Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN MASALAH GANGGUAN

NAPAS PADA BAYI BARU LAHIR

No. :
SOP Dokumen
No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
Halaman :

UPT Puskesmas Rawa Buntu


UPT Puskesmas Rawa Buntu
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan

1. Pengertian Gangguan napas pada bayi baru lahir ( BBL ) adalah keadaan bayi yang
sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan
resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami
gangguan napas, biasanya mengalami masalah sebagai berikut :

- Frekuensi napas bayi lebih 60 kali / menit, mungkin menunjukan satu


atau lebih tanda tambahan gangguan napas
- Frekuensi napas bayi kurang dari 40 kali/ menit
- Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir )

Bayi apneau ( napas berhenti lebih 20 detik )


2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Gangguan Napas pada bayi baru lahir
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor Tentang Pelayan klinis
4. Referensi Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
5. Alat dan bahan 1. Alat :
 Stetoskop
 Infus set
 Kateter nasal neonates
 Glukocek
 Ambu bag
 Termometer
2. Bahan :
 Dekstrosa 5%
 Oksigen
 Diazepam ampul
 Ampisilin
 Gentamisin

6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan penegakan diagnosis dengan melakukan


prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik, dan/atau pemeriksaan penunjang
2. Pasang jalur infus intravena , sesuai dengan kondisi bayi, yang paling
sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infuse
Dekstrosa 5 %
 Pantau selalu tanda vital
 Jaga patensi jalan napas
 Berikan Oksigen ( 2-3 liter/menit dengan kateter nasal )
3. Jika bayi mengalami apnea:
 Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
 Lakukan penilaian lanjut
4. Bila terjadi kejang, hentikan kejang
5. Segera periksa kadar glukosa darah ( bila fasilitas tersedia )
6. Pemberian nutrisi adekuat

Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di Puskesmas


adalah Gangguan Napas Ringan dan Gangguan Napas Sedang (sesuai
kasus), sedangkan Gangguan Napas Berat, dan Kelainan jantung
kongenital harus segera di rujuk ke Rumah Sakit Rujukan

Gangguan Napas Ringan


 Amati pernapasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya
 Bila dalam pengamatan gangguan napas buruk atau timbul gejala
sepsis lainnya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan tangani
gangguan napas sedang dan segera dirujuk kerumah sakit.
 Berikan ASI bila bayi mampu menghisap. Bila tidak, berikan ASI
perah dengan menggunakan salah satu cara alternative pemberian
minum.

 Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan


napas. Hentikan pemberian O2 jika frekuensi napas antara 40-60 kali/
menit.
 Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi napas menetap
antara 30-60 kali/menit, tidak ada tanda-tanda sepsis, dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan

Gangguan Napas Sedang


 Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit
 Bayi jangan diberikan minum
 Jika ada tanda berikut, berikan antibiotik ( ampisilin dan gentamisin )
untuk terapi.
Kemungkinan sepsis :
- Suhu aksiler < 340C atau > 390C
- Air ketuban bercampur mekonium
- Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga infeksi berat atau
ketuban pecah dini ( > 18 jam )
 Bila suhu aksiler 34-36,5 0C atau 37,5- 390C tangani untuk maslah
abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam
- Bila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada
perbaikan, berikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besar
sepsis.
- Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali
abnormal, ulangi tahapan tersebut diatas
 Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, nilai kembali bayi setelah
2 jam
 Apabila bayi tidak menunjukan perbaikan atau terdapat tanda-tanda
perburukan setelah 2jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis
dan segera rujuk kerumah sakit.
 Bila bayi mulai menunjukan tanda-tanda perbaikan ( frekuensi napas
menurun tidak kurang dari 40x/mnt, tarikan dinding dada berkurang
atau suara merintih berkurang ) disertai perbaikan tanda klinis,
kurangi terapi O2 secara bertahap.

 Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan.


Bila bayi mulai tampak kemerahan tanpa pemberian O 2 selama 3
hari, minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap tinggal dirumah
sakit,bayi dapat dipulangkan
7. Diagram Alir

Penegakan
diagnosis

Pasang jalur infus


intravena sesuai
dengan kondisi

pantau tanda vital,


jaga patensi jalan
napas

Berikan Oksigen
( 2-3 liter/menit
dengan kateter
nasal )

bila kejan
Derajat ringan Derajat sedang Derajat berat Apneau
hentikan kej

Rujuk ke rumah gunakan alur


sakit resusitasi

pemberian
periksa kadar
nutrisi
glukosa
adekuat
darah
Derajat ringan

Amati pernapasan
bayi setiap 2 jam
selama 6 jam
berikutnya

bila memburuk
bila membaik, atau sepsis
berikan ASI gunakan alur
derajat sedang

Kurangi pemberian Segera rujuk ke


O2 secara bertahap rumah sakit

Amati bayi selama


24 jam berikutnya

jika membaik dan


tidak ada masalah
lain, bayi dapat
dipulangkan
Derajat sedang

Lanjutkan pemberian
O2 4-5 liter/menit

Jika ada tan


Jika tidak ada tanda
berikan a
sepsis, lakukan
ampisil
observasi selama 2 jam
genta

bila mengalami
perbaikan, kurangi Segera ruju
terapi O2 secara sak
bertahap

observasi selama 24
jam

bila keadaan bayi


membaik tanpa O2 dan
tidak ada penyebab
lain, bayi dapat
dipulangkan

8. Unit terkait Ruang Bersalin


9. Dokumen terkait 1.Buku KIA
2.Buku laporan persalinan
3.Rekam medis
10. Rekaman Histori No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai