
yakni sama-sama diberi tugas untuk beribadah pada Allah SWT. Namun demikian
dalam kenyataannya terdapat kelompok ciptaan Allah yang lain yang membantah
terhadap perintah Allah yakni iblis dan syaitan.

4. Yang bertanya : Sofiah Nasution (Kel 5)


Pertanyaan :
Bagaimana jika manusia di dunia tidak melakukan amal shaleh yang
merupakan investasi pribadi manusia. Apakah manusia sudah mencapai tujuan
khususnya ada di dunia?

Yang menjawab : Dewi Rizki Wulandari


Jawabannya :
Tujuan khusus manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk menunaikan
penghambaan dan pengabdian kepada Allah ta'ala sedangkan perannya dimuka bumi
ialah sebagai Khalifah disemesta ini. maka apabila manusia tersebut tidak
menjalankan amal shaleh maka ia tidak beriman dan bertaqwa, manusia tersebut
dalam kerugian karena tidak menunaikan kewajibannya sebagai manusia yg
diciptakan di dunia ini karena sesungguhnya allah menjanjikan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat apa bila manusia tersebut beriman dan bertaqwa kepada-nya serta
menjalankan amal shaleh dan menjauhkan segala larangan-nya
5. Yang bertanya : Andini Dwi Cahya (Kel 5)
Pertanyaan :
Bagaimana cara nya agar manusia ini lebih takut kepada yang namanya
akhirat dari pada harta dunia yang tidak akan pernah ada kepuasan manusia untuk
mensyukurinya?

Yang menjawab : Khoirunnisa Rambe


Jawabannya :
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT dan
hari akhirat, diantaranya :
1. Mengingat bahwa Azab Allah cukup ingat satu hal, bahwa azab Allah itu
sangatlah pedih yang disiapkan bagi orang-orang yang melanggar aturan agama
Allah. Dan hendaknya kita takut pada neraka Allah yang tidak bisa terbayangkan
kengeriannya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6)
2. Mengingat betapa lemahnya kita, dan betapa Allah Maha PerkasaSadarlah betapa
kita ini kecil, lemah, hina di hadapan Allah.
3. Memupuk rasa cinta kepada Allah
Dua orang yang saling mencintai, bersamaan dengan itu akan timbul rasa takut
dan khawatir. Yaitu takut akan sirnanya cinta tersebut. Demikian pula rasa cinta
hamba kepada Allah. Hamba yang mencintai Allah dengan tulus, berharap Allah
pun mencintainya dan ridha kepadanya. Bersamaan dengan itu ia akan senantiasa
berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang dapat membuat Allah tidak ridha dan
tidak cinta kepadanya.
4. Cara berikutnya untuk mendatangkan rasa takut kepada Allah, yakni dengan
memikirkan keadaan pada hari kiamat. Ter utama, bagaimana kondisi ma nusia
saat itu. "Allah sebut kiamat dalam banyak nama, di antara nya, Al Haqqah (yang
pasti), Al Qari'ah (ketukan keras), Yaumul Ba'ats (hari berbangkit), dan lain nya.
Hal itu karena hari tersebut sangat agung dan dahsyat. Jadi, memikirkannya dapat
memunculkan rasa takut kepada-Nya," jelas dia.

6. Yang bertanya : Nikmah Abidah Telaumbanua (Kel 7)


Pertanyaan :
Bagaimana pandangan teori Darwin terhadap penciptaan manusia yang tidak
sesuai dengan Al-Qur’an?

Yang menjawab : Khoirunnisa Rambe


Jawabannya :
Teori evolusi Darwin menyebutkan bahwa manusia berevolusi dari kera.
Sementara itu, sebagian ahli mengatakan bahwa teori darwin itu bertentangan dengan
penjelasan mekanisme makhluk hidup diciptakan dan diatur keberadaannya.
Evolusi ini tak layak disebut teori karena tidak memiliki dasar eksperimen
ilmiah. Setiap makhluk sendiri, tercipta secara hakiki dan pasti.
Untuk itu islam juga sangat membantar teori tersebut, Jika hasil penelitian ilmiah
dipadukan dengan Al-Qur’an, akan menemukan titik temu mengenai asal-usul
penciptaan manusia.
Dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 12-14 telah jelas disampaikan oleh Allah SWT
tentang asal usul penciptaan manusia. Berikut arti dari surah tersebut : “Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kukuh (Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci
Allah,Pencipta Yang Paling Baik.”

RESUME MATERI KELOMPOK 3

Menurut al-Qur’an manusia dikenal dalam tiga kata yang biasa diartikan sebagai
manusia, yaitu al-basyar, al-ins atau al insaan, dan an-nas. Namun, jika ditinjau dari segi
bahasa serta penjelasan Al Qur’an sendiri pengertian ketiga kata tersebut saling berbeda.

1. Al Basyar
Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan
sesuatu, berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Manusia
dalam pengertian ini terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak sekitar 37 kali di berbagai
surah.
2. Al Insaan
Kata al-ins atau al-insan disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali, kata al-ins
senantiasa dipertentangkan dengan al-jinn (jin), yakni sejenis makhluk halus yang
tidak bersifat materi yang hidup diluar alam manusia, dan tidak tunduk kepada hukum
alam kehidupan manusia sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an
sebagai makhluk diciptakan dari api. Makhluk yang membangkang tatkala
diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.
3. An Nas
Dalam konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai
makhluk sosial (Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia
harus mengutamakan keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial
artinya tidak boleh sendiri-sendiri Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain di sekitarnya. Jika kita kembali ke asal mula terjadinya manusia
yang bermula dari pasangan laki-laki dan wanita (Adam dan Hawa), dan berkembang
menjadi masyarakat dengan kata lain adanya pengakuan terhadap spesis di dunia ini,
menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan tidak boleh saling
menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya fungsi manusia dalam konsep an-
naas.
Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah bahwasanya manusia diciptakan
kedunia ini oleh Allah melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk mengabdi
kepadaNya, sehingga dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki mahluk Allah lainya
tentunya kita dapat memanfaatkan bumi dan isinya untuk satu tujuan yaitu mengharapkan
ridho dari Allah SWT. dan dengan segala potensi diri masing-masing kita berusaha untuk
meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita sehingga dapat selamat Dunia dan Akhirat.

Tujuan Penciptaan manusia Sebagai bagian dari mengabdi kepada Allah SWT adalah
menunaikan Rukun Islam, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai karcis masuk
Islam, melakukan shalat, membayar zakat, melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji.
Dengan demikian dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi
manusia yang Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti,
memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan kata lain
secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.

KESIMPULAN PRESENTASI

Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk Allah yang bertugas sebagai
khalifah di bumi. Allah telah memberitahukan kepada para malaikat bahwa Dia akan
menciptakan manusia yang diserahi tugas menjadi khalifah, sebagaimana yang tersurat dalam
al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 30. Di samping manusia sebagai khalifah, mereka juga
termasuk makhluk paedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat
dididik dan mendidik.
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap
hambahambaNya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan
manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia
dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya untuk
menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks
hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal,
yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak
merusak alam.

Anda mungkin juga menyukai