Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KOLELITIASIS


DI RUMAH SAKIT PAREKESIT TENGGARONG

NAMA : RANUNG NINGTYAS


NIM : 2111102412134
STASE : KMB
RUANG :ENGGANG 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
1. Konsep Penyakit
A. DEFINISI
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya
beerhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada ductus kistik,
menyebabkan distensi kandung empedu (Donges Marilyn, E). Kolelitiasis adalah
pembentukan batu empedu yang biasanya terbentuk dalamkandung empedu dari
unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu (Brunner dan Suddarth, 2001).

B. Etiologi
Etiologi batu empedu masih belum diketahui secara pasti, satu teori menyatakan
bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi dikandung empedu yang semakin
lama akan mengkristal. Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan batu
empedu ialah :
1. Ekresi garam empedu
2. Kolesterol empedu
3. Substansia mucus
4. Pigmen empedu
5. infeksi
Menurut Nian Afrian 2015 faktor resiko kolelitiasis adalah :
1. Jenis kelamin
Wanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis dengan pria. Ini
dikarenakan oleh hormonestrogen berpengaruh terhadap peningkatan ekresi
kolesterol oleh kandungt empedu .
2. Usia
Resiko untuk terkena koletiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
Orang dengan usia > 60 tahun lebih cenderung untuk terkena koletiasis
dibandingkan dengan orang dengan usia yang lebih muda.
3. Berat badan (BMI)
Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi
untuk terjadi koletiasis . ini dikarenakan dengan tingginya BMI maka kadar
kolesterol dalam kandung empedu tinggi, dan juga mengurangi garam empedu
serta mengurangi kontraksi /pengosongan kandung empedu.
4. Makanan
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi
gastrointestinal ) mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu
dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu.
5. Riwayat keluarga
Orang dengan Riwayat keluarga koletiasis mempunyai resiko leboh besar
dibandingkan dengan tanpa Riwayat keluarga
6. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya
kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit
berkontraksi.
7. Penyakit usus halus
Penyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah diabetes,
anemia, trauma, ileus pralitik.
8. Nutrisi intravena jangka lama
Mengakibatkan kandung empedu tidak terstimulasi untuk berkontraksi karena
tidak ada makanan / nutrisi yang melewati intestinal. Sehingga resiko untuk
terbentuknya batu menjadi meningkat.

C. Manifestasi klinis
1. Rasa nyeri dan kolik biller
Serangan kolik bilier disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang tidak
dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu.
2. Icterus
Getah empedu yang tidak lagi dibawa kedalam duodenum akan diserap oleh
darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan membrane mukosa
berwarna kuning.
3. Perubahan warna urine dan feses
4. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absobrsi vitamin A,D,E,K yang
larut lemak.
5. Regurgitasi gas : flatus dan sendawa

D. Klasifikasi
Menurut Nian, (2015) kolelitiasis digolongkan atas 3 golongan :
1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifocal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70 %
kolesterol.
2. Batu kalsiumbilirubin (pigmen coklat)
Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung
kalsium bilirubinat sebagai komponen utama.
3. Batu pigmen hitam
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya
akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi.

E. Komplikasi
1. Obrtruksi ductus sistikus
2. Kolik bilier
3. Kolestiasis akut
4. Perikolestitis
5. Prankreatitis
6. Parforasi
7. Kolestiasis kronishydrops (oedema) kandung empedu

F. Patofisiologi
Patofisologi kolelitiasis yaitu perubahan komposisi empedu. Perubahan komposisi ini
membentuk inti, lalu lambat laun menebal dan mengkristal. Proses pengkristalan
dapat berlangsung lama, bisa sampai bertahun tahun dan akhirnya akan
menghasilkan batu empedu, bila adanya peradangan pada kandung empedu dapat
mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan
beberapa unsur konstituen seperti kolesterol, kalsium, bilirubin. Infeksi bakteri dalam
saluran empedu dapat berperan Sebagian dalam pembentukan batu, melalui
peningkatan deskumasi sel dan pembentukan mucus. Mucus meningkatkan viskositas
dan unsur seluler atau bakteri dapat berperan sebagai pusat prespitasi . adanya proses
infeksi ini terkait mengubah komposisi empedu dengan meningkatkan reabsobsi
garam empedu dan lesitin. Salah satu faktor genetic yang menyebabkan terjadinya
batu empedu adalah obesitas karena orang dengan obesitas cenderung mempunyai
kadar kolesterol yang tinggi . kolesterol tsb dapat mengendap disaluran pencernaan
juga disaluran kantung empedu, yang lama kelamaan akan berubah menjadi batu
empedu.

G. Pathway

Obesitas/ Peningkatan jumlah Cairan empedu


konsumsi kolesterol balier jenuh kolesterol
makanan

Kristalisasi Supersatura
Vesikel-vesikel
batu empedu si kolesterol
kolesterol tertinggal

Menyumbat
kolelitiasis
koleduktus

Menimbulkan Gangguan Absorbs vit A, D, E,


Kontraksi kandung
obstruksi aliran empedu K terganggu
empedu

Respon Perubahan Penumpukan


inflamasi Defisiensi vit K
inflamasi hemodinamik cairan

Nyeri akut Mual dan Tekanan intraabdomen Gang.pembek


muntah (lambung) uan darah

Resiko
Defisit nutrisi
perdarahan
H. Penatalaksanaan
1. Penanganan non bedah
a) Disolusi medis
Oral dissolution therapy adalah prosedur penghancuran batu dengan
pemberian obat-obat oral.
b) ERCP (Endoscopic Retrograde cholangio pancreatography)
Batu didalam saluran empedu dikeluarkan dengan basket kawat atau
balon ekstraksi melalui muara yang sudah besar menuju lumen duodenum
sehingga batu dapat keluar bersama tinja.
c) ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy )
Pemecahan batu dengan gelombang suara.
2. Penanganan bedah
a) Kolelisektomi laparaskopic
Luka operasi kecil ( 2- 10 mm) sehingga nyer pasca bedah minimal
b) Kolesistektomi terbuka
Standar terbaik untuk penanganan pasien dengan kolelitiasis siomatik.

Konsep keperawatan
A. Pengkajian
1) Data demografi
2) Riwayat penyakit terdahulu
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Keluhahan utama : nyeri perut bagian atas kanan
DO : teraba masa pada kuadran kanan atas, distensi abdomen
5) Aktivitas/ istirahat : kelemahan, gelisah
6) Sirulasi : takikardi, berkeringat
7) Eliminasi : urine gelap dan pekat, feses berwarna tanah liat,
steatorea
8) Makanan dan cairan : anoreksia, mual, penurunan berat badan
9) Nyeri : nyeri abdomen atas dapat menyebar kepunggung atau
bahu kanan, nyeri hilang timbul dan biasanya memuncak dalam 30 menit.
10) Kecenderungan perdarahan akibat kekukarang vit K

B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen pencedera biologis
2. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan pemasukan nutrisi, muntah
3. Resiko perdarahan b/d
C. Rencana Tindakan keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Manejemen nyeri
pencedera biologis Tindakan keperawatan 1.1 identifikasi lokasi,
selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat nyeri frekuensi kualitas dan
pasien menurun dengan intensitas nyeri
kriteria hasil : 1.2 berikan tehnik terapi
non farmakologis
1. Keluhan nyeri untuk mengurangi rasa
1 2 3 4 5 nyeri (kompres
hangat/dingin ;pada
2. Meringis abdomen)
1 2 3 4 5 1.3 ajarkan tehnik
nonfarmakologi untuk
3. Gelisah mengurangi rasa nyeri
1 2 3 4 5 1.4 kolaborasi pemberian
analgetic

Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan Manejemen nutrisi


ketidakmampuan Tindakan keperawatan 1.1 identifikasi status
pemasukan nutrisi, selama 3x24 jam nutrisi
muntah diharapkan status nutrisi 1.2 identifikasi perlunya
pasien membaik dengan penggunaan selang
kriteria hasil : NGT
1.3 monitor berat badan
1. nyeri abdomen 1.4 berikan makanan
1 2 3 4 5 tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Ket : 1.5 anjurkan posisi duduk
1=meningkat jika mampu
2=cukup meningkat 1.6 kolaborasi pemberian
3=sedang medikasi sebelum
4=cukup menurun makan (analgetic)
5=menurun

2. berat badan
1 2 3 4 5

3. nafsu makan
1 2 3 4 5
Ket=
1=memburuk
2=cukup
memburuk
3=sedang
4=cukup membaik
5=membaik

Resiko perdarahan b/d Setelah dilakukan Pencegahan perdarahan


gangguan abdomen Tindakan keperawatan 1.1 monitor nilah HB dan
selama 3x24 jam HT
diharapkan tingkat 1.2 monitor koagolasi
perdarahan pasien 1.3 monitor ttv ortostatik
mmenurun dengan kriteria 1.4 hindari pengukuran
hasil : suhu rektal
1.5 anjurkan
1. anoreksia meningkatkan asupan
1 2 3 4 5 makan dan vit K

2. ketegangan otot
1 2 3 4 5

Ket
1=meningkat
2=cukup meningkat
3=sedang
4=cukup menurun
5=menurun

Anda mungkin juga menyukai